Monthly Archives: March 2012

Midnight in Mid Valley

Saat ini sedang berada di Kuala Lumpur, Malaysia untuk suatu urusan. Baru saja tiba malam tadi dan akan berada di KL ini selama 3 hari ke depan. Beda dengan kunjungan sebelumnya di mana kami biasa menginap di Petaling Jaya, kali ini kami menginap di kawasan Mid Valley, Kuala Lumpur.

Pemandangan Kuala Lumpur diambil dari The Gardens Hotel & Residences, Mid Valley di tengah malam ini:

Mid Valley at midnight

Mid Valley at midnight

Advertisement

Ikut Kajian #IndonesiaTanpaJIL di Kampus

Tadi sore, bertempat di Selasar CC Barat, Gamais ITB mengadakan sebuah kajian dengan topik yang lagi hot-hotnya belakangan ini, yaitu #IndonesiaTanpaJIL. Narasumbernya — bagi yang aktif mengikuti ‘kajian’ #IndonesiaTanpaJIL di dunia maya (Facebook & Twitter) tentu sudah tak asing lagi — yaitu kang Hafidz (@hafidz_ary).

Sayang euy, saya telat setengah jam, baru gabung sekitar 16.30. Padahal sejak pukul 16.00 sudah stand by di basement CC Barat. Maklum, sudah lama tak aktif di kampus, sudah nggak ingat kalau penyebutan selasar CC Barat itu yang dimaksud itu selasar depan yang menghadap ke CC Timur. Saya kira yang dimaksud itu selasar CC Barat di basement karena berasumsi pasti acaranya bakal diadakan di sana karena tempatnya kondusif.

Ketika saya datang, ternyata jumlah mahasiswa yang sudah datang lebih dulu sudah banyakan. CC Barat sekitar 3/4-nya sudah penuh. Terpaksa saya dapat tempat di pinggir belakang. Sayangnya, panitia sepertinya kurang siap mengantisipasi itu. Sound system berlum terpasang, sementara di dekat situ, tepatnya di lapangan CC sedang rame-ramenya orang-orang teriak-teriak mendukung tim basket yang tengah bertanding. Alhasil, suara yang terdengar kurang begitu jelas. Tapi Alhamdulillah, di tengah-tengah acara sound system sudah terpasang walaupun cukup sering putus-putus.

Pada kesempatan kajian ini, Kang Hafidz menjelaskan bahwasannya fenomena yang dialami umat muslim saat ini merupakan sejarah yang berulang yang juga sudah diceritakan di dalam Al-Qur’an.

Kang Hafidz mengutip beberapa buah ayat dari Al-Quran surat At-Taubah ayat 64-66 mengenai orang-orang munafik yang seuka berolok-olok mengenai Allah dan Rasul-Nya, ataupun ajaran Islam. Celakanya, tanpa kita sadari hal tersebut sering kita temui di kehidupan kita dan mungkin sebagian dari kita sudah terbiasa dengannya. Contohnya, seperti mengatakan “astrojim” dari seharusnya “astaghfirullah al-adhim”, mengatakan “alhamudulillah ya …” dengan nada becanda dsb.

Ketika orang-orang seperti itu diingatkan agar tidak melakukannya kembali, jawaban yang mereka lontarkan, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Persis sebagaimana yang diceritakan oleh QS. At-Taubah ayat 65. Kemudian mereka akan meminta maaf. Namun, pada ayat berikutnya, ayat 66, dijawab, “Tidak perlu kamu meminta maaf karena kamu telah kafir sebelum beriman.” Masya Allah … semoga kita dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang demikian.

Selain menjelaskan mengenai cerita Al-Qur’an mengenai orang munafik yang sering memperolok-olok Islam, Kang Hafidz juga mengungkapkan  Continue reading

Seberapa Efektifkah Deaktivasi Akun Jejaring Sosial?

Tak jarang beberapa teman tiba-tiba menonaktifkan akun jejaring sosial mereka, entah Facebook atau Twitter mereka — mungkin juga jejaring sosial yang lain. Baik itu mereka umumkan sebelumnya atau tidak. Baik itu untuk sementara waktu atau selamanya.

(1) Facebook-addicted

Alasannya sih biasanya karena mereka ingin fokus ke suatu pekerjaan atau kegiatan mereka — biasanya sih yang lagi Tugas Akhir alias TA alias skripsi, hehehe. Alasan lain, serupa tapi beda kata-kata, ialah karena Facebook dan Twitter itu menyita waktu dan membuat mereka kecanduan. Kecanduan? Iya benar, kecanduan untuk mengetahui status orang lain atau kegiatan orang lain, apa yang di-share orang lain, dan sebagainya.

Lantas, efektif nggak sih deaktivasi akun jejaring sosial? Kalau pertanyaannya apakah efektif, aku rasa sih memang efektif banget. Ketika dulu aku tengah sibuk berurusan dengan TA, sempat aku menghentikan — bukan menonaktifkan akun — aktivitas ber-facebook dan ber-twitter. Aku pun bisa fokus mengerjakan TA tanpa harus tergoda untuk membuka Facebook atau jejaring sosial yang lain.

(2) My friends live in internet

Kenapa tidak aku nonaktifkan saja? Sebab informasi yang diperoleh lebih banyak berasal dari facebook dan twitter selain tentu saja juga milis kuliah. Apalagi sejak ada fitur group pada Facebook. Boleh dibilang fitur group ini telah membuat pengguna Facebook menjadi terikat dan susah untuk meninggalkan Facebook. Apalagi ketika fungsi mailing-list a.k.a. milis telah tergantikan olehnya.

Sekarang ada info apa-apa, di-share terlebih dahulu di grup Facebook. Misal, info tugas kuliah atau jadwal kuliah dibatalkan, teman-teman yang punya informasi itu lebih suka membaginya melalui grup angkatan Facebook daripada melalui milis kuliah. Alasannya tentu karena lebih simpel saja.

Jadi pertanyaannya sebenarnya bukan seberapa efektif, melainkan Continue reading

Bahwa Peluang ‘Emas’ Itu Masih Ada

Sebelumnya aku ucapkan selamat dululah kepada ganda campuran kita Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang baru saja menjuarai turnamen All England Super Series Premier 2012 di Birmingham. Gelar tersebut tentu saja telah menghapus dahaga gelar yang dialami Indonesia di turnamen All England. Terakhir kali Indonesia meraih gelar juara di turnamen badminton tertua di dunia itu adalah 9 tahun yang lalu pada tahun 2003 melalui pasangan ganda putra Candra Wijaya/Sigit Budiarto. Selain itu, gelar tersebut juga merupakan gelar ganda campuran pertama yang diperoleh sejak pasangan Christian Hadinata/Imelda Wiguna pada tahun 1979.

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

Namun, boleh dibilang gelar yang diperoleh oleh Tontowi/Liliyana di All England ini karena dibantu faktor keberuntungan. Dua unggulan teratas sektor ganda campuran, Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen/Ma Jin lebih dahulu gugur oleh lawan yang tak diunggulkan sebelum babak final. Padahal, Tontowi/Liliyana memiliki rekor yang kurang baik bila berhadapan dengan mereka.

Oleh karena itu, benar apabila kita jangan terlalu larut dalam euforia ini. Target utama adalah mempertahankan medali emas di olimpiade London 2012 nanti. IMHO, sebagai penggemar bulutangkis yang juga selalu mengikuti perjalanan pemain-pemain kita di berbagai turnamensepak terjang pemain kita di setiap turnamen, aku melihat masih banyak kekurangan yang dimiliki oleh pasangan ganda campuran kita ini yang dapat dieksploitasi oleh pasangan yang lebih kuat. Di antaranya:

  • Sering lengah ketika sudah unggul di poin-poin kritis. Seringkali Tontowi/Liliyana ini melejit dalam perolehan poin saat permainan. Unggul cukup banyak poin di di atas lawan. Namun, celakanya, ketika lawan bisa menyamakan kedudukan, seringkali mereka kehilangan konsentrasi dan melakukan kesalahan yang tak perlu yang menguntungkan lawan.
  • Pertahanan yang masih lemah. Ya, tak diragukan lagi mereka memiliki daya serang yang cukup mematikan, terutama Tontowi dengan smash tajamnya dan Liliyana dengan penempatan nettingnya yang menyusahkan lawan. Tapi pertahanan mereka tak cukup kuat ketika diserang.

Hahaha, mungkin terkesan abstrak. Tapi wajarlah, aku bukanlah siapa-siapa. Tapi setidaknya itulah yang bisa aku amati dari beberapa kegagalan Tontowi/Liliyana di beberapa turnamen. Sebenarnya ada tambahan satu lagi yakni pola permainan yang sudah terbaca oleh lawan. Tapi mereka — seperti yang diungkapkan mereka — berhasil mengubahnya menjadi lebih variatif ketika berlaga di All England.

Yah, sebagai pecinta bulutangkis Indonesia, tentu aku berharap Indonesia dapat mempertahankan emas di olimpiade nanti. Peluang itu masih ada walaupun kelihatannya lebih berat dibandingkan perhelatan sebelum-sebelumnya. Tentu akan lebih meyakinkan lagi bagi Tontowi/Liliyana apabila mereka berhasil mengalahkan dua ganda campuran terkuat China itu dalam turnamen-turnamen Super Series yang akan datang menjelang olimpiade. Kesempatan itu mungkin akan mereka dapatkan ketika perhelatan turnamen Indonesia Super Series Premier dan Singapore Super Series di bulan Juni.

Pekan yang Cukup Sibuk

Sekitar dua pekan belakangan ini dan sepekan yang akan datang sepertinya bakal menjadi pekan yang cukup ‘sibuk’ bagiku. Ya, aku sedang terlibat proyek bersama beberapa teman dengan workload yang cukup tinggi dan waktu yang singkat. Jam tidur menjadi tidak teratur, dan terpaksa harus menginap di kosan teman, bahkan juga kantor. Selain itu, aku juga tak sempat menulis blog lagi, hehehe. Padahal selama seminggu lebih sejak tulisan terakhirku itu, ada banyak hal yang ingin kubagi, tapi tak sempat kutulis. Ya udahlah ya.

Ngomong-ngomong, pengalaman seperti ini sebenarnya sudah tak asing bagiku. Ketika ‘masih’ kuliah — sekarang pun sebenernya juga masih, hehehe — dulu, aku dan teman-teman kuliah juga sering menghadapi tugas besar mata kuliah yang membuat jam tidur menjadi kacau. Tapi bedanya, itu adalah tugas kuliah yang pengaruhnya tentu ‘hanya’ akan ke nilai yang didapat. Sedangkan proyek, pengaruhnya adalah kepada kepuasan klien dan ‘upah’ atau ‘punishment‘ yang diberikan kepada kita. Haha, tapi nggak sekejam yang kudeskripsikan itu juga sih.

Yang jelas pressure-nya berbedalah. Sudah ada dua teman yang sakit di tim proyek saat pengerjaan berlangsung. Semoga saja proyek ini bisa selesai dengan baik. Dan aku bisa rutin berolahraga lagi — terutama main bulutangkis — hehehe … 😀

What is Your (P)interest?

Ini dia salah satu jejaring sosial a.k.a social network yang mungkin bakal populer seperti halnya Facebook. Dialah Pinterest. Jika Facebook merupakan jejaring sosial yang (sebenarnya dan juga awalnya) diciptakan untuk menghubungkan orang berdasarkan hubungan kekerabatan, tempat sekolah, kerja, dan sejenisnya, maka Pinterest menghubungkan orang berdasarkan ketertarikan pada sesuatu bidang, topik, ataupun hobi.

Konsep keterhubungan antar orang di dalam Pinterest ini sebenarnya mirip dengan Twitter di mana seseorang harus mem-follow seseorang yang lain agar bisa memperoleh  update-nya. Namun, berbeda dengan Twitter yang menjual “teks” (baca: tweet) sebagai barang dagangannya, Pinterest menjual “gambar” (baca: konten image yang kita pin) sebagai dagangannya.

Pin it through your bookmark

Pin it through your bookmark

Ya, seperti namanya lah ya, bisa dibilang Pinterest = Pin your interests. Cukup tekan “Pin It dari bookmark toolbar browser kita bisa menyematkan (pinning) konten berupa image dari suatu web ke dalam papan (board) home Pinterest kita. Nah, konten-konten yang kita pin itulah yang kita share ke follower kita. Namun, sebagai seorang follower kita bisa memutuskan konten yang masuk dalam bidang/topik/kategori/hobi apakah yang akan kita follow.

Namanya juga (P)interest. Jejaring sosial ini akan menghubungkan orang-orang yang memiliki ketertarikan yang sama, tak peduli ia kenal atau tidak, satu negarakah dia, dan lain-lain. Setiap orang juga dapat memberikan komentar atau like kepada suatu kontent yang telah di-pinning seseorang.

Lalu bagaimanakah pertumbuhan pengguna Pinterest sekarang? Situs mashable.com telah memberikan review-nya dalam artikel di sini  mengenai statistik kunjungan netter ke situs tersebut. Ini dia.

Statistik Pinterest

Statistik Pinterest

Cukup prospektif bukan? IMHO, jejaring sosial ini sepertinya juga akan booming seperti Facebook dan Twitter. Salah satu kekuatannya adalah karena ia menawarkan hal yang berbeda dengan kedua jejaring sosial paling populer saat ini tersebut.

Simak saja beberapa testimonial dari pengguna Pinterest yang memberikan komentarnya di artikel tersebut:

It’s addictive – increasingly so the more you use it! – Magneg

Pinterest makes it so easy to create an online highlight package of your personal or corporate brand – Connor Meakin

Pinterest – this is such a nice tool to keep your favorite picts in one place, easy sharing, easy using, easy finding … clever and pretty. – EmillOtto

Tertarik bergabung? Untuk bisa menjadi pengguna Pinterest, kita harus melakukan request an invite. Kurang tahu juga sih kenapa sistemnya begitu. Aku sendiri sudah bergabung sejak Oktober lalu karena cuma iseng-iseng. Karena belum begitu ngeh, akhirnya jarang banget buka Pinterest sampai lupa password, hihihi. Sampai akhirnya mulai ada beberapa teman yang mendaftar dan saling follow, akupun kembali aktif mengunjungi Pinterest lagi. Tapi sudah lewat 4 bulan, jumlah pin-ku baru 1, hehehe. 😀