Category Archives: Myanmar

Rumah adat Shan State

Catatan Perjalanan Solo Backpacking di Myanmar 4D3N: Day 4 – Yangon (Bag. 2)

Pagi itu jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Seharusnya pukul segitu matahari sudah membagikan kehangatannya kepada penduduk kota Yangon. Namun ternyata awan mendung masih setia menutupi langit sedari subuh.

Saya dan bapak mertua senior saya keluar rumah memakai payung. Kami pergi ke restoran di dekat flat untuk menikmati sarapan. Saya memesan menu nasi goreng dengan telor mata sapi. Enak juga ternyata nasi gorengnya. Saya suka bagaimana telor mata sapi itu disajikan. Dia tidak ditaruh di atas nasi goreng langsung, tetapi ditempatkan pada piring terpisah dan disiram kuah kari. Tidak saya sangka kuning telornya yang masih setengah matang bercampur dengan kuah kari ternyata memberikan rasa yang enak yang belum pernah saya rasakan sebelumnya.

Ke National Races Village

Seusai sarapan, saya pamitan kepada mertua senior saya untuk pergi ke National Races Village. Saya bertanya bus no berapa yang menuju ke sana dari downtown ini. Tanpa saya duga beliau malah langsung membantu saya menyegatkan bus. Saya pun jadinya tidak tahu sebenarnya bus no berapa yang saya tumpangi, haha. Tulisannya keriting semua.

Bus kota di Yangon ini besar-besar. Jumlahnya juga banyak. Penumpangnya pun juga hampir selalu penuh. Mungkin karena di Yangon ini bebas Continue reading

Catatan Perjalanan Solo Backpacking di Myanmar 4D3N: Day 4 – Yangon (Bag. 1)

Rabu, 19 Agustus 2015

Pukul setengah 5 subuh bus yang saya tumpangi akhirnya tiba di di terminal bus Aung Mingalar, Yangon, mengakhiri perjalanan selama 11 jam. Langit masih gelap. Saya turun dari bus. Banyak sopir taksi sudah menunggu di luar bus menyambut para penumpang yang baru turun.

Para sopir taksi tersebut menawarkan jasanya kepada setiap penumpang, tak terkecuali saya. Saya lagi-lagi dikira orang Myanmar. Begitu saya menggeleng dan mengatakan saya bukan orang Myanmar, salah seorang dari mereka menebak, “Are you from Thailand?”

Saya tersenyum sambil mengatakan, “No. I’m not from Thailand.” Itu bukan kali pertama juga saya dikira orang Thailand.

Sejujurnya pengalaman orang lain salah menebak negara asal saya itu adalah hal yang cukup menarik bagi saya. Saya penasaran berapa negara yang mereka sebutkan sampai akhirnya mereka bisa menebak dengan benar. Jarang sekali mereka berhasil menebak dengan tepat saya berasal dari Indonesia pada tebakan pertama, kedua, atau bahkan tak jarang hingga ketiga.

Ada sopir taksi lain yang menebak Malaysia. Yang cukup bikin kaget, Continue reading

Nelayan di Inle Lake

Catatan Perjalanan Solo Backpacking di Myanmar 4D3N: Day 3 – Inle Lake (Bag. 2)

Pukul 9 pagi saya mendatangi meja resepsionis untuk check out. Kebetulan saya melihat tulisan di papan di dinding belakang meja resepsionis bahwa hotel menyediakan jasa booking bus ke Bagan, Yangon, dan beberapa jurusan lain. Saya pun memutuskan untuk memesan sekalian saya tiket bus ke Yangon untuk malam hari itu.

Saya paham harga yang ditawarkan pihak hotel biasanya akan lebih mahal karena bakal ada fee untuk mereka. Tapi tak mengapa karena saya memang ingin menghemat waktu.

