Category Archives: Tempat

Wajah Baru Terminal Purabaya

Long weekend kemarin saya manfaatkan untuk pulang kampung ke Malang. Dalam perjalanan pulang itu, saat transit di Sidoarjo, tepatnya di Terminal Purabaya Bungurasih, saya dikejutkan dengan wajah baru terminal tersebut.

Tidak sepenuhnya terkejut juga karena saya sudah pernah beberapa kali ke Terminal Purabaya ketika renovasi tengah dilakukan. Tapi kali ini sepertinya proses pengerjaan sudah benar-benar selesai. Dan saya cukup terkesima melihat hasil akhirnya.

Yang terlihat paling berbeda menurut saya adalah departure hall alias ruang tunggu keberangkatan. Mirip sekali dengan suasana di bandara. Selain luas dan megah, juga rapi dan bersih.

Tidak seperti image terminal bus yang kita kenal selama ini, kusam, kumuh, dan semrawut. Bedanya mungkin tidak adanya toko atau resto yang meramaikan hall seperti di bandara.

Departure Hall Terminal Purabaya

Departure Hall Terminal Purabaya

Di departure hall sekarang juga sudah terpasang eskalator ke lantai 2. Terakhir 2 bulan yang lalu saat datang ke sini rasanya itu belum ada.

Jika sebelumnya calon penumpang bisa langsung berjalan kaki keluar dari hall menuju area keberangkatan bus, kini calon penumpang harus naik dulu ke lantai 2. Setelah itu berjalan melalui koridor menuju jalur keberangkatan bus sesuai dengan tujuannya.

Koridor menuju jalur bus

Koridor menuju jalur bus

Berjalan di koridor menuju jalur bus

Berjalan di koridor menuju jalur bus

Namun menurut saya ada kekurangan pada sistem tersebut. Salah satunya yakni turunan tangga dari koridor menuju tempat pemberangkatan bus menurut saya tidak ramah terhadap penyandang disabilitas.

Atau mungkin ada jalan lain yang sudah dibuatkan? Saya kurang tahu juga sih. Tapi yang jelas, pembangunan fasilitas publik sudah selayaknya harus memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas juga.

Saya berharap semoga perubahan yang sudah baik ini bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan juga tentunya. Terutama juga terus diperhatikan agar bisa semakin ramah terhadap penyandang disabilitas juga. Image terminal bus sebagai tempat yang “angker” pun juga semoga bisa semakin terkikis dengan perbaikan-perbaikan tersebut.

Advertisement

Mencoba Co-working Space DiLo Malang

Beberapa hari yang lalu saya pulang ke Malang karena ada suatu acara. Kebetulan mengambil hari kerja juga karena memang ingin agak lama di Malang.

Ingin tetap produktif, bersama teman saya, kami googling mencari informasi mengenai co-working space di Malang. Yang paling banyak keluar di hasil pencarian umumnya artikel tentang DiLo (Digital Lounge) saja. Selebihnya informasi di artikel-artikel lain sudah out of date atau tidak jelas apakah itu co-working space yang disewakan untuk umum, bahkan masih ada atau nggak juga nggak jelas :D.

Sebelumnya saya pun sempat bertanya teman yang ada di Malang mengenai coworking space yang ada di sana. Mereka juga menyebut DiLo ini. DiLo sendiri sebenarnya tidak hanya di Malang. Ada di beberapa kota juga. DiLo sendiri merupakan bikinan PT Telkom Indonesia yang memang diperuntukkan bagi para pelaku industri digital. Di Malang lokasinya ada di Jalan Basuki Rahmat 11A, tepat di samping Toko Oen.

Kami datang ke sana pada hari Senin. Sayangnya DiLo ini baru buka pukul 10. Bagi saya itu sudah cukup siang. Apalagi di Malang yang Continue reading

Kasyara – Organic Foods

Sekitar 1-2 bulan belakangan ini saya diminta kakak sepupu saya untuk dibuatkan website toko online untuk bisnis barunya, yakni berjualan bahan-bahan makanan organik, terutama sayuran. Nama tokonya Kasyara. Mengenai apa itu makanan organik, monggo dibaca sendiri definisinya di link Wikipedia ini, hehehe.

