Monthly Archives: April 2010

Perbedaan Grup dan Tim?

Pertanyaan ini sebenarnya ditanyakan oleh dosen kepada kami saat kuliah IF3094 atau Komunikasi Antar Personal (KAP) hari ini tadi. Hmm… pertanyaan yang sebenarnya kedengaran cukup simple. Yang terbayang oleh kami di kelas (kebetulan kompak sekali pikiran kami kali ini :D) kalau kata “grup” itu akrab dengan frase “grup band” dan kalau kata “tim” itu akrab dengan frase “tim sepakbola”.

Tapi cuma itu yang terbayang. Ketika ditanyakan lagi apa perbedaan grup dan tim, kami semua kebingungan menjawabnya. Terus dosen kami mencoba menjawab bahwa perbedaannya adalah kalau dalam tim itu posisi semua anggotanya selalu tetap, sedangkan kalau dalam grup setiap anggotanya dapat bertukar peran di mana seseorang kadang-kadang berperan sebagai leader, sementara yang lain mungkin ada yang sebagai notulen, atau anggota biasa. Hmmpfh… tapi aku belum cukup puas dengan pendapat beliau itu. Lalu selesai kuliah aku mencoba mencari-cari referensi yang dapat menjelaskan perbedaan grup dan tim itu dengan jawaban yang memuaskan. Karena aku sendiri penasaran. Kedua kata itu memiliki makna yang serupa, sering kita gunakan sehari-hari, bahkan kita pertukarkan kedua kata itu, tetapi kita sendiri tidak tahu apa perbedaannya. Atau jangan-jangan tidak ada perbedaannya, alias sama saja?

Ada suatu istilah yang sering kita dengar, yaitu team building. Aku pribadi belum pernah mendengar istilah group building. Orang juga lebih sering berkata, “bisakah grup/kelompok ini menjadi sebuah tim?” Secara tersirat dapat dimengerti ada perbedaan di situ antara grup dan tim. Kekuatan dari suatu tim itu terletak dari kesamaan tujuan dan saling keterikatan antar individu di dalam tim, sedangkan kekuatan grup terletak pada kesungguhan anggotanya untuk mengikuti komando dari pemimpin grup itu.

Seringkali jauh lebih mudah membentuk grup dibandingkan membentuk sebuah tim. Misalkan di dalam suatu ruangan ada banyak orang dengan berbagai latar belakang. Dari orang-orang tersebut kita dapat membentuk grup, mungkin dapat berdasarkan usia, jenis kelamin, bidang keahlian, dan faktor-faktor kesamaan lainnya. Membentuk sebuah grup berdasarkan kesamaan tadi itu memang mudah, tetapi tidak menjamin efektifitas dari sebuah grup itu sendiri. Dinamika antarpersonal dalam kelompok dapat membuat tugas seorang group leader menjadi lebih sulit.

Di sisi lain, membentuk tim memang lebih sulit. Dalam mebentuk tim tidak melihat kesamaan anggota, tetapi melihat kepada ketrampilan masing-masing anggota untuk melengkapi satu sama lain. Dalam tim bisnis saja misalnya, ada anggota yang berperan sebagai akuntan, salesman, eksekutif perusahaan, dan sekretaris. Setiap anggota tim memeiliki fungsi masing-masing di dalam tim itu. Oleh karena itu, dalam jarang sekali diberikancukup banyak ruang untuk terjadinya konflik karena akan menggangu fungsionalitas anggotanya.

Ada karakteristik lain yang dapat lebih menggambarkan perbedaan grup dan tim. Keberhasilan dalam sebuah grup biasanya hanya diukur dari hasil akhirnya. Misalkan saja nih grup belajar bareng untuk menghadapi ujian. Berhasil atau tidaknya belajar bareng itu dilihat dari bagaimana nilai ujian anak-anak itu.

Sementara itu, keberhasilan sebuah tim meskipun diukur dari hasil akhir juga, tetapi tetap dilihat bagaimana proses untuk mencapai hasil akhir itu. Sebuah tim investigasi kecelakaan merupakan sebuah contoh yang baik dari tim yang dinamis di dunia nyata. Setiap anggota tim bertugas untuk mengevaluasi satu aspek dari kecelakaan itu. Tim ahli pada adegan rekonstruksi kecelakaan tidak harus berkonsultasi dengan tim ahli pada bukti forensik, misalnya. Anggota tim menggunakan kemampuan masing-masing untuk mencapai hasil kohesif. Dalam proses tersebut mungkin ada anggota tim bekerja sebagai fasilitator, dan itu tidak harus seorang pemimpin tertentu.

