Author Archives: otidh

Unknown's avatar

About otidh

Muslim | Informatician | Blogger | Interisti | Kera Ngalam | Railfan | Badminton-Football-Running-Cycling-Hiking-Traveling-Book Enthusiast

My books in 2018

My 2018 in Books

Setelah 4 tahun yang lalu membuat rangkuman daftar buku-buku yang saya baca di tahun itu (My 2014 in Books), akhirnya tahun ini bisa menulis artikel serupa karena target #ReadingChallenge saya terpenuhi. Hahaha.

Tahun 2018 kemarin saya nggak muluk-muluk. Saya buat target 10 buku saja. Selama 3 tahun sebelumnya rata-rata saya cuma baca 2-4 buku saja rasanya.

Ketika itu saya agak ambisius sih karena buku yang saya baca topiknya berat-berat dan tebal. Saya perlu membaca beberapa kali untuk paham dan selalu menyiapkan HP untuk mencatat hal yang penting.

Jika melihat rata-rata buku yang saya habiskan hanya 2-4 buku per tahun, target 10 buku tentu saja terbilang muluk. Tapi saya menyiasatinya dengan mencari buku-buku dengan topik yang lebih ringan dan tipis. Hahaha.

Ok, jadi ini dia daftar buku yang saya tamatkan pada tahun 2018 kemarin, urut dari waktu saya menamatkannya. Oh ya, sebelumnya disclaimer dulu, beberapa rangkuman di bawah mungkin mengandung spoiler.

Continue reading
Loket di Stasiun Bandung

Kini Pembatalan Tiket KAI Bisa Online

Saya tidak tahu bagaimana dengan Anda, tapi dulu bagi saya membatalkan tiket kereta api adalah sebuah aktivitas yang sungguh merepotkan. Di saat proses pembelian tiket sudah online, tapi untuk membatalkannya kita masih harus datang ke stasiun, ambil nomor antrian, dan menunggu dipanggil (untuk dapat membatalkan tiket).

Proses menunggu giliran dilayani itu bisa memakan waktu hingga berjam-jam. Pengalaman terburuk saya di Stasiun Bandung, pernah hampir 2 jam nomor saya belum dapat panggilan. Menurut hitung-hitungan saya ketika itu, saya masih harus menunggu minimal 1 jam lagi. Tidak ingin banyak membuang waktu, saya pun akhirnya memutuskan untuk kembali saja keesokan harinya dan datang lebih pagi.

Biasanya salah satu siasat saya agar tak perlu ikut antrian reguler, adalah datang ke stasiun saat hari H keberangkatan sesuai tiket. Dengan begitu baru kita bisa membatalkan di loket yang disediakan khusus. Tapi tentu saja tidak setiap kasus saya bisa datang ke stasiun pada hari H.

Untungnya, segala kerepotan itu kini dapat dihindari. PT KAI (Kereta Api Indonesia) telah menyediakan opsi pembatalan secara online melalui aplikasi KAI Access. Fitur ini sudah tersedia sejak 2 bulan yang lalu sebenarnya. Bulan lalu saya baru saja berkesempatan untuk mencobanya dan baru hari ini menceritakan pengalaman saya setelah saya memastikan dana refund memang sudah masuk ke rekening saya.

Continue reading
Medali Borobudur Marathon 2018

Lari Full Marathon di Borobudur Marathon 2018 (Bag. 2-Tamat): Race Day

Pukul 3.30 saya dan Dani sudah terbangun dari tidur. Tanpa banyak membuang waktu kami langsung bersiap-siap untuk event lari Borobudur Marathon pagi itu. Menurut jadwal, kategori Full Marathon (FM) yang kami ikuti akan start pada pukul 5 tepat.

Setelah mandi, ganti baju, sholat subuh, dan pakai sepatu, dengan mengendarai sepeda motor kami pun bergerak menuju Candi Borobudur. Sampai di lokasi kurang lebih 30 menit sebelum waktu start. Dari halaman parkir sepeda motor sampai ke tempat garis start di Taman Lumbini masih lumayan jauh juga masuknya.

Para pelari FM telah menumpuk di belakang garis start. Alhamdulillah saya dan Dani bisa nyelip di bagian agak tengah. Kami pemanasan sebentar kurang lebih selama 5 menit.

