Monthly Archives: May 2013

[Video] Simple Song in HIMYM S08E24

Akhirnya ketemu juga apa dan siapa pengisi background soundtrack di episode final (episode 24) How I Met Your Mother beberapa minggu yang lalu. Lagu backsound itu berjudul “Simple Song” dan penyanyinya adalah The Shins. Lagu itu diputar di momen-momen terakhir episode final, termasuk ketika scene siapa pemeran the girl with the yellow umbrella (cewek berpayung kuning) alias the mother-nya terungkap.

“Hi, one ticket to Farhampton please.”

Itu dia satu-satunya kalimat yang diucapkan the mother di episode tersebut. Ini dia klip cuplikan penghujung akhir episode final kemarin (credit to CBS and HitFix).

Advertisement

Drawing Indonesia Open 2013

Gong pergelaran turnamen badminton Indonesia Open Premier Super Series 2013 tinggal menghitung hari. Kurang dari dua minggu lagi, atau tepatnya tanggal 10 Juni, babak kualifikasi akan menandai dimulainya turnamen super series dengan hadiah tertinggi nomor dua setelah Korea Open. Berbeda dengan pergelaran sebelum-sebelumnya dan turnamen super series lainnya, Indonesia Open 2013 akan berlangsung selama 7 hari di mana babak 32 besar akan dibagi pelaksanaannya ke dalam dua hari.

Rencananya, aku sendiri akan menyaksikan babak semifinal dan final turnamen Indonesia Open. Tiket Indonesia Open dapat dibeli secara online melalui situs Blibli.com.

Edisi Indonesia Open tahun ini akan terasa lebih spesial karena akan menjadi farewell tournament (turnamen perpisahan) bagi legenda bulutangkis kita, Taufik Hidayat. Yup, turnamen ini akan menjadi turnamen terakhirnya sebelum ia secara resmi akan gantung raket.

Pada sore hari kemarin (28/5) Badminton World Federation (BWF) telah melakukan drawing untuk Indonesia Open 2013. Dari hasil drawing tersebut tampaknya jalan yang akan dilalui Taufik tidak akan mulus. Taufik berpeluang bertemu Lin Dan, rival abadinya, di pertandingan pertamanya. Jika menang pun, Taufik akan berpeluang melawan Lee Chong Wei yang saat ini tengah menduduki peringkat 1 dunia. Jika Taufik bisa mengalahkan kedua rivalnya tersebut, tentu akan menjadi kenangan manis walaupun, seandainya, Taufik gagal menjadi juara di turnamen ini. Tapi bisa jadi sebaliknya, di penghujung karirnya, Taufik mencatatkan rekor terburuknya sepanjang sejarah Indonesia Open yang diikutinya.

Hasil drawing selengkapnya bisa diunduh melalui tautan ini.

Beberapa pertandingan yang menarik untuk dinantikan di babak 32 besar:

  • Tommy Sugiarto vs Chen Long [2] — partai ketiga dalam sebulan setelah dua pertemuan di Sudirman Cup. Mampukah kali ini Tommy melakukan revans? 
  • Lee Chong Wei [1] vs Wang Zhengming 
  • Lindaweni Fanetri vs Saina Nehwal [2] — Saina yang populer di kalangan fans Indonesia tentu kali ini tak akan mendapatkan dukungan itu saat melawan Linda yang merupakan tunggal putri nomor satu Indonesia saat ini.
  • Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa [4] vs Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan — Berharap Ahsan/Hendra sudah kembali ke performa terbaiknya untuk melawan sang unggulan ke-4.
  • Ricky Karanda/Muhammad Ulinnuha vs Kim Ki Jung/Kim Sa Rang [6] — Menantikan pembuktian apakah Ricky/Ulin sudah siap untuk menemani Rian/Angga sebagai ganda masa depan Indonesia
  • Nitya Krishinda/Greysia Polii vs Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl [3]
  • Ko Sung Hyun/Kim Ha Na vs Markis Kido/Pia Zebadiah — Duel sesama ganda campuran yang lagi naik daun
  • Xu Chen/Ma Jin [1] vs Irfan Fadhilah/Weni Anggraini
  • Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam [6] vs Riky Widianto/Richi Puspita

TVC Indonesia Open 2013:

Ikutan Mandiri Run

Pada hari Minggu kemarin (26/05) aku berpartisipasi dalam event lari Mandiri Run yang mengambil garis start dan finish di Senayan City, Jakarta. Ini kali kedua aku mengikuti event lari yang diadakan oleh Bank Mandiri. Yang pertama diadakan pada bulan Oktober tahun lalu (baca artikelnya di sini) dalam rangka ulang tahun Bank Mandiri. Pada tahun ini entah kenapa jadwal pelaksanaannya menjadi lebih maju.

