Tag Archives: buka puasa

Buka Bersama di Marase

Beberapa hari yang lalu Rizky, kawan dekat saya semasa kuliah, main ke Bandung. Dia mengajak saya untuk meetup sekaligus buka bersama. Saya bilang coba posting di grup Whatsapp saja, sekalian bikin reunian dengan teman-teman yang domisilinya juga di Bandung. Kebetulan kami ada satu grup whatsapp teman-teman main masa kuliah dulu.

Alhamdulillah gayung bersambut. Ada 4 orang lagi yang bisa bergabung. Satu orang lagi tidak bisa bergabung karena anaknya tiba-tiba sakit. Jadilah kami berdelapan. Ada 2 teman yang masing-masing mengajak istrinya.

Marase menjadi pilihan kami. Mengingat lazimnya tempat makan saat buka puasa yang selalu ramai, kami pun segera melakukan reservasi sehari sebelumnya agar tidak kehabisan tempat. Saya menghubungi nomor whatsapp yang tertera di profil Instagram mereka.

Melalui whatsapp, mereka juga membagikan daftar menu yang tersedia. Saya meneruskan menu tersebut ke grup whatsapp kami dan mengumpulkan daftar pesanan teman-teman. Pada pagi hari H saya sampaikan pesanan tersebut kepada contact person Marase melalui whatsapp.

Proses reservasi ini berjalan lancar. Alhamdulillah tidak ada miss. Pesanan kami semua sudah siap sebelum berbuka puasa. Air minum bahkan sudah tersedia di atas meja ketika saya datang 20 menit sebelum berbuka puasa.

Beruntung juga kami melakukan reservasi sebelumnya. Sore itu Marase benar-benar penuh dengan pengunjung. Tidak ada meja yang tersisa sepanjang pengamatan saya.

Mengenai menunya, saya memesan 1/2 ekor Ayam Turky dengan Nasi Mandi. Ini ayamnya ada 2 potong. Sengaja pesan yang ini karena bagi berdua dengan Rizky. Maklum, Rizky sudah hampir nggak pernah makan nasi, makanya dia mengajak share berdua.

1/4 ekor Ayam Turky Nasi Mandi (Rp50.000,- excl. service charge 5% dan PB1 10%)

Rasanya ternyata enaaakkk bangeeet. Nasinya gurih, empuk, dan tasty. Ayamnya juga sama. Empuuukk banget. Saya nggak tahu pasti sih nama “Ayam Turky” ini diambil dari mana. Apakah dari cara masaknya yang khas Turki, atau dari asal ayamnya (impor dari Turki). Tapi rasa ayamnya enak banget dan baru kali ini merasakan yang seperti itu.

Sementara itu teman yang lain ada yang mencoba Ayam Turky dengan Nasi Rempah. Rasanya juga enak banget katanya. Menurutny, Nasi Rempah ini lebih enak daripada Nasi Mandi. Kebetulan dia dan istrinya memesan menu yang berbeda, jadi bisa mencoba kedua-keduanya.

Dibandingkan Nasi Mandi, secara penampilan, Nasi Rempah ini warnanya agak kuning. Sementara Nasi Mandi warnanya putih pucat. Kayak nasi uduk gitu ya. Hahaha. Kalau joke-nya teman saya, mungkin karena sudah di-“mandi”-kan jadi nasinya lebih putih dibandingkan Nasi Rempah. Maafkan joke teman saya itu ya. 😂

1/2 ekor Ayam Turky Nasi Rempah (Rp58.000,- excl. service charge 5% dan PB1 10%)

Selain Ayam Turky dengan Nasi Mandi dan Nasi Rempahnya, seorang teman yang lain juga ada yang mencoba menu Bebek Perancis Goreng dengan Nasi Hujan Panas. Selain namanya yang unik, penampilannya juga tidak kalah unik. Warna nasinya biru gitu. Tapi rasanya juga enak kata teman saya. Sambelnya juga enak. Kebetulan saya ikutan mencobanya. Lumayan pedas dan semacam ada campuran kunyitnya.

Bebek goreng Perancis Nasi Hujan Panas (Rp38.000,- excl. service charge 5% dan PB1 10%)

Bagi yang suka menu olahan daging kambing, Marase pun juga menyediakan. Seperti yang dipesan oleh teman saya yang lain. Ia memesan menu Kambing Bakar Nasi Mandi. Rasanya pun juga tidak kalah enaknya.

Kambing Bakar Turki Nasi Mandi (Rp55.000,- excl. service charge 5% dan PB1 10%)

Overall, soal rasa makanan saya sangat merekomendasikan tempat ini. Saya dan teman-teman sepakat, masakan Ayam Turky dengan Nasi Rempah dan Nasi Mandinya memang benar-benar enak banget. Saya tentu jika ada kesempatan, akan datang ke sini lagi untuk mencoba menu yang lain.

Kabarnya dulu tempat ini sebetulnya menjual aneka masakan Sei Sapi. Makanya dulu namanya Sei Sapi Marase. Tapi kini lebih dikenal dengan nama Ayam Turky Marase. Walaupun demikian, mereka masih menyajikan menu Sei Sapi itu. Sayangnya kami tidak sempat mencobanya. Mungkin lain kali.

Tapi sebagai tempat untuk berbuka puasa, terus terang saya agak kurang merekomendasikan. Alasan utamanya karena tempat sholatnya kurang memadai. Agak repot kalau mau sholat maghrib. Tapi tidak jauh juga sih dari masjid sebetulnya. Sekitar 350 meter dari Marase ada Masjid Istiqomah yang sangat besar.

