Tag Archives: cut off time

Baliho MesaStila 100 8-10 Oktober 2021

DNF di MesaStila 100 – 75K

Akhirnya saya merasakan juga yang namanya DNF alias Did Not Finish dalam suatu race lari. Pengalaman ini saya dapatkan untuk pertama kalinya dalam ajang MesaStila 100 yang berlangsung pada tanggal 9-10 Oktober kemarin. Saya tidak berhasil menyelesaikan race setelah terkena cut-off time (COT) di Basecamp Wekas (KM 28 / 1819 MDPL).

Pada ajang MesaStila 100 itu saya terdaftar pada kategori 75K. Menurut aturan race, peserta 75K diwajibkan untuk check-in di Basecamp Wekas paling lambat pukul 3.00 pagi (10 Oktober). Sedangkan saya baru tiba pada pukul 3.15 pagi (terlambat 15 menit). Otomatis saya dinyatakan DNF. Setelah itu saya tidak diperkenankan untuk melanjutkan race walaupun waktu yang tersisa untuk menyelesaikan lomba sebetulnya masih panjang. Yakni hingga pukul 18.00.

Ada banyak peserta yang terkena cut-off time di Basecamp Wekas tersebut. Kabar yang saya dengar dari peserta lain dan dari petugas yang mencatat kedatangan peserta, ada sekitar separuh yang terkena DNF di sana.

Total peserta yang secara resmi terdaftar pada kategori 75K ada 64 orang. Namun mungkin saja ada beberapa peserta yang DNS (Did Not Start) sehingga jumlah aktual yang ikut berlari kurang dari itu.

Jumlah peserta yang berhasil finish ternyata hanya 4 orang saja. Semuanya pria. Yang tercepat ternyata memerlukan waktu 17,5 jam dari total 22 jam yang disediakan. Sedangkan peserta yang finish nomor 4 memerlukan waktu hampir 21 jam.

Hasil kategori 75K MesaStila 100 tahun 2021

Menjelang Start

Kalau boleh cerita mundur ke belakang, persiapan saya menjelang start ini memang sangat kurang bagus. Saya baru tiba di MesaStila Resort pada pukul 18.30. Racepack baru saya dapatkan sekitar pukul 19.15. Sementara itu race dimulai pada pukul 20.00.

Continue reading
Advertisement
GP100 di Puncak Gede

Lari 25K di Gede Pangrango 100 (Part 2/2)

Minggu, 8 Desember 2019

Usai sholat subuh, kira-kira pukul 4.45 saya check-out meninggalkan penginapan Berlian Resort untuk pergi menuju kantor TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) di Cibodas. Kunci kamar saya serahkan kepada resepsionis di kantor dekat pintu gerbang kompleks resort.

Jalan Raya Cipanas pagi itu masih belum terlalu ramai. Jadi cepat saja saya sampai di Kantor TNGGP Cibodas. Setibanya di sana saya menitipkan tas bawaan saya ke salah satu warung di dekat parkir sepeda motor yang melayani penitipan. Saya terpaksa menitipkan di sana karena panitia tidak menyediakan fasilitas drop bag untuk peserta kategori 25K.

Setelah itu saya memanfaatkan waktu yang ada sebelum start untuk melakukan pemanasan di area parkiran. Ada seorang pelari lain yang juga melakukan pemanasan di sana yang kemudian saya mengenal namanya sebagai Sani.

Usai pemanasan, saya berjalan menuju garis start yang bertempat di halaman depan Wisma Edelweis. Wisma ini berada di sisi barat Kantor TNGGP Cibodas. Di sana sudah ramai dengan para pelari yang bersiap-siap untuk mengikuti kategori 25K.

Para pelari 25K berkumpul di belakang garis start

Start Race

Tepat pukul 6 start 25K dilakukan. Para pelari langsung tancap gas semua. Saya pun jadi terbawa untuk berlari agak cepat.

Suasana menjelang start

Cuaca pagi itu cukup cerah. Dan alhamdulillah cuaca cerah ini ternyata bertahan hingga waktu finish. Padahal sehari sebelumnya hujan mengguyur hampir sepanjang hari. Sehabis subuh hari itu juga kabarnya ada badai di Puncak Gunung Gede.

Continue reading
Coast To Coast Night Trail Ultra 2020

Lari 50K di Coast to Coast Night Trail Ultra 2020

Untuk pertama kali saya mengikuti ajang lari ultra marathon sejauh 50 km di Coast to Coast (CTC) Night Trail Ultra 2020. Istilah ultra marathon sendiri merujuk pada ajang lari dengan jarak melebihi jarak marathon ‘normal’ sejauh 42,195 km. Umumnya ultra marathon ini memiliki jarak sejauh 50 km ke atas.

CTC ini diadakan oleh komunitas Trail Runners Yogyakarta (TRY) dan telah memasuki penyelenggaraan kelima. Ada 5 kategori yang diperlombakan pada penyelenggaraan tahun ini, yakni 100 km, 70 km, 50 km, 25 km, dan 13 km.

Kategori 50 km yang saya ikuti mengambil start pada pukul 00.00 pada hari Minggu, 16 Februari 2020. Race village CTC Ultra 2020 ini bertempat di Pantai Depok, tepatnya di depan Warung Makan Narotama. Race Pack Collection hari terakhir, start, dan finish lomba semua bertempat di sana.

Race Pack Collection

Pada hari Sabtu, 15 Februari saya tiba di Pantai Depok sekitar pukul 17.15 untuk mengambil race pack. Agak mepet dengan batas waktu Race Pack Collection, yakni pukul 18.00. Tapi saya memang sengaja datang mepet agar tidak menunggu terlalu lama dengan waktu start tengah malamnya.