Sama seperti tahun lalu, aku dan Khairul mendaftar pada kategori lari 10 KM. Rutenya hampir sama seperti tahun lalu, bedanya hanya lokasi garis start dan finish saja. Menurut data terakhir yang diumumkan oleh situs panitia Mandiri Run di sini, jumlah peserta lari 10 K adalah 653 orang.

Start lari tepat dilakukan pada pukul 6.30. Aku mengawali lari dengan pace yang tak sebagus tahun lalu. Di KM 3 kaki sudah terasa berat. Sepertinya karena akumulasi fatigue efek lari 10 K yang kulakukan 3 hari sebelumnya, main futsal pada hari Jumat, dan jalan kaki 2 kali bolak-balik menyusuri koridor busway Semanggi yang memang cukup panjang sehari sebelumnya. Haha… #alibi.

Menjelang start

Menjelang start

Dalam race kemarin aku berhasil mencatatkan pace 5’18” (5:18 menit/km). Sebenarnya itu sudah di atas pace rata-rata keseharianku tiap lari pagi di trek Saraga (Sasana Olahraga Ganesha) yang biasanya cuma sekitar 5 menit 20-an detik per km. Pace terbaik yang pernah kucatat masih di angka 4’55” saat Mandiri Run tahun lalu. Sesuatu yang belum pernah kucapai kembali. Bahkan, untuk sekedar berada di bawah 5’1”.

Namun, ada hal yang mengusik perhatianku dalam race kemarin. Total jarak yang kutempuh menurut catatan aplikasi Runkeeper yang kugunakan adalah 9.15 KM. Not even close to 10 KM!! Aku sempat berpikir jangan-jangan aku salah mengambil jalur lari. Tapi ternyata tidak hanya aku yang menyadari hal tersebut. Beberapa pelari lain pun juga mengeluhkan hal yang sama. Pantas saja, dalam waktu 48’26” aku sudah berhasil finish. Biasanya sih di kisaran 55 menitan aku baru finish 10 KM. Oh ternyata…

Pembagian air mineral dan pisang

Pembagian air mineral dan pisang sesudah lari

Sekarang tinggal menunggu hasil resmi dari panitia. Untuk hasil mentahnya sih, sudah bisa dilihat di sini sebenarnya » http://202.146.227.19/marathonapp/rpt_result_komersil.aspx. Namun belum diurutkan berdasarkan peringkat finish-nya.

Mengenai target pribadi… sebenarnya untuk event kali ini sih aku menargetkan dapat memperbaiki peringkat tahun lalu (peringkat 101). Tapi melihat kenyataan pace yang turun jauh, sulit sepertinya untuk bisa masuk 100 besar :(. Mungkin karena faktor usia, hehe.

Di event kemarin aku sempat bertemu dengan beberapa teman seangkatan sesama jurusan IF/STI. Bahkan, ada juga adik angkatan yang ikut. Ternyata di IF/STI ini cukup banyak juga yang menggemari olahraga lari ini, bahkan sampai ikutan race-nya. 😀

Bersama teman-teman IF/STI

Bersama teman-teman IF/STI (photo by Khairul)

Selain lari, di event Mandiri Run ini juga ada festival kuliner nusantara. Setiap finisher mendapatkan voucher Rp 50.000 untuk menikmati makanan/minuman yang diperjualbelikan di festival. Uniknya voucher itu dibagikan dalam bentuk gelang e-money. 

