Tiga minggu lalu saya mengikuti lari full marathon (FM) di event Borobudur Marathon (BM) 2018. Itu adalah kali ketiga saya berlari FM dan yang pertama saya berlari FM di Indonesia. Dua event FM sebelumnya yang saya ikuti adalah di Penang Bridge International Marathon 2015 dan 2017.
baca juga: Kali Pertama Ikutan Full Marathon
Awalnya saya tidak kepikiran untuk mengikuti event BM 2018 ini. Tapi karena diajak teman saya, Dani, saya pun mendaftar di hari-hari terakhir pendaftaran. Dia berambisi untuk pecah telor full marathon tahun ini.
Saya pun juga tertantang untuk memperbaiki catatan waktu FM saya sebelumnya yang begitu mepet dengan cut off time (COT), yakni 6:50 dan 7:05. Sudah lama sebetulnya saya tidak lari long distance. Event Relay 8 – ITB Ultra Marathon 2018 satu bulan sebelumnya saya manfaatkan sebagai ajang latihan untuk persiapan BM 2018 ini.
Race Pack Collection
Saya dan Dani janjian untuk ketemuan ketika Race Pack Collection (RPC) di Hotel Grand Artos, Magelang, pada H-1. Dani datang dari arah Jogja, sementara saya datang dari arah Semarang setelah menempuh perjalanan dengan kereta api dari Bandung dan disambung dengan travel ke Magelang.
Suasana RPC begitu ramai saat itu. Selain RPC, di Artos Mall yang gedungnya menjadi satu dengan Hotel Grand Artos juga diadakan expo dengan tema lari.
Proses pengambilan race pack berjalan lancar tanpa ada kendala. Saya cukup terkejut karena ada banyak sekali barang-barang dari sponsor di dalam race pack.yang dibagikan. Selain kaos, BIB, dan runner guideline, ada tumbler dari Generali, minuman Batugin Elixir dan obat merah dari Kimia Farma, Salonpas, Mie Sedaap Tasty, dan koran Kompas.

Menginap di Kawasan Candi Borobudur
Usai mengambil race pack, saya dan Dani menumpang GrabCar menuju ke penginapan kami di Panti Asuhan Fatimah Az-Zahra. Kalau menurut Google Maps, jarak dari Artos Mall sekitar 17 km.
Dari namanya, kita semua mungkin sudah paham Fatimah Az-Zahra ini adalah sebuah panti asuhan. Tapi mereka menyediakan beberapa kamar untuk tamu juga. Kami memesan kamar di Panti Asuhan Fatimah Az-Zahra ini melalui website Agoda.com.
Kami memilih tempat tersebut karena jaraknya yang sangat dekat dengan Candi Borobudur. Hanya sekitar 500 meter saja.
Pengelola panti asuhan pun juga sangat baik dan ramah. Kami dibuatkan teh hangat dan diberi air mineral. Kamarnya juga bagus. Jadinya menurut kami malah tidak sebanding dengan biaya penginapannya yang sangat murah.
Jalan-Jalan di Sekitar Kawasan Candi Borobudur
Selepas sholat Ashar, kami keluar mencari makan. Kami menyewa sepeda motor di tempat rental motor yang berada di depan pintu masuk kompleks Candi Borobudur sebagai transportasi kami untuk berkeliling. Sore itu kami makan di rumah makan Dapoer Gending yang masih berada di sekitaran kawasan Candi Borobudur juga.
Selesai makan, kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Bukit Punthuk Setumbu. Di sana kami foto-foto pemandangan di sekitar. Candi Borobudur juga kelihatan dari sana, tapi tampak begitu kecil.

Menjelang maghrib, kami kembali ke penginapan. Sholat dan santai-santai sejenak di kamar. Setelah sholat Isya’ kami keluar untuk makan malam. Warung Bakmi Pak Muri menjadi jujukan kami malam itu. Warung Bakmi Pak Muri ini menjadi salah satu kuliner yang direkomendasikan oleh panitia Borobudur Marathon.
Ramai sekali pengunjung yang makan di Warung Bakmi Pak Muri malam itu. Rasanya ada setengah jam kami terpaksa harus menunggu bakmi godog dan goreng pesanan kami selesai disiapkan.


Usai makan malam di Warung Bakmi Pak Muri, kami menutup malam itu dengan menikmati wedang ronde sambil duduk lesehan di depan kompleks Candi Borobudur. Saat malam hari di sana memang banyak berjajar PKL-PKL yang menjajakan beraneka macam kuliner.


Setelah menghabiskan wedang ronde, kami pun segera kembali ke penginapan. Kemudian kami segera tidur awal agar keesokan harinya kami bisa bangun dengan bugar sebelum lari. (bersambung)
saat ini apa masih adakah marathon di sana?
LikeLike
Tahun ini ditiadakan. Tapi kalau tidak salah, ada event virtual run-nya.
LikeLike