Karakteristik lainnya adalah dalam membentuk sebuah grup mungkin hanya mengambil beberapa menit saja, tetapi pembentukan tim yang baik bisa jadi butuh waktu dalam hitungan bulan atau bahkan tahunan. Setiap anggota grup/kelompok memiliki peluang yang besar untuk melepaskan diri dari grup setiap saat ketika jasa atau perannya sudah tidak diperlukan lagi misalnya. Sedangkan dalm tim seorang anggota yang tidak serius dapat menghambat fungsionalitas anggota tim lainnya untuk bekerja secara efektif, sehingga tidak aneh jika dalam membentuk tim dibutuhkan waktu yang lama karena proses untuk membentuk anggota yang memiliki kesetiaan yang sangat kuat untuk tim dan mampu berkomunikasi dengan baik antar anggotanya itu memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Yaah… Mungkin ada pendapat lain?

Referensi:
http://www.wisegeek.com/what-is-the-difference-between-a-team-and-a-group.htm
http://wiki.answers.com/Q/Difference_between_group_and_team
http://www.sideroad.com/Team_Building/difference-between-team-and-group.html

[Kenangan] Masa SMP

Hmm.. entah ada angin dari mana tiba-tiba aku ingin mengenang lagi masa SMP, masa-masa pencarian jatidiri kalau kata guru BP/K (Badan Psikologi/Konsultasi) dulu. Oiya, aku menjalani pendidikan SMP itu di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang I.

Aku bersyukur sekali memilih MTsN Malang I sebagai tempat pendidikanku selepas lulus SD. Di saat teman-teman SD-ku yang lain di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Malang I memilih SMP Negeri favorit seperti SMPN 3, SMPN 1, dan SMPN 5 Malang, aku memilih MTsN Malang I sebagai tujuan pendidikan berikutnya. Untuk alumni MIN Malang I ketika itu bisa langsung diterima juga bila mendaftar ke MTsN Malang I.

Selain itu, alasan lain yang menguatkanku untuk melanjutkan ke MTsN Malang I itu karena sahabat terbaikku juga ingin masuk MTsN Malang I. Tetapi saat masa orientasi siswa (MOS) di MTsN Malang I, aku tidak menemui sahabatku itu, hingga kemudian aku mendapatkan kabar dari seorang teman bahwa ia sudah diterima di SMPN 3 Malang. Aku sempat merasa kecewa sih awalnya. Tetapi seiring berjalannya waktu aku mulai menikmati hari-hariku di MTsN Malang I.

Kenapa ya… yang aku rasakan saat sekolah dulu pertemanan kami menjadi erat selalu diawali dengan bermain sepakbola bareng. Fenomena seperti itu aku temui juga saat masuk SMA. Dalam permainan sepak bola itu kita bergembira dan tertawa bersama. Mungkin karena di permainan sepakbola itu kita harus bisa bekerja sama dengan teman setim kita, jadi mau tidak mau kita harus mengenal dengan baik karakter teman kita satu tim itu.

Kembali lagi. Di MTsN Malang I ini aku sempat mendapatkan peringkat 1 kelas paralel di pada caturwulan 1 kelas 1 SMP. Itu pertama kalinya aku mendapatkan peringkat 1 selama sekolah 😂. Tetapi setelah caturwulan 1 itu seingatku aku tidak pernah meraihnya lagi selama SMP, kecuali saat lulus saja yang alhamdulillah bisa mendapatkan NEM tertinggi di MTsN Malang I. Maklum, selama SMP itu aku lebih banyak bermain daripada belajar.

Di MTsN Malang I ini menurutku gurunya gaul-gaul 😁, sangat dekat dengan muridnya. Mungkin karena kebanyakan dari mereka memang masih muda. Tanpa mengurangi rasa hormat, bahkan kadang-kadang kami berhubungan dengan guru itu seperti menghadapi seorang teman. Sering kami bercakap menggunakan bahasa Jawa ngoko, yang sebenarnya hanya digunakan kepada teman sebaya atau orang yang lebih muda saja (kalau yang ini jangan dicontoh). Yang paling kuingat adalah Pak Handri atau kami akrab memanggil beliau dengan Mr. Hand. Beliau mengajar pelajaran Ekonomi. Yang masih kuingat dari beliau adalah kalau ketemu aku, beliau sering mengajak main “pukul-pukulan” 😂.

Selain Mr. Hand, aku juga sangat dekat dengan Pak Saiful,  guru sejarah yang acapkali mengajakku diskusi tentang sejarah Indonesia dan dunia. Lalu aku juga beruntung memiliki wali kelas seperti Bu Rima dan Bu Ratna, mereka seperti ibu kami sendiri di sekolah. Kebetulan waktu itu aku sempat menjadi ketua kelas saat kelas 3 jadi merasakan sekali perhatian beliau-beliau ini.

Seperti fenomena pada umumnya, masa-masa SMP ini juga masa-masa seseorang mulai menyukai lawan jenis. Jadi ingat, salah satu motivasi menjadi ketua kelas saat kelas 3 sebenarnya juga itu sih untuk menarik perhatian dia 😛. Pernah juga aku mendaftar audisi penyiar radio sekolah, Fajar FM namanya, gara-gara dia juga ikutan. Hahaha… cuma modal nekat aja. Tapi nggak tahunya lolos juga. Mungkin karena ibu guru yang nyeleksi itu sudah kenal aku dengan baik.