Race village tempat pengambilan race pack
Race village tempat pengambilan race pack

Saya ke Pantai Depok ini dengan mengendarai sepeda motor yang saya pinjam dari saudara saya yang tinggal di Yogyakarta. Untuk alternatif kendaraan, panitia sendiri sebenarnya juga menyediakan shuttle bus dari tengah kota Yogyakarta menuju Pantai Depok.

Saat pengambilan race pack, semua mandatory gear yang dipersyaratkan dicek oleh panitia satu per satu. Kita juga diminta untuk mengumpulkan waiver dan surat keterangan sehat oleh dokter.

Menunggu Start

Ambil race pack, done. Setelah itu saya harus menunggu sekitar 6,5 jam hingga waktu start 50 km dimulai.

Agak bingung juga mau killing time bagaimana. Sebetulnya saya berharap bisa tidur malam itu sebelum race. Tapi tidak tahu bisa tidur di mana.

Tak terasa maghrib sudah tiba. Saya singgah ke Masjid Nurul Bihaar yang berada di pojok area parkir tempat wisata Pantai Depok ini untuk sholat berjamaah.

Masjid Nurul Bihaar di Pantai Depok
Masjid Nurul Bihaar di Pantai Depok

Usai sholat maghrib saya makan malam di salah satu warung yang banyak tersebar di Pantai Depok ini. Di sana saya berjumpa dengan 3 pelari lain. Masing-masing mengikuti kategori 70K, 50K, dan 25K. Kami berkenalan dan bercengkerama sambil menikmati makan malam.

Continue reading

Trail Run di Goat Run Series 2018 – Gunung Guntur (Bag. 2-Tamat)

Tepat pada pukul 7 pagi, start pun dimulai. Peserta dari kedua kategori, 20 km dan 35 km, semua start bersamaan.

Sampai 10 km pertama kedua kategori memiliki rute yang sama. Setelah mengitari kawah Gunung Guntur, kedua kategori berpisah rute. Kategori 20 km putar balik turun kembali ke jalur semula, sementara kategori 35 km masih harus naik lagi sampai ke puncak kemudian turun melalui jalur yang berbeda.

Sekitar 3 km pertama rute yang dilalui masih berupa jalan beraspal. Selepas itu trek sudah berupa tanah berkerikil. Elevasinya pun secara bertahap juga semakin meningkat.

Kilometer awal Goat Run Gunung Guntur

Kilometer awal Goat Run Gunung Guntur

Berlari di kampung. Gunung Guntur tampak di kejauhan.

Berlari di kampung. Gunung Guntur tampak di kejauhan.

Saya yang pertama kali berlari di gunung ini tidak memasang target muluk-muluk. Yang penting asal bisa finish strong. Saya mencoba menghemat tenaga dengan berjalan kaki setiap melalui tanjakan dan berlari di medan yang datar dan juga turunan.

Water station pertama ada di KM 4. Ada berbagai macam refreshment yang tersedia. Mulai dari semangka, pisang, isotonik, dan air mineral.

Water station di KM 4

Water station di KM 4

Sampai sekitar 2 km selepas water station KM 4 medan masih berupa alam terbuka dengan tanah pasir berkerikil dan ilalang di kanan kiri jalan. Setelah itu, menjelang water station kedua di KM 8 Continue reading

Medali Finisher PBIM 2017

Lari Full Marathon Lagi di PBIM 2017

Akhir November kemarin (26/11) untuk keempat kalinya berturut-turut saya berpartisipasi dalam event lari tahunan Penang Bridge International Marathon (PBIM). Kali ini saya mengikuti kategori full marathon. Ini kali kedua saya mengikuti kategori tersebut setelah pertama kali ikutan 2 tahun yang lalu.

baca jugaKali Pertama Ikutan Full Marathon

Terbilang cukup nekat sih sebenarnya. Pasalnya tahun 2017 ini saya sudah jarang sekali lari. Event PBIM 2017 ini adalah event lari pertama tahun ini yang saya ikuti. Saya ikut karena diajak teman saya yang tengah semangat untuk ikutan lari marathon pertama kalinya.

Tapi saya bukannya tanpa persiapan sama sekali. Selepas lebaran saya mulai membiasakan lagi lari jarak jauh. Bertahap mulai dari 5 km. Bertambah terus sampai seminggu menjelang hari H saya melahap jarak 17 km. Sebuah persiapan yang agak mengkhawatirkan juga sebenarnya. Apalagi itu saya lakukan dengan tidak rutin, bahkan sempat bolong nggak lari sama sekali dalam 3 minggu.

Pada hari H-1 atau bertepatan dengan hari keberangkatan saya dan teman saya ke Penang tanpa disangka ada satu masalah menghampiri. Jadwal Continue reading

Kali Pertama Ikutan Full Marathon

Akhirnya pecah telur juga. Dua hari yang lalu (22/11) untuk pertama kalinya saya mengikuti lari full marathon alias lari 42,195 km. Saya ikutan lari full marathon itu di event Penang Bridge International Marathon (PBIM) 2015. Setahun yang lalu di event yang sama, saya mengikuti lari yang kategori half marathon. Alhamdulillah target ikutan full marathon di tahun berikutnya berhasil terpenuhi. 

Bisa dibilang nekat juga sih. Sejujurnya sejak terakhir ikutan half marathon setahun yang lalu, saya tidak pernah lari lebih dari belasan kilo. Makanya sempat ragu-ragu juga sih apakah saya kuat untuk tiba-tiba berlari sejauh 42,195 km ini.

Dan ternyata memang tidak kuat. Namun alhamdulillah saya Continue reading