———-

Rumah Makan Marase
Instagram: marase.id
Alamat: Jln. Cimanuk No.15 (Samping VIO Hotel)
Jam Buka:
– Minggu-Kamis: 12.00 – 22.00
– Jumat-Sabtu: 12.00 – 23.00
Reservasi: 0813-8124-8404 / 022-2052-9025

Advertisement

Buka dan Sahur Gratis di Kereta Api

Ada program baru yang diluncurkan PT KAI dalam Ramadan kali ini. PT KAI membagi-bagikan makanan untuk berbuka puasa dan sahur kepada penumpang kereta api secara gratis mulai H-10 hingga H-1 Idul Fitri.

Semalam dan tadi pagi saya juga ikut menikmati program ini. Ketika KA Mutiara Selatan yang saya tumpangi meninggalkan Stasiun Bandung pukul 16.50, ada pengumuman yang menginformasikan bahwa seluruh penumpang akan memperoleh makanan berbuka dan sahur gratis.

Tak lama kemudian, beberapa prama dan prami kereta api berkeliling membagikan nasi kotak dan satu gelas air mineral kepada setiap penumpang. Menu berbuka saat itu adalah nasi goreng dengan lauk telor dadar dan nugget.

Sedangkan menu sahurnya kurang lebih juga sama. Hanya bedanya kali ini pakai nasi putih. Makanan sahur sudah mulai didistribusikan ketika jam menunjukkan pukul 2.30.

Menu buka puasa

Menu buka puasa

Menu sahur

Menu sahur

Alhamdulillah, tentu saja sebagai penumpang saya sangat senang dengan adanya program ini. Tapi saya rasa masih kurang sosialisasi di awal. Penumpang di sebelah saya sudah terlanjur membawa bekal makanan sendiri bersama keluarganya. Jadi ‘terpaksa’ dobel makannya, hehe.

Kalau saya sendiri, untungnya sempat mengetahui adanya program ini dari media sosial sebelum melakukan perjalanan. Jadi tidak perlu membawa bekal makanan sendiri.

Bagi Anda yang ingin mengetahui apakah kereta api yang Anda tumpangi termasuk bagian dalam program ini dapat melihatnya di press release PT KAI di sini. Mengenai menu makanan, jika melihat di media sosial, sepertinya bervariasi antar kereta api. Beda hari mungkin juga beda menu.

Selamat mudik!

 

 

Buka Puasa di Masjid Negara

Buka Puasa dan Tarawih di Masjid-Masjid di Shah Alam dan KL

Pada awal Ramadhan kemarin, dalam rangka urusan kerjaan, saya terpaksa tinggal selama 6 hari di kota Shah Alam dan Kuala Lumpur, Malaysia. Walaupun sudah beberapa kali ke Malaysia, ini pertama kalinya saya ke sana saat bulan Ramadhan.

Sebuah pengalaman yang saya sudah nanti-nantikan sebelumnya. Saya ingin sekali suatu saat bisa merasakan suasana Ramadhan di negara lain. Alhamdulillah akhirnya kesempatan itu datang juga di Ramadhan tahun ini.

Tidak ada perbedaan yang signifikan terkait durasi puasa di Shah Alam dan KL ini dengan Bandung, kota di mana saya berdomisili saat ini. Durasi puasa di Shah Alam dan KL ini hanya lebih lama 30 menitan daripada di Bandung. Di Bandung (zona GMT+7) waktu Maghrib adalah pukul 17.41 dan Subuh adalah pukul 04.34 (±13 jam). Sedangkan di KL yang berada di zona waktu GMT+8, waktu Maghrib adalah pukul 19.22 dan Subuh adalah pukul 05.40 (±13,5 jam).

Kesempatan Ramadhan pertama di negeri orang ini pun saya manfaatkan untuk mencoba suasana berbuka puasa dan sholat tarawih di berbagai masjid yang ada di sana. Berikut ini adalah 5 masjid yang sempat saya datangi untuk berbuka puasa dan sholat tarawih selama di sana.

1. Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah (Shah Alam)

Menurut catatan Wikipedia, masjid ini adalah masjid terbesar di Malaysia dan yang kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta, Indonesia. Kabarnya masjid ini mampu menampung jamaah hingga 24.000 orang! Namanya diambil dari nama pendirinya yaitu Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, Sultan Negeri Selangor.

Masjid Sultan Shalahuddin Abdul Aziz Shah saat maghrib

Masjid Sultan Shalahuddin Abdul Aziz Shah saat maghrib

Sayangnya, karena saya baru datang ke masjid ini saat adzan dikumandangkan, saya pun tidak kebagian hidangan berbukanya. Hanya ikut merasakan “suasana”-nya saja 😆.

Memang sangat ramai sekali jamaah yang datang.Tak pasti juga berapa jumlahnya. Tapi mungkin sampai ribuan.

Umumnya yang saya lihat mereka datang dengan keluarga. Banyak saya lihat pasangan suami istri yang duduk secara melingkar makan bersama anak-anaknya. Hidangan buka puasanya sendiri dikemas dalam tupperware-tupperware begitu. Dan menunya langsung makanan berat.

Sholat Maghrib baru dilaksanakan sekitar 15-20 menit setelah adzan. Secara umum, kultur di sini memang berbeda dari yang biasa kita temui di Indonesia. Di Malaysia ini Continue reading