Category Archives: Malaysia

Traveling ke Malaysia

Tasik Putrajaya

Lari di Putrajaya

Salah satu hal yang saya sukai dari Putrajaya, Malaysia, selain kotanya teratur dan tidak ramai, adalah banyaknya pilihan tempat untuk berlari yang tersedia di sana. Trotoarnya sangat lebar, panjang, dan juga terawat. Kita bisa nyaman berlari di sana tanpa khawatir tersandung oleh batu, terperosok ke dalam lubang, atau berhadapan dengan kendaraan yang menyelonong ke trotoar.

Selain trotoarnya yang oke, Putrajaya juga memiliki jogging track yang dibangun mengelilingi tepi Tasik Putrajaya (Putrajaya Lake). Sepanjang jogging track itu kita bisa melalui berbagai taman yang tentunya juga akan memanjakan mata.

baca juga: Putrajaya Sightseeing Tour

Menariknya lagi, rute jogging track ini sangat panjang. Cocok bagi mereka yang ingin berlatih lari jarak jauh. Saya tak tahu pasti berapa panjang kelilingnya. Mungkin 10K boleh dapat. Kalau masih kurang juga, bisa dikombinasikan dengan melipir ke trotoar di dalam kota sampai melalui kawasan Dataran Putra depan Istana Perdana.

Area kawasan Dataran Putra

Area kawasan Dataran Putra

Bagi mereka yang lebih suka bersepeda, jangan khawatir, jogging track di tepi Tasik Putrajaya itu juga boleh dilalui oleh sepeda. Saya cukup sering menemui pesepeda yang lalu lalang di jogging track tersebut. Tak jarang mereka bersepeda dengan kencang juga. Maklum, jogging track ini cukup lebar dan tidak ramai orang juga.

Jogging track di tepi Tasik Putrajaya

Jogging track di tepi Tasik Putrajaya

Jogging track juga melalui Masjid Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin a.k.a Masjid Besi

Jogging track juga melalui Masjid Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin a.k.a Masjid Besi

 

 

 

Advertisement
Light through the forest

Trekking di Bukit Wawasan

Akhir bulan Agustus yang lalu kebetulan saya tengah berada di Malaysia. Seperti biasa setiap main ke Malaysia, saya selalu roger-roger dengan kawan di sana, Ab dan Dj.

Ab mengajak saya hari Ahad pekan itu untuk pergi trekking di Bukit Wawasan, Puchong. Sayang, hari itu Dj tak dapat bergabung.

Pagi itu kami tiba di kawasan pintu masuk Bukit Wawasan sekitar pukul 8 pagi. Ramai sekali kendaraan yang terparkir di kawasan tersebut.

Halaman parkir kawasan Bukit Wawasan sampai tak cukup memuat kendaraan para pengunjung. Bahu jalan pun terpaksa menjadi tempat parkir juga. Kami sendiri harus parkir kendaraan di sebuah sekolah yang berjarak sekitar kira-kira 100 meter dari tempat parkir Bukit Wawasan.

Bahu jalan di sekitar Bukit Wawasan yang dipakai parkir

Bahu jalan di sekitar Bukit Wawasan yang dipakai parkir

Tampaknya Bukit Wawasan ini merupakan destinasi favorit masyarakat sekitar untuk mengisi akhir pekan. Pergi trekking bersama sahabat atau keluarga. Sebuah kegiatan yang menyehatkan dan tentunya juga sekaligus refreshing dari hiruk pikuk kota. Continue reading

Menikmati Es Cendol Durian Runtuh

Masih menyambung tulisan sebelumnya. Saat di Kuala Lumpur bulan Ramadhan yang lalu, saya juga sempat diajak Ab untuk kulineran menikmati es cendol durian di Cendol Durian Runtuh.

Lokasinya tidak jauh dari Restoran Kak Mah Tomyam. Masih di Kampung Baru juga. Dari Jalan Raja Abdullah jalan terus sampai perempatan Masjid Jamek Kampung Baru. Kemudian belok ke Jalan Raja Alang. Jalan terus sampai pertigaan Jalan Raja Alang-Lorong Raja Bot. Cendol Durian Runtuh berada tepat di pojok belokan ke Lorong Raja Bot.

Kedai Cendol Durian Runtuh

Kedai Cendol Durian Runtuh

Kata Ab, Cendol Durian Runtuh ini sedang viral di media sosial setempat. Pantas saja malam itu ramai sekali orang yang datang ke sana. Untungnya ketika kami datang, antriannya masih belum panjang.

Untuk memesan es cendol, kita cukup datang ke konter dan menyebutkan jumlah mangkuk pesanan kita. Kemudian datang ke kasir untuk membayar pesanan kita.

Penjual sedang menyiapkan es cendol

Penjual sedang menyiapkan es cendol

Suasana Cendol Durian Runtuh

Suasana Cendol Durian Runtuh

Satu porsi es durian cendol dipatok dengan harga RM13. Porsinya cukup besar. Dengan harga segitu saya mendapat kurang lebih 8-10 biji durian dalam 1 mangkuk. Banyak kan?

