Pocari Sweat Run 2022

Dapat PB Marathon di Pocari Sweat Run 2022

Pada tanggal 24 Juli 2022 yang lalu saya mengikuti event Pocari Sweat Run (PSR) 2022 yang diselenggarakan di Kota Bandung. Saya berlari di kategori Full Marathon (FM). Setelah 3 tahun absen, akhirnya saya bisa berlari FM lagi. Terakhir kali saya berlari FM adalah pada event Borobudur Marathon 2019.

Pendaftaran

Pendaftaran PSR 2022 ini telah dibuka sejak awal bulan Maret tahun ini. Pendaftarannya menggunakan sistem ballot. Alhamdulillah saya terpilih menjadi peserta event offline. Selain event offline, PSR 2022 ini juga memiliki event virtual. Bagi calon peserta yang tidak lolos ballot, bisa mengikuti event virtualnya.

Pada tahun ini PSR memasuki edisi ke-9 penyelenggaraan. Dari 9 edisi itu, event tahun ini adalah keikutsertaan saya yang pertama kali. Sebelum ini saya tidak pernah ikut karena sering kehabisan kuota pendaftaran atau memang sengaja tidak mendaftar karena malas berebut cepat-cepatan mendaftar dengan ribuan calon peserta yang lain.

Event PSR ini memang hype-nya selalu tinggi. Banyak penggemar lari yang selalu menanti-nantikan event ini. Apalagi diadakannya di Bandung. Bisa sekalian liburan di sana. Selain itu juga selalu saja ada artis atau pejabat yang ikut berpartisipasi sehingga publikasinya pun menjadi sangat meriah.

Hari H

Saya tiba di Gedung Sate, race central tempat diselenggarakannya Pocari Sweat Run 2022, pada pukul 4.40. Waktu start kategori FM adalah pukul 5.00. Lumayan mepet ya haha. Tapi pemanasan sudah saya lakukan dengan berlari sekitar 1 km menuju race central ini.

Suasana halaman Gedung Sate subuh itu sudah ramai dengan pelari dari berbagai kategori. Saya sholat subuh dulu di Masjid Al-Muttaqin yang letaknya masih berada di halaman Gedung Sate.

Waktu subuh saat itu memang baru masuk pada pukul 4.42. Mepet sekali dengan waktu start. Alhasil lumayan panjang juga antrian wudlunya. Mana saat itu saya kebelet BAB lagi. Wkwkwk. Akhirnya saya BAB dulu di toilet Masjid Al-Muttaqin.

Usai sholat subuh, saya langsung meluncur ke area start. Agak riweuh karena harus menerobos kerumunan orang-orang.

Menjelang start kategori Full Marathon

Saya tiba di area start tepat menjelang gelombang pertama FM diberangkatkan. Saya sendiri mendaftar di gelombang 3 atau gelombang terakhir. Gelombang 3 ini adalah peserta yang menargetkan diri untuk finish di atas 4,5 jam.

Start Berlari

Setelah menunggu 2-3 menit, tiba juga giliran bagi kami di gelombang 3 untuk berlari meninggalkan garis start. Dari Gedung Sate kami berlari menuju Pusdai. Jarak dari garis start menuju Pusdai ini kurang lebih sekitar 1 km. Setelah itu putar balik melalui Jl. Surapati. Selanjutnya lurus terus menuju Pasteur, naik melalui Jembatan Layang Pasupati.

Meninggalkan garis start menuju Pusdai (official photo)

Di pertigaan Jl. dr. Djundjunan-Jl. Surya Sumantri putar balik menuju ke arah Gasibu kembali. Di lokasi putar balik tersebut terdapat checkpoint pertama kategori FM. Saya mencatatkan waktu 37:04.

Awal-awal berlari ini saya mengambil strategi untuk mengikuti pace beberapa pelari di depan saya yang saya lihat berlari cepat dan stabil. Mereka rata-rata berlari di pace 5:30-5:50/km.

Alhamdulillah saya pun bisa melahap 10 km pertama dalam waktu sekitar 58 menit. Nafas dan kaki masih terasa nyaman juga. Di KM 10 itu saya baru berhenti untuk pertama kalinya di water station untuk meneguk air minum.

Dapat PB Half Marathon

Dari Gasibu, rute FM selanjutnya lurus kembali ke Pusdai kemudian berbelok ke Jl. WR. Supratman. Pada ruas 10 km ke-2 ini saya mengambil strategi hidrasi setiap 4 km, alias skip 1 water station dan berhenti di untuk minum di water station berikutnya. Kebetulan di PSR 2022 ini rata-rata di setiap 2 km kita akan menemui water station. Banyak ya water station-nya.

Alhamdulillah walaupun pace mulai menurun, saya masih bisa menjaganya di rentang 5:45-6.00/km. Alhasil di event ini saya bisa mencatatkan personal best (PB) saya untuk jarak half marathon, yakni 1:59:36. Sebelum ini PB half marathon saya adalah 2:05:06, yang saya catatkan ketika berlari FM pada event Borobudur Marathon 2019.

baca juga: Lari Marathon di Borobudur Marathon 2019 (Part 1/2)

Dapat PB 30K Juga

Setelah melewati separuh rute, saya mulai merasakan fatigue di kaki saya. Saya mencoba untuk tidak ngoyo lagi. Saya mulai menerapkan strategi kombinasi lari dan jalan. Lari beberapa ratus meter kemudian jalan kaki sekitar 100 meter untuk mengatur nafas.