Mbak resepsionis yang melayani saya kemudian menghubungi kantor agen bus untuk menanyakan ketersediaan tiket bus ke Yangon malam itu. Untungnya masih ada. Tiket bus diantarkan setengah jam kemudian oleh orang dari agen bus. Nama perusahaaan busnya Thit Sar Oo Express. Harga tiketnya Ks15.000.

Btw, saya baru paham kenapa hotel yang saya inapi ini namanya Lady Princess Hotel. Pegawainya cewek semua soalnya, haha. Yang ini saya cuma nebak-nebak aja, hahaha. At least dari beberapa yang saya temui semuanya cewek sih.

Sebelumnya, sambil menunggu tiket bus tersebut diantarkan, saya menikmati breakfast gratis yang disediakan oleh pihak hotel. Sekedar omelette, roti bakar, pisang, dan kopi saja sih.

Sembari makan saya memikirkan plan saya hari itu. Aktivitas utama yang populer di Inle ini adalah naik perahu menikmati Inle Lake dan melihat aktivitas nelayan di Inle Lake yang ikonik itu. Nelayan lokal di sana terkenal memiliki cara yang unik dalam mendayung perahu mereka. Mereka berdiri dengan Continue reading

Tiket masuk Inle Lake

Catatan Perjalanan Solo Backpacking di Myanmar 4D3N: Day 3 – Inle Lake (Bag. 1)

Selasa, 18 Agustus 2015

Saya mendadak terbangun karena mendengar kru bus memberikan pengumuman, “Kalaw.. Kalaw..” Saya mengecek jam. Wew, masih pukul 1.30 dan bus sudah sampai di Kalaw.

Kalaw adalah sebuah township sebelum Inle. Seperti halnya Inle, Kalaw juga berada di daerah pegunungan. Kalaw juga merupakan salah satu tujuan populer backpacker di Myanmar ini, terutama bagi mereka pecinta petualangan trekking. Di Kalaw ini para turis bisa melakukan trekking menyusuri perbukitan, melintasi areal persawahan, perkebunan dan pedesaan di kawasan pedalaman. Tak sedikit juga yang menjadikan Inle Lake sebagai garis finish dari trekking tersebut.

Beberapa backpacker bule tampak turun di Kalaw ini. Saya pun lanjut tidur kembali, memaksimalkan kesempatan istirahat sebelum menginjakkan kaki di Inle.

Ternyata hanya sebentar saja saya bisa tertidur lagi. Tak sampai 2 jam kemudian Continue reading

Pemandangan Bagan dari atas Shwesandaw Pagoda

Catatan Perjalanan Solo Backpacking di Myanmar 4D3N: Day 2 – Bagan (Bag. 2)

Tempat pertama yang saya datangi adalah Shwezigon Pagoda yang memang lokasinya lebih dekat dicapai dari tempat rental sepeda ini. Cukup menyusuri jalan Lanmadaw 3 Road kemudian akan menemui pertigaan dengan petunjuk ke arah Shwezigon Pagoda.

Shwezigon Pagoda ini sepertinya satu-satunya pagoda yang berwarna emas di Bagan ini. Pagoda-pagoda lainnya yang ada di Bagan ini hampir semuanya berwana merah bata karena memang sengaja dibiarkan seperti warna asli komponen batu penyusunnya.

Shwezigon Pagoda

Shwezigon Pagoda

Di Swhezigon Pagoda ini saya cuma memotret luarnya saja. Saya merasa sangat awkward masuk ke dalam area pagoda. Pagoda kan sebenarnya tempat ibadah. Oleh karena itulah saya biasanya memilih memotret dari luar saja. Selain itu mungkin karena saya turis satu-satunya saat itu sehingga semakin menambah perasaan awkward saya.