Rasanya juga enak banget. Campuran komposisi susu kelapa, gula merah (di sana dipanggil gula Melaka), dan jagung di dalam es cendolnya pas banget rasanya. Rasa susu kelapanya cukup kuat. Gula Melakanya bisa kita aduk sesuai dengan rasa manis yang kita inginkan.

Es Cendol Durian Runtuh

Es Cendol Durian Runtuh

Mantap dan seger banget lah pokoknya. Kalau Anda lagi di Kuala Lumpur dan kebetulan mencari kuliner es, patut mencoba es cendol yang satu ini. 🙂

Etalase berisi lauk-pauk untuk nasi bubur Kah Mah Tomyam

Makan Bubur Berlauk di Kak Mah Tomyam

Masih tentang kunjungan ke Kuala Lumpur bulan Ramadhan lepas. Setelah buka puasa di Little Rara, sehari berikutnya saya diajak Ab untuk buka puasa di Restoran Kak Mah Tomyam. Namun kali ini hanya saya, Ab, dan Daus saja yang pergi. Dj tak ikut.

Seperti halnya Little Rara, Restoran Kak Mah Tomyam ini juga merupakan restoran masakan Thai. Namun, secara menu bisa dibilang ia lebih tradisional. Pemiliknya yang akrab dipanggil Kak Mah itu sendiri juga berasal dari Thailand.

Untuk mencapai ke sana, kita bisa naik LRT ke Stasiun Dang Wangi. Keluar melalui Jalan Raja Abdullah, kemudian berjalan kaki sekitar 300 meter saja menuju lokasi restoran yang berada di kawasan Kampung Baru, Kuala Lumpur.

Restoran Kak Mah Tomyam

Restoran Kak Mah Tomyam

Kami tiba sangat awal petang itu. Sekitar 1 jam sebelum berbuka. Seorang pelayan restoran datang Continue reading

Buka Puasa di Little Rara Chow Kit, KL

Alhamdulillah, Ramadhan kali ini ternyata saya mendapatkan kesempatan berkunjung ke Kuala Lumpur lagi. Kunjungan itu saya manfaatkan untuk mengajak buka puasa bersama dengan kawan-kawan saya, Ab, Dj, dan Daus. Kebetulan sekali hari itu Dj tengah berada di KL jadi bisa ikut bergabung.

Ab merekomendasikan untuk buka puasa di Little Rara Chow Kit. Little Rara ini adalah restoran masakan Thailand. Selain di Kuala Lumpur, ternyata Little Rara punya 1 cabang juga di Jakarta.

Sehari sebelumnya kami juga sempat datang ke sana sebetulnya. Tapi sayangnya kami datang mepet dan cuma dapat reserve list urutan ke-4. Akhirnya kami terpaksa buka puasa di tempat lain.

baca jugaBuka Puasa dan Tarawih di Masjid-Masjid di Shah Alam dan KL

Karena tak ingin pengalaman itu terulang lagi, kali ini kami datang lebih awal. Dj datang duluan di sana dan memesan tempat. Rasanya dia sudah datang 1,5 jam sebelum waktu berbuka. Hahaha.

Saya, Ab, dan Daus menyusul ke sana dengan menaiki LRT dari KL Sentral dan turun di Stasiun Dang Wangi. Setelah itu kami berjalan kurang lebih 850 meter menuju Little Rara Chow Kit. Kami sampai di lokasi kurang lebih pukul 18.45. Masih ada sekitar 40 menit lagi untuk berbuka puasa.

Kami kemudian mulai memesan makanan. Untuk menu makanan saya ikut Dj dan Ab saja yang memang sudah pernah makan di sini sebelumnya. Mereka merekomendasikan untuk memesan 1 porsi berbagai menu untuk dimakan bersama-sama.

Kurang lebih ada 9 jenis menu yang dipesan untuk berbuka puasa. Banyak bener ya. Hahaha.

6 jenis menu yang sempat terfoto bersama. Daun yang kiri itu gratis.

7 jenis menu yang sempat terfoto bersama

So, bagaimana rasanya?

Terbaiklah menurut saya. Maknyus banget. 👌👌👌

Ini dia menu-menu yang kami coba malam itu Continue reading

Trekking di Bukit Batu Sawa

Satu bulan yang lalu saya dan Kun berkunjung ke Kuala Lumpur kembali. Pada akhir pekan kawan kami di KL, Ab, mengajak kami untuk pergi trekking lagi bersama kawan-kawannya. Sebelum ini pada akhir Januari lalu kami diajak olehnya pergi mendaki Gunung Angsi di Negeri Sembilan.