Suasana di belakang garis start FM Borobudur Marathon 2018

Tak lama kemudian MC mengajak peserta untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, MC memanggil Pak Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, untuk memberikan sambutan. Setelah sambutan, beberapa saat kemudian MC pun mulai menghitung mundur pertanda akan dimulainya perlombaan lari kategori FM Borobudur Marathon 2018. 

Lari Pun Dimulai

Tepat pukul 5 pagi para peserta Full Marathon pun memulai lari.  1 Kilometeran pertama lari masih di sekitaran halaman Taman Lumbini. Baru setelah itu keluar kompleks Candi Borobudur memasuki perkampungan dan areal persawahan.

Continue reading

Lari Full Marathon di Borobudur Marathon 2018 (Bag. 1): Sebelum Race Day

Tiga minggu lalu saya mengikuti lari full marathon (FM) di event Borobudur Marathon (BM) 2018. Itu adalah kali ketiga saya berlari FM dan yang pertama saya berlari FM di Indonesia. Dua event FM sebelumnya yang saya ikuti adalah di Penang Bridge International Marathon 2015 dan 2017.

baca juga: Kali Pertama Ikutan Full Marathon

Awalnya saya tidak kepikiran untuk mengikuti event BM 2018 ini. Tapi karena diajak teman saya, Dani, saya pun mendaftar di hari-hari terakhir pendaftaran. Dia berambisi untuk pecah telor full marathon tahun ini.

Saya pun juga tertantang untuk memperbaiki catatan waktu FM saya sebelumnya yang begitu mepet dengan cut off time (COT), yakni 6:50 dan 7:05. Sudah lama sebetulnya saya tidak lari long distance. Event Relay 8 – ITB Ultra Marathon 2018 satu bulan sebelumnya saya manfaatkan sebagai ajang latihan untuk persiapan BM 2018 ini.  

Race Pack Collection

Saya dan Dani janjian untuk ketemuan ketika Race Pack Collection (RPC) di Hotel Grand Artos, Magelang, pada H-1. Dani datang dari arah Jogja, sementara saya datang dari arah Semarang setelah menempuh perjalanan dengan kereta api dari Bandung dan disambung dengan travel ke Magelang.

Suasana RPC begitu ramai saat itu. Selain RPC, di Artos Mall yang gedungnya menjadi satu dengan Hotel Grand Artos juga diadakan expo dengan tema lari.

Continue reading

Membaca Berita, Dulu, dan Kini

Saya sedang mengingat-ingat apa yang berbeda antara kebiasaan membaca berita dulu dan kini di era internet. Saya dahulu termasuk beruntung karena keluarga saya bisa berlangganan koran.

Bapak saya memang senang membaca koran. Kegemaran beliau itu menular kepada saya saat kecil. Setiap pagi, koran adalah hal yang saya nanti-nanti. Saya selalu ke luar rumah menyambut tukang koran yang mengantar koran langganan hari itu.

Ketika itu yang memotivasi saya untuk membaca koran adalah sebagai sarana untuk menambah kosa kata. Banyak istilah yang saya tak mengerti saya tanyakan kepada bapak. Inflasi, politik, mutasi, makelar … adalah beberapa contoh kata yang tak saya mengerti yang saya tanyakan kepada bapak.

Selain itu, saya membaca koran supaya tahu apa yang tengah terjadi di belahan dunia lain. Dalam sehari mungkin saya bisa membaca belasan atau puluhan artikel.

Ketika itu akses terhadap internet memang masih sangat langka dan mahal. Selain koran, TV menjadi media untuk memperoleh informasi.

Singkat kata, dahulu untuk memperoleh informasi, kita memang harus sedikit ‘berusaha’. Membeli koran atau meluangkan waktu untuk menonton TV. Berita adalah sesuatu yang dicari dan ditunggu.

Kini di era internet rasanya setiap orang setidaknya memiliki satu akun media sosial dan juga instant messaging. Persebaran berita yang sebelumnya melalui media konvensional kini berganti menjadi online. Di sana informasi tersebar dari segala penjuru dengan begitu mudah dan cepatnya.

