Lari Marathon di Borobudur Marathon 2019 (Part 2/2)

Minggu, 17 November 2019

Pagi itu usai sholat subuh, saya memesan ojek online ke Candi Borobudur. Ketika itu waktu menunjukkan sekitar jam 4.15. Start lari saya adalah pukul 5 pagi tepat.

Jarak dari penginapan menuju pintu gerbang Candi Borobudur sebetulnya tidak terlalu jauh. Yakni, sekitar 1,3 km. Tapi karena mengingat waktunya sudah cukup mepet dan ingin hemat tenaga juga, saya ke sana naik ojek online saja.

Untungnya akses jalan dari penginapan ke kompleks Candi Borobudur tidak macet. Padahal kata pengemudi ojek yang mengantarkan saya, akses jalan melalui Jl. Balaputradewa dan Jl. Pramudyawardhani cukup macet. Mungkin karena banyaknya peserta yang berangkat melalui jalan tersebut.

Dari pintu gerbang saya masih harus berjalan lagi sekitar 800 meter ke Taman Lumbini, tempat race central Borobudur Marathon. Start akan dilakukan di sana juga.

Menjelang Start

Posisi start peserta dibagi menjadi beberapa kategori sesuai dengan target waktu finish yang kita masukkan saat pendaftaran. Tiap peserta akan mendapatkan gelang yang menandakan ia termasuk dalam kategori mana. Official membantu mengarahkan tiap peserta agar masuk ke posisi start sesuai kategorinya.

Saya memasukkan target finish di atas 4,5 jam. Itu adalah kelompok kategori waktu finish terlama yang disediakan oleh panitia. Kategori yang lain memiliki target finish kurang dari itu.

Sudah ratusan atau bahkan mungkin ribuan peserta yang berkumpul di belakang garis start. Mereka semua bersiap-siap menunggu start dilaksanakan. Start dilakukan pukul 5 pagi tepat dengan dibuka oleh bapak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Di kilometer pertama Borobudur Marathon

Race

Rute tahun 2019 ini sepertinya masih sama dengan rute tahun sebelumnya. Semua jalan masih terasa sangat familiar di ingatan saya.

Di awal-awal saya berusaha menjaga pace di range 5-6 menit/km. Saya tidak berhenti berlari hingga KM 17. Berhenti untuk minum pun tidak. Belum terasa haus juga sih. Mungkin karena saya sudah banyak minum air sebelum race. Tapi di KM 17 itu saya terpaksa harus berhenti dulu untuk mampir ke toilet. Sudah kebelet banget. 😅

Setelah itu masih bisa konsisten lari lagi sampai KM 21,1 alias half marathon. Target pertama saya untuk bisa finish half marathon 15 menit lebih awal daripada catatan waktu tahun sebelumnya alhamdulillah bisa terpenuhi.

Pada event kali ini saya memang optimistis bisa mencatatkan waktu lebih baik dari tahun sebelumnya (6:09:12) karena merasa persiapan kali ini memang lebih baik. Sayangnya setelah bisa melewati jarak half ini, saya jadi agak kurang gigih.

Jalan menanjak di Borobudur Marathon

Saya pakai strategi lari-jalan-lari-jalan dan begitu seterusnya. Awal-awal saya masih bisa pakai strategi lari 500 meter jalan 100 meter. Lama-lama turun bertahap sampai akhirnya lari 100 meter jalan 100 meter. Dan akhirnya jadi banyakan jalan kakinya juga. 😆

Tapi setiap melewati barisan atraksi masyarakat, saya selalu berupaya untuk selalu lari. Mereka menjadi penyemangat juga untuk saya. Malu juga sih kalau mereka sudah teriak-teriak atau mengajak salaman, tapi sayanya jalan kaki santai aja. Hahaha.

Melewati salah satu barisan atraksi masyarakat

Dari segi cuaca, rasanya entah kenapa pada Borobudur Marathon kali ini cuacanya terasa sangat panas. Perasaan saya tahun sebelumnya tidak sepanas ini. Apakah memang biasanya seperti ini atau memang ada anomali. Padahal masih sekitar jam 8-an pagi. Ketika itu sebetulnya saya sudah menempuh jarak 30 km dalam waktu 3 jam 27 menit.

Sisa jarak sekitar 12 km kalau dalam kondisi normal, harusnya bisa saya selesaikan dalam waktu 75 menit atau paling lama 90 menit lah. Jadi masih bisa finish dalam waktu kurang dari 5 jam.

Sayangnya saya jadi kebanyakan berhenti untuk singgah minum air hampir di setiap water station. Cuaca panas menyengat membuat saya gampang kehausan.

Tapi ternyata bukan saya saja yang merasakan cuaca panas menyengat itu. Pelari lain juga merasakan hal yang sama. Bahkan sempat masuk berita juga.

Saya juga nggak terbiasa berlatih saat cuaca panas seperti ini. Maklum, di Bandung saya biasa lari pada pagi hari ketika cuaca masih sejuk-sejuknya. Setelah finish, karena saking panasnya cuaca siang itu, saya pun sampai minum air es 3 botol di race central.

Bersama teman-teman satu komunitas lari GEARS

Walaupun demikian, alhamdulillah saya bisa finish dengan catatan waktu 5:19:43 atau 50 menit lebih cepat dari tahun sebelumnya. Catatan tersebut menempatkan saya pada posisi 487 dari 1680 peserta overall. Catatan waktu ini juga menjadi rekor PB (personal best) saya, memperbaiki catatan waktu marathon saya sebelumnya, 6:09:12.

Catatan waktu di Borobudur Marathon 2019

Pulang

Saya dan kawan saya pergi check-out dari penginapan sekitar pukul 14.45. Kami naik taksi online menuju Yogyakarta.

Kami tidak langsung ke kota. Kami mampir dulu di Warung Kopi Klotok di daerah Jalan Kaliurang. Kami tiba di sana ketika hampir memasuki waktu maghrib.

Kami makan malam di sana. Suasananya cukup ramai ketika itu. Sepertinya sih kebanyakan rombongan peserta Borobudur Marathon juga. Setidaknya teman-teman yang duduk semeja dengan kami. Mereka ternyata rombongan dari Bintaro, Tangerang Selatan. Ikut lari di Borobudur Marathon juga.

Ini kali pertama saya ke Warung Kopi Klotok sebetulnya. Malam itu tidak banyak pilihan makanan yang tersisa. Mungkin karena saking ramainya pengunjung hari itu. Tapi untungnya saya masih bisa menikmati telur dadar yang katanya khas Warung Kopi Klotok itu. Hehehe.

Telur dadar khas Warung Kopi Klotok

Setelah menghabiskan makanan, kami segera pergi meninggalkan Warung Kopi Klotok untuk bergerak menuju ke Stasiun Tugu Yogyakarta. Kami pulang ke Bandung dengan menaiki KA Lodaya dengan jadwal keberangkatan 20.08. (Tamat)

Leave a comment