Pemandangan Pantai Senggigi

Jalan-Jalan di Lombok: Hari 1 – Tiba di Senggigi

Sabtu, 30 Mei 2015

Jalan-jalan di Lombok ini sudah aku rencanakan jauh-jauh hari. Tepatnya pada bulan Februari awal tahun ini. Gara-garanya ada rute baru Bandung-Lombok yang dioperasikan oleh maskapai Citilink.

Aku dan temanku, Kamal, pun langsung membeli tiket untuk akhir Mei. Pada tanggal-tanggal tersebut sudah dapat dipastikan Kamal sudah selesai dari aktivitas perkuliahan S2-nya. Dan kebetulan Senin tanggal 1 Juni-nya adalah hari kecepit, jadi aku hanya perlu ambil cuti sehari.

Penerbangan Bandung-Lombok

Boarding ke dalam Citilink

Boarding ke dalam Citilink

Sabtu itu, pesawat Citilink yang akan kami tumpangi seharusnya berangkat dari Bandara Husein Sastranegara Bandung pukul 10.45 WIB dan tiba pukul 13.25 WITA. Namun, pesawat kami mengalami keterlambatan hingga 45 menit hingga menyebabkan kami baru tiba di Bandara Internasional Lombok (BIL) sekitar pukul 14.00 WITA.

Di BIL kami menunggu satu orang teman lagi yang menyusul dari Surabaya. Dani namanya. Untungnya tak lama kami menunggu. Pesawat Garuda Indonesia yang ditumpangi Dani tiba 15 menit setelah kedatangan pesawat kami.

Tiba di Bandara Internasional Lombok

Tiba di Bandara Internasional Lombok

Naik DAMRI BIL-Senggigi

Tepat di depan pintu kedatangan terdapat counter tiket bus DAMRI. Kami membeli tiket bus BIL tujuan Senggigi. Ongkos bus DAMRI BIL-Senggigi ini adalah sebesar Rp35.000. Setelah tiket di tangan, kami segera menuju ke lokasi bus dan menaikinya. Sekitar 15 menit kemudian bus telah terisi penuh, dan tak lama setelah itu bus pun berangkat.

Oh ya, ternyata kita bisa juga membayar tiket langsung di atas bus. Tak perlu melalui counter di bandara tadi. Beberapa orang kulihat tampak membayar tiket di atas bus.

Di Mataram, setelah menempuh hampir 1 jam perjalanan, bus singgah di pool DAMRI untuk menurunkan penumpang. Rasanya 90% penumpang turun di pool ini. Hanya segelintir orang saja yang tetap berada di dalam bus meneruskan perjalanan ke Senggigi. Perjalanan Senggigi-Mataram ini menempuh waktu sekitar 30 menit.

Ini pengalaman pertama kami bertiga ke Lombok. Dan sejujurnya kami belum mencari tahu bagaimana penampakan dan suasana Senggigi. Yang kami tahu kabarnya di sana menjadi jujugan para backpacker untuk mencari penginapan. Kami pun minta kepada pak sopir untuk diturunkan di daerah yang banyak penginapan.

Mencari Penginapan

Setelah turun dari bus, kami pun mulai berkeliling mencari penginapan. Ada dua hostel yang kami masuki. Namun kami tidak cocok karena dua hostel itu hanya memiliki tipe kamar dormitory saja dan harga yang ditawarkan pun juga masih mahal menurut kami, yakni 100 ribu per malam.

Ketika kami berjalan kaki mencari penginapan berikutnya, ada mas-mas naik sepeda motor yang manghampiri kami dan menawarkan penginapan. Kenapa nggak give it a try saja pikirku. Aku pun dibonceng menuju lokasi. Sementara yang lain menunggu.

Tiba di penginapan yang dimaksud, aku pun diantar menuju ke salah satu kamar. Kesan pertama yang kudapat, kamarnya luas. Satu double bed dan juga ditambah satu extra bed yang ukurannya juga double. Jadi sebenarnya bisa diisi 4 orang.

Penampakan dalam kamar

Penampakan dalam kamar

Ada kipas anginnya juga. Kipas angin ini ternyata memang sangat berguna bagi kami untuk mereduksi suasana gerah pada malam hari.

Secara lokasi juga strategis. Kamar menghadap langsung ke Pasar Seni (Art Market) Senggigi. Nah, Pantai Senggigi berada di belakang Pasar Seni itu. Dari depan kamar pun kita juga sudah bisa melihat laut lepas di kejauhan.

Akhirnya aku pun deal dengan pemilik penginapan. Kami menginap dua malam dengan rate Rp200.000 per malamnya. Sayang euy, pemiliknya tetap keukeuh di angka segitu, nggak bisa ditawar :D. Sepertinya harga normalnya sih bisa kurang dari itu. Oh ya, nama penginapannya Rama Shinta.

Kamar-kamar di penginapan

Kamar-kamar di penginapan “Rama Shinta”

Jalan-Jalan di Senggigi

Setelah menaruh tas di dalam kamar, kami pun segera keluar menikmati suasana sore di Senggigi. Kami berjalan kaki ke Pasar Seni. Antara Pasar Seni dan penginapan kami hanya dipisahkan oleh pagar saja.

Pasar Seni Senggigi tampak dari depan kamar

Pasar Seni Senggigi tampak dari depan kamar

Di Pasar Seni kami hanya menumpang lewat saja ke Pantai Senggigi. Di Pantai Senggigi kami juga tak berlama-lama. Sebabnya di sana ternyata pemandangan sunset kurang terlihat lega karena terhalang tebing.

