Category Archives: Indonesia

Race Pack Collection Borobudur Marathon

Lari Marathon di Borobudur Marathon 2019 (Part 1/2)

Ini adalah cerita tentang Borobudur Marathon 2019 yang lalu. Sudah lama banget sih. Sudah mulai saya tulis sejak 2 bulan lalu. Sayang kalau cuma jadi draft saja sampai hari ini. Makanya saya lanjutkan tulisannya. Hehehe.

Jadi sepekan setelah mengikuti Goat Run Lawu, saya kembali mengikuti event lari yang lain. Kali ini lari di jalan, bukan di gunung lagi, yakni di event Borobudur Marathon. Ini kali kedua keikutsertaan saya di sana.

Pendaftaran

Ada yang berbeda pada sistem pendaftaran Borobudur Marathon tahun ini. Pada tahun ini Borobudur Marathon menggunakan sistem ballot untuk menentukan calon peserta.

Dengan sistem ballot ini, para calon peserta yang sudah mendaftarkan diri belum otomatis terdaftar sebagai pelari di Borobudur Marathon. Mereka harus menunggu hasil pengundian yang dilakukan oleh panitia.

Pendaftaran ballot ini sudah dibuka pada awal bulan Mei 2019. Sedangkan hasil pengundiannya diumumkan pada pertengahan bulan Juni 2019. Alhamdulillah saya lolos.

Email pengumuman lolos ballot

Setiap peserta yang lolos melalui sistem ballot diberi waktu selama 2 hari untuk menyelesaikan pembayaran. Jika tidak, maka slotnya akan dialihkan ke calon peserta lain yang masuk dalam daftar tunggu.

Transportasi ke Magelang

Dari Bandung saya berdua bersama kawan saya naik KA Kutojaya Selatan jurusan akhir Kutoarjo. Kereta api ini merupakan kereta api kelas ekonomi dengan formasi tempat duduk 2-3 Harga tiketnya Rp62.000.

Sampai di Kutoarjo pukul 4.30. Jadwal ini cukup menguntungkan buat kami karena bisa sholat subuh di stasiun. Setelah itu baru melanjutkan perjalanan ke Magelang dengan menumpang bus PO. Sumber Alam.

Continue reading
Lari di Dago Resort

Ngaprak Ngabring di Perbukitan Bandung Utara

Pagi ini saya dan tiga orang teman lari bareng menjelajahi kawasan perbukitan Bandung Utara. Atau kalau istilah bahasa Sundanya biasanya ngaprak ngabring hehehe.

Tiga orang itu ada Reza dan Gilang. Reza adalah teman saya seangkatan di STEI ITB dulu. Sementara dengan Gilang saya baru kenal tadi. Gilang alumni SBM ITB seangkatan dengan saya juga. Seorang lagi adalah kang Ady, teman satu organisasi di Comlabs ITB dulu.

Kami janjian kumpul di Tahura (Taman Hutan Rakyat) Ir. H. Djuanda jam 6.15. Tapi kenyataannya agak meleset sedikit. Mungkin sekitar jam 6.30 kami baru kumpul lengkap.

Pintu masuk utama Tahura

Jam segitu Tahura ternyata masih belum buka. Padahal terakhir ke sini Agustus kemarin sudah buka. Pintu gerbang Tahura baru dibuka menjelang jam 7. Reza memindahkan mobilnya ke parkiran Tahura. Setelah itu baru kami mulai lari bersama-sama.

Continue reading
Elf Probolinggo-Cemoro Lawang

Elf Probolinggo-Cemoro Lawang (Bromo)

Dua minggu lalu saya mengikuti event lari Bromo Tengger Semeru (BTS) 100 Ultra. Sesuai namanya, event ini diadakan dengan mengambil jalur lintasan lari di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Race central-nya berada di Lava View Lodge, Desa Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Bagi Anda yang pernah ke Bromo — khususnya yang datang dari arah Probolinggo — tentunya nama Desa Cemoro Lawang ini terdengar sangat familiar. Cemoro Lawang adalah sebuah desa yang yang menjadi pintu gerbang menuju kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Banyak penginapan juga di sana.

Untuk mencapai Cemoro Lawang ini kita bisa menggunakan transportasi umum dari Terminal Probolinggo, seperti yang saya lakukan kemarin waktu datang ke event BTS 100 Ultra itu. Moda transportasinya berupa mobil elf atau dikenal juga dengan sebutan bison.

Ini kali pertama saya mencoba naik elf dari Terminal Probolinggo ke Cemoro Lawang. Yang sebelumnya pernah saya coba adalah jalur kebalikannya saja, yakni dari Cemoro Lawang ke Terminal Probolinggo (baca ceritanya di sini).

Nah, melalui tulisan ini, saya ingin memberikan beberapa info kondisi terkini yang semoga bisa bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca dalam merencanakan perjalanan ke sana kelak.

