DNF di MSC116 – 55K (Part 2-Tamat)

Menjelang Start

Tepat pada pukul 10 malam saya berangkat jalan kaki dari area camping ground menuju lokasi start. Jaraknya sekitar 350 meter saja. Sesampainya di area start saya melakukan pemanasan sendiri terlebih dahulu. Mumpung masih ada banyak waktu sebelum race dimulai.

Sekira 20 menit sebelum start saya bersiap-siap di belakang garis start bersama pelari-pelari yang lain. Tak lama kemudian, tepat pukul 11 malam, race pun dimulai. Total menurut catatan panitia ada 185 pelari yang melakukan start malam itu.

Menjelang start MSC116 2022 kategori 55K

Garis Start-Pondok Welirang

Pada event MSC116 ini peserta memulai lari dari garis start yang berada di ketinggian 763 MDPL. Titik cut-off time (COT) pertama untuk kategori 55K ini berada di WS Pondok Welirang yang berada di ketinggian 2.534 MDPL dengan jarak tempuh 9K dari garis start.

Waktu cut-off time (COT) yang diberikan oleh panitia adalah 4 jam 50 menit. Cukup lama bukan? FYI, untuk event 10K di medan road, biasanya COT yang diberikan hanya sekitar 1,5-2 jam saja. Sangat jauh selisihnya. Waktu COT yang lama itu menunjukkan bahwa rute menuju Pondok Welirang ini memang memiliki tingkat kesulitan yang tidak main-main.

Walaupun medannya mayoritas berupa tanjakan, dalam rute menuju WS Pondok Welirang ini treknya kebanyakan masih bisa dipakai lari. Ada sejumlah ruas yang jalurnya cukup landai. Ada sedikit turunan juga. Tanjakan tercuram pada jalur ini yang tercatat pada Strava saya adalah 48%.

Saya tiba di WS Pondok Welirang pada pukul 02:34 dini hari. Sementara itu, menurut catatan panitia di sini, peserta pertama yang sampai di WS Pondok Welirang berhasil menempuh dalam waktu 1 jam 55 menit. Artinya catatan saya hampir 2 kali lipat dari catatan waktu peserta pertama tersebut 😂. Saya sendiri berada di urutan 98 yang check-in di WS Pondok Welirang itu.

Di WS Pondok Welirang

Pondok Welirang-Puncak WelirangSadelan

Dari Pondok Welirang saya lanjut berlari kembali menuju Puncak Gunung Welirang. Treknya tentu saja masih menanjak.

Dalam perjalanan ke Puncak Gunung Welirang ini saya mulai diserang rasa kantuk. Selain karena sebenarnya ini sudah lewat dari jam biologis tidur saya, mungkin juga karena disebabkan saya yang mulai melambat sehingga menurunkan adrenalin saya.

Sekitar pukul setengah 5 saya sampai juga di Puncak Gunung Welirang. Di sana setiap pelari memperoleh bracelet check-point.

Official memasangkan bracelet check-point ke tangan saya (photo by official)

Ketika berada di Puncak Gunung Welirang ini, langit masih gelap. Saya tidak bisa melihat pemandangan sekitar. Apalagi ditambah kabut yang sangat tebal. Jarak pandang pun menjadi semakin terbatas.

Suhu di puncak sana ternyata juga sungguh dingin sekali. Ditambah lagi dengan angin badai yang berhembus kencang, membuat dinginnya pun semakin menusuk-nusuk.

Btw, ini kali kedua saya naik ke Puncak Gunung Welirang. Pada tahun 2020 saya sudah pernah naik ke sana dalam rangka mengikuti event Mantra Skyrace 3 yang ceritanya pernah saya tulis di sini.

baca juga: Lari Naik Gunung Welirang di Mantra Skyrace 3

Dari Puncak Gunung Welirang kemudian saya kembali turun melewati jalur yang sama menuju Pasar Bubrah. Pasar Bubrah ini merupakan sebuah lapangan rumput yang sangat luas. Di sini terdapat pertigaan yang merupakan jalur percabangan antar jalur naik dari Pondok Welirang dan jalur menuju Sadelan. Sebelum lanjut ke Sadelan, saya berhenti sejenak untuk sholat subuh di salah satu sudut lapangan.

Saya tiba di WS Sadelan tepat pukul 6 pagi. Jika dihitung, waktu tempuh saya dari WS Pondok Welirang ke WS Sadelan ini adalah 2,5 jam.

Di WS Sadelan ini saya istirahat agak lama karena makan pop mie dulu. Saya merasa sangat lapar ketika itu. Minuman coca-cola dan semangka yang disediakan pun saya lahap juga.

WS Sadelan ini berada di KM 16. Masih ada waktu sekitar 5 jam sampai batas COT berikutnya di WS Wonorejo KM 30.

Sambil makan pop mie, saya mulai mengalkulasi peluang saya. Dari WS Sadelan itu saya cuma punya waktu 5 jam untuk menempuh 14 km berikutnya. Kalau lari di medan datar, waktu segitu tentu saja sangat sangat cukup.

Namun ketika ingat bahwa untuk sampai WS Sadelan yang berada di KM 16 ini saja saya butuh waktu 7 jam, saya agak khawatir dengan peluang saya untuk bisa sampai di WS Wonorejo sebelum cut-off time.

