Category Archives: Random

Hardcore Coding

Judulnya agak lebay sih memang. Bukan codingannya yang hardcore. Tapi sesungguhnya, apa yang kulakukan ini bisa dibilang juga lebay, hihihi :D.

Berawal dari malasnya diriku untuk berganti-ganti window antara IDE, tampilan desain, browser buat googling, dan browser atau emulator buat menjalankan aplikasi. Akhirnya aku meminjam dua monitor teman sekosanku dan kupasang — bersama laptopku — berjejer di atas meja, yang juga minjam dari teman sekosan, hehehe. Sebenarnya bukan karena malas juga sih. Tapi lebih ke niatan supaya bisa multitasking sih.

Secara kebetulan si Bonci, kucing kosanku, lagi tidur-tiduran di dekat monitor. Ya udah, aku foto dulu momen ini. Jarang-jarang bisa dapat pinjaman dua monitor sekaligus serta mejanya.

So, hasilnya? Trust me, it works! 🙂

Bonci Versi 2.0

Yak inilah dia kucing kesayangan kontrakan kami. Namanya Bonci. Berasa pernah dengar ya sebelumnya? Iya, sekitar setahun lebih yang lalu kami juga pernah punya anak kucing dengan nama yang sama. Hal itu juga pernah ku-post di artikel terdahulu di sini.

Bonci versi 2.0 in action

Bonci versi 2.0 in action

Kenapa dinamai Bonci lagi? Jangan tanyakan itu kepadaku karena Wafi — salah satu teman sekontrakanku — yang menamainya :P. Ya, di antara para penghuni kontrakan kami, Wafi memang yang paling perhatian sama kucing. Dan Bonci “versi 2.0” ini adalah satu-satunya the survivor di antara anak-anak kucing lain seangkatannya yang dilahirkan oleh si Kuma. Pemberian nama “Bonci versi 2.0” sebenarnya juga menunjukkan bahwa Bonci berada di bawah peliharaan sekumpulan anak-anak Informatika, hehehe.

Masa-masa sulit di mana kami — khususnya Wafi — harus bolak-balik membersihkan kotoran dan air pipisnya yang suka sembarangan kini berangsur-angsur mulai terlewati. Si Bonci versi 2.0 ini mulai tumbuh menjadi kucing yang lovely dan menggemaskan. Paling suka memang ngelus-ngelus bulunya si Bonci ini, hehehe. Kalau lagi suntuk, entah kenapa setiap ngelus-ngelus bulunya Bonci ini jadi bikin rileks.

Si Bonci ini punya kebiasaan tiap salah seorang dari kami keluar kontrakan, dia selalu mengikuti ke mana kami pergi walaupun paling jauh biasanya cuma 20-30 meteran. Tapi sewaktu kami keluar bertiga, dia tiba-tiba mengikuti kami berjalan hingga ratusan meter sampai ke kosan teman.

Bukan cuma kami yang suka main-main dengan si Bonci. Anak kecil tetangga depan rumah juga suka ngajak main si Bonci, minimal sekedar ngelus-ngelus. Tak hanya anak itu, ayahnya ternyata juga suka tiba-tiba manggil-manggil si Bonci, terus dielus-elus. Hahaha … Bonci, bonci … 😀

 

S2, Kerja, dan Menikah

Tiga kata itulah yang kini sering menjadi topik perbincangan hangat di antara beberapa teman dekatku. Kalau dulu semasa orientasi kampus di Sabuga kami dikenalkan oleh bapak-bapak alumni kampus gajah ini dengan 3 hal yang menggambarkan kehidupan kampus: buku, pesta, dan cinta, kini sepertinya 3 hal itu telah tergantikan dengan 3 yang aku sebutkan di judul tulisan ini.

Bukan hal yang aneh ketika ketiga hal itu tiba-tiba menjadi trending topic di antara para SWASTA (baik itu Mahasiswa Sedang Tugas Akhir, Mahasiswa Sudah Sidang Tugas Akhir, maupun Mahasiswa Sudah Sarjana Teknik). Ketika kita akan meninggalkan dunia perkampusan ini, pasti mau tidak mau kita harus menyusun rancangan perjalanan hidup berikutnya.

