Minggu lalu, setelah sekian lama, akhirnya saya berkesempatan untuk main ke Surabaya. Saya pun tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menikmati kulineran di sana. Salah satu kuliner yang saya cari adalah kuliner belut.
Sudah lama saya tidak menikmati kuliner belut ini. Dahulu semasa masih menetap di Malang, mungkin 1-2 minggu sekali saya biasa menikmati lalapan belut di dekat rumah. Setelah berdomisili di Bandung agak susah menemukan kuliner yang satu ini, terutama yang pas di lidah.
Dapat rekomendasi dari seorang teman, katanya belut di Spesial Sambal Surabaya (SBS) H. Poer jangan sampai dilewatkan. Jadilah saya pergi ke SBS pada kesempatan itu.
Saya pergi ke cabang SBS yang berada di Jl. Banyu Urip No.139 bersama seorang teman saya jam 9 malam. Ketika itu kebetulan merupakan malam minggu. Walaupun sudah di atas jam 9, ternyata warung masih dipadati oleh pengunjung.

Warung Spesial Belut Surabaya Jl. Banyu Urip
Setelah menempati meja yang kosong, kami meminta daftar menu kepada salah seorang pramusaji. Selain menu aneka belut, ternyata SBS juga menyajikan menu lele dan ayam goreng. Tapi tetap menu masih didominasi belut-belutan.
Ada menu yang menarik perhatian saya dari namanya, yakni Pecel Belut Elek. Ternyata itu adalah belut yang dimasak setengah matang. Bisa dibilang belut transisi antara menu Belut Basah dan Belut Kering lah, haha.
Saya dan teman saya kompak memesan Pecel Belut Kering. Untuk minumannya kami pun juga kompak memesan Es Beras Kencur.

Menu Spesial Belut Surabaya
Setelah sekitar 10 menit menunggu, menu pesanan kami pun tiba. Pertama yang datang adalah Es Beras Kencur. Setelah itu disusul belut goreng yang disajikan di atas cobek beserta sambalnya. Tak ketinggalan lalapannya pula.
Melihat penampakannya, saya pun sudah tak sabar untuk segera menikmati belut tersebut. Belutnya sendiri sudah dipotong kecil-kecil. Ukuran satu potongnya pas untuk satu kali suapan.
Sebagai penggemar masakan pedas juga, begitu melihat sambalnya yang berwarna oranye dengan biji-bijinya, saya sudah membayangkan pedas dan gurihnya ketika dikunyah bersama dengan belutnya.

Pecel Belut Kering
Nyam, nyam, nyam… saya mulai mengunyah belut bersama sambal dan nasi di dalam mulut saya. Eh, kok kayaknya agak lebay ya, hahaha. Tapi beneran, belut dan sambalnya memang pas di lidah saya. Belutnya gurih. Pedas sambalnya pun juga pas, turut menambah lezatnya belut.
Tulangnya pun sampai habis saya makan. Mungkin karena saya namanya Pecel Belut Kering kali ya, jadi memang dimasaknya sampai kering, jadi tulangnya pun bisa dimakan. Kalau teman saya sih tulangnya nggak dimakan. Masih cukup keras katanya.

Es Beras Kencur
Setelah belut habis, giliran saya menikmati es beras kencur. Saya juga termasuk penggemar beras kencur. Setiap membeli jamu, beras kencur adalah favorit saya bersama sinom. Segar sekali minum es beras kencur ini. Ampuh juga untuk meredakan efek pedas yang masih tertinggal di lidah saya, hahaha.
Well, jika ada kesempatan main ke Surabaya lagi, Spesial Belut Surabaya H. Poer ini tentu akan masuk dalam daftar kuliner yang perlu saya kunjungi lagi. 🙂
aku suka banget ama belut
LikeLike
Emang juara di sambel disini 👏
LikeLike