Category Archives: Olahraga

Bahwa Peluang ‘Emas’ Itu Masih Ada

Sebelumnya aku ucapkan selamat dululah kepada ganda campuran kita Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang baru saja menjuarai turnamen All England Super Series Premier 2012 di Birmingham. Gelar tersebut tentu saja telah menghapus dahaga gelar yang dialami Indonesia di turnamen All England. Terakhir kali Indonesia meraih gelar juara di turnamen badminton tertua di dunia itu adalah 9 tahun yang lalu pada tahun 2003 melalui pasangan ganda putra Candra Wijaya/Sigit Budiarto. Selain itu, gelar tersebut juga merupakan gelar ganda campuran pertama yang diperoleh sejak pasangan Christian Hadinata/Imelda Wiguna pada tahun 1979.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

Namun, boleh dibilang gelar yang diperoleh oleh Tontowi/Liliyana di All England ini karena dibantu faktor keberuntungan. Dua unggulan teratas sektor ganda campuran, Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen/Ma Jin lebih dahulu gugur oleh lawan yang tak diunggulkan sebelum babak final. Padahal, Tontowi/Liliyana memiliki rekor yang kurang baik bila berhadapan dengan mereka.

Oleh karena itu, benar apabila kita jangan terlalu larut dalam euforia ini. Target utama adalah mempertahankan medali emas di olimpiade London 2012 nanti. IMHO, sebagai penggemar bulutangkis yang juga selalu mengikuti perjalanan pemain-pemain kita di berbagai turnamensepak terjang pemain kita di setiap turnamen, aku melihat masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh pasangan ganda campuran kita ini yang dapat dieksploitasi oleh pasangan yang lebih kuat. Di antaranya:

  • Sering lengah ketika sudah unggul di poin-poin kritis. Seringkali Tontowi/Liliyana ini melejit dalam perolehan poin saat permainan. Unggul cukup banyak poin di di atas lawan. Namun, celakanya, ketika lawan bisa menyamakan kedudukan, seringkali mereka kehilangan konsentrasi dan melakukan kesalahan yang tak perlu yang menguntungkan lawan.
  • Pertahanan yang masih lemah. Ya, tak diragukan lagi mereka memiliki daya serang yang cukup mematikan, terutama Tontowi dengan smash tajamnya dan Liliyana dengan penempatan nettingnya yang menyusahkan lawan. Tapi pertahanan mereka tak cukup kuat ketika diserang.

Hahaha, mungkin terkesan abstrak. Tapi wajarlah, aku bukanlah siapa-siapa. Tapi setidaknya itulah yang bisa aku amati dari beberapa kegagalan Tontowi/Liliyana di beberapa turnamen. Sebenarnya ada tambahan satu lagi yakni pola permainan yang sudah terbaca oleh lawan. Tapi mereka — seperti yang diungkapkan mereka — berhasil mengubahnya menjadi lebih variatif ketika berlaga di All England.

Yah, sebagai pecinta bulutangkis Indonesia, tentu aku berharap Indonesia dapat mempertahankan emas di olimpiade nanti. Peluang itu masih ada walaupun kelihatannya lebih berat dibandingkan perhelatan sebelum-sebelumnya. Tentu akan lebih meyakinkan lagi bagi Tontowi/Liliyana apabila mereka berhasil mengalahkan dua ganda campuran terkuat China itu dalam turnamen-turnamen Super Series yang akan datang menjelang olimpiade. Kesempatan itu mungkin akan mereka dapatkan ketika perhelatan turnamen Indonesia Super Series Premier dan Singapore Super Series di bulan Juni.

[Video] BWF Coach Education Level 1

Ada kabar baik nih bagi para pecinta badminton. BWF (Badminton World Federation) sekitar 4 hari yang lalu baru saja mengunggah sejumlah video tutorial atau pelatihan untuk permainan badminton di YouTube. Bagi yang tak tergabung dalam suatu klub profesional badminton apapun, seperti saya ini, video ini sangat membantu saya untuk mengenali dan memahami teknik-teknik pukulan dan taktik-taktik dalam permainan badminton. Walaupun saya bukan pemain “beneran”, setidaknya apa yang saya tonton di video itu bisa saya praktikkan sewaktu bertanding melawan teman-teman di main rutin tiap minggu.

