Monthly Archives: June 2014

Wat Arun jelang maghrib (photo by Ian)

Backpacking Indochina 9D8N (Bag. 5): Day 4 – Krabi-Bangkok

Selasa, 27 Mei 2014

Subuh itu kami semua sudah cukup disibukkan dengan aktivitas packing. Yup, pagi itu kami akan check out dari hotel karena akan melanjutkan petualangan kami ke destinasi berikutnya, Bangkok, via jalur udara.

Packing

Packing

Jadwal penerbangan kami ke Bangkok adalah pukul 10.50 dari Krabi International Airport dengan AirAsia. Karena itu kami sudah harus tiba di bandara setidaknya sejam sebelumnya. Sebenarnya kami memesan penerbangan pukul 8.35 dengan niatan agar punya waktu yang lebih banyak di Bangkoknya. Sialnya penerbangan kami kena cancel oleh AirAsia sejak seminggu sebelumnya dan diganti menjadi pukul 10.50. 😦

Jarak dari penginapan kami ke bandara hampir 30 km. Untuk transportasi ke bandara, kami sudah memesan travel via pihak hostel. Ternyata dapatnya lebih murah dibandingkan jika membeli tiket airport shuttle yang banyak dijual oleh agen-agen di sepanjang jalan Ao Nang. Kami dipesankan 2 travel oleh pihak hostel dengan tarif 700 baht per travel. Jatuhnya jauh lebih murah karena 1400 baht itu dibagi kami ber-18. Sementara airport shuttle mengenakan tarif 150 baht per orang.

Bagi mereka yang kebetulan jalan sendiri dan mau ngeteng ke bandara Krabi dari Ao Nang, ada alternatif yang lebih murah. Yakni, Continue reading

Advertisement
Rombongan kapal lain yang sedang snorkeling (photo by Ian)

Backpacking Indochina 9D8N (Bag. 4): Day 3 – Phi Phi Island Tour

Senin, 26 Mei 2014

Menurut jadwal yang telah ditentukan pihak penyelenggara tur, kami akan dijemput dari penginapan sekitar pukul 8 pagi. Berarti kami punya waktu yang cukup untuk jalan-jalan mencari sarapan pagi itu. Waktu subuh di Ao Nang saat itu adalah 4.30, dan matahari terbit menjelang pukul 6 pagi.

Sarapan pagi

Pukul setengah tujuh pagi ketika langit sudah mulai terang, beberapa dari kami keluar mencari sarapan bersama. Setelah 5 menit berjalan kaki, di pinggir jalan utama tak jauh dari Family Mart, kami menjumpai sebuah warung makan sederhana yang penjualnya ibu-ibu dan mbak-mbak berjilbab bertampang mirip Melayu.

Cukup banyak warga sekitar yang membeli sarapan di sana. Menunya miriplah sama masakan yang biasa dijual di dekat kampungku kalau pagi-pagi. Ada bubur (bukan bubur ayam tapinya), urap-urap, sayur pecel, ayam goreng, dan jajanan-jajanan pasar.

Aku memilih menu bubur sebagai sarapanku pagi itu. Komposisi bubur ini cukup unik. Ada sayur kangkung, potongan telor asin, dan ikan patin. Rasanya lumayanlah, nggak jauh beda dengan masakan di negeri sendiri. Harganya 25 baht kalau aku tidak salah ingat.

Berangkat ke Ao Nang Pier

Setelah sarapan, kami kembali ke hostel untuk bersiap-siap tur Phi Phi Island. Aku hanya membawa pakaian ganti, handuk, dan kamera underwater untuk snorkeling.

Jam telah menunjukkan pukul 08.15, namun kendaraan yang akan menjemput kami belum datang sesuai jadwal yang dijanjikan, yakni dari seharusnya pukul 08.00. Akhirnya aku inisiatif untuk menelepon pihak Angel Tour tempat kami memesan paket tur ini. Oleh ibunya yang kemarin melayaniku, aku diminta untuk sabar menunggu sebentar lagi.

