Category Archives: Olahraga

Undian 16 Besar Liga Champions Dimanipulasi?

Well, sampai gatal nulis ini di blog (selain karena bingung cari topik untuk ditulis di blog :D) gara-gara tiba-tiba beredar twit-twit secara viral mengenai isu “CL Draw Manipulation” di Twitter. Sumber twitnya ternyata berasal dari akun Twitter @uefacorruption.

Ini dia skrinsyut twit-twit dari akun tersebut:

Twit-twit @uefacorruption

Twit-twit @uefacorruption

Skrinsyut di atas aku ambil sekitar pukul 21.00 WIB. Undian Liga Champions (Champions League) berlangsung pukul 18.00 WIB atau 20 jam setelah twit tersebut diketik. Mind blowing bukan? 😀

Apalagi ada hasil undian yang cukup membuat fans-fans Barcelona, Manchester City, Arsenal, dan Bayern Muenchen mengernyitkan dahi. Bagaimana tidak, tim kesayangan mereka bakal menghadapi lawan yang sangat berat. Wah, ini pasti ada apa-apanya nih. Pasti ada rekayasa dari UEFA nih untuk menyajikan partai-partai big match sejak 16 besar demi kepentingan ekonomi. Atau ada rekayasa dari UEFA untuk memuluskan jalan salah satu tim. Manchester United misalnya, yang “cuma” melawan Olympiakos.

Setelah membaca twit-twit tersebut makin kuatlah dugaan orang-orang akan adanya manipulasi. Apalagi jika bukan karena twit-twit tersebut diketik 20 jam sebelum undian dilakukan. Bisa jadi sang pemilik akun ada koneksi ke dalam UEFA sehingga informasi tersebut bisa diperoleh.

Benarkah demikian? Well, I don’t think so. Kalau mau berpikir jernih, sebenarnya bisa jadi sang pemilik Twitter justru yang tengah melakukan manipulasi. Yakni manipulasi twit-twit mereka. Ini dia kemungkinan trik yang dilakukan akun tersebut:

  • Pertama, list semua possible matches untuk babak 16 besar. Ingat, dalam menentukan undian babak 16 besar ini UEFA memiliki beberapa rule, sebuah tim tidak akan bertemu dengan tim yang berasal dari grup dan negara yang sama. Karena itu, daftar kemungkinan match-nya jadi lebih sempit.
  • Kedua, akun @uefacorruption itu dibuat menjadi private account agar tak ada yang melihat twit-twit mereka sebelum “waktunya”.
  • Setelah hasil draw keluar, mereka menghapus twit-twit pertandingan yang salah. Lho bukannya walaupun twit dihapus jumlah twit yang asli akan tetap tersimpan? Ah, masa… coba aja hapus beberapa twit. Nanti jumlah twitnya juga akan berkurang kok.

Well, yang kutulis tadi adalah dugaan ya. Artinya, kalau memang ada saksi mata yang memang mengikuti akun ini dari awal, melihat langsung dia ngetwit secara tepat tanpa manipulasi, dugaanku tadi jelas-jelas salah. Berarti benar ada manipulasi di UEFA.

Sebaliknya, seandainya dugaanku benar pun tidak berarti secara otomatis membantah tidak adanya manipulasi atau corruption di tubuh UEFA. Cuma menjadikan twit-twit akun itu sebagai bukti bahwa ada manipulasi di UEFA, hmm… itu adalah sesuatu sekali, haha. Pikirku akun ini cuma cari sensasi saja untuk menjaring banyak followers. Setelah mendapatkan banyak followers, selanjutnya mungkin akun itu dijual ke mana gitu dan berganti username terserah si pembeli. Haha, just my two cents.

Drawing Piala Dunia 2014

Jumat pekan lalu (6/12) FIFA (Fédération Internationale de Football Association) bertempat di kota Mata de São João, Brazil, telah melangsungkan pengundian babak grup Piala Dunia 2014 Brazil. Hasilnya terdapat beberapa grup yang disebut-sebut grup neraka. Yang paling menyita perhatian tentu saja Grup B dan Grup D. Grup B terdiri atas dua negara raksasa Eropa, Spanyol dan Belanda, serta tim kuat Amerika Latin, Chile, dan negeri kanguru, Australia, yang tak bisa dianggap remeh. Sementara itu, Grup D terdiri atas tiga mantan juara dunia, yakni Italia (4 kali juara dunia), Uruguay (2 kali), dan Inggris (1 kali), serta tim underdog Kosta Rika.