Di festival kuliner itu aku sempat mencoba bakso Malang, sate padang, dan pempek palembang, serta membeli minuman air mineral 1 botol, kopiko 2 botol, dan 1 botol teh pucuk harum. Eh, segitu masih tersisa sekitar 10 ribuan, haha. Wah, nggak sehat ini, habis lari makannya tetap nggak terkontrol, hehe. 😀

Main ke Trans Studio Bandung

Semenjak dibuka pertama kali untuk umum pada Juni 2011, baru Sabtu pekan lalu (18/05) akhirnya aku berkunjung ke Trans Studio Bandung. Padahal aku tinggal (ngekos) di Bandung. Tapi malas saja ke sana. Alasannya, selain harga tiket masuknya yang cukup mahal untuk ukuran mahasiswa (ketika aku masih mahasiswa), juga karena tidak ada teman yang mau diajak main ke sana, hihi.

Sabtu kemarin itu kebetulan ada acara walimahan teman sesama angkatan 2007 Sekolah Elektro dan Informatika ITB di gedung dekat McD Gatot Subroto. Banyak teman, baik dari Elektro maupun Informatika yang menghadiri acara tersebut. Nah, setelah acara walimahan, muncul keinginan untuk jalan bareng ke suatu tempat, sekedar untuk meluangkan waktu bersama sambil mengobrol tentang  pekerjaan masing-masing atau mengenang kembali memori saat mahasiswa dulu. Dipilihlah Trans Studio Mall karena lokasinya yang sangat dekat dengan gedung pernikahan.

Sekitar pukul 2 siang berangkatlah kami bersepuluh (9 cowok + 1 cewek) ke Trans Studio Mall. Aku satu-satunya yang berasal dari Informatika di rombongan itu. Yang lain anak Elektro semua. Awalnya, rencana kami cuma ingin menonton film saja. Film apapunlah yang ada saat itu.

Tapi setelah mempertimbangkan (kalau tidak salah) kebetulan semua dari kami belum pernah ke masuk ke wahana Trans Studio, kenapa tidak sekalian saja main ke sana. Kebetulan ada salah satu teman yang tak keberatan untuk mentraktir kami semua ke Trans Studio, hehe. Tiket masuk untuk weekend 250.000 rupiah per orang. Alhamdulillah, pertama kalinya ke Trans Studio ada yang bayarin, hehe. Semoga rezekinya lancar terus ya mas! 🙂

Sebenarnya sore hari adalah waktu yang kurang tepat untuk memulai kunjungan ke Trans Studio. Sebab Anda akan melewatkan beberapa wahana seperti Special Effects Action dan Trans City Theater yang hanya menampilkan pertunjukan di siang hari.

Wahana yang kami kunjungi pertama yaitu Vertigo Galaxy, wahana permainan berupa kincir raksasa yang berputar 360 derajat. Cuma 4 orang dari kami yang menaiki wahana ini. Aku dan yang lain nggak mau karena merasa perut masih kenyang sehabis makan di walimahan sebelumnya, haha. #alibi

Vertigo Galaxy

Vertigo Galaxy

Setelah itu, kami masuk ke wahana Si Bolang-Bocah Petualang. Wahana Si Bolang ini begitu kental terasa Indomie-nya, hehe. Bagaimana tidak, di mana-mana ada properti bertuliskan Indomie. Bahkan, ketika kami berkeliling menggunakan kereta menjelajahi “Indonesia” yang menampilkan ragam rumah adat, pakaian adat, dan budaya masing-masing daerah, properti Indomie itu masih mendominasi. Hmm… sepertinya pepatah “di mana pun daerahnya, kulinernya tetap Indomie” cocok menggambarkan “petualangan” Bolang kami, hehe.

Membolang dengan naik kereta

Membolang dengan naik kereta

Setelah selesai membolang, selanjutnya kami kembali mengulang pelajaran-pelajaran Kimia dan Fisika sewaktu sekolah dulu. Pelajaran sekolah itu kami dapatkan di Science Center. Di “rumah belajar” ini kami menemukan hal-hal menarik untuk diketahui.

Sebagai orang yang berlatar belakang teknik — yang dahulu ketika masih tingkat satu pun kami mendapat kuliah Fisika Dasar dan Kalkulus — objek-objek sains di Science Center ini cukup menarik bagi kami. Ada alat untuk mengukur kekuatan genggaman tangan, harpa dengan senar laser yang bisa dimainkan layaknya harpa sungguhan, mesin elektrostatik Van De Graff, simulasi angin topan, dsb. Sebagian memang sudah pernah kulihat di Jatim Park (waktu SMP dulu), tapi di Trans Studio ini objek sainsnya lebih banyak — kebanyakan objek fisika. Cocok bangetlah buat pelajar-pelajar yang suka sama Fisika, hehe.