Continue reading
Tiket.com Kudus Relay Marathon

Lari di Tiket.com Kudus Relay Marathon 2018

Pada tanggal 21 Oktober yang lalu saya pergi ke Kudus untuk mengikuti event lari Tiket.com Kudus Relay Marathon (TKRM) 2018. Saya tertarik mengikuti event ini karena saya belum pernah menjejakkan kaki sama sekali di Kabupaten Kudus. Jadi motivasi saya mengikuti event ini sebenarnya selain ikutan lari juga sekalian mengeksplorasi Kudus. Cerita mengenai jalan-jalan di Kudus nanti akan saya tulis di artikel terpisah.

Alhamdulillah saya mendapatkan harga early bird pada event ini. Sempat bimbang apakah akan ikut yang kategori 10K atau Half Marathon. Karena seminggu sebelum hari H event TKRM 2018 ini saya ada lari Relay 8 di ITB Ultra Marathon 2018 (baca ceritanya di sini), jadinya saya memilih 10K saja supaya bisa lebih santai.

Sabtu pagi H-1 dari Bandung saya menaiki KA Ciremai Ekspres menuju Semarang. Dari Semarang saya melanjutkan perjalanan dengan naik travel jurusan Pati. Turun di alun-alun Kudus sekitar pukul 16.30, saya kemudian berjalan kaki menuju Pendopo Kabupaten Kudus yang terletak di sebelah utara alun-alun untuk mengambil race pack.

Isi race pack-nya lumayan juga. Selain (tentu saja) mendapatkan BIB, kaos lari, dan tas, saya juga mendapatkan Continue reading

Leaderboard ITB Ultra Marathon 2018 Relay 16

Inspirasi dari Para Senior di ITB Ultra Marathon 2018

Pengalaman mengikuti ITB Ultra Marathon 2018 kemarin menyisakan beberapa hal yang masih menancap di benak saya. Yang paling berkesan tentu saja saya kagum banyak senior, terutama angkatan 90 ke bawah, yang berpartisipasi dalam event ini.

Tim peserta event relay ITB Ultra Marathon ini yang saya amati setidaknya bisa dibedakan menjadi 3 berdasarkan latar belakang anggota timnya. Pertama, tim satu angkatan ITB. Kedua, tim jurusan/program studi. Ketiga, tim UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) atau komunitas lain di ITB.

baca juga: Lari di ITB Ultra Marathon 2018

Biasanya dari nama tim bisa dikenali ini nama tim angkatan kah, atau jurusan kah, atau UKM kah. Dan saya lihat cukup banyak angkatan 90 ke bawah yang membentuk tim satu angkatan ITB.

Kekaguman saya terhadap senior itu didasari karena melihat semangat dan kesolidan mereka. Alumni yang tidak ikut berlari pun ikut datang sebagai tim pendukung. Mereka biasanya stand by di Water Station dan sebagian ada juga yang mengawal pelari.

Jumlah itu semakin bertambah banyak ketika hari terakhir di lokasi finish, di kampus ITB. Event ITB Ultra Marathon ini tampak seperti acara reunian bagi mereka.

Kekaguman saya bertambah sangat besar karena selain solid, para senior di kategori relay 16 ternyata juga berhasil finish di urutan 5 besar dari 101 tim peserta. Masing-masing angkatan 87 (posisi 2) dan angkatan 85 (posisi 5). Luar biasa ya.

Mengutip dari salah satu senior, bagi mereka pada usia segitu bisa tetap sehat dan fit adalah sebuah pencapaian. Bukan lagi finansial atau jabatan.

Tidak mengherankan sih prestasi yang diraih para senior itu. Kebetulan saya bergabung dalam grup Strava jurusan jadi bisa melihat bagaimana frekuensi latihan mereka. Latihan mereka memang sangat intensif. Catatan waktu lari marathonnya juga bagus-bagus.

Benar-benar menginspirasi sih bagi saya. Investasi tidak hanya perkara finansial saja. Kebiasaan lari (dan olahraga yang lain) itu adalah sebuah investasi juga. Usia dan kesibukan tidak bisa menjadi alasan. Kebiasaan itu bisa diperoleh jika ada kemauan yang keras dari dalam diri.