Kakak sepupu saya ini menjalankan bisnisnya ini bersama istrinya yang berasal dari Jepang. Karena itu jangan kaget kalau melihat banner iklan atau teks yang muncul di webnya ditulis dalam bahasa Jepang, hehehe. Salah satu sasaran market-nya memang ekspatriat asal Jepang di Jakarta sih.

12710708_10207466147870408_1581018060191219067_o

Banner info Kasyara

Bagi saya pribadi, bukan hal baru sih berhubungan dengan toko-tokoan. Dulu saat masih menjadi mahasiswa S1, saya sempat menjadi admin di Toko Kesejahteraan Mahasiswa (Tokema) ITB. Jadi cukup mengerti bagaimana proses yang berjalan di sebuah toko, terutama dari sisi manajemen produk di bagian backend-nya.

Untuk web Kasyara sendiri, saya memilih untuk menggunakan platform Magento. Ada banyak sebenarnya platform e-commerce yang beredar di luaran sana. Pertimbangan saya memilih Magento karena sepertinya memang lebih advanced daripada yang lain. Support untuk OAuth juga sehingga ke depannya seandainya ingin membuat aplikasi mobile-nya tidak perlu develop dari nol.

Setelah setup web selesai, selanjutnya yang lebih penting lagi adalah mengisi kontennya dan tentu saja itu termasuk menginput data produknya. Saya juga ikut membantu sedikit-sedikit lah manage kategori dan input data produknya. Lumayan lah nambah pengetahuan tentang nama-nama sayuran. Hahaha.

Di situ saya baru ngerti sayur horenso, lolorosa, dsb itu kayak gimana. Sebenarnya sudah sering lihat sih pas lagi makan di mana gitu, tapi seringnya saya nggak tahu nama sayuran ini tuh apa. 😀

Monggo monggo… bagi yang pingin sayuran organik bisa order melalui web-nya di sini atau telepon ke 082-111-222-345. Kalau mau belanja langsung juga bisa, datang saja ke tokonya di Blok M Square lt. 3 Blok B no. 061, Jakarta. Buka dari jam 11 pagi sampai 7 malam. 🙂

Berkunjung ke Bandara Kuala Namu

Kuala Namu International Airport (KNIA) telah resmi beroperasi sejak 25 Juli 2013 yang lalu. Bandara yang kabarnya adalah bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandara Soekarno-Hatta ini memiliki desain dan fasilitas yang modern.

Ini dia beberapa foto suasana di Kuala Namu International Airport (KNIA) yang sempat kupotret sekitar sebulan yang lalu saat transit di sana dalam perjalanan menuju ke/dari Penang. Sayang euy beberapa jepretanku hasilnya blur.

1. Terminal Kedatangan

Arrival Hall

Arrival Hall

Foto di atas kupotret dengan membelakangi pintu keluar terminal kedatangan. Tempat yang ada angka “2”-nya itu adalah information center. Di balik tembok itu ada mesin komputer yang bisa digunakan oleh pengunjung bandara untuk membaca informasi interaktif mengenai Medan dan Sumatera Utara pada umumnya. Eskalator yang tampak di belakang itu adalah eskalator menuju terminal keberangkatan, tepatnya di area check-in.

Foto ini kujepret saat waktu menunjukkan hampir pukul 1 malam. Jadi banyak kios-kios yang sudah tutup. Kios yang berada di samping eskalator itu adalah kios money changer kalau nggak salah. Kios yang tampak di sebelah paling kiri foto adalah sebuah restoran. Sebelah kanan dari tempat aku memotret ini ada Alfamart yang buka 24 jam sepertinya. Saat aku tiba di sana, kios tersebut masih buka dan aku sempat membeli pop mie untuk mengisi perut.

Pintu keluar kedatangan penerbangan internasional berada di sayap kiri dan penerbangan domestik berada di sayap kanan dari arrival hall. Di arrival hall ini ada fasilitas beberapa kursi tunggu, resto-resto, musholla, dan toilet.