Selama di MTsN Malang I ini aku juga mempunyai beberapa sahabat dekat, di mana kami sering bareng ngalor ngidul di sekolah. Sayangnya, saat lulus SMP, kami semua menyebar. Aku diterima di SMAN 3 Malang, Himma memilih SMAN 1 Malang, Adi memilih SMA Telkom Malang, Bibi memilih MAN 3 Malang, Zaki memilih SMKN 4 Malang, dan Riand memilih SMAN 8 Malang. Kami bertemu lagi saat kelas XI SMA, sayangnya peristiwa itu terjadi saat pemakaman salah satu sahabat baikku juga (alm) Fajar yang saat itu bersekolah di SMAN 1 Malang.

Tidak banyak foto SMP yang kumiliki. Mungkin karena saat itu belum booming HP berkamera. Tetapi waktu SMP aku punya kebiasaan mencatat buku harian karena terinspirasi salah seorang kakak sepupuku. Jadi, pengalaman-pengalaman selama SMP itu, sedih, gembira, seru, dan kocak masih bisa cukup kuingat sampai saat ini.

Salah satu foto yang kupunya adalah saat kami sekelas berekresai ke tempat wisata air terjun Coban Rondo di Pujon, Kabupaten Malang dalam rangka perpisahan kelas SMP menjelang wisudaan.

Kelas 3G di Coban Rondo
Kelas 3G di Coban Rondo

Salut untuk Program Acara TVRI “Laporan Internasional 14 Maret 2010”

Sebenarnya program acara TVRI ini sudah ditayangkan sebulan yang lalu. Tapi aku baru mengetahuinya dari tulisan temanku dalam note facebook-nya. Maklum anak kosan… nggak ada TV di sini… hehehe… :D. Dalam tulisannya ia memuji-muji sikap TVRI yang kritis terhadap tingkah Amerika. Aku pun penasaran, memang seperti apa acaranya. Apalagi selama ini media massa di Indonesia yang kuamati tidak ada yang berani secara tegas mengkritik atau mengungkap ketidakadilan yang dilakukan Amerika Serikat (USA). Nah, temanku itu kemudian memberikan link untuk mengunduh video rekaman siaran TVRI tersebut. Alamatnya di sini http://www.youtube.com/watch?v=QhJoPwLiSWM.

Program acara TVRI itu sendiri ditayangkan tepatnya pada tanggal 14 Maret 2010 (sebulan yang lalu) pukul 9-10 malam. Program acara itu bernama “Laporan Internasional”. Tetapi pada edisi kali itu cukup menarik karena membahas tentang sikap-sikap Amerika Serikat terhadap persoalan nuklir Iran, Korea Utara, dan Israel.

Dalam tayangan tersebut narator mengatakan bahwa Amerika Serikat adalah pemerintah yang munafik, kontradiktif dengan kebebasan yang selalu didengung-dengungkannya, karena di satu sisi melarang Iran untuk membangun reaktor nuklir yang tujuan sebenarnya dipergunakan untuk sumber energi dan pengembangan isotop untuk pengobatan kanker, tetapi di sisi lain Amerika Serikat malah membiarkan Pakistan dan India mengembangkan nuklir untuk militer, belum lagi dukungannya terhadap Israel yang diperkirakan sebagai pemilik hulu ledak nuklir terbesar di dunia. Padahal, Iran sendiri telah tergabung dalam perjanjian Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT), yaitu perjanjian pengembangan nuklir untuk tujuan damai, sebaliknya Pakistan dan India malah tidak bergabung dengan NPT tersebut.

Alasan yang sama juga dikemukakan oleh Korea Utara yang oleh pemerintah Amerika Serikat mereka diminta untuk menghentikan program nuklirnya. Bagaimana Pyongyang (Korea Utara) bisa mempercayai Amerika Serikat dan mau menghentikan program nuklirnya jika di saat yang sama Amerika Serikat dengan penuh keagresivitasannya malah memamerkan kekuatan angkatan bersenjatanya yang salah satu pesawat perangnya justru telah dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. Selain itu juga di saat bersamaan Amerika Serikat semakin intens melakukan kerja sama berupa latihan militer gabungan dengan tentara Korea Selatan. Hal itu menunjukkan betapa sesungguhnya Amerika Serikat tidak bermaksud mengehntikan krisis nuklir di Semenanjung Korea, sebaliknya malah semakin meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea itu.

