Tertatih-tatih aku berjalan di atas tanah berkerikil
Namun, pelan tapi pasti aku semakin dekat dengan destinasiku
Tiba-tiba gumpalan awan gelap memenuhi langit
Gemuruh suara guntur terdengar riuh di telinga
Bumi mulai dibanjuri air hujan oleh sang awan gelap
Aku pun terpaksa mencari tempat berteduh
Menunggu rintik air hujan ini mereda
Berharap awan gelap segera pergi dari singgasananya
Sejumput kemudian wajah sang surya menyembul dari balik awan
Memancarkan seberkas cahaya dari senyumnya yang merona
Sang awan gelap pun berangsur-angsur menyingkir
Memberikan singgasananya pada sang surya
Aku mengumpulkan semangat tuk melangkah lagi
Mengejar kawan-kawan yang sudah menunggu di destinasi
Tapi kini jalan tak lagi bersahabat
Selain berkirikil, tanah juga berlumpur dan penuh duri semak belukar
Kontur yang mendaki membutuhkan usaha lebih tuk laluinya
Pelan tapi pasti aku bisa melewati rintangan itu bertahap
Destinasi sudah terlihat di depan
Aku pun semakin bersemangat
Ketika destinasi sudah dekat untuk dicapai, aku terpeleset
Jalan licin dan tak mawas diri membuatku terperosok jatuh ke bawah
Penuh luka kuderita di tubuh ini
Langit tiba-tiba menjadi gelap
Sang surya yang tadi menemaniku kini telah pulang
Awan gelap datang bersamaan dengan datangnya malam
Butiran air hujan kembali membanjuri bumi yang hanya bisa pasrah
Aku menangis terperi akan kemalangan ini
Destinasi yang tadinya sudah di depan mata tinggal menjadi harapan
Harapan yang sama untuk menunggu tampaknya wajah sang surya kembali
semangat mas!
LikeLike
Duh, mau ngomelin tapi kok melas banget sih kmu to..
semangat lah to.. emang harusnya bareng sama aq..
LikeLike
@pudell & syafiq
Masalahnya ngga sesederhana itu, banyak konsekuensi…
‘musibah’ ini benar-benar sesuatu yg sangat kusesali
Insya Allah ini sedang mengumpulkan semangat lagi
@pudell
btw, aku nggak mungkin bareng kamu dell
kmu kan April masih bisa, sedangkan aku baru bisa Juli tahun depan 😦
LikeLike