1. Lokasi Elf

Elf jurusan Cemoro Lawang ini dapat Anda temui di Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo. Lokasinya tidak persis di dalam terminal, tetapi berada di luar, tepatnya di sisi selatan.

Kalau Anda dari dalam terminal, Anda perlu berjalan keluar kemudian belok ke arah kiri. Anda akan menemui elf-elf yang parkir berjajar di tepi jalan raya. Itulah elf-elf jurusan Cemoro Lawang. Sementara di Cemoro Lawang, terminal elf ini berada di pertigaan dekat sebuah warung bernama “Warung Sederhana Bromo”.

2. Jadwal Elf

Tidak ada jadwal yang pasti kapan elf akan berangkat. Elf biasanya baru akan berangkat jika sudah dipenuhi penumpang. Tentunya ini akan menjadi petaka bagi Anda yang pergi sendirian.

Continue reading

Naik Pesawat dari Bandara Kertajati

Pada malam Idul Adha pekan lalu untuk pertama kalinya saya mencoba naik pesawat dari Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB). Nama resminya memang BIJB, tapi bandara ini juga dikenal dengan panggilan Bandara Kertajati karena lokasinya yang berada di Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Bahkan bus Damri yang melayani trayek Bandung-BIJB lebih memilih nama Bandara Kertajati untuk disematkan di papan nama jurusan yang dipasang di kaca depannya.

Pada bulan Agustus ini, kebetulan AirAsia baru saja membuka rute baru Kertajati (KJT)-Surabaya (SUB). Harga yang ditawarkannya masih harga promo, yakni sebesar Rp380 ribu untuk KJT-SUB dan Rp400 ribu untuk SUB-KJT. Jauh lebih murah daripada harga tiket kereta api eksekutif yang umumnya sekitar Rp500 ribu.

Untuk transportasi Bandung-Bandara Kertajati saya menumpang bus Damri. Bus Damri ini berangkat dari pool Damri yang berada di Jalan Kebon Kawung, persis di depan Stasiun Hall Bandung.

Bus Damri parkir di Pool Damri Jl. Kebon Kawung, Bandung
Loket dan ruang tunggu penumpang Pool Damri Jl. Kebon Kawung, Bandung

Sekadar informasi, saat ini bus Damri Bandung-Kertajati masih dalam masa promosi lho. Calon penumpang pesawat cukup menunjukkan tiket pesawatnya kepada petugas loket untuk mendapatkan tiket bus Damri gratis ke Bandara Kertajati.

Continue reading

Transportasi Umum ke Gunung Salak via Cidahu

Dalam event Goat Run – Gunung Salak minggu lalu, berbekal informasi dari internet, saya menggunakan transportasi umum untuk menuju ke Javana Spa (Cidahu, Sukabumi), lokasi race central ajang tersebut. Melalui tulisan ini saya ingin berbagi juga pengalaman saya kemarin.

Ada dua jenis moda transportasi umum yang bisa dipilih untuk menuju ke sana. Yakni, kereta api dan bus. Kebetulan saya mencoba keduanya. Pergi naik kereta api, pulang naik bus.

Saya berangkat naik kereta api Argo Parahyangan dari Bandung ke Jakarta dan menyambung naik KRL ke Bogor. Dari Stasiun Bogor kemudian saya jalan kaki sedikit menuju Stasiun Bogor Paledang untuk naik KA Pangrango tujuan Sukabumi, turun di Stasiun Cicurug.

Stasiun Bogor Paledang

Dalam sehari, KA Pangrango ini memiliki jadwal 3x perjalanan Bogor-Sukabumi PP. Pastikan kita sudah membeli tiketnya jauh-jauh hari agar tidak kehabisan tempat duduk. Saya menaiki KA Pangrango dengan jadwal keberangkatan pukul 13.10 dan tiba pukul 14.07.

Dari Bandung sebetulnya bisa juga naik bus langsung ke Bogor atau Sukabumi. Tapi saya lebih memilih untuk naik kereta api karena waktu tempuh yang fixed, perjalanan lebih santai, dan bisa ngecharge HP juga.

Stasiun Cicurug

Persis dari depan Stasiun Cicurug, tanpa perlu menyeberang jalan raya, saya langsung melanjutkan perjalanan dengan menaiki angkutan kota (angkot) berwarna putih menuju Cidahu. Ongkosnya Rp7.000. Angkot ini cukup banyak wira-wiri di depan stasiun.

Continue reading

Lari di Goat Run Lunar Series – Gunung Salak 20K

Setelah tahun lalu lari di Gunung Guntur (Garut, Jawa Barat), kali ini saya kembali lagi mengikuti ajang lari lintas alam (trail run) yang lain di Gunung Salak (Sukabumi, Jawa Barat). Penyelenggaranya masih sama, yakni Go Adventure. Gunung Salak ini menjadi pembuka dari series bertajuk Goat Run Lunar Series.