Ada kalimat bijak yang cukup menarik dari Abraham Lincoln: “You may fool all of the people some of the time, you can even fool some of the pople all of the time, but you can not fool all of the people all of the time” (Abraham Lincoln). Serapih apapun kebohongan, kepalsuan, kecurangan, dan muslihat yang disembunyikan Amerika Serikat, pasti suatu saat akan terbongkar. Amerika Serikat memiliki sejarah panjang pendudukan, invasi, operasi-operasi rahasia, dan penggulingan pemerintahan negara lain. Semua itu dilakukan untuk memenuhi agenda mereka yaitu menguasai sumber daya dan ekonomi dunia. Amerika Serikat tidak akan bisa mengelabuhi semua orang untuk selamanya terhadap aksi yang mereka lakukan. Selalu ada kepentingan rahasia di balik setiap aksi yang dilakukan Amerika Serikat.

Salah satu cuplikan siaran TVRI Laporan Internasional 14 Maret 2010

Salah satu cuplikan siaran TVRI Laporan Internasional 14 Maret 2010

Aku pribadi benar-benar sangat salutlah dengan program acara TV ini karena begitu tegas, keras, dan berani dalam menyuarakan kebenaran dan mengkritisi sikap Amerika. Hal itu ditunjukkannya di dalam program ini dengan penggunaan kata-kata seperti munafik, hipokrit, pembohong, penyebar teror yang sebenarnya, dan sering mengintimidasi negara lain, untuk menggambarkan pemerintah Amerika Serikat. Mudah-mudahan sikap kritis TVRI terhadap Amerika ini diikuti juga oleh “pemiliknya” yaitu pemerintah RI yang selama ini cenderung adem ayem saja terhadap sikap Amerika Serikat. Semoga semua orang di TVRI tetap istiqomah dalam menyuarakan kebenaran seperti ini.

Arak-arakan Wisuda April 2010

Setelah dua wisudaan sebelumnya ( Juli & Oktober 2009) kegiatan arak-arakan wisuda ditiadakan karena tidak mendapatkan izin rektorat, akhirnya kegiatan arak-arakan wisuda kali ini boleh diadakan kembali. Namun, ada yang berbeda pada arakan-arakan kali ini. Yak, masalah rute. Jika arak-arakan sebelum-sebelumnya rute yang dilalui adalah Sabuga-Jl.Tamansari-Jl.Ganeca-Boulevard dan lanjut ke gedung prodi masing-masing, kali ini rutenya diubah menjadi Sabuga-Saraga-Terowongan-SunkenCourt-SBM-Mesin-ParkirSipil-Jl.Ganeca-Boulevard dan lanjut ke gedung prodi masing-masing.

Sepertinya alasan kemacetan menjadi faktor utama diubahnya jalur arak-arakan tersebut. Ya, praktis setiap kali ada acara wisuda ITB di Sabuga, sepanjang jalan Tamansari dan Ganeca sudah pasti “dikuasai” oleh para mahasiswa ITB. Para pengendara yang melalui jalan itu harus bersabar menunggu arak-arakan wisudawan ITB lewat.

Tetapi sejatinya banyak juga masyarakat sekitar atau bahkan orang luar yang sengaja mengunjungi ITB atau rute yang dilalui ntuk melihat aksi dari mahasiswa-mahasiswa ITB yang mengarak para kakak-kakak wisudawan program studinya. Sebagian dari mereka sengaja membawa kamera sendiri untuk mengabadikan momen arak-arakan wisuda yang menjadi tradisi mahasiswa S1 ITB, yang setahu saya universitas lain belum ada yang melakukan kegiatan serupa.

Rute yang sekarang ini ternyata cukup jauh juga. makanya tidak heran sewaktu pulang habis mengarak, rasanya kakiku pegal-pegal mungkin karena kebanyakan berdiri. Rute yang sekarang juga tidak sampai membuat kemacetan parah di sekitar ITB. Rute yang sekarang juga mampu mengurangi, bahkan mungkin menghilangkan, potensi gesekan antar himpunan mahasiswa. Hal ini bisa jadi karena jarak rombongan arak-arakan himpunan antara yang satu dengan yang lainnya jaraknya cukup jauh. Di situ ada faktor panitia satgasnya juga sih yang cukup disiplin mengamankan. Kalau dulu, karena jarak antar rombongan arak-arakan himpunan berdempetan, yaitu persis di depan atau di belakangnya, potensi terjadinya gesekan itu sangat besar. Bahkan aksi perkelahian antar himpunan pasti ada saja.

Jauhnya rute arak-arakan kali ini tidak membuat kreativitas massa himpunan berkurang. Masing-masing himpunan tetap semangat menunjukkan kreativitas dan kekompakan masing-masing himpunan. Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR) seperti biasa menyuguhkan “pasukan” arak-arakan yang unik dan berseni. Kali ini mereka layaknya seperti barisan mayoret drum band. Kostum yang mereka kenakan tampak sangat unik. Musik yang mereka mainkan mampu menghibur massa himpunan lain, keluarga wisudawan, dan masyarakat sekitar yang kebetulan menonton. Semuanya tampak berdecak kagum dan menikmati musik acapella yang mereka mainkan.Sementara itu, himpunan-himpunan yang lain juga tak mau kalah dengan menyanyikan yel-yel himpunannya dengan penuh semangat dan mengibarkan atribut-atribut himpunan dengan penuh kebanggaan.