Bagi teman-teman yang waktu kelulusannya ‘tertunda’ seperti aku ini, setidaknya masih punya sedikit nafas untuk memikirkan itu. Bagi teman-teman yang akan lulus April ini, sudah mulai tampak kegalauan mereka.

Kegalauan itu mengarah kepada apakah setelah lulus mau memilih S2 atau kerja dan siapakah pendamping wisudanya (dan tentu juga sebagai pendamping hidupnya) nanti. Dari pengamatanku soal S2 sebenarnya tak terlalu begitu menjadi pertimbangan yang berat di antara teman-teman yang lulus. Intinya mereka tak mempermasalahkan bisa S2 atau tidak. Jadi tingkat kegalauan untuk urusan S2 ini sangat rendahlah.

Untuk urusan kerja, beberapa teman sering curhat mengenai standar gaji yang selayaknya mereka terima. Ya, dari obrolan dengan beberapa kawan, aku menangkap secara sadar bahwa teman-teman di sejurusan ataupun jurusan ‘sebelah’ tak ada kekhawatiran tak mendapatkan pekerjaan (baguslah …). Yang menjadi kekhawatiran mereka sebagaian besar adalah masalah kecocokan dengan pekerjaan dan gaji yang tak ‘seberapa’.

Terakhir, mengenai ‘menikah’, satu hal, kata tersebut merupakan kata yang cukup sakral. Bagi sebagian orang hal ini mungkin terasa sangat sensitif, tapi bagi sebagian yang lain hal ini selalu menarik untuk diperbincangkan. Aku pun sering tak sungkan mengobrol atau mendengar curhatan seorang teman tentang hal yang satu ini.

Kegalauan tentang hal ini di kalangan SWASTA dimulai ketika terbebani untuk mendapatkan pendamping di hari wisudanya. Hmm … tentang ini, aku tak tahu asal usulnya dari mana. Bahkan, ada seorang teman yang akan lulus April ini dia tengah berusaha mati-matian untuk memperolehnya. Tapi bukan sekedar pendamping wisuda, melainkan juga sebagai pendamping hidup.

Di luar tiga hal itu aku yakin pasti setiap orang punya pemikiran sendiri yang berbeda mengenai rencana perjalanan hidup berikutnya. Intinya sih, mari kita persiapkan bersama-sama apa yang sudah kita rencanakan dan jangan sampai terjebak dalam kegalauan yang berlarut-larut. Hahaha. 😀

Fitur Plot Mathematical Function di Google Search Engine

Tengah-tengah malam begini ketika sedang online Twitter, tiba-tiba ada satu tweet dari akun official-nya Google yang mengabarkan fitur baru yang dirilisnya, yakni plot mathematical function. Yap, dengan fitur ini, kita dapat memasukkan suatu persamaan matematika ke dalam kotak pencarian. Kemudian Google pun akan melakukan pencarian dengan kata kunci persamaan tersebut serta menampilkan gambar plot persamaan atau fungsi tersebut dalam sebuah bidang koordinat.

Asyik nggak tuh? Belajar kalkulus pun menjadi lebih mudah dan tentunya menyenangkan. Coba dari dulu ketika aku masih berjibaku di TPB (Tahap Persiapan Bersama) alias tahun pertama kuliah di ITB. Ketika zaman pusing-pusingnya belajar kalkulus. Zaman di mana ketiduran di kelas gara-gara sudah nggak kuat lagi mikir konsep-konsep kalkulus menjadi pemandangan yang biasa kita lihat saat kuliah. 😀

Btw, masih ada yang nyantol nggak ya kuliah kalkulus yang dipelajari dulu? 😀

Persamaan lingkaran

Persamaan lingkaran

persamaan-persamaan kalkulus

persamaan-persamaan kalkulus

 

 

Foto Kunjungan ke Gunung Madu

Selama lima hari aku berada di Lampung, tepatnya menginap di Senior Mess, perumahan II Gunung Madu. Selama lima hari itu akitivitas tidak jauh-jauh dari mess dan koperasi gunung madu. Boleh dibilang kawasan perumahan ini berada di daerah “pedalaman” :D.