Selepas dari Swhezigon Pagoda, saya mengayuh, eh, mengegas sepeda listrik saya kembali menuju tujuan berikutnya. Sebenarnya saya nggak tahu tujuan berikutnya pagoda apa lagi sih, haha. Pokoknya Continue reading

e-Bike yang saya sewa di Bagan

Catatan Perjalanan Solo Backpacking di Myanmar 4D3N: Day 2 – Bagan (Bag. 1)

Senin, 17 Agustus 2015

Saya mendadak terbangun ketika mendengar pengumuman dari pramugari. Tentu saja saya tidak mengerti sepatah kata pun yang ia ucapkan dalam bahasa Myanmar. Saya menduga jangan-jangan bus sudah mau sampai Bagan.

Saya melihat jam. Angka di jam tangan saya masih menunjukkan pukul 4 kurang. Kemudian saya mengecek Google Maps melalui HP saya. Sebelum berangkat backpacking ke Myanmar ini, saya sudah menyimpan peta Bagan secara offline di dalam HP saya. Ternyata masih sangat jauh.

Ketika bus akhirnya berhenti, para penumpang beriringan turun. Tetapi barang bawaan mereka tinggalkan di dalam bus. Hanya seperangkat alat mandi seperti handuk basah kecil, sikat dan pasta gigi yang memang telah diberikan oleh pihak bus kepada setiap penumpang. Saya pun ikut turun dan kemudian bertanya kepada pramugari, di mana ini sebenarnya. Oh… ternyata bus berhenti untuk istirahat di rumah makan.

Penumpang yang turun kebanyakan langsung menuju kamar mandi dan mencuci muka mereka dengan handuk basah serta menggosok gigi dengan peralatan tadi. Bisa kompak begitu ya, haha. Saya pun ikut-ikutan mereka.

Semua penumpang bus wajib turun. Kru bus pun juga demikian. Pintu bus dikunci. Kami diberikan waktu 30 menit untuk istirahat.

Singgah di rumah makan

Singgah di rumah makan

Tiba di Bagan

Dua jam kemudian, setelah bus melanjutkan perjalanannya kembali, bus pun tiba di Bagan Shwe Pyi Highway Bus Terminal. Kira-kira saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 6.30. Pramugari memberikan pengumuman yang kira-kira artinya “Pengumuman, pengumuman… Sebentar sebentar lagi kita akan sampai di Bagan, bagi penumpang yang hendak mengakhiri perjalanannya di sini silakan bersiap-siap” (haha, sok tau). Ia juga memberikan kode kepada saya Continue reading

Kapal untuk penyeberangan

Catatan Perjalanan Solo Backpacking di Myanmar 4D3N: Day 1 – Yangon (Bag. 2)

Saya tidak menyangka saya disediakan sebuah kamar oleh mertua senior saya di dalam flat itu. Mereka sendiri tinggal di kamar paling atas. Saya bercakap-cakap sebentar dengan beliau perihal itinerary saya selama di Myanmar ini. Kami juga sempat mengobrol hal yang lain tentang keluarganya dan Myanmar secara umum.

Waktu masih menunjukkan sekitar pukul 11.30 saat itu. Saya dipersilahkan untuk istirahat dan mandi terlebih dahulu sebelum keluar makan siang bersama mereka.

Makan Siang di Restoran Myanmar

Sekitar pukul 12.15 setelah selesai mandi, saya berjumpa dengan kedua mertua senior saya kembali. Kami keluar makan siang bersama. Hujan rintik-rintik tengah turun ketika itu.

Kami makan siang di sebuah restoran masakan Myanmar yang terletak tak jauh dari situ. Sayang euy saya nggak mencatat nama restorannya. Tapi kalau tidak salah restoran tersebut berada di bilangan Bo Aung Kyaw Street. Kata beliau restoran tersebut menyajikan masakan halal. Oh ya, btw mertua senior saya ini seorang muslim juga.

Makan siang di restoran masakan myanmar

Makan siang di restoran masakan myanmar

Secara penampilan, masakan Myanmar ini tak jauh beda dengan masakan Indonesia. Lauk-pauk mereka seperti ikan, daging, ayam umumnya dimasak dalam bentuk kare. Cara memesan di restoran ini Continue reading