Keluar terminal kedatangan

Keluar terminal kedatangan

Dari arrival hall tadi begitu keluar akan tampak stasiun kereta api bandara (airport railink) di depannya. Bagus banget penataan lokasinya. Jadi buat Anda yang baru pertama kali datang ke bandara tidak perlu bingung mencari di mana stasiun berada. Di sebelah kanan pintu terminal kedatangan ini juga tersedia bus-bus DAMRI yang juga bisa menjadi alternatif pilihan untuk melanjutkan perjalanan ke kota.

Karena aku cuma transit saja di sini, jadi aku langsung jalan menuju ke terminal keberangkatan. Pada foto di atas terlihat eskalator di sebelah kiri itu kan. Itu adalah eskalator menuju ke lantai dua. Terminal keberangkatan ada di lantai tiga. Dari lantai dua ke lantai tiga ada eskalator lagi. Selain eskalator, dari arrival hall juga tersedia lift yang bisa digunakan untuk sampai ke lantai tiga.

Hotel transit

Hotel transit

Di lantai dua ada apa? Sewaktu aku ke sana, yang terlihat hanyalah penunjuk arah yang menyebutkan “hotel transit” dan “toilet”. Selain itu, aku tidak tahu. Hotel transitnya sendiri belum jadi saat itu. Biasanya hotel transit di bandara ini model hotel budget seperti Hotel Ibis yang ada di Bandar Juanda Surabaya.

2. Terminal Keberangkatan

Setelah naik eskalator dari terminal kedatangan itu hingga ke lantai tiga, kita akan mendapati selasar terminal keberangkatan. Begitu keluar dari eskalator kita juga akan melihat bagian atap dari bangunan stasiun bandara Kuala Namu.

Selasar Terminal Keberangkatan

Selasar Terminal Keberangkatan

Di selasar terminal keberangkatan ini ada beberapa bangku yang tersedia. Beberapa orang yang menginap di bandara kebanyakan memanfaatkan bangku-bangku tersebut untuk tiduran. Di selasar ini juga tersedia troli-troli yang bisa digunakan langsung oleh para calon penumpang.

Selasar terminal keberangkatan

Selasar terminal keberangkatan

3. Check-in Area

Masuk ke dalam bandara dari pintu terminal keberangkatan, kita akan langsung berada di sebuah ruangan check-in yang sangat luas. Konter-konter check-in di sana terbagi ke dalam 4 banjar (A-D). Nggak perlu bingung di konter mana kita akan check-in. Kita bisa mencari tahu di konter mana kita harus check-in melalui layar TV informasi yang tersedia di bandara. Tinggal cari konter check-in yang melayani sesuai nomor penerbangan kita.

Check-In Area A

Check-In Area A

Check-in Area B

Check-in Area B

Bagusnya area check-in di Bandara Kuala Namu ini adalah diterapkannya sistem check-in terbuka. Para pengantar boleh memasuki area ini. Hal ini memberikan kesempatan bagi para penumpang yang hendak bepergian untuk memiliki waktu lebih lama untuk bersama keluarga atau rekan-rekan yang mengantarnya. Mungkin bisa sambil ngopi-ngopi atau makan bersama di kafe/resto dalam bandara. Calon penumpang baru benar-benar harus berpisah dari sang pengantar ketika akan memasuki boarding lounge.

Selain check-in terbuka, check-in di Kuala Namu ini juga menerapkan teknologi yang disebut dengan Baggage Handling System (BHS), alias sistem penanganan bagasi otomatis. Katanya dengan sistem ini kemungkinan bagasi untuk tertukar dengan penerbangan lain hampir nihil. Hmm… aku sendiri kurang tahu pasti sih bagaimana cara kerjanya. Tapi kalau melihat “wujud”-nya yang berupa rel — terletak di belakang setiap konter check-in, sepertinya dengan sistem tersebut, bagasi penumpang bisa dihantarkan secara otomatis ke suatu tempat atau mobil yang khusus untuk menampung bagasi penerbangan tertentu.

4. Boarding Lounge

Dari area check-in menuju boarding lounge kita harus melalui palang pintu otomatis terlebih dahulu. Untuk melewatinya, kita cukup menscan barcode airport tax (bukan barcode tiket pesawat) ke palang pintu tersebut. Di sini sepertinya banyak calon penumpang yang belum mengerti. Maklum, sepertinya ini memang baru pertama kali diterapkan di bandara di Indonesia. Ada beberapa petugas yang berada di dekat palang pintu yang siap membantu para calon penumpang yang kesusahan. Yah, lama-lama pasti juga akan terbiasa sendiri.