Kali ini Bukit Sawa menjadi tujuan kami berikutnya. Juga berada di Negeri Sembilan. Tepatnya di distrik Jelebu, yang berjarak kurang lebih 100 km dari Kuala Lumpur.

baca jugaMendaki Gunung Angsi

Ab datang menjemput kami pada pukul 4 pagi di kawasan Kerinchi, KL. Selepas itu kami langsung menempuh perjalanan selama hampir 2 jam menuju Jelebu. Kami berhenti di sebuah surau yang berada di kawasan Kampung Simpang Gelami, Jelebu untuk melaksanakan sholat subuh.

Di sana pulalah kami bertemu dengan 4 kawan Ab yang lain. Yakni Zu, Fariha, Miera, dan Nor. Dengan Zu dan Fariha saya sudah kenal sebelumnya karena ikut mendaki bersama juga di Gunung Angsi. Dengan Miera dan Nor baru kali ini saya bertemu.

Tidak ada petunjuk yang cukup jelas di mana jalan masuk ke Bukit Batu Sawa ini. Kami sempat salah jalan sebelum kami diberitahu oleh salah seorang warga bahwa jalan masuk Bukit Batu Sawa ada di tempat lain. Bukan di hutan dekat rumah warga tersebut.

Kami pun kembali ke mobil dan menuju tempat yang dimaksud. Rupanya Bukit Batu Sawa ini memang berbeda dengan Gunung Angsi yang kami kunjungi dulu. Tidak ada pos masuk di mana pengunjung diharuskan untuk membayar tiket masuk.

Di awal jalur trekking kami melalui kawasan ladang Continue reading

Menikmati Lemang To’ki di Bentong-Pahang

Dalam perjalanan pulang selepas mengikuti LDB International 2018 di Lurah Bilut, Ab mengajak saya untuk mampir makan siang di rumah makan yang sangat populer di Bentong, Pahang. Lemang To’ki namanya.

Siang itu Lemang To’ki tengah ramai dengan pengunjung. Kata Ab, kebanyakan orang yang singgah di sini adalah para traveler yang sedang melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur ke Terengganu atau sebaliknya.

Lokasi Lemang To’ki ini memang persis berada persis di pinggir jalan utama Bentong yang merupakan jalan lintas negara bagian itu. Tempatnya sebenarnya agak terpencil. Jauh dari kota. Di sekelilingnya terdapat perkampungan dan juga hutan.

Salah satu yang membuat spesial tempat ini adalah di sini kita bisa melihat bagaimana lemang disiapkan secara langsung. Mulai dari beras ketan dibungkus dengan selembar daun pisang, dimasukkan ke dalam seruas bambu, sampai akhirnya kemudian bambu tersebut dibakar hingga matang.

Bambu-bambu berisi lemang tengah dibakar

Bambu-bambu berisi lemang tengah dibakar

Sesuai namanya, menu utama yang ditawarkan di Lemang To’ki ini adalah lemang, yang disajikan dengan beberapa macam pilihan lauk. Saya memesan 1 set lemang dengan rendang daging. Harganya cukup bersahabat, yakni RM4,50 saja.

Selain lemang, ada menu lain juga yang tersedia. Kalau melihat tempat pembakarannya, tampak ada ikan, ayam, dan daging yang tengah dibakar juga.

Harga menu Lemang To'ki

Harga menu Lemang To’ki

Selain makanan, di sana juga menyediakan beraneka macam minuman. Saya memesan es cendol untuk dinikmati bersama dengan lemang. Cocok sekali untuk suasana siang itu yang memang sangat terik.

Lemang + rendang daging dan es cendol

Lemang + rendang daging dan es cendol

Secara penampilan lemang ini mungkin mirip lemper kalau di tempat saya. Bedanya kalau lemper ada isi daging ayamnya, kalau lemang hanya nasinya saja. Kalau lemang dimakan sendirian tanpa lauk pendamping rasanya menjadi hambar.

Setelah mendapatkan meja kosong untuk duduk, saya pun tak sabar untuk segera menyantap lemang ini selagi masih hangat. Daun pisang yang membungkus lemang saya kelupas secara perlahan.

Total ada 4 potong lemang kecil-kecil. Saya lahap satu-persatu bercampur dengan potongan daging rendang dalam satu suapan. Ahh… sedapnya. Aroma daun pisang yang panas akibat pembakaran bambu tadi ikut meresap dalam lemang tersebut. Kombinasi antara lemang dengan rendangnya juga pas banget. Rasanya mantap.

Lemang + Rendang Daging

Lemang + Rendang Daging

Lemang ini mengingatkan saya dengan penganan sejenis yang berasal dari Kota Batu. Yakni, Pos Ketan Legendaris yang berlokasi di kawasan Alun-Alun Kota Batu itu. Kalau di sana beras ketan yang dimasak saya nikmati bersama durian (dan kuah durian) yang manis, di sini dinikmati bersama rendang yang rasanya asin. Dua-duanya sama-sama sedap.