Tag Archives: LRT

Lebih Mudah Naik Transportasi Umum dengan Moovit

Dalam beberapa kali kesempatan ke Kuala Lumpur, bisa dibilang saya hampir tidak pernah naik bus RapidKL — operator bus kota di Kuala Lumpur — untuk menjelajahi kota. Selama ini hanya LRT dan KTM yang selalu menjadi transportasi andalan saya.

Hanya dua kali saya pernah naik RapidKL. Itupun karena rutenya direct. Yang pertama merupakan bus gratis yang disediakan sebagai feeder untuk penumpang yang turun di Stasiun Abdullah Hukum menuju Mid Valley. Yang kedua saya naik bus langsung dari Putrajaya Sentral menuju Pasar Seni.

baca jugaPutrajaya Sightseeing Tour

Kepraktisan menjadi alasan utama saya kenapa lebih memilih LRT dan KTM daripada bus. Kalau naik LRT atau KTM, saya bisa tahu posisi kereta yang saya tumpangi tengah berada di mana dan bisa memperkirakan berapa stasiun lagi saya harus turun.

Sedangkan jika naik bus, bagi pelancong seperti saya ini yang tidak hafal jalan, agak kesulitan untuk memperkirakan kapan harus turun. Apalagi bus RapidKL ini tidak berhenti di sembarang tempat. Hanya berhenti di halte yang sudah ditentukan saja.

Terlambat memencet bel (untuk turun), bisa terlewat dari halte di mana seharusnya kita turun. Selain itu untuk naik bus RapidKL ini biasanya sang sopir tidak menyiapkan uang kembalian sehingga agak merepotkan bagi kita jika tidak memiliki uang pas.

Suasana di dalam bus RapidKL

Suasana di dalam bus RapidKL

Kebetulan juga selama ini tempat-tempat tujuan saya di KL rata-rata bisa dijangkau dengan LRT, KTM, atau yang terbaru ada MRT. Jadi memang tidak ada Continue reading

Advertisement

Naik Kereta Gantung di Genting Highlands

Kesempatan pergi ke Kuala Lumpur minggu lalu saya manfaatkan untuk jalan-jalan ke Genting Highlands. Kebetulan ada waktu kosong di hari Sabtu-nya.

Dalam beberapa kali kesempatan ke Kuala Lumpur, baru kali ini saya pergi ke Genting. Ke Genting ini dalam rangka memenuhi rasa penasaran saja sih melihat Genting kayak apa.

Kebetulan teman saya yang ikut pergi bareng ke Kuala Lumpur minggu lalu itu mau diajak ke Genting. Dia sendiri motivasinya karena lebih penasaran sama sensasi naik kereta gantung (cable car).

Rencana Awal Naik dari KL Sentral

Sabtu pagi kira-kira pukul 8.30 kami berjalan kaki dari penginapan menuju terminal bus KL Sentral. Sesampainya di depan loket penjualan tiket, terpampang pemberitahuan bahwa tiket bus yang tersedia berikutnya adalah untuk keberangkatan pukul 11.30. Tiket untuk semua perjalanan bus sebelum itu sudah ludes.

Oh, meeenn… masak kami menunggu kurang lebih selama 3 jam. Kami pun googling mencari alternatif lain. Ternyata ada bus ke Genting dari Terminal Bus Pekeliling.

Akhirnya Naik dari Terminal Bus Pekeliling

Kami langsung masuk ke dalam KL Sentral dan naik LRT menuju Stasiun Titiwangsa. Tapi kami harus transit dulu di Stasiun Masjid Jamek untuk berganti dengan LRT Ampang Line.

Dari Stasiun Titiwangsa menuju Terminal Bus Pekeliling ini kita cukup berjalan kaki saja. Paling cuma sekitar 5 menit.

Terminal Bus Pekeliling

Terminal Bus Pekeliling

Kami langsung mencari loket tempat dijualnya tiket bus ke Genting Highlands. Di Terminal Bus Pekeliling ini ada beberapa jalur keberangkatan. Di sana mereka menyebutnya Continue reading

Sultan Abdul Samad Building

Backpacking Indochina 9D8N (Bag. 2): Day 1 – Kuala Lumpur

Sabtu, 24 Mei 2014

Kuala Lumpur menjadi persinggahan pertama kami di perjalanan ini. Tujuh orang berangkat dari Bandung termasuk aku, 1 orang berangkat dari Pekanbaru, 1 orang dari Surabaya, dan sisanya berangkat dari Jakarta dengan penerbangan yang berbeda-beda.

Pagi itu, Sabtu 24 Mei, sekitar pukul setengah 7 aku dan teman-teman dari Bandung telah berkumpul di bandara Husein Sastranegara. Anggota-anggota regu dari Bandung ini adalah Sukma (Teknik Industri ’07), Laura (TI’07), Rizky (Informatika ’07), Ian (IF’07), Gin (IF’07), Stef (Elektro ’08), dan aku sendiri. Kami berangkat dengan penerbangan AirAsia AK417 pukul 8.30.