Boarding lounge ini dibedakan antara penerbangan domestik dan internasional. Yang penerbangan internasional menempati gate 1-4 (bagian kiri dari gedung) dan penerbangan domestik menempati gate 5-12 (bagian kanan dari gedung). Untuk menuju gate 1-4 (boarding lounge penerbangan internasional), penumpang harus melalui petugas imigrasi terlebih dahulu. Baru kemudian melalui security screening, sebelum akhirnya masuk ke dalam boarding lounge. Oh ya, baru sadar proses pemindaian atau screening di Kuala Namu ini, baik untuk penerbangan internasional maupun domestik, ternyata hanya dilakukan sekali. Yakni saat akan memasuki boarding lounge saja. Enak ya.

Boarding lounge

Boarding lounge

Penampilan interior boarding lounge Bandara Kuala Namu ini sungguh elegan. Kesannya lux banget. Tidak dibedakan antara ruang tunggu internasional dan domestik. Alasnya pakai karpet warna merah yang memiliki harmonisasi perpaduan serasi dengan kombinasi warna merah maroon-putih bangku-bangku di ruang tunggu situ. Begitu pula dengan dindingnya yang terdiri atas kaca bening dan juga tembok dengan desain motif berwarna sama (kombinasi merah maroon-putih).

Sayangnya di boarding lounge ini hanya sedikit sekali tersedia colokan listrik untuk penumpang. Aku hanya menemukan satu ketika menunggu di ruang tunggu gate 2. Kekurangan lainnya adalah toilet yang berada di luar boarding lounge. Untuk ke sana, kita harus keluar melalui pintu screening X-ray tadi. Begitu kembali, mau nggak mau kita harus di-screening lagi.

Dari boarding lounge untuk menuju ke dalam pesawat, cukup enak. Kita tinggal menyusuri koridor dan garbarata lalu tiba-tiba sudah berada di dalam pesawat.

———–

Well, pembangunan Bandara Kuala Namu ini masih belum berhenti. Kabarnya Bandara Kuala Namu ini akan dipersiapkan sebagai bandara hub penerbangan internasional untuk regional Kualanamu akan menjadi bandara hub penerbangan internasional untuk regional Asia Tenggara. Selama ini peran bandara hub di Asia Tenggara lebih banyak dijalankan oleh Bandara Changi di Singapura. Jika Kuala Namu berhasil menggeser peran Bandara Changi tersebut, tentunya akan menjadi kabar bahagia bagi Indonesia karena akan memberikan tambahan yang sangat besar bagi devisa negara. Semoga saja!

Main ke Kampus ITB Jatinangor

Hari Sabtu lalu ada acara nikahan seorang teman di Sumedang. Sepulangnya dari acara, aku dan rombongan teman-teman KOKESMA (Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa) ITB 2007 mampir ke “cabang baru” kampus ITB di Jatinangor. Sebagian dari kami, termasuk aku, baru pertama kali ini ke sana.

Bagi yang belum tahu, ITB memiliki kampus baru di Jatinangor, menempati gedung dan lahan bekas kampus Universitas Wiyata Mandala (Unwim). Lahannya sungguh luas. Masih banyak lahan kosong di area kampus. Lokasinya persis bersebelahan dengan kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor. Hanya dipisahkan oleh Jalan Winaya Mukti. Wah, wah … setelah ini pasti makin banyak saja kisah cinta bersemi antara mahasiswa ITB dan Unpad, haha. 😀

Beberapa pembangunan gedung masih dilakukan, salah satunya gedung KOICA-ITB Cyber Security Center, gedung kerja sama antara STEI ITB dengan Korea International Cooperation Agency (KOICA). Sedangkan beberapa gedung yang sudah siap di sana antara lain gedung rektorat, asrama mahasiswa, gedung kuliah, dan amphi teather.

