Tag Archives: matahari terbit

Ranca Upas

Camping di Kampung Cai Ranca Upas

Selepas dari jalan-jalan ke Kawah Cibuni Rengganis Sabtu itu (19/1), saya dan teman-teman tidak langsung pulang ke Bandung. Kami semua pergi ke Kampung Cai Ranca Upas yang juga masih berada di kawasan Ciwidey.

Kami memang berencana untuk camping di sana. Perlengkapan seperti tenda, matras, sleeping bag, lampu senter, kompor portable, panci, dan peralatan makan sudah kami bawa. Khusus untuk tenda, matras, dan sleeping bag, kami menyewanya di salah satu toko rental peralatan outdoor yang ada di Jl. Gagak, Bandung sebelum berangkat.

Tiket Masuk

Kampung Cai Ranca Upas ini adalah sebuah kompleks tempat wisata alam yang menawarkan berbagai macam aktivitas di sana. Selain camping, aktivitas lain yang juga tidak kalah populernya adalah berkunjung ke penangkaran rusa.

Jika ingin camping, setiap pengunjung akan dikenakan biaya tambahan sebesar Rp10.000, selain biaya tiket masuk sebesar Rp15.000. Selain itu ada biaya tambahan yang dikenakan untuk sepeda motor yang menginap. Biayanya Rp5.000 per sepeda motor, selain biaya parkir normal Rp3.000.

Jadi untuk berkemah di Ranca Upas, setiap orang setidaknya akan perlu mengeluarkan biaya Rp25.000 dan Rp8.000 untuk parkir sepeda motornya. Untuk mobil, saya tidak tahu biayanya.

Semua biaya itu dibayarkan saat akan melewati pos penjagaan di gerbang masuk kompleks. Ada petugas yang akan menghitung.

Area parkir sepeda motor di Ranca Upas
Area parkir sepeda motor di Ranca Upas

Oh ya, jangan lupa bawa uang yang cukup ya. Di sana tidak ada ATM soalnya.

Continue reading
Advertisement
Taman Narmada

Jalan-Jalan di Lombok: Hari 4 – Taman Narmada dan Sate Bulayak (Tamat)

Selasa, 2 Juni 2015

Usai melaksanakan sholat Subuh, kami keluar penginapan mengayuh sepeda menuju dermaga Gili Trawangan. Kami hendak menikmati momen matahari terbit di Gili Trawangan ini. Kebetulan lokasi dermaga itu terletak tak jauh dari penginapan kami.

Di dermaga ternyata sudah berkumpul beberapa orang yang juga ingin menyaksikan momen matahari terbit. Kebanyakan adalah turis lokal. Sementara itu beberapa bule juga terlihat datang ke dermaga. Namun, mereka tampak langsung berjalan menuju ke beberapa kapal yang tengah stand by di dermaga. Entah hendak ke mana mereka pagi-pagi itu.

View matahari terbit dari dermaga Gili Trawangan

View matahari terbit dari dermaga Gili Trawangan

Semakin tinggi matahari, pemandangan di sekitarnya mulai tampak secara jelas. Di kejauhan, tepatnya di sisi kanan tempat matahari terbit, terlihat penampakan puncak Gunung Rinjani di Continue reading

Catatan Perjalanan ke Ranu Kumbolo & Bromo (Bagian 5-Tamat): Sunrise di Penanjakan

Hari 4: Minggu, 18 November 2012

Pukul 2.30 dini hari kami bangun tidur dan bersiap-siap untuk menuju ke Penanjakan II. Katanya pemandangan sunrise paling bagus ada di Penanjakan I, yakni tepat di bagian puncak Penanjakan. Penanjakan I bila dipandang dari Cemoro Lawang adalah tempat yang ada banyak semacam tower BTS atau tower listrik itu. Untuk mencapai Penanjakan I, pengunjung bisa menumpang jeep. Sayangnya ketika itu jalan sedang diperbaiki sehingga akses ke sana terpaksa ditutup untuk sementara waktu.

Kami berangkat ke Penanjakan II dengan berjalan kaki. Jalanan yang dilalui sebagian sudah beraspal yang masih bisa dilalui kendaraan bermotor. Kemudian jalan menyempit menjadi berupa tanah, di mana kendaraan bermotor maksimal cuma sampai di sana saja. Lalu jalan berganti menjadi berupa anak-anak tangga.

Di Penanjakan II ini ada sebuah gazeebo besar sebagai tempat para pengunjung untuk mengamati sunrise. Namun, kami tak berhenti sampai di sana. Kami mendaki lagi melalui jalanan setapak yang cukup terjal sampai menemukan spot yang agak lapang namun tidak terlalu ramai dibandingkan dengan gazeebo yang tadi.

Oh ya, perjalanan dari penginapan menuju spot melihat sunrise kami ini kurang lebih sekitar sejam. Sebenarnya kalau dihitung-hitung jaraknya tidak begitu jauh. Hanya saja karena kami melalui jalan yang sudah ada dan jalan itu berkelak-kelok, jarak tempuhnya pun menjadi lebih jauh. Akan lebih cepat jika ambil jalan memotong melalui pematang ladang-ladang yang ada. Sayang euy, ketika itu keadaan masih sangat gelap.

Dari tempat kami tersebut kami menantikan detik-detik matahari terbit. Sekitar pukul setengah 5 pagi langit di sebelah timur Penanjakan mulai menampakkan rona merah fajar. Sementara itu, di sebelah barat, yakni kaldera pegunungan Tengger dan puncak Semeru di kejauhan berangsur-angsur mulai menunjukkan penampakannya. Kami pun tak melewatkan momen tersebut dengan berfoto-foto.

Oh ya, di sana kami sempat berkenalan dengan seorang backpacker asal Jerman yang datang ke Bromo bersama temannya yang berasal dari Medan yang juga sesama backpacker. Pertemuan mereka terjadi ketika sama-sama sedang travelling di Thailand. Kami menyempatkan juga foto-foto dengan cak Dominic (kalau tidak salah nama dia begitu ejaannya). 😀

Foto bareng bule Jerman (photo by Neo)

Foto bareng bule Jerman (photo by Neo)

Banyak juga ya bule-bule yang berkunjung ke Bromo. Selain cak Dominic ini juga ada bule-bule lain yang kalau kudengarkan sekilas percakapan mereka sepertinya berasal dari Eropa utara atau timur. Nggak heran sih, Bromo kan memang Continue reading