Science Center

Science Center

Keluar dari Science Center entah bagaimana ceritanya kami terpisah menjadi dua kelompok. Tiga orang entah ke mana. Sementara aku dan 6 orang lainnya lanjut ke wahana yang lain. Giant Swing menjadi pilihan kami. Di satu artikel Detik Travel pernah disebutkan tentang 5 wahana Trans Studio yang bisa bikin jantung ‘copot’, dan Giant Swing ini adalah salah satunya, juga  Continue reading

Beli Buku di AlfatihBookStore.com

Dari dulu sebenarnya rencana untuk beli buku-bukunya ustadz Felix Siauw. Tapi beberapa kali ke toko buku Gramedia dan Togamas selalu nggak nemu buku-nemu buku beliau. Sepertinya kehabisan. Akhirnya malah beli buku yang lain.

Dan rencana itu akhirnya baru konkret sekarang. Kali ini langsung pesan online di toko bukunya langsung, di http://www.alfatihbookstore.com/. Alhamdulillah, pesan hari Minggu kemarin, Selasa sampai Bandung.

Selain buku karangan Felix Siauw (Muhammad Al-Fatih 1453 dan Beyond The Inspiration), saya juga membeli 3 buku yang lain. Lumayan, ada stok buku bacaan hingga akhir tahun kayaknya, hehe. Sekarang saya lagi mau menyelesaikan membaca buku yang Steve Jobs itu dulu. Hmm… mungkin bisa sambil paralel salah satu dari kelima buku ini.

Saya selalu ingat kata mentor saya waktu SMA dulu, “Membeli buku itu sama dengan investasi ilmu. Nggak ada kata rugilah.” Ya, term “investasi” tidak selalu identik dengan uang. Ilmu pun bisa diinvestasikan. Apalagi kalau buku kita ada yang meminjam, dan bahkan sampai terjadi diskusi setelahnya terkait dengan isi buku, insyaAllah ilmunya mengalir dan berkah :).

buku

Link Berita 404

Cukup sering aku membuka link berita dari timeline Twitter akun-akun berita yang ku follow seperti Detik, Kompas, Republika, dsb. Biasanya dalam tweet berita itu, selain berisi judul beritanya, juga terdapat short URL link beritanya.

Tahu sendiri kan kalau akun-akun situs berita paling sering update tweet di Twitter. Nah, entah beritanya belum selesai di-publish atau manajemen short URL-nya yang kurang baik atau mungkin salah ketik linknya, beberapa saat begitu tweet dibuat dan linknya coba dibuka, eh, ternyata muncul error “Page Not Found” alias error kode 404. 🙂

Hal seperti itu tak jarang aku temui. Sampai-sampai aku sering iseng menghitung berapa lama jarak antara “page not found” itu hingga akhirnya link berita itu eksis. Ada yang selang waktunya kurang dari 1-2 menit, ada yang setengah jam masih belum up juga linknya, bahkan ada yang sampai detik ini.

Ini beberapa sampel tweet yang menyertakan link berita 404 hehe:

Tweet dari Detik

Tweet dari Detik

Tampilan page-nya setelah dibuka linknya:

Page Not Found

Page Not Found

Untuk berita yang ini, sekitar 1-2 menit kemudian setelah tweet-nya baru up linknya.

Tweet dari Kompas

Tweet dari Kompas

Tampilan page-nya setelah dibuka linknya:

Page Not Found

Page Not Found

Nah, kalau untuk berita yang satu ini, sampai sekarang pun masih belum up linknya.

Well, Mungkin nggak cuma saya saja yang memperhatikanBarangkali Anda pun juga demikian. 😀

Belajar dari Steve Jobs, Seorang Tiran yang Kompeten

“Democracies don’t make great products—you need a competent tyrant.”
~Jean-Louis Gassé

“Demokrasi tidak menghasilkan produk yang hebat—Anda memerlukan seorang tiran yang kompeten.”