Kami pun kepikiran bagaimana kalau kami jalan kaki ke sana saja. Jaraknya juga sepertinya tak terlalu jauh dilihat dari pantai. Kami menyusuri trotoar di pinggir Jalan Raya Senggigi untuk menuju ke sana. Kami melewati depan Hotel Sheraton dalam perjalanan tersebut.

“Tebing” yang kami lihat dari pantai tadi ternyata suasananya lumayan ramai juga. Banyak sepeda motor yang diparkir di pinggir jalan. Orang-orang duduk-duduk menghabiskan sore di atas tikar yang digelar pedagang-pedagang di sana. Jagung bakar adalah menu utama jualan para pedagang tersebut. Kami pun duduk-duduk pula di sana sambil menikmati jagung bakar yang kami beli ke salah satu pedagang.

Dari tempat tersebut pemandangan sunset pun masih terhalang sebenarnya. Perlu jalan ke atas lagi untuk mendapatkan tempat yang lega memandang ke arah barat tempat di mana matahari terbenam. Pemandangan yang tersaji dari tebing tersebut adalah Pantai Senggigi, termasuk area pantai di belakang Hotel Sheraton.

Pemandangan Pantai Senggigi

Pemandangan Pantai Senggigi

Tak terasa langit berangsur-angsur mulai gelap pertanda malam akan tiba. Kami pun berjalan kaki kembali ke Senggigi menyusuri trotoar jalan. Sambil berjalan kaki kami juga melihat-lihat tempat makan di sekitar kami.

Di sepanjang jalan Senggigi ini bertebaran kafe-kafe, restoran, dan semacamnya. Menunya pun macam-macam. Ada yang menyajikan menu lokal khas Lombok, menu western, India, Oriental, dan lain sebagainya.

Pilihan kami jatuh ke Lombok Resto Senggigi. Kami memilih restoran tersebut karena ingin mencoba menu Ayam Taliwang yang terdapat di sana. Agak kecewa sih dengan Ayam Taliwangnya. Menurutku rasanya hambar. Nggak sebanding dengan harganya. Tapi plecing kangkungnya lumayan lah. Malah plecing kangkungnya yang bikin ada rasa pedasnya.

Setelah makan malam, kami kembali ke Pantai Senggigi yang memang berada di dekat penginapan. Dalam perjalanan ke sana kami mampir dulu ke Alfamart yang berada di dekat restoran tadi. Oh ya, untuk kebutuhan logistik, kita tak perlu khawatir karena di kawasan Senggigi ini ada Indomaret dan Alfamart yang lokasinya cukup berdekatan. Fasilitas ATM juga cukup komplit.

Malam pertama di Lombok itu kami habiskan dengan duduk-duduk bersantai di Pantai Senggigi. Sekitar pukul 10 malam kami pulang ke penginapan untuk bersiap-siap tidur. Kami perlu menyimpan tenaga karena keesokan harinya kami akan menjelajah ke kawasan pantai selatan Lombok dengan mengendarai sepeda motor. (bersambung)

Advertisement

14 thoughts on “Jalan-Jalan di Lombok: Hari 1 – Tiba di Senggigi

  1. widiya

    kalau 3 minngu utk lombok n gili, kira2 terlalu lama gak ya ? btw, kalau boleh minta imel addresnya dong ? tks alot sebelumnya

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Wow, 3 minggu?? Iya mbak, kelamaan sih menurut saya kalo cuma Lombok dan Gili. Tapi jadi lebih nyantai yg jelas di sananya. Misalkan include hiking ke RInjani pun itu masih ada sisa waktu lebih sebenarnya.
      Bisa pertimbangkan utk ikut tur hop on off ke pulau Komodo dan pulau-pulau di sekitarnya juga tuh. Ada yg start dari Lombok juga. Biasanya 4D3N atau 3D2N sih. Habis itu bisa mampir ke Kelimutu juga di Flores.
      Boleh. Email ke muhdhito@live.com aja.

      Like

      Reply
  2. Santi

    Apakah ada penginapan yang dekat dengan pool bis Damri Senggigi (agar tidak usah jalan ojeg, tinggal jalan saja)?Terima kasih.

    Like

    Reply
    1. otidh Post author

      Hmmm.. backpackeran nggak masalah kok mbak. Tapi kalo ada paketan promo ya ambil aja jg lebih baik sih. Tapi jadwalnya jadi nggak leluasa.

      Like

      Reply
      1. widhy

        ohh.. tp aman gak kak kira2 hehhehe maklum klw cewe smua kan rada2 gmn gitu kak.. anw sewa mobil berkisar brpaan kak? klw pkus supir? maaf kak banyak nanya 🙂

        Like

        Reply
        1. otidh Post author

          Nah, kalo sewa mobil saya kurang tahu mbak.. Kemarin cuma nyewa sepeda motor aja sih di sana. Dan ratenya terbilang murah sih dibandingkan di kota lain. Motor matic cuma 50ribu/hari. Maaf ya mbak, cuma itu aja info yg saya tahu. 😀

          Like

          Reply
    1. otidh Post author

      Saya nyewa di Adventure Lombok Tour, dekat penginapan saya di Senggigi. Ceritanya ada di tulisan setelahnya mbak. Tapi saya nggak nyimpan nomor kontaknya euy.

      Like

      Reply

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s