Hasil lengkap undian babak grup Piala Dunia 2014 bisa dilihat di gambar berikut (gambar diambil dari screenshot halaman http://www.fifa.com/worldcup):

Group Stage World Cup 2014

Group Stage World Cup 2014

Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa penyelenggaraan ini berlangsung di Brazil yang memiliki iklim tropis, yang cuacanya sering tidak bersahabat dengan negara-negara beriklim 4 musim, khususnya negara-negara Eropa. Selain itu, fakta bahwa selama penyelenggaraan dilangsungkan di benua Amerika, belum pernah sekalipun kompetisi piala dunia ini dimenangi oleh negara non-Amerika Latin.

Maka dari itu, walaupun mungkin Kosta Rika adalah tim ‘tercupu’ di Grup D, bisa jadi malah akan menjadi batu sandungan untuk tim yang lain. Karena itulah Piala Dunia 2014 ini agak sukar diprediksi. Kegagalan tim-tim besar Eropa untuk beradaptasi dengan cuaca di Brazil, tentu akan berakibat berubahnya peta persaingan menuju juara.

Aku sendiri dalam piala dunia kali ini seperti biasa tetap menjagokan Italia untuk menjadi juara. Ini menjagokan lho ya… bukan prediksi. Kalau bicara prediksi juara, aku cenderung merasa bahwa Piala Dunia 2014 nanti bakal menjadi milik Brazil. Argentina dan Kolombia juga bisa memberikan kejutan (menjadi juara).

Knock-Out Stage World Cup 2014

Knock-Out Stage World Cup 2014 (sumber gambar: wikipedia)

Jalan Brazil sendiri sebenarnya nggak mudah juga. Andaikan lolos ke babak berikutnya (16 besar), Brazil berpeluang bertemu wakil dari grup B, antara Spanyol, Belanda, atau Chile. Kalau lolos babak berikutnya lagi (perempat final), besar kemungkinan bertemu Kolombia atau runner-up dari Grup D yang mungkin diisi oleh Uruguay, Italia, atau Inggris. Hmm… menarik. Bakal tersaji banyak big match nih.

Semoga saja Italia jagoan saya bisa melaju sampai ke final dan menjadi juara. Kalau gagal di babak-babak awal, mudah-mudahan jagoan nomor dua saya, Brazil, juga bisa lolos sampai ke final, hehe. Habisnya Piala Dunia 2010 kemarin nyesek banget, Italia yang kujagokan harus kandas di penyisihan. Babak-babak berikutnya pun terasa hambar karena nggak ada negara yang dijagokan lagi. Makanya perlu jagoan ‘cadangan’, hihi.

Well, masih lama juga sih Piala Dunia 2014 ini. Masih 182 hari lagi dari saat tulisan ini dibuat. Nah, ngomong-ngomong negara mana jagoan Anda di Piala Dunia 2014 nanti?

Mission Failed di PBIM 2013

Event Penang Bridge International Marathon (PBIM) 2013 Kemarin Minggu (17/11) harusnya menjadi event lari pertama yang kuikuti di luar negeri. Selain itu, juga akan menjadi event lari kategori half marathon pertama yang kuikuti. Hehe, ceritanya lagi mau naik kelas sedikitlah. 😀

Dua bulan yang lalu aku sudah registrasi ke situs official PBIM 2013 ini. Tiket pesawat dan penginapan pun sudah ku-booking pula. Sayang, teman tak ada yang bisa saat kuajak. Akhirnya, terpaksa pergi sendirian. Bondo nekad sajalah. 😀

Melihat galeri foto event PBIM ini di tahun-tahun sebelumnya bikin aku penasaran. Start lari dini hari dan lari melintasi jembatan yang menghubungkan dua daratan yang terpisahkan oleh laut, wow… membayangkannya saja sepertinya sudah luar biasa. Memang sih, kata beberapa kenalan, walaupun larinya dini hari gitu, bukan hawa dingin yang dirasakan, tapi hawa lembab khas laut yang bikin gerah!