Begitulah kalimat yang diucapkan oleh Jean-Louis Gasse, salah seorang eksekutif Apple, mengomentari gaya manajemen bosnya, Steve Jobs. Kalimat ini aku temukan di buku The Steve Jobs Way karya Jay Elliot dan William L. Simon.

Diceritakan dalam buku tersebut bahwa orang-orang yang bekerja untuk Steve Jobs memakluminya dan memberikan toleransi terhadap gayanya. Seorang engineer Mac, TripHawkins, pernah mengatakan seperti ini:

“Steve has a power of vision that is almost frightening. When Steve believes in something, the power of that vision can literally sweep aside any objections or problems. They just cease to exist.”

“Steve Jobs adalah seorang yang memliki kekuatan visi yang hampir menakutkan. Ketika ia meyakini sesuatu, kekuatan visi tersebut secara harfiah dapat menghapuskan segala keberatan atau permasalahan apapun. Mereka akan hilang.”

Gaya manajemen Steve Jobs memang bisa dikatakan cukup keras kepala, kalau tidak mau dikatakan otoriter. Tapi sesungguhnya dia sedang berusaha teguh menjalankan visinya.

Salah satu contohnya adalah ketika suatu waktu dia meminta engineer Macintosh untuk mencabut kipas dari perangkat Macintosh karena menghasilkan suara berisik. Para engineer pun berkeras bahwa Mac harus memiliki kipas agar perangkat tidak menjadi terlalu panas, atau bahkan menyebabkan terbakar. Namun, Steve Jobs tetap berkeras bahwa Mac harus tanpa kipas karena ia memegang prinsip yang ia yakini bahwa produk personal komputer yang akan mereka hantar adalah Mac sebagai komputer yang hening, tenang, dan menyenangkan untuk digunakan. Para engineer pun harus kembali lagi ke lab untuk mendesain ulang Mac agar bisa berjalan tanpa kipas.

Banyak contoh bagaimana “keras kepala”-nya Steve Jobs dalam campur tangannya terhadap produk-produk yang dikembangkan oleh para engineer-nya. Dari situ tampak gambaran Steve Jobs sebagai seorang tiran produk. Seorang tiran yang sepenuhnya memegang teguh visinya demi menghasilkan produk yang dibayangkannya.

Kalau diperhatikan, sebenarnya apa yang diingini Steve Jobs ketika itu lebih banyak nyelenehnya. Nyeleneh dalam arti sesuatu yang tidak umum ketika itu, atau istilah kerennya revolusioner. Tapi memang Steve Jobs adalah seorang yang kompeten dan jenius produk. Ia seolah mengetahui apa yang akan menjadi kebutuhan konsumen di masa mendatang. Hasilnya… terbukti dengan kesuksesan produk-produknya di pasaran.

Hmm… agak melebar jauh dari topik… berbicara mengenai quote di awal tulisan ini, tiba-tiba aku menjadi berpikir quote di atas sepertinya cocok juga apabila dikiaskan pada wajah pemerintahan suatu negara. Sepertinya akan lebih baik suatu negara dipimpin oleh seorang tiran yang kompeten dibandingkan seorang yang “demokratis” tapi tak jelas mau dibawa ke mana negara itu.

Oke, berlebihan memang jika mengharapkan suatu negara untuk dipimpin oleh seorang yang tiran. Kita sudah saksikan sendiri bagaimana penderitaan yang dialami rakyat beberapa negara Timur Tengah karena dipimpin oleh kepala negara yang tiran. The point is… kompeten! Yang kita butuhkan adalah pemimpin yang kompeten! Ketika seseorang memang kompeten, apapun keputusan yang diambilnya, walaupun di awal terkesan tidak masuk akal, tapi rakyat atau bawahan yang dipimpinnya akan tetap menaruh keyakinan bahwa keputusan yang diambil itu akan baik untuk negara atau organisasi mereka.

Haha, kok jadi meracau begini. Jadi ceritanya saat ini aku sedang berusaha menghabiskan membaca buku Steve Jobs: Stay Hungry, Stay Foolish atau judul resmi di luar itu The Steve Jobs Way: iLeadership For A New Generation, karangan Jay Elliot dan William L. Simon. Jadi jangan terkejut kalau dalam beberapa tulisan ke depan akan lebih banyak bercerita mengenai Steve Jobs, hehe. 🙂