Lari di Goat Run Lunar Series – Gunung Salak 20K

Setelah tahun lalu lari di Gunung Guntur (Garut, Jawa Barat), kali ini saya kembali lagi mengikuti ajang lari lintas alam (trail run) yang lain di Gunung Salak (Sukabumi, Jawa Barat). Penyelenggaranya masih sama, yakni Go Adventure. Gunung Salak ini menjadi pembuka dari series bertajuk Goat Run Lunar Series.

Motivasi saya mengikuti ajang ini adalah untuk mengobati kerinduan mendaki gunung dan merasakan suasana hutan. Selain itu kebetulan saya juga belum pernah sama sekali menginjakkan kaki di Gunung Salak.

Ada 3 kategori yang dibuka dalam series kali ini. Yakni, 20K, 50K, dan 75K. Saya mendaftar kategori 20K. Kategori 20K kebagian waktu start pada hari Minggu, 4 Agustus 2019 pukul 6 pagi. Sementara itu, kategori 50K dan 75L start pada Sabtu, 3 Agustus 2019 pukul 00.00. Semua kategori memiliki garis start dan finish di lokasi yang sama, yakni di Javana Spa (Cidahu, Sukabumi).

Pada ajang lari lintas alam kedua yang saya ikuti ini target saya tidak muluk-muluk. Yakni bisa finish strong dan perform lebih baik daripada yang pertama di Gunung Guntur dulu.

baca juga: Trail Run di Goat Run Series 2018 – Gunung Guntur (Bag. 1)

Alhamdulillah target saya tercapai. Saya bisa finish di peringkat 8 dari 49 peserta 20K pria. Sedangkan di Gunung Guntur tahun lalu saya finish di peringkat 43 dari 95 peserta 20K pria. Memang sih peserta di Gunung Salak ini tidak sebanyak di Gunung Guntur dulu. Tapi tetap saya syukuri bisa finish lebih baik dari sebelumnya.

Suasana menjelang start kategori 20K

Mengambil start dari garis terdepan, saya sempat terpengaruh oleh pace cepat pelari-pelari di samping saya. Alhasil, 2 km pertama nafas saya sudah terengah-engah. Maklum jalur lari yang dihadapi langsung berupa tanjakan. Setelah itu saya mencoba berlari di pace lebih lambat agar bisa mendapatkan ritme nafas yang nyaman.

Sampai 2 km pertama itu saya masih berada di urutan 4. Tapi setelah itu 2 pelari Jepang menyalip saya. Urutan tersebut bertahan sampai tiba di Kawah Ratu (KM 4,5).

Melintasi lapangan helipad di Gunung Salak sebelum Kawah Ratu
Pemandangan pertama saat tiba di Kawah Ratu

Di Kawah Ratu saya terpesona dengan kecantikan pemandangan yang terhampar di depan mata. Asap mengepul dari celah-celah bebatuan yang ada di sana. Aliran air berwarna kebiruan melintas membelah Kawah Ratu.

Di sana saya foto-foto dulu. Di saat itu saya disalip 2 orang pelari, di mana salah satunya berasal dari Inggris. Posisi saya pun jadi turun ke-8.

Menuruni Kawah Ratu
Aliran air melintasi Kawah Ratu
Genangan air yang terbentuk di Kawah Ratu

Selepas Kawah Ratu, trek 5 KM selanjutnya berupa turunan dengan elevasi dari 1381 mdpl hingga 969 mdpl. Di saat itulah saya bisa menyalip pelari Inggris di depan saya. Bahkan sempat menyalip 2 pelari lagi di depan saya. Tapi tidak bertahan lama karena sekitar 100 meter setelah itu, 2 pelari itu kembali melewati saya dan meninggalkan cukup jauh.

Hanya ada 1 Water Station (WS) saja dalam kategori 20K ini. Yakni, di KM 9,5. Dibandingkan dengan Goat Run tahun lalu, tentu saja ini lebih sedikit. Tahun lalu di Gunung Guntur ada 2 WS yang tersedia. Tapi karena dilalui bolak-balik jadinya terhitung 4 WS sepanjang rute. Kalau saya tidak salah dengar saat briefing, alasannya adalah karena Goat Run kali ini ikut masuk dalam perhitungan poin International Trail Running Association (ITRA), sehingga harus mengikuti standar di mana setiap 10 KM hanya boleh ada 1 WS.

Melintasi sungai kecil

Alhamdulillah keberadaan WS yang hanya ada satu ini tidak menjadi penghalang. Malah, dibandingkan dengan Gunung Guntur kemarin, saya hanya sekejap saja mampir di WS. Cuma pasang gelang checkpoint dan minum coca-cola sedikit.

Saya tidak merasa selapar dan sehaus seperti saat lari di Gunung Guntur dulu. Mungkin karena di Gunung Salak ini hutannya sangat rapat, tidak gundul seperti di Gunung Guntur. Jadi saya merasa adem terus sepanjang rute. Selain itu karena kali ini start-nya lebih pagi, yakni jam 6.

Selepas WS, kontur trek berikutnya adalah berupa tanjakan sepanjang 7 km dari elevasi 969 mdpl hingga 1424 mdpl. Saya sempat menempel kedua pelari di depan saya hingga 200 meter setelah WS. Tapi tidak bertahan lama juga. Setelah itu ketinggalan jauh lagi.

Profil elevasi kategori 20K Goat Run – Gunung Salak

Di KM 13-14 saya kembali disalip oleh pelari Inggris. Saya pun balik lagi ke posisi 8. Posisi 8 ini akhirnya menjadi posisi yang saya pertahankan hingga garis finish. Sepertinya saya nyaris tersalip lagi jika tidak buru-buru sampai di garis finish. Sebab selisih saya dengan pelari di belakang saya hanya berjarak 1 menit saja. Bandingkan dengan jarak saya dengan pelari posisi 7 yang berselisih 11 menit.

Peringkat pertama untuk kategori 20K ini direbut oleh pelari dari Jepang. Sementara itu peringkat kedua direbut oleh pelari yang hingga di WS masih sempat saya tempel di depan saya. Luar biasa. Berarti setelah itu dia ngebut banget larinya ya dari posisi 6 sampai ke posisi 2.

Peringkat 3 direbut oleh pelari yang kebetulan sharing kamar dengan saya dalam event ini. Sedangkan pelari Inggris yang menyalip saya dari posisi 8 ternyata bisa menyodok hingga ke posisi 5.

Official result Goat Run – Gunung Salak 20K Male

Seru sih lari di gunung. Apalagi ketika downhill. Ikutan ajang lari di gunung ini mengobati rasa rindu saya yang sudah lama sekali tidak pergi hiking. Namun, masih banyak kekurangan yang saya rasakan dalam lari kali ini. Terutama dalam mengatur nafas saat tanjakan dan kekuatan kaki yang masih kurang. Semoga bisa lebih maksimal lagi di ajang lari lintas alam berikutnya nanti.

Advertisement

3 thoughts on “Lari di Goat Run Lunar Series – Gunung Salak 20K

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s