Jam sudah menunjukkan pukul 7an pagi. Terik matahari mulai terasa walaupun tidak begitu panas. Mungkin karena saya mulai melalui kawasan yang jarang pepohonan. Yakni, di sekitaran kawasan Kiaracondong-Jl. Gatot Subroto-Jl. Pelajar Pejuang.

Di KM 25 saya sempat berjalan kaki agak lama sehingga pace saya turun hingga 12:05/km. Maklum, mencoba update instagram dulu, wkwkwk.

Walaupun demikian saya masih bisa mendapatkan PB lagi untuk jarak 30K. Saya berhasil mencatatkan waktu 3:02:15. Catatan tersebut lebih baik dari PB sebelumnya, 3:18:07, yang juga di Borobudur Marathon 2019.

Melewati Braga di KM 31

10 KM Terakhir Menuju Finish

Senang sekali rasanya ketika mencapai KM32 di kawasan Jl. Kebon Jukut, dekat Gedung Pakuan/Stasiun Bandung. Sudah 3/4 rute saya tempuh. Kurang 10K lagi menuju finish.

Waktu ketika itu menunjukkan pukul 8.25. Secara teori, kalau lagi fresh, saya bisa menghabiskan 10K terakhir ini dalam sejam. Finish dalam sub 4:30. Tapi saya realistis karena kaki sudah terasa pegal-pegal wkwkwk. Terik matahari juga makin menyengat.

Kawasan yang saya lalui sepanjang Jl. Kebon Kawung-Jl. Pasir Kaliki juga jarang pohon. Di Jl. Pajajaran lumayan agak teduh sebelum harus panas-panasan lagi di rute sepanjang Jl. Cihampelas-Jl. Wastu Kencana-Jl. Merdeka.

Begitu belok di Jl. Jawa baru terasa adem lagi. Rute berikutnya penuh dengan pepohonan di kanan-kiri jalan. Saya pun bisa mulai ngepush diri lagi.

Alhamdulillah dari yang sebelumnya saya banyak disalip, kali ini saya bisa menyalip beberapa pelari lagi. Saya mulai mencanangkan target bahwa saya harus bisa finish dalam sub 5:00.

Pada titik tersebut saya merasa sekadar finish dengan catatan lebih baik dari PB FM saya sebelumnya akan terasa sayang sekali. PB FM saya sebelum ini adalah 5:18:55 yang saya dapatkan di Borobudur Marathon 2019.

Di Jl. Jawa saya melewati checkpoint ke-7 yang berada di ruas KM 36-37. Waktu yang tersisa masih ada sekitar 50 menit menuju waktu 5 jam. Jika target sub 5 ingin terpenuhi, pace saya harus bisa dijaga rata-ratanya dalam 9:00/km.

Untungnya, 5 kilometer terakhir menuju finish ini didominasi oleh rute yang cukup adem. Mungkin kurang dari 1 km saja yang rutenya berada di jalan terbuka yang cukup panas di Jl. RE. Martadinata.

Ketika sampai di Taman Pramuka, saya melihat tanda KM 40 di kiri jalan. Rasanya senang sekali. “Ayooo.. dikit lagi!” batin saya mencoba menyemangati diri.

Dari Taman Pramuka kemudian rute berbelok menuju ke Jl. Bengawan-Jl. Ciliwung-Jl. WR. Supratman. Walaupun tinggal 2 km, rasanya kok kayak masih jauh sampainya. Wkwkwk. Tapi saya mencoba tetap semangat karena sadar rasa payah yang saya rasakan saat itu akan segera berakhir. Hehehe.

Ketika tiba di ruas jalan depan Pusdai, semangat saya semakin bertambah karena di sepanjang jalan banyak pelari lain yang sudah finish lebih dahulu memberikan semangat kepada saya dan pelari lain yang masih berjuang menyelesaikan sisa rute.

Dari yang sebelumnya pace rata-rata saya di beberapa km terakhir sekitar 8:00/km bisa kembali naik. Bahkan sempat menyentuh 5:40/km karena saking semangatnya. Dari Pusdai menuju garis finish itu tinggal 700 meter.

Alhamdulillah, pada pukul 9.54 akhirnya saya tiba juga di garis finish. Terus terang ketika itu saya merasa terharu ketika finish. Wkwkwkw. Maklum, 2 event lari sebelumnya yang saya ikuti, yakni di Mesastila 100 dan MSC116, berturut-turut semua berakhir DNF (Did Not Finish). Tentu saja ketika akhirnya bisa kembali melewati garis finish, lega sekali rasanya.

Tiba di garis finish (official photo)

Saya tidak menyangka bisa finish di sub 5. Maklum, sebelum lari, saya agak pesimis bahkan untuk bisa finish sub 5:30 mengingat latihan saya yang cukup kurang. Saya juga sempat cemas akan dapat DNF lagi karena cut-off time-nya hanya 6 jam, lebih cepat sejam dari Borobudur Marathon.

Catatan waktu official

Namun alhamdulillah ternyata bisa melebihi target, dapat PB dan finish sub 5. Mungkin masih ada sisa latihan-latihan sebelumnya untuk persiapan MSC116 kemarin yang masih membekas hehehe.

Yang paling terasa tentu saja karena didukung juga oleh cuaca Bandung hari itu yang relatif sejuk. Rutenya juga mayoritas melewati jalan yang teduh dengan pepohonan di kanan kiri. Ketika matahari sudah mulai tinggi pun, panasnya tidak terasa menyengat.

Karena itu, event Pocari Sweat Run Bandung ini menurut saya sebenarnya sangat recommended bagi mereka yang ingin memecahkan catatan personal best mereka. Cuaca dan rute Pocari Sweat Run Bandung ini sangat mendukung untuk mencapai itu.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s