Tag Archives: transportasi

Elf Probolinggo-Cemoro Lawang

Elf Probolinggo-Cemoro Lawang (Bromo)

Dua minggu lalu saya mengikuti event lari Bromo Tengger Semeru (BTS) 100 Ultra. Sesuai namanya, event ini diadakan dengan mengambil jalur lintasan lari di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Race central-nya berada di Lava View Lodge, Desa Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Bagi Anda yang pernah ke Bromo — khususnya yang datang dari arah Probolinggo — tentunya nama Desa Cemoro Lawang ini terdengar sangat familiar. Cemoro Lawang adalah sebuah desa yang yang menjadi pintu gerbang menuju kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Banyak penginapan juga di sana.

Untuk mencapai Cemoro Lawang ini kita bisa menggunakan transportasi umum dari Terminal Probolinggo, seperti yang saya lakukan kemarin waktu datang ke event BTS 100 Ultra itu. Moda transportasinya berupa mobil elf atau dikenal juga dengan sebutan bison.

Ini kali pertama saya mencoba naik elf dari Terminal Probolinggo ke Cemoro Lawang. Yang sebelumnya pernah saya coba adalah jalur kebalikannya saja, yakni dari Cemoro Lawang ke Terminal Probolinggo (baca ceritanya di sini).

Nah, melalui tulisan ini, saya ingin memberikan beberapa info kondisi terkini yang semoga bisa bermanfaat bagi rekan-rekan pembaca dalam merencanakan perjalanan ke sana kelak.

1. Lokasi Elf

Elf jurusan Cemoro Lawang ini dapat Anda temui di Terminal Bayuangga, Kota Probolinggo. Lokasinya tidak persis di dalam terminal, tetapi berada di luar, tepatnya di sisi selatan.

Kalau Anda dari dalam terminal, Anda perlu berjalan keluar kemudian belok ke arah kiri. Anda akan menemui elf-elf yang parkir berjajar di tepi jalan raya. Itulah elf-elf jurusan Cemoro Lawang. Sementara di Cemoro Lawang, terminal elf ini berada di pertigaan dekat sebuah warung bernama “Warung Sederhana Bromo”.

2. Jadwal Elf

Tidak ada jadwal yang pasti kapan elf akan berangkat. Elf biasanya baru akan berangkat jika sudah dipenuhi penumpang. Tentunya ini akan menjadi petaka bagi Anda yang pergi sendirian.

Continue reading
Advertisement

Lebih Mudah Naik Transportasi Umum dengan Moovit

Dalam beberapa kali kesempatan ke Kuala Lumpur, bisa dibilang saya hampir tidak pernah naik bus RapidKL — operator bus kota di Kuala Lumpur — untuk menjelajahi kota. Selama ini hanya LRT dan KTM yang selalu menjadi transportasi andalan saya.

Hanya dua kali saya pernah naik RapidKL. Itupun karena rutenya direct. Yang pertama merupakan bus gratis yang disediakan sebagai feeder untuk penumpang yang turun di Stasiun Abdullah Hukum menuju Mid Valley. Yang kedua saya naik bus langsung dari Putrajaya Sentral menuju Pasar Seni.

baca jugaPutrajaya Sightseeing Tour

Kepraktisan menjadi alasan utama saya kenapa lebih memilih LRT dan KTM daripada bus. Kalau naik LRT atau KTM, saya bisa tahu posisi kereta yang saya tumpangi tengah berada di mana dan bisa memperkirakan berapa stasiun lagi saya harus turun.

Sedangkan jika naik bus, bagi pelancong seperti saya ini yang tidak hafal jalan, agak kesulitan untuk memperkirakan kapan harus turun. Apalagi bus RapidKL ini tidak berhenti di sembarang tempat. Hanya berhenti di halte yang sudah ditentukan saja.

Terlambat memencet bel (untuk turun), bisa terlewat dari halte di mana seharusnya kita turun. Selain itu untuk naik bus RapidKL ini biasanya sang sopir tidak menyiapkan uang kembalian sehingga agak merepotkan bagi kita jika tidak memiliki uang pas.

Suasana di dalam bus RapidKL

Suasana di dalam bus RapidKL

Kebetulan juga selama ini tempat-tempat tujuan saya di KL rata-rata bisa dijangkau dengan LRT, KTM, atau yang terbaru ada MRT. Jadi memang tidak ada Continue reading

Mencoba Uber Taxi

Weekend kemarin saya mencoba layanan Uber Taxi untuk pertama kalinya. Bisa dibilang ini juga sebetulnya adalah pengalaman pertama saya menggunakan layanan transportasi berbasis aplikasi. Saya belum pernah menggunakan transportasi berbasis aplikasi lainnya seperti Gojek, GrabBike, GrabTaxi, dll.

Saya sendiri sudah lama sebenarnya membuat akun di Uber Taxi. Saya mendaftar dengan menggunakan referral code yang dibagi oleh teman dan memperoleh free ride up to Rp75.000. 

Setelah hampir 3 bulan berlalu sejak membuat akun itu, akhirnya saya mencoba layanan Uber Taxi ini di Kuala Lumpur. Kebetulan saya waktu itu sedang ada keperluan di kawasan Sri Petaling. Tempat yang saya kunjungi di Sri Petaling ini berjarak 2 km dari stasiun LRT terdekat. Tidak ada kendaraan umum yang bisa digunakan untuk ke sana (ternyata ada bus umum yang melayani rute itu walaupun sangat jarang).

Kok nggak jalan kaki saja? Saya sudah mencobanya. Jauh dan capek, haha. Apalagi saya harus membawa tas yang yang cukup berat. Belum pula saya ada urusan yang memaksa saya 2x PP dari/ke stasiun LRT tersebut. Karena itulah saya berpikir kenapa tidak mencoba layanan Uber Taxi saja. Sekali-sekali lah saya mencoba layanan transportasi berbasis aplikasi.

baca jugaSurge Pricing Uber

Sebagai orang IT, saya juga ingin tahu bagaimana user experience menggunakan aplikasi Uber ini. Mungkin suatu saat bisa menjadi referensi ketika ingin mengembangkan aplikasi sejenis.

Nah, tulisan ini saya buat bukan untuk memberikan tutorial bagaimana menggunakan aplikasi Uber. Saya ada 3 kali menggunakan layanan Uber ini. Ada beberapa catatan mengenai pengalaman saya tersebut yang ingin saya Continue reading