Lalu, ada apa saja video pelatihan itu? Ada banyak. Mulai dari penjelasan mengenai beberapa macam pemanasan (warm up) yang perlu dilakukan sebelum bermain badminton, cooling downmovement (pergerakan) menerima shuttle cock, teknik-teknik pukulan forehand/backhand, strategi service and return, hingga pengenalan taktik-taktik bermain tunggal, ganda wanita, ganda putra, dan ganda campuran. Untuk masing-masing materi, durasi videonya berkisar 1-3 menit.

Ini dia salah satu video coaching mengenai taktik permainan rally di ganda putra.

Ok, let’s learn and practice it! Enjoy badminton! 😀

Mengintip Peluang Tradisi Emas Bulutangkis di Olimpiade 2012

Dengan berakhirnya turnamen India Open Grand Prix Gold 25 Desember 2011 kemarin maka berakhir sudah gelaran turnamen BWF untuk tahun 2011 ini. Sebenarnya masih ada satu turnamen lagi yang tengah berlangsung, yakni Copenhagen Master. Namun, turnamen ini sifatnya hanya invitasi alias undangan, bukan turnamen resmi BWF.

Untuk tahun ini, dari 60 gelar SuperSeries yang dipertandingkan, Indonesia hanya mampu merebut 2 gelar. Keduanya dipersembahkan oleh pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sementara itu, China menguasai perolehan gelar dengan total 45 gelar. Untuk Indonesia, prestasi tahun ini serupa dengan raihan tahun lalu.

World ranking terakhir untuk tahun ini telah dirilis oleh BWF hari kamis terakhir. Sebagai pecinta bulutangkis, aku pun gatal juga untuk memberikan sedikit analisis mengenai peluang tradisi emas Bulutangkis di Olimpiade London 2012 tahun depan. Yup, bulutangkis memang memiliki tradisi selalu menyumbangkan medali emas untuk Indonesia sejak olimpiade 1992. Nah, apakah tahun depan masih akan berlanjut tradisi itu?

Oke, sebelumnya sekedar diketahui, format turnamen yang akan diselenggarakan untuk cabang bulutangkis di olimpiade 2012 sedikit berbeda dari edisi-edisi sebelumnya. Sebelum memasuki babak knock-out, ada babak penyisihan grup yang mendahului.

Selain format berubah, aturan penentuan jatah pemain yang bisa mewakili suatu negara pun juga berubah. Untuk singles jatah pemain yang bisa lolos ke olimpiade adalah 38 yang akan dibagi ke dalam 16 grup. Sedangkan jatah untuk doubles adalah 16 pasangan yang akan dibagi ke dalam 4 grup. Mengenai detail format turnamen, dapat dilihat pada link ini (sumber resmi BWF). Untuk melihat penentuan jatah wakil tiap negara dan daftar pemain saat ini yang “akan” lolos ke Olimpiade dapat dilihat di link ini (thanks to @rhenzo).

Nah, sekarang jika melihat daftar ranking BWF terakhir untuk tahun ini, maka pemain Indonesia yang akan lolos adalah:

1. Men’s Singles

  • Simon Santoso [7]
  • Taufik Hidayat [9]

2. Women’s Singles

  • Lindaweni Fanetri [39]

3. Men’s Doubles

  • Mohammad Ahsan/Bona Septano [7]

4. Women’s Doubles

  • Greysia Polii/Meiliana Jauhari [8]

5. Mixed Doubles

  • Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir [4]

ket: tanda [] menunjukkan ranking dunia saat ini

Nah, jika menilik daftar pemain yang bakal lolos itu dan melihat prestasi yang ditorehkan selama tahun 2011 ini, aku menilai beberapa pemain/pasangan yang berpotensi untuk meraih medali — ya, saat ini kita bicara medali dulu lah, jangan buru-buru medali emas :p — dan diurutkan berdasarkan yang memiliki peluang paling besar adalah:

1. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

Tontowi/Liliyana

Tontowi/Liliyana

Untuk Tontowi/Liliyana jelaslah kenapa aku taruh di kandidat nomor 1. Mereka satu-satunya pemain/pasangan penyumbang gelar Superseries tahun ini. Mereka juga meraih medali perunggu di World Badminton Championship (WBC) 2011, yang bisa dibilang ajang pemanasan buat Olimpiade nanti.

