Masih tentang kunjungan ke Kuala Lumpur bulan Ramadhan lepas. Setelah buka puasa di Little Rara, sehari berikutnya saya diajak Ab untuk buka puasa di Restoran Kak Mah Tomyam. Namun kali ini hanya saya, Ab, dan Daus saja yang pergi. Dj tak ikut.
Seperti halnya Little Rara, Restoran Kak Mah Tomyam ini juga merupakan restoran masakan Thai. Namun, secara menu bisa dibilang ia lebih tradisional. Pemiliknya yang akrab dipanggil Kak Mah itu sendiri juga berasal dari Thailand.
Untuk mencapai ke sana, kita bisa naik LRT ke Stasiun Dang Wangi. Keluar melalui Jalan Raja Abdullah, kemudian berjalan kaki sekitar 300 meter saja menuju lokasi restoran yang berada di kawasan Kampung Baru, Kuala Lumpur.

Restoran Kak Mah Tomyam
Kami tiba sangat awal petang itu. Sekitar 1 jam sebelum berbuka. Seorang pelayan restoran datang menghampiri kami untuk menanyakan pesanan. Ada berbagai menu yang disajikan di restoran ini.
Petang itu kami semua kompak memilih menu nasi bubur berlauk. Memang menu itulah yang membuat restoran ini dikenal orang ramai. Oleh pelayan tersebut, kami diarahkan untuk langsung datang ke etalase saja untuk memilih lauk-pauk yang diinginkan.

Etalase berisi lauk-pauk untuk nasi bubur Kah Mah Tomyam
Ada berbagai macam lauk-pauk yang bisa kita pilih. Ada telor asin, jamur (cendawan), udang kering, sotong kering, ikan bilis, ikan asin, dan ikan-ikanan lainnya. Ada sayurannya juga seperti brokoli dan sawi. Katanya, ada lebih dari 30 jenis lauk-pauk yang tersedia di sini.
Menjelang adzan Maghrib, makanan pesanan kami sudah diantar ke meja. Satu mangkuk bubur dan beberapa piring berisi lauk-pauk sudah tersaji di hadapan. Kami pun tak sabar untuk segera mencicipinya.
Sementara itu suasana restoran juga sudah semakin ramai dikunjungi oleh orang-orang yang hendak berbuka puasa di sana. Untung kami datang lebih awal. Jika tidak, kami bisa tidak kebagian tempat.

Suasana Restoran Kak Mah Tomyam
Tak lama kemudian adzan Maghrib pun berkumandang. Kami berbuka dengan kurma yang disediakan oleh restoran secara gratis. Setelah itu langsung mengambil bubur dan menuangkannya ke mangkuk kecil yang disediakan untuk dimakan masing-masing.
Walaupun kami hanya memesan 1 mangkuk bubur untuk bertiga, tapi jangan salah, ukuran porsinya ternyata cukup besar. Kami memang sempat menambah 1 mangkuk bubur lagi untuk dimakan bersama. Itu pun saya sudah merasa kenyang banget.

Nasi bubur dan lauk-pauk Kak Mah Tomyam
Rasanya tidak perlu diragukan. Sedap banget! Kombinasi bubur dengan lauk-pauknya menghasilkan cita rasa yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.
Kalau di Indonesia, khususnya di Bandung, biasanya saya makan nasi bubur ini dengan suwiran ayam, kacang kedelai, atau cakwe, kali ini makan nasi bubur dengan campuran lauk pauk berupa ikan-ikanan. Rasa asin sangat dominan di situ.
Saya sendiri tidak bisa membedakan apakah asinnya berasal dari lauk-pauk yang saya makan atau dari buburnya. Tapi nasi buburnya sendiri juga agak asin dan spertinya ada rempahnya. Saya sempat kepedasan gara-gara makan potongan cabai merah dan hijau yang disajikan.
Sebenarnya kami juga order tomyam. Tapi sayang nggak sempat saya ambil fotonya. Tomyamnya ternyata juga enak dimakan barengan dengan buburnya.
Total bertiga kami habis RM76 kalau tidak salah. Sepertinya mahal karena kami kebanyakan ambil lauk-pauk 😓. Niatnya ingin nyobain berbagai jenis lauk sih. Tapi jadi kebanyakan ambil.
Sempat underestimate juga awalnya. Saya pikir nggak bakal kenyang dengan menu bubur dan lauk-pauk seperti itu. Ternyata kenyang banget. Minumannya sendiri harganya rata-rata RM4 per gelas.