Judul : Lost Islamic History: Reclaiming Muslim Civilisation From The Past
Pengarang : Firas Alkhateeb
Penerbit : Hurst & Company, London
Tahun Terbit : September 2014
Tebal : ix + 217 halaman
Cover : Softcover
Awalnya saya mengetahui “Lost Islamic History” ini hanya dari Facebook. Saya suka mengikuti status-status yang dipos di halaman Facebook-nya. Selalu ada info menarik yang dibagikan oleh pengelola akun tersebut. Kebanyakan adalah informasi terkait sejarah Islam yang baru saya ketahui. Atau informasi yang sebelumnya sudah pernah saya dengar sekilas, namun baru saya ketahui detailnya.
Karena itu, ketika saya mengetahui ternyata Lost Islamic History telah diterbitkan dalam sebuah buku, saya pun tertarik untuk memilikinya. Karena baru saja diterbitkan, tentu saja baru ada versi bahasa Inggrisnya saja. Pemesanannya pun saat itu yang saya tahu hanya ada di Amazon atau website penerbitnya (Hurst Publisher – London). Di toko buku Gramedia belum ada. Namun, sebulan yang lalu dapat info dari teman, ternyata Periplus juga jual. Akhirnya beli di sana deh, hehe. *bukan promosi*
Dalam waktu 10 hari saya menghabiskan buku dengan isi setebal 214 halaman ini. Gaya penceritaan Firas Alkhateeb, sang penulis, di buku ini sungguh enak diikuti, membuat saya di satu sisi cukup bersemangat untuk segera membaca hingga halaman terakhir, namun di sisi lain merasa cukup sayang jika diselesaikan buru-buru.
Ada 11 bab di dalam buku yang berjudul lengkap “Lost Islamic History: Reclaiming Muslim Civilisation From The Past” ini. 11 Bab itu mencakup sejarah kondisi Jazirah Arab menjelang kedatangan Islam hingga kondisi dunia Islam terkini. Oleh karena itu, buku ini sebenarnya terbilang tipis untuk sebuah buku yang membahas sejarah Islam sepanjang itu. Namun, sang penulis mampu dengan sangat baik merangkum bagian-bagian penting dari setiap periode waktu sejarah Islam tersebut ke dalam satu buku secara kronologikal.
Well, mungkin tidak semua cerita sejarah yang akan kita dapatkan di buku ini adalah the lost history. Sebagian besar sepertinya sudah sering kita dengar atau mungkin juga sudah diajarkan di bangku sekolah. Tapi banyak juga sih sejarah Islam yang tidak semua orang tahu.
Contohnya nih, saya baru tahu ternyata Mali, sebuah negara yang terletak di Afrika Barat, ternyata pada masa abad ke-14 pernah memiliki sebuah kesultanan Islam yang sangat makmur dan juga peduli pada keilmuan. Pada masa keemasannya, saking makmurnya, Mansa Musa, sang sultan ketika itu, dalam sebuah perjalanan haji ke Mekkah beliau sampai bersedekah dengan membagi-bagi emas kepada setiap fakir miskin di daerah yang dilaluinya. Masya Allah!
Lalu ada lagi nih sebuah fakta yang baru saya ketahui. Di bangku madrasah dulu saya sudah mendengar sejarah wilayah kekuasaan Khilafah Islam di bawah Bani Umayyah pada masa jayanya telah membentang dari Spanyol di barat hingga India di timur. Namun, yang saya baru tahu dari buku ini, ternyata dengan wilayah Khilafah Islam yang seluas itu, populasi muslim hanya sekitar 10% saja!
Hal itu menunjukkan keagungan Khilafah Islam yang tidak pernah memaksakan pemeluk agama lain untuk masuk ke dalam agama Islam. Ekspansi wilayah kekuasaan Islam saat itu malah membebaskan penduduk dari penguasa lalim sebelumnya.
Dan masih banyak lagi cerita-cerita lainnya yang baru saya ketahui di buku ini yang membuat saya semakin takjub akan Islam. Sejarah Islam sungguh kaya. Islam di masa lalu sungguh luar biasa.
Islam di masa lalu juga tidak melulu soal ekspansi wilayah atau perang, sebagaimana yang mungkin sering dicitrakan orang. Islam di masa lalu juga pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan dunia yang ketika itu di saat bersamaan Eropa justru tengah mengalami masa kegelapannya (dark age). Renaissance yang terjadi di Eropa juga tidak lepas dari kontribusi keilmuan yang dihasilkan ilmuwan-ilmuwan muslim.
Tidak hanya masa kegemilangan Islam yang diceritakan di buku ini. Masa-masa kelam keruntuhan Bani Umayyah, Bani Abbasiyah, hingga Khilafah Islam yang terakhir, Ottoman atau Usmani, juga diceritakan. Penulis juga menyertakan analisis-analisis pribadinya dan peneliti sejarah lainnya terkait hal tersebut.
Secara keseluruhan, bagian favorit saya dari buku ini adalah bab The Edge. Bab ini menceritakan Islam di belahan “dunia lain”. Selama ini sejarah dunia Islam lebih banyak didominasi oleh sejarah di wilayah Timur Tengah, khususnya Jazirah Arab. Padahal Islam telah tersebar hampir ke segala penjuru dunia saat itu. Afrika Barat dan Timur, China, Asia Tenggara, dan benua Amerika sering luput dari penceritaan sejarah Islam itu.
Lost Islamic History ini sepertinya memang lebih tepat disebut sebagai sebuah buku yang menceritakan sejarah Islam yang selama ini sering diabaikan oleh kita. Karena itu, di akun Facebook Lost Islamic History tertulis misnya yakni, “To remind the world of the achievements of Islam and Muslims as a way to light a path towards a better future.”
Saya berharap buku ini hanya sebuah starter saja. Terlalu ringkas untuk sebuah buku sejarah Islam yang sangat panjang. Ada beberapa pembahasan yang saya pikir seperti dikorbankan kedalamannya. Mungkin memang karena sang penulis ingin membuat buku ini tidak terlalu berat bagi sang pembaca. Dan memang terbukti. Membaca buku ini saya menjadi pensaran terus di setiap babnya. Selalu ada perasaan, “Kok bisa gitu sih?”, “Terus, setelah ini apa yang terjadi?”, “Wah, ini saya baru tahu. Berikutnya apa lagi ya yang saya belum tahu?”, dan semacamnya.
Sembari menunggu buku berikutnya (mudah-mudahan ada *amin* hehe), kita masih bisa lho mengikuti sejarah-sejarah Islam lainnya yang juga ditulis oleh Firas Alkhateeb di blognya di http://lostislamichistory.com/. Insya Allah nggak kalah enlightening-nya. 🙂
Gan,numpang nanya,periplus tempat kamu dapetin buku nya dimana ? Kira2 sekarang ada gk di gramedia
LikeLike
Daftar lokasi outlet Periplus di berbagai kota bisa dicek di periplus.com. Saya sendiri order via websitenya.
Wah, kurang tahu saya gan ada di Gramedia atau nggak.
LikeLike