Parade anak-anak KMSR

Parade anak-anak KMSR

Massa HMIF siap menyambut wisudawan di SARAGA

Massa HMIF siap menyambut wisudawan di SARAGA

Aksi Himpunan TERRA

Aksi Himpunan TERRA

Penyambutan wisudawan di Labtek V

Penyambutan wisudawan di Labtek V

Momen arak-arakan wisudaan seperti ini memang belum pernah kulewatkan. Sejak aku menjadi anggota HMIF, aku selalu mengikuti arak-arakan wisudaan himpunanku. Rasanya senang saja bisa melihat keceriaan wajah para wisudawan dan orang tuanya. Selalu saja ada gairah dan semangat yang meresap dalam diriku agar aku pun bisa seperti mereka, lulus dan membahagiakan orang tua.

Nah, dalam wisuda kali ini, Teknik Informatika sendiri melepas 33 orang putra-putri terbaiknya. Dalam suatu momen ketika arak-arakan berhenti di depan gerbang ITB, mas Catur, salah seorang wisudawan, berdiri di atas tugu tulisan ITB menyampaikan pesan “perpisahan” kepada teman-teman wisudawan yang lain. Dia berharap semoga para wisudawan ini kelak akan sukses dan dapat berkontribusi dalam pembangunan untuk memajukan bangsa ini. Dia juga menyampaikan bahwa hari itu dia benar-benar bersedih berpisah dengan teman-teman terbaiknya dan ia juga berterima kasih momen wisuda ini adalah kado terindah di hari ulang tahunnya. Oh.. ternyata… mas Catur ini kebetulan tepat berulang tahun saat wisuda 10 April kemarin…:D

Oke deh… Sukseslah buat kakak-kakak sekalian.

Informatika berjiwa satria, tidak pernah mengenal keluh kesah
tugas yang berlimpah, bukanlah rintangan
lautan ujian, sudahlah biasa

reff:
hidup.. hidup.. hidup informatika
itb almamater tercinta

Mengikuti Workshop Batik

Dalam rangka memeriahkan ulang tahun ke-39 Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa (PSTK) ITB mengadakan serangkaian acara yang diberi nama “Tanggap Warsa”. Acara ini sudah dimulai sejak tanggal 2 April kemarin dan akan berlangsung hingga 4 April besok. Acaranya cukup banyak, bervariasi, dan mengajak kita untuk ikut melestarikan kebuadayaan Jawa.

Salah satu kegiatan dalam rangkaian acar “Tanggap Warsa” ini adalah workshop batik yang diadakan hari ini, 3 April 2010, mulai pukul 10.30 WIB. Aku bersama beberapa teman dari KOKESMA  dan Informatika bersama-sama mendaftar untuk mengikuti kegiatan tersebut. Biayanya Rp 10.000. Fasilitas yang diperoleh antara lain kain yang akan dibatik, modul tentang membatik, dan perlatan untuk membatik (tapi bukan untuk dibawa pulang yang ini… :p).

Langkah pertama yang dilakukan sebelum membatik adalah membuat sketsa pola yang ingin dibatik. Dengan menggunakan pensil aku menggambar pola dari contoh yang disediakan panitia di atas kain. Aku memilih gambar rumpun bambu.

Sebelum

Sebelum

Sesudah

Sesudah

Setelah selesai menggambar, proses dilanjutkan dengan melakukan pelilinan (pecantingan). Pola yang sudah digambar tadi “ditetesi” dengan lilin yang telah dicairkan (lilin dipanaskan pada wajan kecil di atas kompor). Proses mencanting ini cukup susah juga di awal. Maklumlah, masih pemula…:p. Cara memegangnya harus benar-benar diperhatikan. Idealnya sudut yang dibentuk ketika kita memegang canting adalah 45 derajat.

Sebelum mencanting, kita ambil dulu cairan lilinnya, kita masukkan ke penampung pada cantingnya. Menurut kakak “pembimbing”-nya, sebaiknya ketika kita mencanting, canting itu jangan terlalu lama di udara karena akan menyebabkan cairan lilinnya mengeras sehingga dapat menyumbat mulut canting itu sendiri. Akhirnya, aliran lilin dari penampungnya pun terhambat. Oleh karena itu, harus sering-sering juga canting itu dicelupkan ke dalam wajan berisi cairan lilin tadi agar lilin yang di dalam canting tetap cair. Hal yang paling bikin aku kesal, itu cairan lilin yang terselip di bawah cantingnya. Sehingga sewaktu kita mencanting, lilin tersebut dapat menetes ke kain kita tanpa diharapkan. Dibutuhkan kesabaran memang. Kita harus menyingkirkan lilin yang nyanthol di bawah canting itu dengan cara meniupnya atau dengan cara memukul-mukulkan canting itu pelan-pelan agar lilin itu cepat menetes.