Mereka sempat menjadi the hottest pair in the mixed doubles pada periode April-Juni karena selalu masuk final di 4 turnamen dan meraih 3 gelar berturut-turut. Sayangnya, pasca WBC, prestasi mereka menurun. Mereka sering kalah di babak-babak awal turnamen, dan belum pernah mencicipi final Superseries lagi semenjak WBC itu.

Jumlah kekalahan mereka banyak diderita dari pasangan China. Tidak hanya dikalahkan oleh Zhang Nan/Zhao Yunlei (ranking 1 BWF), tapi juga oleh Xu Chen/Ma Jin (ranking 2 BWF), bahkan pernah juga oleh Hong Wei/Pan Pan (ranking 34 BWF). Awal rentetan kekalahan dari pemain China itu dimulai sejak final Indonesia Open Juni lalu. Dari pengamatanku dan beberapa teman yang menonton langsung final di Istora itu, kami sepakat kekalahan Tontowi/Liliyana lebih disebabkan karena taktik permainan dan kelemahan dari Tontowi/Liliyana ini sudah terbaca oleh Zhang Jun, pelatih ganda China yang juga peraih dua kali medali emas Olimpiade. Kemahiran Zhang Jun membaca taktik lawan ini patut diwaspadai. Variasi taktik mutlak diperlukan.

Jika diukur peluangnya dengan persentase, asal untuk meraih medali (emas/perak/perunggu) aku optimis peluangnya adalah Continue reading

Hasil Drawing 16 Besar UCL & 32 Besar EL 2011/2012

Semalam telah dilangsungkan drawing babak 16 Besar UEFA Champions League dan babak 32 besar Europe League. Ini dia hasil drawing lengkapnya:

32 BESAR EUROPE LEAGUE
Porto vs Manchester City
Ajax vs Manchester United
Locomotiv Moscow vs Atletic Bilbao
Salzburg vs Metalist
Stoke vs Valencia
Rubin Kazan vs Olympiakos
AZ Alkmaar vs Anderlecht
Lazio vs Atletico Madrid
Steaua Bucharest vs Twente
Viktoria Plzen vs Schalke 04
Wisla vs Standard Liege
Braga vs Besiktas
Udinese vs PAOK Salonika
Trabzonspor vs PSV Eindhoven
Hannover 96 vs Club Brugge
Legia vs Sporting Lisbon

Dari babak 32 besar Europe League ini pertandingan yang paling menyita perhatian tentu antara Lazio vs Atletico Madrid, Porto vs Manchester City, dan Ajax vs Manchester United (MU).

Khusus duo Manchester, lawan yang akan mereka hadapi adalah sesama tim ‘terbuang’ fase grup Liga Champions. Tentu bukan lawan yang dianggap remeh, khususnya Porto yang merupakan bekas juara musim sebelumnya. Tapi di atas kertas menurutku tetap peluang besar untuk lolos ke babak berikutnya tetap dimiliki oleh duo Manchester itu. Bahkan, aku memprediksi peluang lolos mereka adalah 70:30. Tinggal tergantung keseriusan duo Manchester itu untuk melakoni pertandingan di Liga Eropa. Khususnya MU yang baru kali ini aku melihatnya harus berjibaku di kasta kedua Eropa.

Sedangkan untuk Lazio vs Atletico Madrid, peluangnya 50:50. Dua tim memiliki kekuatan seimbang. Kalau melihat performa di liga domestik, Lazio memang lebih unggul. Tapi jika menilik performa di fase grup Liga Eropa kemarin, Atletico lebih unggul. Pada akhirnya memang tergantung pada pilihan masing-masing untuk lebih fokus di kompetisi yang mana.

16 BESAR UEFA CHAMPIONS LEAGUE
Napoli vs Chelsea
AC Milan vs Arsenal
Bayer Leverkusen vs Barcelona
CSKA Moskow vs Real Madrid
Zenit St. Petersburg vs Benfica
Marseille vs Inter Milan
Olympique Lyon vs APOEL Nicosia
Basel vs Bayern Muenchen

Sementara itu, dari Liga Champions, pertandingan yang paling menarik perhatian adalah big match antara Napoli vs Chelsea dan AC Milan vs Arsenal. Ya, dua tim tersisa dari liga Inggris, semuanya bertemu tim dari liga Italia. Tim-tim Italia & Inggris seperti ditakdirkan harus saling bertemu di babak 16 besar. Bahkan, pernah pada tahun 2009 tiga tim Italia semuanya bertemu dengan tim Inggris: Chelsea vs Juventus, Inter vs MU, dan Arsenal vs Roma. Hanya Liverpool saja waktu itu yang tak kebagian.