Walaupun begitu keinginan untuk lari sambil menikmati view Penang Bridge masih menarikku. Demi bisa lari melintasi lebih jauh Penang Bridge yang memang ikonik itu, aku pun mendaftarkan diri di kategori half marathon (21 km). Karena kalau lari 10K, cuma kebagian ujung jembatannya aja, kurang sampai ke tengah. Sedangkan kalau ikut lari yang full marathon, aku merasa kurang yakin karena half marathon saja aku belum pernah.

Untuk mempersiapkan itu, sebulan sebelumnya aku mulai merutinkan lari dengan jarak minimal 10 km tiap 3 hari sekali, dan menaikkan kilometernya sedikit demi sedikit. Sayang, dua minggu sebelum hari H, daerah pinggang mengalami cedera setelah jatuh dari sepeda ketika downhill dari Bukit Moko. Rasa sakitnya ternyata masih bertahan hingga dua minggu kemudian.

Jumat pagi, hari terakhir sebelum aku berangkat ke Penang, rasa sakit itu masih terasa hingga akhirnya kuputuskan aku mundur saja dari keikutsertaan di PBIM 2013 ini. Lari 5 km sambil menahan sakit mungkin aku masih sanggup, tapi lari 21 km? Umm… I don’t think so. 

Sebagai gambaran, karena demi menghindari rasa sakit itu pula, aku nggak bisa gerak-gerak berbaring ke kiri dan kanan saat tidur. Untuk mengganti posisi tidur itu, bahkan sering terjaga terlebih dahulu sebelum dengan perlahan merubah posisi badan. Eh, kok malah jadi curhat. 😀

Namun, apa daya nasi sudah menjadi bubur, tiket pesawat dan penginapan sudah terlanjur dibeli. Sayang kalau gara-gara nggak jadi ikut event lari, perjalanan ke Penang dibatalkan juga. Akhirnya dua hari kemarin (Sabtu dan Minggu) kumanfaatkan dengan berjalan-jalan di Penang, dengan itinerary yang dipersiapkan agak mendadak. Untuk catatan perjalanannya, akan aku share di tulisan berikutnya. Tunggu saja. 😉

Tapi tetap saja, walaupun dua hari kemarin alhamdulillah puas menjelajahi Pulau Penang, hari ini setelah lihat foto-foto acara kemarin di akun Facebook-nya PBIM, aku cuma bisa meringis saja. Makin mupeng setelah melihat cover photo-nya PBIM yang diunggah tadi. Kayaknya seru tuh sensasi lari di atas laut. Semoga tahun depan ada kesempatan untuk ikut event ini.

Run To Work

Akhirnya tadi pagi nyobain juga lari ke tempat kerja alias “Run To Work”. Tapi jangan bayangkan aku berlari dengan mengenakan tas dan pakaian rapi untuk dipakai kerja. Sehari sebelumnya semua perlengkapan kerja, termasuk pakaian dan laptop, kutinggal di kantor. Aku hanya berlari dengan mengenakan kaos lari dan tas punggung kecil.

Jarak kosan dengan kantor lewat jalan ‘normal’ sebenarnya cuma sekitar 3-4 km saja. Namun, karena ingin mendapatkan jarak yang lebih jauh agar berkeringat lebih banyak, aku memilih jalan memutar lewat Dago Pojok dan Dago Atas. Lumayan bisa menambah jarak hingga 3 km.

Tiga kilometer pertama kontur jalan lebih banyak berupa tanjakan (bisa dilihat di diagram di bawah). Setelah itu, jalanan terus menurun hingga ke kantor. Berlari di jalan raya memang jauh berbeda dengan berlari di trek lari khusus. Pelari harus berhati-hati dengan lalu lalang kendaraan di sekitar. Karena itu tak heran average pace saat lari kemarin menurun hingga 6:29 menit/km. Padahal biasanya rata-rata di trek mendatar average pace sekitar 5 menit/km.

Begitu sampai di kantor, pendinginan sebentar, terus mandi. Wuih … segarnya. 😀

lari dago-cigadung

 

Pemandangan jalan dan sekitar yang dilalui

Pemandangan jalan dan sekitar yang dilalui

 

Akhirnya… Juara Dunia Lagi!