Kami sempat masuk ke dalam gedung rektorat untuk menumpang sholat di mushola yang ada di dalam sana. Di kampus ITB Jatinangor ini sendiri rencananya akan dibangun Masjid Salman 2, “cabang” dari Masjid Salman di kampus Ganesha. Dari gambar desain yang kulihat, arsitektur Masjid Salman 2 ini nyaris persis 100% dengan Masjid Salman yang sekarang. Sembari menunggu Masjid Salman 2 dibangun, di kampus ITB Jatinangor ini sudah disediakan masjid sementara berukuran kecil, atau lebih tepatnya disebut mushola pusat mungkin ya. Kami sempat sholat maghrib jamaah di sana.

Ini dia beberapa foto yang aku dan teman sempat ambil ketika berada di sana:

Teman-teman KOKESMA 2007

Teman-teman KOKESMA 2007 di depan gerbang jalan Jatinangor

Pintu masuk ITB Jatinangor dari Winaya Mukti

Pintu masuk ITB Jatinangor dari Winaya Mukti

Pintu masuk dari jalan utama Jatinangor

Pintu masuk dari jalan utama Jatinangor

Gedung rektorat

Gedung rektorat

Amphi Theater  dan 3 gedung asrama mahasiswa

Amphi Theater dan 3 gedung asrama mahasiswa

Pintu masuk mushola pusat ITB Jatinangor

Pintu masuk mushola pusat ITB Jatinangor

Hari Kedua di KL: Naik LRT dan ke Petronas

Petang hari tadi menjelang pukul 6 waktu setempat, untuk pertama kalinya aku menaiki LRT (Light Rail Transit) di Kuala Lumpur sepulang Mid Valley. Aku dan Jiwo naik LRT dari stesen Abdullah Hukum menuju stesen Taman Jaya, kawasan tempat kami menginap.

Hebat juga nih LRT. Melaju di atas rel tanpa ada masinis yang mengendalikan di dalam kereta. Sepertinya semua sistem di LRT ini memang sudah terprogram oleh komputer. Atau ada operator yang mengendalikan secara remote? Kayaknya lebih masuk akal kalau memang sudah diprogram.

Touch n Go

Touch n Go

Pembelian tiket menggunakan sistem Touch n Go. Kita tinggal menentukan stasiun tujuan kita, lalu memasukkan uang sejumlah yang diminta ke dalam vending machine tempat kita membeli tiket. Setelah itu token akses masuk dan keluar stasiun serta uang kembalian pun akan diberikan.

Pengalaman pertama naik LRT ini tak berjalan mulus. Ketika kereta transit di stasiun Kerinci, terjadi masalah dalam pengoperasian LRT ini. Semua LRT terpaksa tertahan di setiap stasiun. LRT yang kutumpangi terpaksa harus tertahan selama hampir setengah jam. Oh, man … lama sekali aku harus menunggu.

Tapi anehnya, tak ada suara-suara keluhan yang kompak terdengar dari penumpang di sekitarku. Beda dengan pengalamanku tiap kali naik kereta jarak jauh di Jawa. Setiap kereta harus terpaksa mengalah dari kereta lain di suatu stasiun, pasti ada saja suara keluhan penumpang. Padahal fenomena salah satu kereta harus mengalah di sini itu sudah biasa.

Yang aku salut dari kereta dan stasiun, serta Kuala Lumpur pada umumnya, lingkungannya itu bersih. Khusus di lingkungan stasiun dan dalam LRT, ada aturan buang sampah sembarangan denda RM500. Tak tahu apakah aturan itu benar-benar ditegakkan atau tidak. Tapi lihat saja hasilnya. Namun, di beberapa tempat di Kuala Lumpur, aku masih menemukan “beberapa” putung rokok yang dibuang sembarangan.

LRT

LRT

Malamnya kami pergi lagi menumpang LRT dari stasiun Taman Jaya dekat hotel kami menginap. Tujuan kami kali ini adalah jalan-jalan ke menara Petronas (Petronas Twin Towers), artinya kami harus turun di stasiun KLCC (Kuala Lumpur Convention Center). KLCC ini antara mall, convention hall, stasiun, tempat kerja, semuanya sudah terpadu. Kami menyempatkan sholat maghrib di “surau” di mall lantai bawah. Surau ini sangat luas, sehingga mampu menampung ratusan orang jamaah di dalamnya.