Benar saja, sekitar 10 menit kemudian kendaraan truk besar, atau yang disebut songthaew di sana, akhirnya tiba juga. Aku pun menyerahkan bukti pemesanan paket tur kami kepada mbak-mbak petugasnya yang menjemput kami. Masing-masing dari kami diberikan stiker untuk ditempel di kaos, menandakan kami peserta tur.

Kami masih harus menjemput 4 orang teman kami lagi yang menginap di J Hostel. J Hostel ini lokasinya searah menuju ke Ao Nang Pier, tempat kami akan naik boat untuk tur ini. Pas banget ternyata, songthaew ini mampu menampung kami yang berjumlah 22 orang ini.

Songthaew jemputan (photo by Ian)

Songthaew jemputan (photo by Ian)

Dermaga Ao Nang Pier

Dermaga Ao Nang Pier

Tur pun dimulai

Kami memulai tur Phi Phi Island ini dari Ao Nang Pier. Kapal yang kami naiki ternyata kapal besar yang digunakan untuk umum juga. Jadi ada beberapa orang, hampir semuanya, yang ikut menumpang kapal kami sambil membawa tas-tas besar.

Btw, kapal yang kami naiki cukup bagus. Terdiri dari dua tingkat. Di dalamnya full AC. 

Di atas kapal (photo by Putri)

Di atas kapal (photo by Putri)

Tapi nggak asyik kan kalau tur di laut tapi cuma di dalam kapal terus. Bakal sayang banget apbila pemandangan-pemandangan cantik di luar sana dilewatkan. Kami pun duduk-duduk di atas deck depan dan belakang kapal menikmati pemandangan sekitar sambil berfoto-foto.

Foto-foto di atas kapal (photo by Putri)

Foto-foto di atas kapal (photo by Putri)

Tujuan pertama kapal ini adalah ke Railay Island. Railay Island adalah sebuah pulau cantik yang terkenal dengan tebing-tebingnya yang tinggi menjulang. Karena itu, tak mengherankan bila pulau ini menjadi destinasi favorit bagi para pecinta olahraga ekstrim panjat tebing yang berkunjung ke Thailand.

Kapal kami yang cukup besar tidak dapat merapat ke pulau ini. Lagi pula memang sejatinya kapal ini tidak berniat untuk singgah di sana. Kapal hanya menjemput calon penumpang yang berasal dari Railay Island ini. Dari pantai Railay mereka naik perahu-perahu yang kemudian merapat ke kapal kami. Baru kemudian mereka naik.

Railay Island

Railay Island

Penumpang dari Railay Island

Penumpang dari Railay Island

Dari Railay Island, kapal melanjutkan pelayaran ke Phi Phi Island. Kapal menurunkan penumpang-penumpang yang ikut menumpang (ya iyalah penumpang yang menumpang, haha) tadi. Sementara kami tetap berada di atas kapal.

Setelah semua penumpang “tamu” tadi turun, kapal berlayar lagi ke pulau Ko Phi Phi Le. Di sinilah tempat Maya Bay yang terkenal karena film “The Beach” yang dibintangi oleh Leonardo Di Caprio itu. Sayangnya kapal kami tak merapat ke pantai tersebut. Maklum, kapal kami terlalu besar untuk dapat merapat di pantai tersebut. Selain itu, suasana pantai di sana juga sangat ramai. Banyak perahu yang tengah merapat di sana.

Rombongan kapal lain yang sedang snorkeling (photo by Ian)

Rombongan kapal lain yang sedang snorkeling (photo by Ian)

Di bagian laut yang berjarak beberapa ratus meter dari Maya Beach kami diberikan waktu oleh penyelenggara tur untuk snorkeling di sana. Sebelum itu, kami semua disajikan soft drink dan snack oleh mereka di atas kapal. Peralatan snorkeling termasuk pelampung sudah disediakan oleh pihak tur.