Sadelan-Puncak Arjuno

Kurang lebih 7-10 menit saya istirahat di WS Sadelan. Lumayan lama juga ya wkwwkw. Setelah itu saya lanjut berlari lagi.

Dari WS Sadelan jalurnya berupa turunan landai. Panjangnya mungkin hampir 2 kilo. Saya menempuhnya dalam waktu kurang lebih 24 menit. Lama juga tentunya waktu tempuh segitu. Badan, terutama kaki, memang sudah terasa lemas sih saat itu. Payah juga wkwkwk. Kurang persiapan.

Jalur turunan dari WS Sadelan

Setelah jalur turunan landai terlewati, selanjutnya saya harus menghadapi tanjakan dengan gradien yang cukup tinggi. Ada tanjakan sejauh 1,7 km dengan perbedaan ketinggian 561 meter. Strava saya bahkan mencatat ada satu tanjakan yang grade-nya mencapai 48% dalam jalur tersebut.

Percabangan kategori 35K dengan kategori 55K/75K/116K
Jalur menanjak menuju Puncak Gunung Arjuno

Pada pukul 8.25 akhirnya saya mencapai Puncak Gunung Arjuno. Ini kali pertama saya menginjakkan kaki di puncak gunung berketinggian 3339 meter (menurut Wikipedia) tersebut. Menurut catatan GPX panitia, Puncak Gunung Arjuno ini berada di KM 18.4. Masih ada kurang lebih 11,6 km lagi menuju WS Wonorejo yang harus ditempuh dalam 2,5 jam.

Tiba di Puncak Gunung Arjuno (photo by official)

DNF dalam Perjalanan Menuju WS Wonorejo

Jalur dari Puncak Arjuno menuju WS Wonorejo ini sebetulnya tinggal berupa downhill saja. Namun sama seperti tanjakan sebelumnya yang grade-nya mencapai 48%, jalur turunan ini juga kecuramannya sampai ada yang grade -48%. Mana jalurnya licin pula karena sempat diguyur hujan. Saya sempat terpeleset beberapa kali.

Jadinya saya terlalu berhati-hati dalam melahap turunan ini. Kalau kondisi saya lebih fit dan siap, mungkin saya bisa lebih berani untuk lebih cepat dalam melalui turunan ini.

Menembus rimbunnya ilalang di jalur turunan
Pemandangan lereng Gunung Arjuno dalam perjalanan turun ke Wonorejo

Akhirnya saya berpikir bagaimana agar tidak sampai cedera saja dalam perjalanan turun ini. Sudah pesimis juga untuk dapat mengejar COT di WS Wonorejo.

Di Mahapena (KM 22/23) saya bertemu dengan beberapa pelari lain yang tengah duduk-duduk di tenda salah satu sweeper. Mereka rupanya juga sudah pasrah terkena DNF. Mau bagaimana lagi. Waktu sudah menunjukkan pukul 10.50. Sudah batas cut-off time untuk check-in di WS Wonorejo.

Setelah istirahat agak lama, saya bersama pelari yang lain itu turun bersamaan menuju ke WS Wonorejo. Makan waktu lumayan lama juga ternyata perjalanan turun menuju WS Wonorejo ini wkwkwk. Sekitar 3 jam-an. Namanya juga sudah letih. Jalan kaki pun cukup struggling. Wkwkwk. Saya sampai di WS Wonorejo sekitar pukul 14.15.

Evakuasi ke Race Central

Di WS Wonorejo saya menunggu pelari-pelari yang terkena DNF lainnya yang masih dalam perjalanan menuju WS Wonorejo. Sambil menunggu itu saya menyantap nasi sup, pop mie, dan minuman-minuman segar yang tersedia lainnya di sana. Nikmatnyaaa…

Saya lapar sekali saat itu. Saya menyantap makanan-makanan yang disuguhkan panitia itu dengan lahap. Alhamdulillah. Wkwkwk.

Sekira pukul 15.30, pelari-pelari yang DNF sudah berkumpul semua. Setelah itu kami dievakuasi bersama dengan menumpang truk TNI menuju race central. Perjalanannya lumayan jauh juga. Mungkin ada hampir sejam perjalanan dari Wonorejo ini menuju Kaliandra.

Di Race Central saya makan lagi memanfaatkan jatah makan untuk peserta. Kali ini makan soto ayam. Hehehe.

Pulang ke Malang

Sekitar pukul 5 sore saya balik ke camping ground tempat tenda saya berada. Rupanya beberapa panitia tampak tengah beres-beres melipat tenda yang sudah banyak ditinggalkan oleh peserta. Saya termasuk dari segelintir peserta yang masih belum check-out sore itu.

Saya pun buru-buru untuk mandi lalu mengemasi barang-barang saya. Setelah check-out saya tidak langsung meninggalkan area camping ground ini. Saya sekalian menunggu waktu maghrib untuk sholat dulu di mushola di area camping ground itu.

Usai maghrib, saya menghubungi tukang ojek yang sehari sebelumnya mengantarkan saya ke Kaliandra Resort ini. Saya diantarkan hingga ke jalan raya pertigaan Pasar Palang. Kemudian dari sana saya mencegat bus ekonomi tujuan Terminal Arjosari, Malang.

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s