Wow… what a beautiful day for Indonesia Badminton! Bertempat di TianHe Indoor Stadium, Guangzhou, China, kemarin Indonesia akhirnya berhasil menggondol gelar juara dunia kembali, mengakhiri puasa gelar yang bertahan sejak tahun 2007. Tak tanggung-tanggung, 2 gelar sekaligus diperoleh melalui nomor ganda putra (Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan) dan ganda campuran (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir). Prestasi ini mengulang prestasi pada tahun 2007, juga melalui wakil yang hampir sama, dengan partner yang berbeda (Markis Kido/Hendra Setiawan dan Nova Widianto/Liliyana Natsir).

Prestasi Indonesia di World Championship 2013 ini seolah memupus rasa dahaga masyarakat Indonesia akan keringnya prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional. Apalagi tahun lalu Indonesia terpaksa memutus tradisi emas di Olimpiade 2012 yang sudah bertahan sejak Olimpiade 1992.

Sayangnya pertandingan final kemarin tak ada satu stasiun TV (non-berbayar) yang menayangkannya. Terpaksa deh menonton melalui streaming YouTube, walau sering patah-patah streaming-nya. Tapi lumayanlah daripada tidak ada sama sekali.

Next target, mudah-mudahan tahun depan giliran Thomas atau Uber Cup yang bisa dibawa pulang. 😀

Ahsan/Hendra dan Liliyana/Tontowi

Ahsan/Hendra dan Liliyana/Tontowi

[Video] Insiden Perkelahian di Badminton Canada Open 2013

Rasa-rasanya sejauh yang kutahu belum ada sejarahnya kejadian perkelahian antar pemain di suatu permainan badminton. Sejauh ini kejadian kontroversial di lapangan yang kuketahui adalah partai final beregu putra ASIAN GAMES 2002 ketika Taufik Hidayat bertemu wakil tuan rumah Korea Selatan, Shon Seung-Mo. Dalam pertandingan itu Taufik melakukan walk-out dan meluapkan kekesalannya setelah merasa dicurangi oleh linesman pertandingan tersebut. Kasus serupa juga terjadi pada tahun 2008 ketika Lin Dan bertemu pemain Korea, Lee Hyun Il. Lin Dan bahkan nyaris mengajak duel pelatih Korea sebelum akhirnya dicegah.

Dua kejadian tadi mungkin masih tergolong dalam kategori ‘under control’ lah ya. Namun, insiden perkelahian antara dua pemain ganda putra sesama Thailand di Canada Open dua hari yang lalu ini benar-benar mengejutkan. Bahkan di Kanada yang konon berita olahraganya hanya seputar hoki es, baseball, atau basket, akhirnya menayangkan berita tentang badminton. Sayang, sekalinya masuk berita, eh justru bad news-nya yang kena publikasi.

Ini dia beberapa video rekaman insiden tersebut yang dirilis oleh Global News Canada dan diunggah oleh salah satu pengguna di YouTube:

Artikel berita terkait video tersebut, masih dari Global News, ada di link ini » http://globalnews.ca/news/732881/fight-between-two-badminton-players-caught-on-tape-at-richmond-oval/. Kalau lihat rekamannya, kelihatan seru sekali #eh mengerikan. Persis scene di film-film laga. Ada adu mulutnya, ada kejar-kejarannya, ada pukul raketnya, ada lempar kursinya, ada hantamannya, ada tendangannya. Si Bodin sendiri telinganya sampai berdarah di insiden ini. Jadi ingat insiden telinga Evander Holyfields yang digigit oleh Mike Tyson hingga cuil dan berdarah.

Sebagai penggemar badminton, aku sendiri sudah tak asing dengan nama Maneepong Jongjit dan Bodin Issara ini. Keduanya dulu adalah pasangan bermain ganda putra nomor satu Thailand. Prestasinya cukup menonjol. Satu gelar Superseries dan perempatfinalis olimpiade 2012 London. Sayang, tanpa alasan yang cukup jelas, di awal tahun 2013 keduanya berpisah. Sempat tersiar kabar kalau Bodin Issara mengundurkan diri dari tim nasional dan akan pensiun dari badminton karena harus merawat Ibunya.

Namun, dengan insiden ini setidaknya penyebab keluarnya Bodin Issara menjadi semakin jelas. Di balik insiden ini sudah ada konflik pribadi yang terjadi sebelumnya, sampai akhirnya mereka bertemu kembali sebagai ‘lawan’ di pertandingan resmi di final ganda putra Canada Open 2013 ini.