Nah, setelah proses mencanting selesai, selanjutnya masuk ke proses pewarnaan. Kali ini cukup mudah. Tinggal mencelupkan kain ke ember-ember yang telah disediakan pewarna dan pembangkit warna. Jadi, sebelum dicelupkan ke warna tertentu, kain harus dicelupkan terlebih dahulu ke cairan pembangkit warna. Dengan demikian warna yang kita inginkan dapat terserap pada kain. Wah, ini benar-benar mirip praktikum kimia…:D.

Tahap penjemuran

Tahap penjemuran

Kalau sudah, selanjutnya kain itu direbus beberapa menit untuk melarutkan warnanya. Lalu, kain itu dicuci supaya bersih. Terakhir, adalah tahap penjemuran untuk mengeringkan kain yang telah di-“batik” tersebut.

Kuliah Tamu Kriptografi 1 April 2010

Kuliah Kriptografi 1 April 2010 kemarin diisi dengan kuliah tamu oleh Kak Narenda Wicaksono IF”02 yang juga mantan Ketua Himpunan HMIF 2005/2006. Saat ini Kak Narenda sendiri bekerja di Microsoft Indonesia. Dalam kuliah tamu saat itu, Kak Naren membahas, berhubungan dengan kriptografi, yaitu tentang Windows 7 Enterprise Security.

Sebenarnya, secara umum ada 4 isu utama yang mendasari dibutuhkannya kriptografi, yaitu fundamentally secure platform, securing anywhere access, protect users & infrastructure, dan protect data from unauthorized viewing. Untuk contoh fitur yang memenuhi isu protect users & infrastructure adalah AppLocker, yaitu fitur untuk membatasi hak akses penggunaan suatu aplikasi terhadap user tertentu. Namun, sebenarnya yang paling banyak dibahas kemarin itu adalah mengenai isu yang keempat, yaitu protect data from unauthorized viewing. Jadi, dalam Windows 7 Enterprise telah diterapkan fitur Right Management Services (RMS) dan BitLocker.

BitLocker adalah penerapan keamanan dengan menggunakan enkripsi di level hard disk. Yang mahal dari suatu laptop atau komputer setelah digunakan adalah datanya. Oleh karena itu untuk menjaga keamanan data di dalam hard disk tersebut, maka dilakukanlah enkripsi. Enkripsi dalam BitLocker dilakukan dengan menggunakan algoritma AES dalam mode CBC (Chiper Block Chaining) ditambah dengan pendekatan elephant diffuser. Tujuan dari digunakannya elephant diffuser ini adalah untuk membuat usaha serangan-serangan menjadi semakin sulit, tidak cukup hanya dengan AES+CBC saja. Untuk mengetahui lebih jelasnya bisa mengunduh paper yang menjelaskan mengenai algoritma enkripsi BitLocker ini dengan mengklik link berikut: paper BitLocker.

Di samping fitur BitLocker tadi, jug ada fitur RMS yang akan memungkinkan sesorang untuk mengatur pesan yang dikirimnya yang membuat penerima hanya bisa melihat pesan tetapi tidak akan bisa mem-forward, menyalin, atau mencetak ke printer. Dalam perusahaan-perusahaan besar, diceritakan beliau, bahwa untuk pengesahan proposal dsb. sekarang cukup menggunakan email saja dan di-acc langsung dalam email itu. Untuk itu dibuatlah RMS tadi agar keamanan email terjaga.

Selain, pemaparan hal teknis tentang kriptografi khususnya menegnai layanan yang diberikan Microsoft, Kak Naren juga memberikan motivasi kepada kami peserta kuliah Kriptografi mengenai banyak hal terkait dengan akademik, softskill, dan karakteristik dunia kerja nanti.

Tipe orang menurut beliau bisa dibedakan menjadi 4 warna, yaitu kuning, merah, hijau, dan biru. Tipe kuning adalah untuk orang dengan visi jauh ke depan. Orang ini cocok untuk menjadi konseptor. Tipe merah untuk orang yang memiliki karakter sebagai driver atau jago dalam hal-hal eksekusi di lapangan. Tipe hijau adalah untuk orang yang memiliki sifat perfeksionis. Orang ini pantas untuk ditempatkan dalam posisi finance atau dalam dokumentasi karena dia akan memperhatikan kerapian. Terakhir, tipe biru adalah untuk orang yang berkarakter sosialis atau mudah bersosialisasi dengan orang lain dan mampu menyatukan orang-orang di sekitarnya. Empat warna tadi digunakan untuk mengenali potensi setiap orang yang membantu memberikan gambaran seseorang pantas untuk ditempatkan pada posisi mana dalam perusahaan. Hmm… aku di tipe yang mana ya? :p