Suria Mall dengan background Petronas Twin Towers

Suria Mall dengan background Petronas Twin Towers

Setelah sholat kami menuju pelataran belakang Suria Mall. Dari area itu kita dapat melihat dengan jelas menara kembar Petronas dengan foreground kolam dan Suriah Mall. Subhanallah … what a beautiful view of Petronas Twin Towers at night! Lighting dari menara ini terlihat cantik sekali di malam hari.

Menara Petronas

Menara Petronas

Banyak juga ya orang-orang yang melepas waktu di taman belakang Suriah Mall ini. Mereka duduk-duduk di padang rumput yang membentang di pinggir kolam. Suasananya memang asri dan menenangkan. Gelap malam disinari gemerlap cahaya bulan dan bintang serta lampu-lampu menara. Suara gemericik air mancur di kolam menambah suasana semakin menggalau malam itu. (eh, kok galau sih … :P)

Banyak juga ternyata orang-orang yang sengaja mengunjungi Petronas Twin Towers untuk berfoto-foto. Di antaranya ada bule-bule juga. Wah, makin marak saja suasana malam itu.

Setelah puas berfoto-foto di area sekitar Petronas, kami balik ke hotel dengan menumpang LRT lagi. Oh ya, Stasiun LRT KLCC ini berada di bawah tanah. Kita tinggal turun menyusuri mall untuk sampai di stasiun. Mirip subway gitulah :D.

Jembatan Pohon Babakan Siliwangi

Ada yang baru — sudah agak lama sih sebenarnya, ada 2 mingguan yang lalu lah — di Babakan Siliwangi atau yang biasa dikenal dengan Baksil saja. Pertama, mungkin kita semua sudah tahu bahwa Baksil telah resmi menjadi salah satu hutan kota dunia dan merupakan yang pertama untuk Indonesia. Hal itu — peresmian Baksil sebagai hutan kota dunia — berbarengan dengan dibukanya TUNZA International Children and Youth Conference on the Environment 2011 pada tanggal 27 September yang lalu di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) yang lokasinya juga berada di Baksil. Bandung. Kedua, tentu saja beberapa pembenahan yang dilakukan oleh Pemkot Bandung terhadap Baksil.

Pembenahan mencolok yang dilakukan adalah adanya “jembatan hutan” dan parkir sepeda di sisi Baksil yang menghadap kafe Halaman, Tamansari. Memang sih, pembangunan itu mungkin terkesan pragmatis di tengah kontroversi isu pembangunan restoran atau mall di lahan Baksil yang kerap muncul dan tenggelam dari tahun ke tahun.

Tapi jujur, jembatan hutan di Baksil ini fasilitas umum yang unik menurutku. Mungkin baru Kota Bandung yang memiliki hutan kota dengan fasilitas yang memanjakan warganya untuk dapat menikmati hutan kota di sana.

Dengan jembatan hutan ini kita dapat menerobos di antar pepohonan hutan kota Baksil dan menikmati sejuknya udara di tengah-tengah pepohonan yang rindang itu. Tapi sayangnya jembatan ini tidak terlalu panjang. Hanya beberapa puluh meter saja aku pikir. Tapi pendeknya jembatan itu tak mengurangi kenikmatan untuk merasakan nuansa hutan di tengah kota.Ya, berada di jembatan tersebut suasana yang dirasakan laksana berada di tengah hutan “sungguhan”.

Di jembatan hutan itu juga dipasang beberapa papan info di beberapa sudut mengenai sejarah Babakan Siliwangi dari masa ke masa, fungsi Baksil, hingga komentar orang-orang terhadap keberadaan Baksil sebagai hutan kota. Jadi, bagi warga yang ingin pergi ke jembatan hutan Baksil ini, yang bisa dilakukan selain tentu saja menikmati hawa sejuk hutan, juga bisa sekedar berfoto-foto di sana mungkin dan juga menambah wawasan tentang Baksil itu sendiri.

Selamat menikmati hutan kota, teman!

Parkir Sepeda Depan Baksil

Parkir Sepeda Depan Baksil

Sejarah Baksil

Sejarah Baksil

Baksil itu ...

Baksil itu ...

 

 

 

 

 

 

 

 

Jembatan Pohon

Jembatan Pohon

Hutan Baksil

Hutan Baksil

 

Jembatan Hutan Baksil

Jembatan Hutan Baksil