Senin, 17 Agustus 2015
Saya mendadak terbangun ketika mendengar pengumuman dari pramugari. Tentu saja saya tidak mengerti sepatah kata pun yang ia ucapkan dalam bahasa Myanmar. Saya menduga jangan-jangan bus sudah mau sampai Bagan.
Saya melihat jam. Angka di jam tangan saya masih menunjukkan pukul 4 kurang. Kemudian saya mengecek Google Maps melalui HP saya. Sebelum berangkat backpacking ke Myanmar ini, saya sudah menyimpan peta Bagan secara offline di dalam HP saya. Ternyata masih sangat jauh.
Ketika bus akhirnya berhenti, para penumpang beriringan turun. Tetapi barang bawaan mereka tinggalkan di dalam bus. Hanya seperangkat alat mandi seperti handuk basah kecil, sikat dan pasta gigi yang memang telah diberikan oleh pihak bus kepada setiap penumpang. Saya pun ikut turun dan kemudian bertanya kepada pramugari, di mana ini sebenarnya. Oh… ternyata bus berhenti untuk istirahat di rumah makan.
Penumpang yang turun kebanyakan langsung menuju kamar mandi dan mencuci muka mereka dengan handuk basah serta menggosok gigi dengan peralatan tadi. Bisa kompak begitu ya, haha. Saya pun ikut-ikutan mereka.
Semua penumpang bus wajib turun. Kru bus pun juga demikian. Pintu bus dikunci. Kami diberikan waktu 30 menit untuk istirahat.
Tiba di Bagan
Dua jam kemudian, setelah bus melanjutkan perjalanannya kembali, bus pun tiba di Bagan Shwe Pyi Highway Bus Terminal. Kira-kira saat itu waktu menunjukkan sekitar pukul 6.30. Pramugari memberikan pengumuman yang kira-kira artinya “Pengumuman, pengumuman… Sebentar sebentar lagi kita akan sampai di Bagan, bagi penumpang yang hendak mengakhiri perjalanannya di sini silakan bersiap-siap” (haha, sok tau). Ia juga memberikan kode kepada saya Continue reading