Khusus Milan, berarti ini kali keempat beruntun dalam 5 tahun terakhir mereka bertemu klub Inggris di 16 besar. Hasilnya? Pada tiga kesempatan terdahulu Milan selalu menelan kekalahan. Pada tahun 2008, Milan kalah agregat 0-2 melawan Arsenal. Tahun 2009 Milan absen di Liga Champions. Lalu pada tahun 2010, kalah agregat 2-7 melawan MU. Terakhir, tahun lalu kalah agregat 0-1 melawan Tottenham Hotspur.

Kali ini Milan bertemu Arsenal kembali. Akankah Milan kalah lagi? Perlu diingat, Milan yang kalah 0-2 melawan Arsenal dulu adalah Milan yang penuh dihuni pemain senja. Maldini saja masih main saat itu. Sedangkan Arsenal ketika itu masih dihuni pemain bintangnya, Fabregas dan Adebayor. Sekarang? Di atas kertas, Milan lebih diunggulkan jika melihat komposisi pemain dan performa di liga. Aku pribadi sih mendukung Milan untuk lolos babak berikutnya. 😀

Trio Napoli [sumber: sscnapoli.it]

Trio Napoli (sumber: sscnapoli.it)

Sedangkan untuk Napoli vs Chelsea, di atas kertas tentu Chelsea jauh lebih unggul. Mereka bukanlah Manchester City yang baru pertama kali masuk Liga Champions. Mereka sudah kenyang pengalaman di kompetisi ini, setidaknya untuk hampir satu dekade belakangan ini. Tapi performa menawan Napoli di fase grup, membuat Napoli tidak boleh diremehkan. Trio Hamsik, Cavani, dan Lavezzi merupakan motor serangan Napoli yang biasa mengandalkan counter attack bisa memberikan ancaman berbahaya bagi Chelsea. Untuk pertandingan ini, aku mendukung Napoli, hehehe :D.

Pertandingan lain yang menarik disimak karena berpotensi menghasilkan pertarungan yang sengit adalah Marseille vs Inter. Kalau menilik performa Inter yang masih labil, jujur walaupun aku termasuk fans Inter, tapi aku menilai peluang Inter hanya 50% alias punya peluang yang sama dengan Marseille.

Masih ada waktu sekitar 2 bulan sebelum babak 16 besar Liga Champions dan 32 besar Liga Eropa dimulai. Kita tak tahu apa yang terjadi pada 2 bulan yang akan datang.

[VIDEO] Terrific Attack by Bona/Ahsan

Ini cuplikan video saat final ganda putra Japan Open Super Series bulan September yang lalu antara Cai Yun/Fu Haifeng (China) vs Bona Septano/Mohammad Ahsan (Indonesia). Sebuah jumping smash bertubi-tubi diperagakan untuk merobohkan pertahanan si Tembok China yang terkenal kuat itu. Dua kata diberikan oleh sang komentator, Gillian Clark: “Terrific Attack!”

Jumping smash bertubi-tubi itu mampu memberikan dua poin berturut-turut untuk pasangan Indonesia. Walaupun demikian, pasangan Bona/Ahsan harus mengakui keunggulan Cai/Fu dalam pertandingan itu 13-21, 20-22.

By the way, aku memang paling suka permainan ganda putra Indonesia seperti itu, banyak melancarkan smash bertubi-tubi, main cepat, dan defense kuat. Benar-benar pertandingan badminton yang atraktif dan enak ditonton. Dengan melihat kriteria itu, hingga saat ini ganda favorit Indonesiaku masih Candra Wijaya/Sigit Budiarto.

Nonton Langsung Final Bulutangkis SEA Games XXVI

Ini kali kedua aku menonton langsung pertandingan bulutangkis di Istora Senayan, Jakarta. Kalau sebelumnya aku menonton final Djarum Indonesia Open Premier Super Series (DIOPSS) bersama dua orang teman, kali ini aku sendirian saja :(. Habisnya mereka tidak cukup tertarik untuk menyaksikan langsung final bulutangkis SEA Games yang notabene memang kalah gengsinya dibandingkan dengan turnamen bulutangkis sekelas Super Series.

