Di hari terakhir di Malaysia kemarin aku dan Jiwo — teman yang bersamaku pergi ke Malaysia — memutuskan untuk jalan-jalan ke kota Putrajaya. Kebetulan hari Sabu kami kosong, alias tidak ada kerjaan lagi yang harus dikerjakan hari itu.
Seperti diketahui, Putrajaya merupakan pusat administrasi dan pemerintahan di Malaysia. Kota ini baru didirikan pada tahun 1995. Jadi jangan heran ketika berkunjung ke kota ini, menemukan banyak sekali tanah lapang dan merasakan kesunyian di sana. Walaupun demikian, kota ini sebenarnya menyajikan banyak bangunan dengan arsitektur-arsitektur megah dan menarik sehingga menjadi worth it untuk dikunjungi oleh para wisatawan.
Pukul 9.30 (GMT+8) kami check out dari hotel. Kemudian kami naik kereta komuter KTM dari stasiun Mid Valley menuju menuju KL Sentral. Di sana kami menitipkan tas-tas kami di locker penitipan barang yang memang tersedia di sana.
Selanjutnya kami menumpang KLIA Transit menuju stasiun Putrajaya. Tarifnya lumayan mahal, RM9,5 atau sekitar Rp25ribu per orang. Tapi sebandinglah sama kenyamanan dan kecepatan yang ditawarkan. Keretanya full AC, bersih, tersedia wifi, dan cepat (rata-rata 130 km/jam). KL Sentral-Putrajaya ditempuh dalam waktu sekitar 20 menit.

KLIA Transit

Papan info rute bus
Sesampainya di stasiun Putrajaya, kami sempat bingung akan pergi ke mana dulu dan naik transportasi apa. Untungnya di sana telah tersedia papan peta kota Putrajaya beserta rute-rute bus transportasi umum di sana. Bagusnya lagi, di sana juga tertera nomor-nomor bus untuk mencapai objek-objek wisata di Putrajaya itu. Salut buat pemerintah Malaysia yang selain gencar mempromosikan negaranya, namun juga menggarap sarana transportasi umum dan penyediaan informasi dengan baik. Karena dua elemen itu yang menurutku adalah hal yang paling dibutuhkan oleh seorang turis.
Namun, walaupun sudah ada papan informasi, kami tetap perlu bertanya kepada beberapa orang di terminal sana bagaimana menuju ke tempat-tempat itu, just want to make sure. Lucunya kami sempat dikira sebagai orang asli sana yang hendak mengikuti karnaval Hari Belia Negara, yah … semacam hari pemuda di Indonesia begitulah. Karena ketika itu, di terminal memang tengah disiapkan beberapa bus gratis untuk pemuda-pemuda yang mau ke sana. Wah, nggak deh pak … terima kasih. 😀

Terminal Bus Putrajaya Sentral
Kami pun akhirnya memilih bus dengan nomor rute 101 karena melalui kompleks Perdana Putra. Cukup menarik sistem pembayaran di bus di sana. Tiap bus memiliki mesin register di mana calon penumpang harus memasukkan uangnya terlebih dahulu ke dalamnya kemudian sopir akan memverifikasi dan mencetak bukti pembayaran melalui mesin itu. Tidak ada kembalian untuk setiap pembayaran. Jadi memang harus pas jika tidak ingin rugi. Tarif bus di sana, murah sekali. Jauh dekat cuma RM 0,5 alias 50 sen atau kalau dirupiahkan sekitar Rp1500 lah.

Bus 101 yang kami tumpangi
Jadilah kami menaiki bus 101 itu dan berkeliling kota Putrajaya. Jika diamati kota ini bisa dibilang sangat sepi. Jarang terlihat kesibukan orang-orang di sepanjang jalan. Bisa jadi memang karena penduduknya yang tak banyak. Maklum, kota ini masih berusia muda dan didirikan khusus untuk kompleks pemerintahan.
Kami sebenarnya tak yakin juga tujuan kami ke mana saat itu. Kompleks Putra Perdana, Istana Melawati, dan Taman Putra Perdana telah kami lewati. Sebab ketiganya tak tampak seperti destinasi turis. Kami pun berkeliling dengan bus saja sampai akhirnya turun di Mall Alamanda. Begitu menginjakkan kaki di depan mall … alamak … Continue reading →
Like this:
Like Loading...