Motivasi saya mengikuti ajang ini adalah untuk mengobati kerinduan mendaki gunung dan merasakan suasana hutan. Selain itu kebetulan saya juga belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di Gunung Salak.

Ada 3 kategori yang dibuka dalam series kali ini. Yakni, 20K, 50K, dan 75K. Saya mendaftar kategori 20K. Kategori 20K kebagian waktu start pada hari Minggu, 4 Agustus 2019 pukul 6 pagi. Sementara itu, kategori 50K dan 75L start pada Sabtu, 3 Agustus 2019 pukul 00.00. Semua kategori memiliki garis start dan finish di lokasi yang sama, yakni di Javana Spa (Cidahu, Sukabumi).

Pada ajang lari lintas alam kedua yang saya ikuti ini target saya tidak muluk-muluk. Yakni bisa finish strong dan perform lebih baik daripada yang pertama di Gunung Guntur dulu.

baca juga: Trail Run di Goat Run Series 2018 – Gunung Guntur (Bag. 1)

Alhamdulillah target saya tercapai. Saya bisa finish di peringkat 8 dari 49 peserta 20K pria. Sedangkan di Gunung Guntur tahun lalu saya finish di peringkat 43 dari 95 peserta 20K pria. Memang sih peserta di Gunung Salak ini tidak sebanyak di Gunung Guntur dulu. Tapi tetap saya syukuri bisa finish lebih baik dari sebelumnya.

Continue reading

Menjajal MRT Jakarta

Setelah 4 bulan lamanya, saya kembali berkunjung ke Jakarta lagi 2 pekan lalu. Kesempatan ke Jakarta itu saya manfaatkan untuk menjajal MRT (Mass Rapid Transit) Jakarta alias Ratangga yang resmi beroperasi pada 1 April 2019 yang lalu.

Sepulang dari urusan di kawasan Kuningan, saya sengaja pergi ke Bundaran HI (Hotel Indonesia), salah satu lokasi stasiun ujung MRT Jakarta. Stasiun Bundaran HI ini berada di bawah tanah. Ada beberapa pintu masuk yang tersebar di trotoar sekitaran Bundaran HI.

Hari itu adalah hari kerja. Saya mencoba MRT ini di saat orang-orang pulang kerja, sekitar jam 6 kurang menjelang maghrib. Ramai sekali pekerja perkantoran Jalan Sudirman yang menumpang MRT ini.

Tujuan saya petang itu adalah Stasiun Istora. Saya meetup dengan teman saya yang memang kantornya dekat dari stasiun tersebut. Mumpung di Jakarta juga kan, ketemuan dengan teman lama. Dia juga baru saja pulang kerja.

Pintu masuk Stasiun Istora

Enaknya Stasiun Istora ini, di dalamnya ada beberapa tenant berupa convenience store, toko roti, dan kafe. Teman saya mengajak ketemuan di Auntie Anne’s. Di sana kami mengobrol sampai sekitar jam 7 malam.

Terkait dengan MRT Jakarta sendiri, menurut saya stasiun dan keretanya sudah keren banget dan bersih juga tentunya. Sayangnya, sepertinya masih ada masalah pada passenger gate-nya, gate tempat kita tap-in dan tap-out kartu kita.

Di dalam MRT Jakarta

Entahlah. Saya merasa scanner yang digunakan di gate tersebut kurang responsif. Antrian sempat sedikit tersendat waktu keluar di Stasiun Bundaran HI. Ada penumpang yang sudah tap kartu dia tapi pintu tidak terbuka. Ketika tiba giliran saya, pintu dibiarkan terbuka terus. Sepertinya sebagai solusi atas masalah sebelumnya itu.

Selain itu, saya merasa jumlah gate yang disediakan agak kurang. Saya membayangkan pada jam sibuk pasti antriannya akan begitu panjang.

Kemudian terkait dengan papan signage. Rasanya agak kurang. Terutama papan signage yang menunjukkan ke mana pintu keluar. Begitu tiba dari naik eskalator peron, saya agak kebingungan akan jalan ke arah mana. Sebab pintu keluar terbagi ke dua arah.

Di depan eskalator atau tangga naik penumpang itu tidak ada papan yang memberitahu nama masing-masing pintu keluar itu. Kita harus jalan dulu hingga ke passenger gate baru menemukan signage nama pintu keluar itu.

Iya kalau arah passenger gate yang kita tuju itu benar. Kalau ternyata pintu keluar yang kita maksud ada di arah berlawanan, kita tentu harus balik arah lagi yang lumayan juga jauhnya.

Terlepas dari kekurangan itu, tentunya dengan hadirnya MRT Jakarta ini akan memudahkan mobilitas warga Jakarta. Sayang jika sampai tidak dimanfaatkan. Apalagi waktu tempuhnya juga sangat cepat dibandingkan transportasi jalan raya, sehingga dapat menjadi solusi menghindari kemacetan Jakarta.