Berkumpul di bandara Husein Sastranegara

Berkumpul di bandara Husein Sastranegara

Pesawat agak telat dari yang dijadwalkan. Pesawat baru lepas landas pada pukul 9 pagi. Kami tiba di bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2 menjelang pukul 12 waktu setempat. Btw, mulai 9 Mei yang lalu penerbangan dari dan ke bandara LCCT Kuala Lumpur telah dialihkan menuju KLIA 2. Jadi ini adalah pengalaman pertamaku mendarat di KLIA 2. Kami sempat foto-foto dahulu di bandara baru ini.

Jarak dari tempat keluar pesawat menuju imigrasi lumayan jauh. Kami melalui sebuah bangunan berupa jembatan yang menghubungkan bangunan tempat turun dari pesawat dengan bangunan utama. Setelah melalui imigrasi Continue reading

Hari Kedua di KL: Naik LRT dan ke Petronas

Petang hari tadi menjelang pukul 6 waktu setempat, untuk pertama kalinya aku menaiki LRT (Light Rail Transit) di Kuala Lumpur sepulang Mid Valley. Aku dan Jiwo naik LRT dari stesen Abdullah Hukum menuju stesen Taman Jaya, kawasan tempat kami menginap.

Hebat juga nih LRT. Melaju di atas rel tanpa ada masinis yang mengendalikan di dalam kereta. Sepertinya semua sistem di LRT ini memang sudah terprogram oleh komputer. Atau ada operator yang mengendalikan secara remote? Kayaknya lebih masuk akal kalau memang sudah diprogram.

Touch n Go

Touch n Go

Pembelian tiket menggunakan sistem Touch n Go. Kita tinggal menentukan stasiun tujuan kita, lalu memasukkan uang sejumlah yang diminta ke dalam vending machine tempat kita membeli tiket. Setelah itu token akses masuk dan keluar stasiun serta uang kembalian pun akan diberikan.

Pengalaman pertama naik LRT ini tak berjalan mulus. Ketika kereta transit di stasiun Kerinci, terjadi masalah dalam pengoperasian LRT ini. Semua LRT terpaksa tertahan di setiap stasiun. LRT yang kutumpangi terpaksa harus tertahan selama hampir setengah jam. Oh, man … lama sekali aku harus menunggu.

Tapi anehnya, tak ada suara-suara keluhan yang kompak terdengar dari penumpang di sekitarku. Beda dengan pengalamanku tiap kali naik kereta jarak jauh di Jawa. Setiap kereta harus terpaksa mengalah dari kereta lain di suatu stasiun, pasti ada saja suara keluhan penumpang. Padahal fenomena salah satu kereta harus mengalah di sini itu sudah biasa.

Yang aku salut dari kereta dan stasiun, serta Kuala Lumpur pada umumnya, lingkungannya itu bersih. Khusus di lingkungan stasiun dan dalam LRT, ada aturan buang sampah sembarangan denda RM500. Tak tahu apakah aturan itu benar-benar ditegakkan atau tidak. Tapi lihat saja hasilnya. Namun, di beberapa tempat di Kuala Lumpur, aku masih menemukan “beberapa” putung rokok yang dibuang sembarangan.

LRT

LRT

Malamnya kami pergi lagi menumpang LRT dari stasiun Taman Jaya dekat hotel kami menginap. Tujuan kami kali ini adalah jalan-jalan ke menara Petronas (Petronas Twin Towers), artinya kami harus turun di stasiun KLCC (Kuala Lumpur Convention Center). KLCC ini antara mall, convention hall, stasiun, tempat kerja, semuanya sudah terpadu. Kami menyempatkan sholat maghrib di “surau” di mall lantai bawah. Surau ini sangat luas, sehingga mampu menampung ratusan orang jamaah di dalamnya.

Suria Mall dengan background Petronas Twin Towers

Suria Mall dengan background Petronas Twin Towers

Setelah sholat kami menuju pelataran belakang Suria Mall. Dari area itu kita dapat melihat dengan jelas menara kembar Petronas dengan foreground kolam dan Suriah Mall. Subhanallah … what a beautiful view of Petronas Twin Towers at night! Lighting dari menara ini terlihat cantik sekali di malam hari.

Menara Petronas

Menara Petronas

Banyak juga ya orang-orang yang melepas waktu di taman belakang Suriah Mall ini. Mereka duduk-duduk di padang rumput yang membentang di pinggir kolam. Suasananya memang asri dan menenangkan. Gelap malam disinari gemerlap cahaya bulan dan bintang serta lampu-lampu menara. Suara gemericik air mancur di kolam menambah suasana semakin menggalau malam itu. (eh, kok galau sih … :P)

Banyak juga ternyata orang-orang yang sengaja mengunjungi Petronas Twin Towers untuk berfoto-foto. Di antaranya ada bule-bule juga. Wah, makin marak saja suasana malam itu.

Setelah puas berfoto-foto di area sekitar Petronas, kami balik ke hotel dengan menumpang LRT lagi. Oh ya, Stasiun LRT KLCC ini berada di bawah tanah. Kita tinggal turun menyusuri mall untuk sampai di stasiun. Mirip subway gitulah :D.