Gunung Madu memiliki berhektar-hektar — mungkin ratusan bahkan ribuan — perkebunan tebu. Perumahan dibangun untuk tempat tinggal para karyawannya. Di daerah sekitar perumahan itu, khususnya tempat aku menginap, suasananya begitu asri, banyak pepohonan. Ada “kebun binatang” juga, yang cuma dihuni menjangan. Lalu juga ada semacam danau buatan kecil — lebih pas disebut kolam sebenarnya.

Lima hari berada di sana membuat pikiran dan indera ini menjadi rileks. Mungkin karena lingkungan dan suasana di sana masih sepi. Tidak seperti kota Bandung yang super padat di mana-mana. Sumpek, hehehe.

Kandang menjangan

Kandang menjangan

Jalan yang sepi

Jalan yang sepi

Kolam ikan

Kolam ikan

 

Pertama Kali ke Tanah Sumatra

Ya, mungkin terkesan agak ndeso postingan kali ini. Cuma ke Sumatra saja sampai dibikin postingannya segala. Tapi jujur saja, pengalaman ke Lampung kali ini memang merupakan sejarah pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Sumatra, hehehe.

Jadi ceritanya hari Ahad lalu aku dihubungi oleh seorang teman dan juga “bos” tempatku mroyek sekarang. Terus aku ditawari untuk ikutan proyek temannya di Lampung mulai hari Selasa kemarin (2011/11/29) sampai hari Ahad besok (2011/12/04). Tanpa banyak mikir, aku langsung mengiyakan tanpa tahu proyeknya seperti apa.

Ternyata proyeknya nggak jauh-jauh dari kegiatanku dulu semasa masih aktif di Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa (Kokesma) ITB, tepatnya di bagian Toserba. Proyek ini tentang sistem informasi akuntansi dan penjualan (Point of Sales) dari sebuah koperasi yang berada di bawah sebuah perusahaan di Lampung. Proyek ini sudah berjalan beberapa bulan dan aku diminta untuk membantu mengerjakan beberapa bagian yang belum selesai.

Oke, hari Selasa aku pun ikut berangkat bersama dua orang lainnya menggunakan pesawat Merpati dari Bandung menuju Lampung langsung. Jujur saja, ini baru kali kedua aku naik pesawat. Sempat kagok juga sih dengan aturan bandara.

Dari bandara Radin Inten II, Bandar Lampung, kami melanjutkan perjalanan selama kurang lebih 2 jam menuju utara, menempuh jarak kurang lebih 90 km. Ternyata Aku berada di kabupaten Bandar Mataram, hehehe. 😀

Lampung, Lampung … di sini suasananya ternyata Jawa banget ya :D. Di mana-mana ada saja pemandangan orang mengobrol memakai bahasa Jawa. Tanah Sumatra, cita rasa Jawa, hehehe :lol:. Tapi enak … makanan di sini cocok banget dengan selera lidahku. Suatu hal yang jarang sekali kudapatkan di Bandung. Hmm … mungkin karena memang masakannya bercita rasa Jawa ya.

[VIDEO] Tolah-Toleh Ala Wasit Badminton

Ada yang menarik saat siaran langsung final ganda putra France Open Super Series 2011 yang berlangsung 2 minggu yang lalu. Dalam siaran itu sempat ada tayangan replay yang menunjukkan “lirikan mata” wasit (umpire) partai final tersebut kala mengamati pertandingan yang berlangsung. Hm

Ya, tanpa tersadar mata dan kepala seorang wasit badminton akan secara reflek mengikuti arah gerak shuttle cock ke mana pun pergi. Lucu juga ngeliat video itu. Kalau pertandingan bulutangkis yang temponya pelan mungkin nggak akan begitu kelihatan. Tapi ini pertandingan antara Cai Yun/Fu Haifeng vs Jung Jae Sung/Lee Yong Dae yang notabene peringkat 1 & 2 dunia. Banyak pukulan smash dan drive kencang yang dilancarkan kedua pasangan. Mau nggak mau “tolah-toleh”-nya jadi lebih sering dan cepet dong, hehehe. Capek nggak sih? 😀