Di akhir kuliah, Kak Naren memberikan 3 pesan untuk kami. Pertama, solid foundation. Orang-orang yang jago IT itu sekarang sangat banyak. Untuk itulah, kita harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai bidang kita itu. Dari berbagai pengetahuan yang kita miliki itu, kita harus mampu expert dalam satu bidang, memiliki pengetahuan yang sangat mendalam tentangnya. Karena, itu yang akan dicari oleh orang. Beliau mencontohkan, ada orang yang jago pemrograman sejenis dengan pemrograman assembly (aku lupa namanya) dan hanya orang tersebut yang mampu sehingga dengan ilmu yang dimilikianya itu ia dibayar bermiliar-miliar rupiah untuk mengerjakan proyek yang berhubungan dengan bidangnya itu.Pesan kedua adalah be different. Untuk yang ini aku lupa apa ya kemarin penjelasannya…hehehe :D. Sedangkan pesan ketiga adalah passion. Intinya sih, lakukan pekerjaan di mana kita memiliki passion di sana.

Kuliah tamu kemarin benar-benar memberikan inspirasilah buat aku. Dengan posisinya sebagai Ketua Himpunan HMIF saat itu, ia tetap mampu menelorkan banyak prestasi, yaitu menjadi juara di LCEN, Juara I Imagine Cup 2006 Indonesia, dsb. Intinya, menjadi mahasiswa itu sayang jika hanya dihabiskan untuk kulaih saja, organisasi itu sangat perlu. Di organisasi itulah kita bisa melakukan latihan softskill dan mendapatkan kesempatan untuk trial and error. Di dunia kerja nanti kesempatan trial & error itu tidak ada. Sekali melakukan kesalahan, ancaman pemecatan akan membayangi. Namun, keduanya, kuliah dan organisasi itu harus seimbang.

3 Idiots: Film Penuh Inspirasi

Pertama kali mendengar judulnya, yang terbayang olehku adalah film ini akan bercerita tentang perilaku kocak “kebodohan” 3 orang sekawan. Apalagi poster film itu menggambarkan seorang yang tampak “menyerah” dengan rumus-rumus kalkulus yang ada di hadapannya di atas sebuah papan tulis.

Ternyata bayanganku itu salah. Film ini malah bercerita tentang sebaliknya, yaitu kisah persahabatan 3 orang yang luar biasa dengan dibumbui kejadian-kejadian kocak, kreatif, jenius, dan penuh drama. Menurutku yang menjadi nilai lebih dari film ini adalah jalan cerita yang sukar ditebak, selalu bikin penasaran, chemistry yang begitu kuat dari ketiga sahabat itu, dan cukup banyak pesan moral yang disampaikan di dalam film ini. Selain itu, hal penting yang membuat film ini menjadi lebih mudah dicerna karena ceritanya mengangkat tema tentang kehidupan yang saat ini kujalani, yaitu dunia kampus, dan juga mengenai persahabatan.

Awalnya aku kurang begitu antusias untuk menonton film ini. Maklumlah… aku tidak begitu suka nonton film India karena sudah bukan rahasia umum jika film India selama ini sangat terkenal dengan adanya nyanyian dan tarian yang kalau ditotal, bisa-bisa sampai 20% dari keseluruhan konten film… hehehe… 🙂 Tetapi, sejak menonton film My Name Is Khan beberapa waktu yang lalu, aku jadi tertarik untuk mengetahui kabar film India yang lainnya. Apalagi teman-temanku yang sudah menonton 3 Idiots, memberikan rekomendasi untuk menontonnya. Aku pun dibuat penasaran. Ternyata benar, film ini memang recommended bangetlah.

Jadi, 3 Idiots ini bercerita tentang kisah 3 sekawan bernama Rancho (diperankan oleh Aamir Khan), Raju (Sharman Joshi), dan Farhan (R. Madhavan). Awal pertemuan mereka terjadi ketika mereka menjalani OSPEK oleh senior mereka di Imperial College of Engineering (ICE), yang diceritakan sebagai institut engineering terbaik di India. Kesan awal bahwa Rancho adalah seorang jenius sudah diperlihatkan dengan ide cemerlang yang dilakukannya demi menghindari paksaan mengikuti perploncoan. Di situ diceritakan bahwasannya sistem pendidikan di kampus tersebut tidak memanusiakan mahasiswanya, tetapi malah memperlakukan mereka layaknya sebuah mesin. Paradigma yang terbentuk di kampus itu adalah lulus dengan nilai bagus, mendapat pekerjaan, gaji tinggi, dan hidup bahagia. Mencoba meng-quote salah satu dialog Rancho dalam film tersebut, “This is a college, not a pressure cooker“.