Air laut di situ cukup jernih. Banyak ikan nemo Continue reading

Ao Nang Backpacker Hostel (photo by Putri)

Backpacking Indochina 9D8N (Bag. 3): Day 2 – Padang Besar-Hat Yai-Ao Nang (Krabi)

Minggu, 25 Mei 2014

Dari awal kami sudah tahu dari yang tertera di tiket bahwa perjalanan kereta api Kual 2a Lumpur-Hat Yai ini bakal memakan waktu yang cukup lama. Di tiket sih tertulis 21.30-12.30 waktu Malaysia, atau 14 jam perjalanan. Faktanya, berdasarkan perjalanan kemarin, kami tiba di Hat Yai sekitar pukul 10.15 waktu setempat atau 11.15 waktu Malaysia. Artinya perjalanan lebih cepat 1,25 jam dari jadwal. Itu pun sudah termasuk sekitar 1,5 jam istirahat di imigrasi.

Jika Anda mengincar singkatnya waktu perjalanan, tak disarankan untuk menaiki moda kereta api. Kalau mau lebih cepat naik pesawat atau bus saja. Wajar sih kalau naik kereta api lebih lama. Bukan karena jalannya yang lambat, melainkan karena rutenya dari KL ke Butterworth (Penang) dulu, kemudian putar balik ke Bukit Mertajam, baru lanjut ke Hat Yai (lihat peta).

Rute kereta api dari KL menuju Hat Yai

Rute kereta api dari KL menuju Hat Yai

Di Butterworth kereta sempat berhenti lama (sampai di Butterworth menjelang pukul setengah 6 pagi). Hampir setengah jam mungkin. Di sana lokomotifnya putar balik ke belakang rangkaian. Awalnya aku sempat berpikir bahwa kereta ini jalan mundur. Setelah lihat peta baru aku ngeh ternyata kereta harus belok dulu di Bukit Mertajam untuk ke arah Hat Yai. Jarak dari Butterworth ke Bukit Mertajam ini sekitar 15 menit perjalanan kalau tidak salah.

Sunrise menyembul terlihat dari dalam kereta (photo by Ian)

Sunrise menyembul terlihat dari dalam kereta (photo by Ian)

Imigrasi Malaysia-Thailand

Sekitar pukul 9.00 kami tiba di stasiun Padang Besar, sebuah kota yang terletak di perbatasan Malaysia dan Thailand. Kota ini unik karena wilayahnya terbagi dua untuk Malaysia dan Thailand, termasuk bagian stasiunnya. Jadi di stasiun ini kami melakukan immigration clearance untuk keluar Malaysia dan masuk Thailand sekaligus. Mungkin karena masih dekat dengan perbatasan Malaysia, petugas imigrasi Thailand di sini Continue reading

Sultan Abdul Samad Building

Backpacking Indochina 9D8N (Bag. 2): Day 1 – Kuala Lumpur

Sabtu, 24 Mei 2014

Kuala Lumpur menjadi persinggahan pertama kami di perjalanan ini. Tujuh orang berangkat dari Bandung termasuk aku, 1 orang berangkat dari Pekanbaru, 1 orang dari Surabaya, dan sisanya berangkat dari Jakarta dengan penerbangan yang berbeda-beda.

Pagi itu, Sabtu 24 Mei, sekitar pukul setengah 7 aku dan teman-teman dari Bandung telah berkumpul di bandara Husein Sastranegara. Anggota-anggota regu dari Bandung ini adalah Sukma (Teknik Industri ’07), Laura (TI’07), Rizky (Informatika ’07), Ian (IF’07), Gin (IF’07), Stef (Elektro ’08), dan aku sendiri. Kami berangkat dengan penerbangan AirAsia AK417 pukul 8.30.