Namun, aku tetap memutuskan berangkat ke Istora sendirian. Kapan lagi bisa menyaksikan langsung jagoan-jagoan bulutangkis Indonesia tampil di final lima nomor sebuah turnamen.

Aku berangkat dari Bandung pagi-pagi dengan menumpang KA Argo Parahyangan. Sampai di stasiun Gambir langsung jalan kaki menuju shelter busway Monas untuk ganti menumpang busway menuju kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Senayan. Suasana kompleks GBK lebih ramai dibanding aku ketika datang menonton final Indonesia Open dulu. Apalagi sebabnya bila bukan karena timnas U-23 juga akan bertanding petang hari itu. Jadi selain final bulutangkis, juga ada pertandingan semifinal cabang sepakbola.

Sementara itu, suasana Istora Senayan cukup “lengang” kala aku datang ke sana. Tak perlu mengantri untuk mendapatkan tiket. Kali ini aku membeli tiket untuk tribun I. Variasilah, dulu sudah pernah nyoba tribun II, sekarang ingin mencoba juga rasanya menonton dari tribun I :D.

Tiket SEA Games

Tiket SEA Games

Ngomong-ngomong soal tiket, tiket untuk pertandingan cabang badminton ini cover depannya sama dengan cabang-cabang olahraga SEA Games yang lain. Bagian depan dicetak dalam warna dominan biru dengan bahan kertas karton mengkilap. Baru di bagian belakangnya tertera nama cabang yang dipertandingkan dan nama babaknya.

Oh ya, dibandingkan dengan saat penyelenggaraan DIOPSS, kondisi Istora terlihat lebih segar sekarang. Mungkin karena spanduk dan baliho yang dipasang di seantero stadion lebih bervariasi warnanya, tidak seperti penyelenggaraan DIOPSS kemarin yang penuh warna merah (warna sponsor) di mana-mana.

Motto SEA Games XXVI : Bersatu & Bangkit

Motto SEA Games XXVI : Bersatu & Bangkit

Pertandingan final bulutangkis SEA Games ini akan dimulai pukul 14.00. Pintu masuk stadion baru dibuka pukul sekitar pukul 13.15. Aku termasuk beruntung bisa berada di antrian yang agak awal sehingga ketika masuk ke dalam masih belum terlalu ramai sehingga masih bisa mendapatkan tempat yang cukup pewe untuk menyaksikan pertandingan walaupun bukan berada di deretan kursi paling depan.

Setengah jam sebelum pertandingan dimulai, tiba-tiba Nadya Melati, salah satu pemain ganda putri Indonesia, memasuki lapangan bulutangkis. Oh, ternyata dia melakukan uji coba lapangan (atau uji coba shuttle cock ya?). Jadi, dia diminta oleh official pertandingan untuk memukul shuttle cock dari sisi lapangan yang satu ke sisi yang lain. Hmm … aku baru tahu ada prosedur seperti itu. Apa biasanya memang harus seperti itu ya?

Nadya Melati uji coba lapangan

Nadya Melati uji coba lapangan

Sebelum pertandingan pertama dimulai, panitia menyuguhkan tarian adat Jawa — aku lupa namanya — bertempat di court 2. Kira-kira ada sekitar 10 menitlah tarian itu dipertunjukkan.

Tak berapa lama kemudian tibalah saat yang dinanti-nanti, pertandingan pertama final SEA Games cabang bulutangkis antara Anneke Feinya Agustin/Nitya Krishinda Maheswari vs Nadya Melati/Vita Marissa! Dua pasangan ganda putri yang tengah melejit peringkatnya di ranking dunia. Anneke/Nitya kini ada di peringkat 19 dunia di mana sekitar 3 bulan lalu berada di kisaran 30-an. Sedangkan Nadya/Vita saat ini berada di peringkat 10 dunia.

Anneke/Nitya vs Nadya/Vita

Anneke/Nitya vs Nadya/Vita

Pertandingan berlangsung seru. Awal-awal set 1 Nadya/Vita tampak mendominasi dengan smash-smash keras mereka. Tapi pertahanan Anneke/Nitya kokoh juga ya. Terbukti saat kedudukan 20-19 untuk Anneke/Nitya, sebuah serangan bertubi-tubi dari Vita yang tampaknya akan membuat mati, dapat dikembalikan dengan baik oleh Nitya sehingga skor pun terkunci di angka 21-19.