Intinya adalah konflik bermula karena Bodin kecewa dengan Maneepong yang ‘mengkhianati’ rencana mereka untuk keluar dari tim nasional dan beralih menjadi pemain independen setelah olimpiade. Dan seperti yang kita ketahui sekarang, Bodin akhirnya menjadi pemain independen dan Maneepong masih tetap bertahan di tim nasional. Mereka menjalani karir mereka dengan pasangan baru masing-masing. Nah menjelang pertandingan final Canada Open tersebut, entah siapa yang memulai, perseteruan mereka tak terelakkan dengan terjadinya adu mulut. Lalu kejadian yang tak terduga ketika pergantian game tiba-tiba Bodin lepas kontrol dan ingin menghajar Maneepong.

Lebih detailnya bisa baca postingan salah satu member di Badminton Central yang berbaik hati sudi menerjemahkan wawancara salah satu stasiun TV dengan Bodin Issara menggunakan bahasa Thailand. Ini dia linknya » http://www.badmintoncentral.com/forums/showthread.php/129868-2013-Yonex-CANADA-Open-GP-Qualification-FINAL-(16th-21st-July-2013)?p=2115718#post2115718.

Haha, panjang amat ya tulisan ini. Padahal niatnya tadi cuma mau share video. Sudah kayak artikel berita aja. Saking nggak percayanya mungkin, kok bisa ada kejadian seperti ini di badminton. 😀

Ikutan Jakarta International 10K 2013

Seminggu yang lalu (23/6) aku mengikuti event lari tahunan Jakarta International 10K 2013. Perhelatan tahun ini adalah yang ke-10 sejak dilaksanakan pertama kali tahun 2004 yang lalu. Ada empat kategori yang disediakan pada tahun ini, yaitu kategori atlet internasional, atlet nasional, umum, dan pelajar. Tentu saja aku mendaftar untuk kategori umum.

Aku mengikuti event lari ini bersama dua orang teman, yakni Rizky dan Khairul. Khusus untuk Rizky, event lari ini adalah yang pertama bagi dia dan hebatnya ia langsung mengikuti lari 10K hingga finish. Hat off!! 

Rute lari yang diambil adalah start dari pintu masuk barat daya Monas, keluar menuju jalan Thamrin-Sudirman, memutar di bawah jembatan Semanggi, dan kembali lagi ke jalur Sudirman-Thamrin, dan finish di garis yang sama dengan start di Monas. Dari info yang kuketahui rute ini kabarnya telah terakreditasi sebagai rute lari yang berstandar internasional. Tak heran banyak atlet internasional yang datang. Dan coba tebak, siapa pemenang balapan lari kali ini? Yup, aku tak tahu namanya, tapi yang pasti (lagi-lagi) ia dari Kenya! 🙂

Aku mencatatkan waktu 55:09 untuk total jarak 10,32 km yang kutempuh. Sebenarnya aku termasuk di dalam 1000 besar finisher  (tapi belum tahu di urutan berapa) dan seharusnya aku bisa memperoleh finisher medal sesuai yang dijanjikan. Sayangya, mungkin karena panitia yang belum siap atau informasinya yang kurang jelas, aku dan finisher-finisher di depanku urung mendapatkan medali itu. Sementara Khairul yang finish dengan catatan waktu sekitar 1 jam memperoleh medali finisher.

Agak kecewa sih sebenarnya. Kecewanya bukan karena tidak dapat medali, melainkan lebih kepada pemberian informasi dari panitia yang kurang jelas mengenai pengambilan medali ini. Tapi secara keseluruhan aku cukup salut dengan kinerja panitia, terutama terkait dengan pensterilan rute lari dan penanganan medis terhadap peserta atau penonton yang drop. Aku juga memahami bahwa mengatur peserta sejumlah yang hampir mencapai 35.000 orang ini tidak mudah. Semoga tahun depan penyelenggaraannya bisa lebih baik lagi. 🙂

Suasana menjelang start

Suasana menjelang start

 

Narsis dulu menjelang start

Narsis dulu menjelang start

Narsis bersama setelah finish (Khairul pegang medali finisher)

Narsis bersama setelah finish (Khairul pegang medali finisher)