Berkumpul di bandara Husein Sastranegara

Berkumpul di bandara Husein Sastranegara

Pesawat agak telat dari yang dijadwalkan. Pesawat baru lepas landas pada pukul 9 pagi. Kami tiba di bandara Kuala Lumpur International Airport (KLIA) 2 menjelang pukul 12 waktu setempat. Btw, mulai 9 Mei yang lalu penerbangan dari dan ke bandara LCCT Kuala Lumpur telah dialihkan menuju KLIA 2. Jadi ini adalah pengalaman pertamaku mendarat di KLIA 2. Kami sempat foto-foto dahulu di bandara baru ini.

Jarak dari tempat keluar pesawat menuju imigrasi lumayan jauh. Kami melalui sebuah bangunan berupa jembatan yang menghubungkan bangunan tempat turun dari pesawat dengan bangunan utama. Setelah melalui imigrasi Continue reading

Backpacking Indochina 9D8N (Bag. 1): Indeks

Alhamdulillah akhirnya keturutan juga backpacking keliling beberapa negara di Indochina, kecuali Myanmar dan Laos selama 9 hari 8 malam (9 days 8 nights/9D8N). Dengan waktu yang terbatas tersebut kami sempat singgah dan melihat-lihat beberapa kota seperti Kuala Lumpur, Ao Nang (Krabi), Bangkok, Siem Reap, Phnom Penh, dan Ho Chi Minh City.

Yup, backpacking keliling ASEAN ini telah masuk dalam bucket list-ku sejak kuliah. Dua tahun lalu aku tidak jadi gabung 3 orang temanku yang lebih dahulu backpacking Indochina selama 21 hari.

Yang menarik dari perjalanan ini adalah aku melakukannya beramai-ramai dengan 21 orang lainnya. Walaupun jalan bareng dengan jumlah orang sebesar itu, alhamdulillah, perjalanan berjalan lancar tanpa kendala berarti.

Dari ke-21 orang tersebut tidak semuanya kukenal sebelum perjalanan ini. Jadi mulanya ide backpacking ini hanya terbatas pada grup backpacker teman-teman semasa kuliah saja. Total ada 6 orang saja, termasuk aku. Kemudian aku mengajak 1 orang teman lagi, Pambudi.

Jumlah 7 orang ini berkembang lagi. Beberapa orang temanku yang kerja di Telkom mengajak teman-temannya sebanyak 7 orang. Kebetulan dari 7 orang itu ada 4 orang anak Teknik Industri ITB ’07. Mereka kemudian mengajak 2 orang temannya dari TI’07 juga.

Lalu ada Khairul yang mengajak sahabat karibnya sejak SMA, Benny, yang kemudian juga mengajak 2 orang lagi sahabat dekatnya di Teknik Material UI ’07. Terakhir ada Pambudi yang mengajak 3 orang teman kantornya di Unilever.

Total terkumpullah peserta sejumlah 22 orang. Jumlah yang sangat banyak bukan untuk menyebut kelompok backpacking? Mungkin lebih cocok disebut kelompok study tour kali ya, haha. Itu pun masih ada yang mau join lagi sebenarnya.

Orang-orang yang kami temui di perjalanan sampai terpana melihat besarnya rombongan kami. Apalagi ketika mengetahui kami sedang dalam perjalanan backpacking ke beberapa negara. Petugas bus Bangkok-Siem Reap dan Siem Reap-Phnom Penh, sempat terbelalak matanya saat kami bilang ingin memesan tiket bus untuk 22 orang. Seorang bule cuma bisa berkomentar, “Are you fucking crazy??!!”

Dalam tulisan berikutnya aku akan menceritakan detail perjalanan day-to-day ke dalam beberapa artikel.

Sebelum membaca cerita perjalanan yang sudah kami lakukan, mungkin ada baiknya untuk mengetahui itinerary umum yang sudah kami susun sebelum berangkat. Perjalanan yang kami lakukan tidak jauh dari itinerary yang sudah kami susun ini.

————————————————————————————-

Indeks link seri artikel Backpacking Indochina 9D8N: