Monthly Archives: September 2011

Doppelganger

Doppelganger. Aku mendengar istilah ini pertama kali dari seorang teman saat menumpang kereta api 3 bulan yang lalu. Ketika itu kami melihat sesosok anak perempuan yang perawakannya, termasuk model rambut dan senyumnya, yang mirip teman kuliah kami. Temanku itu kemudian berkata, “Wah, ada doppelganger-nya si X.”

Aku baru tahu ternyata itu toh istilah yang dipakai orang-orang untuk menyebut sosok orang yang perawakannya mirip dengan orang lain tapi bukan saudara kembar. Tapi setelah kutelisik, ternyata istilah “doppelganger” ini berasal dari bahasa Jerman, “Doppelgänger“, yang berarti “double walker” dalam bahasa Inggris. Istilah itu awalnya dipakai pada sebuah folklore yang merujuk pada bayangan diri yang dipercaya menyertai setiap manusia dalam hidupnya. Namun, seiring berjalannya waktu, term tersebut dipakai untuk mengistilahkan seseorang yang memiliki kemiripan dengan orang lain.

Dalam tulisan ini aku bukan hendak membahas doppelganger yang kaitannya dengan folklore “horor” tadi, melainkan doppelganger dalam pengertian seseorang yang memiliki kemiripan dengan orang lain.

Dalam hidup ini orang-orang di sekitar kita selalu ada yang datang dan ada pula yang pergi. Ada yang sangat akrab dengan kita, sebatas saling kenal, kita kenal tapi dia tidak (dan juga sebaliknya), atau saling tidak mengenali satu sama lain.

Dari sekian banyak orang yang pernah kutemui atau kukenal, ada beberapa di antaranya yang kulihat dan kurasakan saling memiliki kemiripan. Tidak hanya fisik, tetapi juga perangai, sifat, karakter, atau apapun itulah. Hmm… kalau kemiripan karakter antara yang satu dan yang lainnya, disebut doppelganger juga nggak ya?

Masih terkait dengan doppelganger, sering aku merasakan bahwa beberapa orang teman atau orang yang aku kenal memiliki karakter yang sangat mirip dengan beberapa teman di masa lalu (baca: saat masih masa sekolah dulu). Dan entah kenapa, ketika aku sudah merasa bahwa seseorang mirip karakternya dengan teman yang sudah kukenal sebelumnya, aku langsung men-judge bahwa “oh… dia pasti akan fine-fine saja kalau aku bercanda atau memperlakukan dia seperti ini” atau “oh… dia pasti akan kesal atau marah kalau aku berlaku seperti ini sebab temanku dulu seperti itu”.

Anyway, judgement seperti yang aku ungkapkan tadi memang tidak selalu tepat. Tapi pengalaman hidup berinteraksi dengan banyak orang dan memahami karakter mereka masing-masing akan membantu kita dalam bagaimana berinteraksi dengan orang-orang baru.

Advertisement

Menunggu Lagi

Tertatih-tatih aku berjalan di atas tanah berkerikil
Namun, pelan tapi pasti aku semakin dekat dengan destinasiku
Tiba-tiba gumpalan awan gelap memenuhi langit
Gemuruh suara guntur terdengar riuh di telinga

Bumi mulai dibanjuri air hujan oleh sang awan gelap
Aku pun terpaksa mencari tempat berteduh
Menunggu rintik air hujan ini mereda
Berharap awan gelap segera pergi dari singgasananya

Sejumput kemudian wajah sang surya menyembul dari balik awan
Memancarkan seberkas cahaya dari senyumnya yang merona
Sang awan gelap pun berangsur-angsur menyingkir
Memberikan singgasananya pada sang surya

Aku mengumpulkan semangat tuk melangkah lagi
Mengejar kawan-kawan yang sudah menunggu di destinasi

Tapi kini jalan tak lagi bersahabat
Selain berkirikil, tanah juga berlumpur dan penuh duri semak belukar
Kontur yang mendaki membutuhkan usaha lebih tuk laluinya
Pelan tapi pasti aku bisa melewati rintangan itu bertahap

Destinasi sudah terlihat di depan
Aku pun semakin bersemangat

Ketika destinasi sudah dekat untuk dicapai, aku terpeleset
Jalan licin dan tak mawas diri membuatku terperosok jatuh ke bawah
Penuh luka kuderita di tubuh ini

Langit tiba-tiba menjadi gelap
Sang surya yang tadi menemaniku kini telah pulang
Awan gelap datang bersamaan dengan datangnya malam
Butiran air hujan kembali membanjuri bumi yang hanya bisa pasrah

Aku menangis terperi akan kemalangan ini
Destinasi yang tadinya sudah di depan mata tinggal menjadi harapan
Harapan yang sama untuk menunggu tampaknya wajah sang surya kembali

Cenat-Cenut Gigi Bungsu Tumbuh

Ouchh … sepertinya sudah 2-3 hari ini aku merasakan cenat-cenut pada gigi bagian rahang kanan atas. Awalnya aku bingung, ini rasa sakit muncul dari mana perasaan gigiku nggak bermasalah. Setelah iseng-iseng menggerak-gerakkan lidah mencari bagian yang sakit dan membaca referensi ini, ini, dan ini , kusimpulkan bahwa rasa cenat-cenut ini diakibatkan oleh gigi geraham yang baru tumbuh di rahang kanan atas.

Kata beberapa referensi itu sih memang gigi bungsu alias gigi geraham belakang itu biasa tumbuh saat manusia menginjak usia dewasa sekitar 18-30 tahun. Saat tumbuh, sering kali menimbulkan rasa ngilu di bagian gusi. Kalau mau tahu sebabnya, artikel ini cukup memberikan penjelasan. Kalau tidak salah, rasanya dulu pernah juga tumbuh gigi geraham belakang tapi di bagian rahang yang lain. Apa tumbuhnya nggak barengan ya antar rahang? 😕

Sementara ini sih aku wait and see saja dulu. Kalau masih sakit juga dalam beberapa hari ke depan, mungkin harus ke dokter gigi nih. Benar kata pepatah, “lebih baik sakit hati daripada sakit gigi”. Kalau gigi (atau gusi sih?) sudah cenat-cenut, rasa makanan seenak apapun tidak akan nikmat di mulut ini. Hiks … hiks … 😥

Raket Badminton Baru

Sebulan yang lalu aku membeli raket badminton baru. Yeyy … akhirnya aku punya raket badminton juga :D. Selama ini aku selalu main dengan raket yang sudah kupinjam selama 4 tahun atau selama aku kuliah di Bandung ini. Raket yang bermerek Yonex dengan seri B-650 itu kupinjam dari kakak kelas SMA-ku yang juga berkuliah di ITB dan sampai sekarang belum kukembalikan. Wah parah … hahaha.

Yonex B-650

Yonex B-650

Bingung juga sewaktu akan memilih raket baru itu. Yang jelas incaranku adalah raket yang lebih ringan dari yang raket yang biasa kupakai itu (Yonex B-650) agar tidak perlu banyak mengeluarkan tenaga saat mengayun raket. Pilihanku akhirnya jatuh ke raket Li-Ning Super Series 98 (SS98). Alasannya, aku ingin mencoba raket merek lain selain Yonex dan Li-Ning cukup punya nama karena merupakan sponsor resmi tim nasional bulutangkis China dan beberapa negara lainnya seperti Thailand dan Singapura.

Namun, raket-raket Li-Ning ternyata mahal juga ya. Aku kira karena produk China banyak yang murah, raket Li-Ning juga murah-murah. Di toko tempat aku beli raket waktu itu, raket Li-Ning paling murah itu 250 ribuan. Sedangkan Yonex yang paling murah sekitar 150 ribuan. Hmm … sempat bimbang juga sih. Akhirnya nggak apa-apalah aku beli raket Li-Ning yang SS98 itu. Saat kucoba dan kubandingkan di toko sih, raket Li-Ning yang SS98 ini memang sangat ringan dibandingkan yang Yonex seharga 150 ribuan itu.

Li-Ning SS98

Li-Ning SS98

Tapi ada yang beda ternyata sama raket Li-Ning SS98 yang baru kubeli itu dibandingkan raket Yonex B-650 yang biasa kupakai sebelumnya. Selain lebih ringan, raket Li-Ning SS98 itu juga lebih panjang. Setelah baca di sini, Li-Ning SS98 itu ternyata panjangnya 67,3 cm atau berselisih sekitar 1 cm dengan raket Yonex-ku yang lama.

Memang sih cuma selisih 1 cm doang. Akan tetapi, tetap saja butuh adaptasi dengan raket itu ternyata. Awal-awal pakai raket SS98 ini sering sekali saat aku buat smash gagal menyeberangi net. Tapi enak sih raket ini ringan, jadi nggak perlu banyak keluar tenaga saat melancarkan pukulan.

Infographic Profil Twitter

Jadi ingin ikutan bung Rizky mencoba aplikasi infographic profil Twitter yang disediakan oleh Visual.ly. Aplikasi ini mencoba menganalisis seperti apakah diri kita dari tweettweet kita. “You are what you tweet,” katanya. Inilah beberapa hasil duel graph twitter antara aku dan dua orang temanku.

1. aku vs fikranfu

2. aku vs lisaayuw

Hmm.. masih penasaran bagaimana cara kerja aplikasi ini dalam melakukan analisis. Masa’ aku dibilang tipe “politician”. Padahal rasanya jarang sekali ngetweet yang berbau politik. Kalau mau jujur, harusnya saya termasuk kategori football fan karena sering ngetweet hal-hal berbau sepak bola.

Atau mungkin tweet-tweet yang bisa dianalisis secara akurat adalah tweet kita yang diketik dalam bahasa Inggris saja :?:. Dugaanku sih bahasa Indonesia belum di-support secara penuh, atau bahkan tidak sama sekali. Soalnya kata-kata seperti “yang”, “nggak”, “di”, “ya”, “dan” kok bisa termasuk topic yang sering ku-tweet. Harusnya kata-kata itu kan termasuk stopwords (kata-kata yang bisa diabaikan karena tidak punya makna penting dalam kalimat). Kelihatan sekali kalau kata-kata yang masuk dalam hot topic kita itu adalah yang paling sering kemunculannya. Hmm… teuing ah … :mrgreen:

Jadilah Seorang Musafir

وعن ابن عمر – رضي الله عنهما- قال: أخذ رسول الله صلى الله عليه و سلم بمنكبي فقال: كن في الدنيا كأنك غريب، أو عابر سبيل وكان ابن عمر – رضي الله عنهما – يقول: إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح، وإذا أصبحت فلا تنتظر المساء، وخذ من صحتك لمرضك، ومن حياتك لموتك. رواه البخاري

Dari Ibnu Umar radhiallohu ‘anhuma beliau berkata: Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori)

Beberapa hari yang lalu saya sempat merenung mengenai makna dan perjalanan “waktu” dalam kehidupan ini. Kemudian saya mencari-cari artikel di internet mengenai pandangan terhadap waktu di dalam Islam hingga akhirnya menemukan hadits yang saya quote di atas.

“Jadilah seperti seorang musafir.”

Itulah potongan nasehat yang diberikan Nabi SAW kepada Ibnu Umar RA dalam hadits di atas. Rasulullah begitu indah menggambarkan analogi bagaimana kita seharusnya memperlakukan waktu yang kita punyai. Ya, gunakan filosofi seorang musafir.

Melalui hadits itu pula Rasulullah mengingatkan kita agar kita selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kehidupan di dunia ini. Seorang musafir atau pengembara yang hendak atau tengah melakukan perjalanan jauh, sebelumnya akan menyiapkan perbekalan terlebih dahulu. Kita pun demikian. Hidup ini hanya sementara, dan dunia ini hanyalah persinggahan sementara manusia sebelum sampai ke kehidupan yang sesungguhnya.

Layaknya seorang pengembara pula, dalam perjalanan mencapai tujuan sesungguhnya itu, ia juga harus singgah di beberapa tempat yang ia lalui untuk mencapai tujuan akhirnya. Bagi seorang muslim, tujuan akhirnya adalah surga sebagai tempat tinggal abadinya.

Dalam hidup di dunia ini pun demikian. Masing-masing dari kita pasti mempunyai target atau impian dalam hidup ini. Menjadi dokter, dosen, presiden, berumah tangga, punya keturunan, dan lain-lain. Aku menyebutnya dengan “tujuan antara”, bukan “tujuan akhir” atau “tujuan hakiki”. Tujuan antara ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk dijadikan sebagai bekal mencapai “tujuan akhir”.

Jadilah seorang dokter, dosen, presiden, kepala rumah tangga, ayah yang memiliki pola sikap Islami (nafsiyah Islamiyah), keimanan, ketakwaan, dan keikhlasan pada Alloh. Setiap hembusan nafas yang keluar dan perbuatan yang dilakukan adalah karena Alloh. Amal itulah yang akan tercatat sebagai bekal kita kelak.

Selain itu, Hadits di atas juga mengingatkan kita agar selalu memanfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaik-baiknya. Jangan suka menunda-nunda waktu. Pekerjaan yang bisa kita kerjakan sekarang, kerjakan saat itu juga. Hargai waktu yang kita punya. Selagi sehat, Selagi punya waktu lapang, berbuatlah sesuatu yang bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan kita itu. Apabila sakit sudah datang, akan sulit untuk melakukan sesuatu.

Dengan memahami filosofi seorang musafir, mudah-mudahan kita bisa semakin menghargai waktu yang kita punya.

[VIDEO] Foster The People – Pumped Up Kicks

Lagu ini sempat jadi hit di Prambors FM dan radio-radio mancanegara. Lagunya catchy banget. Ada sentuhan techno juga di musiknya. Di official video clip-nya yang diunggah di You Tube sudah sampai 14 jutaan viewer. Termasuk jumlah yang fenomenal sih. Jarang video di You Tube yang viewer-nya bisa sampai di atas 10 juta. Baru dengar sih nama bandnya.

Tapi sampai sekarang aku masih nggak paham maksud lirik lagu ini apa :D. Reff-nya:

All the other kids with pumped up kicks, you’d better run, better run, outrun my gun.

All the other kids with pumped up kicks, you’d better run, better run, faster than my bullet.

Ngomong-ngomong, saat nonton video clip-nya, terus lihat wajah salah satu personelnya (Cubbie Fink), wajahnya tampak nggak asing bagiku. Dlihat-lihat wajahnya itu mirip Francesc Fabregas (pemain sepak bola Spanyol). Iya nggak sih? Atau cuma perasaanku saja ya, hehehe. Kalau dari foto di bawah ini sih, yang beda model dan warna rambut sih. Tapi muka mirip kayaknya. 😛

Cubbie Fink & Francesc Fabregas

Cubbie Fink & Francesc Fabregas, mirip kan? 😛