Dengan sistem pendidikan seperti itu menyebabkan mahasiswanya bukannya semangat mencari ilmu, melainkan hanya berusaha mendapatkan gelar semata. Dalam film itu pada salah satu adegannya dikisahkan ada salah seorang mahasiswa bernama Joy Lobo yang bunuh diri gara-gara putus asa TA-nya ditolak oleh rektor kampus tersebut karena proyeknya dianggap mustahil untuk diselesaikan dalam jangka waktu yang diberikan. Padahal,  sebelum ia bunuh diri, Rancho diam-diam juga membantu mengerjakan proyek TA yang telah ditinggalkan Joy itu dan ternyata berhasil. Fenomena mahasiswa bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan dalam proses akademik itu ternyata benar-benar terjadi di India, tidak hanya di film itu. Dalam lagu Give Me Some Sunshine (baru kali ini dengar lagu India yang enak :D) yang dinyanyikan oleh Joy Lobo dalam salah satu adegan keputusasaannya disebutkan bahwa ada sekitar berapa persen (aku lupa, pokoknya gedhe) kasus bunuh diri di India karena masalah tekanan akademik.

Si Joy Lobo meminta kesempatan untuk menyelesaikan proyeknya

Si Joy Lobo meminta kesempatan untuk menyelesaikan proyeknya

Hal menarik lainnya dari film ini adalah ketika Farhan akhirnya memutuskan berhenti kuliah engineering di kampus itu setelah mendapatkan masukan dari Rancho. Ia berniat untuk berkiprah secara total dalam bidang yang disenanginya, yaitu bidang fotografi. Ia ingin mengejar cita-citanya sebagai wild life photographer. Sejak awal ia memang tidak ingin menjadi engineer. Pilihan untuk menjadi engineer itu adalah karena keinginan ayahnya yang bergitu keras. Fenomena serupa (lagi-lagi) ternyata juga terjadi di India di mana diceritakan dalam film itu bahwa pada umumnya sebuah keluarga akan mendorong anak lak-ilakinya agar menjadi engineer sedangkan untuk anak perempuan akan didorong untuk menjadi dokter. Dua profesi tersebut sepertinya dianggap sebagai profesi yang bergengsi di kalangan orang tua di India. Kalau di Jawa mungkin mirip dengan orang tua yang kebanyakan mengharapkan anaknya menjadi PNS kali ya…

Nah, intinya, pesan yang ingin disampaikan dalam film itu adalah “ikuti kata hati kita, lakukan apa yang benar-benar kita sukai, kejar impian itu sampai dapat, jangan paksakan kita mengerjakan sesuatu yang bukan passion kita”.

3 Idiots: Raju, Rancho, Farhan

3 Idiots: Raju, Rancho, Farhan

Ada sebuah jargon menarik yang terus didengun-dengungkan sepanjang film itu, yaitu kata-kata “aal izz well” yang sebenarnya merupakan kalimat bahasa inggris “all is well” (semua baik-baik saja). Maksudnya adalah kita jangan pernah sampai takut menghadapi hidup. Ketakutan-ketakutan tidak beralasan yang ada pada diri kita harus dihilangkan karena hal tersebut akan menjadi gembok diri kita untuk berkembang. Jika kita mengalami kesulitan, yakinlah bahwa pasti akan selalu ada jalan keluar untuk itu. Ada teman-teman di sekeliling kita yang akan siap membantu kita.

Hmm… sebenarnya masih ada banyak inspirasi lain yang bisa diambil dari film ini. Banyak kalimat-kalimat bagus yang dapat kita renungkan. Secara garis besar, film ini memang menawarkan sesuatu yang sungguh berbeda dari film yang ada sekarang. Aku sendiri dibuat penasaran terus sepanjang film itu. Sepanjang film, aku selalu menebak-nebak di manakah Rancho sekarang, seperti apakah dia sekarang, dsb. Benar-benar unpredictable. Film ini juga mampu memainkan emosi penontonnya. Ada kalanya kita terhibur dengan ulah-ulah kocak tokoh-tokohnya, ada juga adegan yang dapat membuat kita terharu melihat begitu kuatnya persahabatan yang mereka jalin. Mereka tidak segan-segan untuk memberikan pengorbanan secara total demi menolong sahabatnya. Banyak nilai-nilai kemanusiaan yang dicontohkan oleh tokoh-tokoh utamanya.Adegan yang cukup menegangkan adalah kejadian di mana anak dari rektornya yang dibenci oleh mahasiswa-mahasiswanya akan melahirkan, sementara cuaca sedang buruk sehingga tidak ada ambulans yang bisa memberikan pertolongan. Akhirnya, dengan modal nekad juga, mahasiswa-mahasiswa itu membantu persalinan dengan alat seadanya, salah satunya yaitu dengan vacuum cleaner untuk “menyedot” bayinya.

Oiya, lagu-lagu yang diputar di film ini bagus-bagus kok. Enak didengar, lebih modern, dan liriknya benar-benar inspiratif. Namun, di balik serunya film itu, ada beberapa hal yang dilakukan oleh tokoh utamanya yang tidak pantas ditiru oleh kita, seperti mabuk-mabukan, (maaf) mengencingi rumah rektornya, ciuman dengan wanita yang belum halal bagi dirinya, dsb. Tetapi, overall, film ini memang recommended-lah.

Rancho lulus dengan predikat yang terbaik

Rancho lulus dengan predikat sebagai yang terbaik