Pertandingan itu sendiri akhirnya dimenangkan Anneke/Nitya dengan 2 set langsung yang berarti mereka berhak memperoleh medali emas dan merupakan gelar kedua mereka tahun ini setelah menjuarai Vietnam GP Agustus lalu. Melihat kiprah mereka selama SEA Games yang tak pernah terkalahkan, pasangan ini memang terlihat menjanjikan. Aku optimis peringkat pasangan ini dapat terus meningkat lagi hingga menembus 10 besar dunia.

Bona/Ahsan vs Kido/Hendra

Bona/Ahsan vs Kido/Hendra

Pertandingan berikutnya yang digelar adalah partai final ganda putra antara Bona Septano/Mohammad Ahsan vs Markis Kido/Hendra Setiawan. Rekor pertemuan mereka sebelum ini adalah 1-1. Pertandingan yang menarik untuk disimak karena melibatkan dua kakak beradik yang akan saling bermusuhan di lapangan, yakni Markis Kido dan Bona Septano.

Permainan yang dipertontonkan kedua pasangan di set pertama benar-benar sesuai dengan ekspektasiku, banyak jumping smash keras dilancarkan dan skor pun juga ketat alias kejar-kejaran. Terbukti permainan harus diakhiri setelah melalui beberapa kali deuce dan berakhir dengan skor 25-23 untuk Bona/Ahsan.

Namun, sayangnya tidak demikian di set kedua. Bona/Ahsan melejit dengan mudah dan unggul jauh. Entah kenapa, pertahanan Markis/Hendra saat itu begitu buruk dan sering salah pengertian. Kesalahan-kesalahan seperti shuttle cock gagal melewati net juga kerap terjadi. Set kedua pun benar-benar menjadi milik Bona/Ahsan. Sama halnya dengan Anneke/Nitya, medali emas SEA Games ini juga menjadi gelar kedua Bona/Ahsan tahun ini setelah gelar Indonesia GPG sekitar 1-2 bulan yang lalu.

Fu Mingtian vs Adriyanti Firdasari

Fu Mingtian vs Adriyanti Firdasari

Cukup sudah partai All-Indonesian Finalnya. Partai berikutnya giliran mempertemukan tunggal putri Singapura Fu Mingtian melawan jagoan tunggal putri Indonesia, Adriyanti Firdasari. Keduanya sama-sama membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan pertama dan kedua dari Thailand, Porntip Buranaprasertsuk dan Inthanon Ratchanok, di semifinal. Fu Mingtian tidak sendirian. Ia didukung beberapa pemain dan official Singapura yang berada di tribun VIP timur. Sementara Firdasari tentu saja didukung oleh ribuan suporter INA.

Set pertama tampak berjalan mudah bagi Firdasari. Apalagi dibantu dengan banyaknya kesalahan yang dilakukan oleh Fu Mingtian. Firda unggul di set pertama dengan skor 21-14. Namun, aku baru tahu kalau Firda tengah cedera di pertandingan itu. Saat break set 1 menuju set 2, Firda meminta spray penghilang rasa sakit. Ternyata dia memang Continue reading

[VIDEO] Tolah-Toleh Ala Wasit Badminton

Ada yang menarik saat siaran langsung final ganda putra France Open Super Series 2011 yang berlangsung 2 minggu yang lalu. Dalam siaran itu sempat ada tayangan replay yang menunjukkan “lirikan mata” wasit (umpire) partai final tersebut kala mengamati pertandingan yang berlangsung. Hm

Ya, tanpa tersadar mata dan kepala seorang wasit badminton akan secara reflek mengikuti arah gerak shuttle cock ke mana pun pergi. Lucu juga ngeliat video itu. Kalau pertandingan bulutangkis yang temponya pelan mungkin nggak akan begitu kelihatan. Tapi ini pertandingan antara Cai Yun/Fu Haifeng vs Jung Jae Sung/Lee Yong Dae yang notabene peringkat 1 & 2 dunia. Banyak pukulan smash dan drive kencang yang dilancarkan kedua pasangan. Mau nggak mau “tolah-toleh”-nya jadi lebih sering dan cepet dong, hehehe. Capek nggak sih? 😀