Tag Archives: ITB

Ke Acara Fermenstation di ITB

Well, terus terang selama kuliah di ITB seingatku aku belum pernah datang ke acara Fermenstation, semacam acara pameran makanan-makanan fermentasi karya mahasiswa-mahasiswa/i Mikrobiologi. Kalau tidak salah, produk-produk makanan fermentasi itu merupakan tugas di mata kuliah Mikrobiologi Analitik.

Nah, baru kali ini (tadi pagi) aku mengunjungi acara Fermenstation ini, haha. Yakni ketika aku sudah menjadi alumni dan tanpa sengaja pula ke sananya, wkwkwk. Ya, bukan hal yang direncanakan sebenarnya tadi. Aku dan dua orang teman kuliahku dulu ceritanya lagi jalan-jalan di kampus sehabis lari pagi di SARAGA dan iseng-iseng masuk ke arena pamerannya.

Kreatif-kreatif juga produk-produk fermentasinya. Acara Fermenstation itu, selain menampilkan produk-produk mahasiswa, juga ada beberapa stand pihak-pihak luar yang juga menyajikan produk-produk fermentasi juga. Sebagian di antaranya adalah alumni-alumni Mikrobiologi ITB juga. Ternyata dari produk-produk hasil ‘eksperimen’ mereka semasa mahasiswa, banyak di antaranya yang diseriusi dengan menjalankan bisnis jualan produk-produk mereka itu di pasaran.

Anyway, di setiap ajang pameran produk makanan tentu selalu ada yang namanya sample makanan alias makanan untuk tester, yang diberikan secara cuma-cuma untuk pengunjung, hehe. Termasuk di acara Fermenstation ini. *Tahu gitu, aku dulu rutin datang ke acara Fermenstation waktu masih jadi mahasiswa, hehe*.

Naluri mahasiswa untuk tidak mengenal malu menyantap semua makanan gratisan tampaknya mulai hilang. Dari sekitar 8 stand lebih, aku hanya mencicipi produk dari 2 stand saja. Tadi aku mencicipi cream cheese produk dari alumni Mikrobiologi 2008 dan fermentasi nasi produk dari salah satu kelompok mahasiswa Mikrobiologi 2010. Well, rasa makanan-makanan fermentasi itu memang cukup unik :D. Tidak hanya mencicipi produk-produk fermentasi itu sih, kami juga membeli produk makanan jadi mereka yang sudah dikemas dengan memanfaatkan hasil fermentasi itu. Ada cake isi cream cheese tadi dan juga cake dengan sauce fermentasi nasi itu tadi. Sayang euy tidak sempat aku potret tadi.

Btw, mereka sempat menjelaskan proses pengolahan dan lain-lainnya tentang produk mereka sih. Sedikit-sedikit mengerti, tapi lebih banyak nggak mengertinya sebenarnya, hehe. Kata kunci yang terdengar dari penjelasan mereka ya fermentasi, mikroba, pasteurisasi, dsb :D.

Ini beberapa foto di lokasi acara Fermentation tadi:

Penampilan tari Saman

Penampilan tari Saman

Keramaian pengunjung di stand mahasiswa

Keramaian pengunjung di stand mahasiswa

Stand-stand non mahasiswa

Stand-stand non mahasiswa

 

Car Free Day Hari Ini

Sebenarnya aku sangat jarang ikutan Car Free Day (CFD) Dago ini. Kalau nggak ada yang ngajak, sudah pasti nggak akan main ke sana. Pernah sih sesekali main ke sana sendiri cuma numpang lari pagi. Tapi itu pagi banget ketika CFD Dago masih sepi.

It’s been almost 2 months since my last visit to CFD Dago. Tiba-tiba pagi tadi Pambudi yang kebetulan lagi main ke Bandung mention ane di Twitter ngajakin main ke CFD. Terus aku pun ngajak Wafi.

Oh, ternyata Pam sudah janjian sama teman-teman Elektro-nya. Jadilah kami ketemuan sama mereka. Tapi sebenarnya cerita ketemuan sama mereka itu terjadi ketika menjelang CFD berakhir, hehe.

Aku, Pam, dan Wafi sempat mencicipi menu khusus CFD di pelataran Hotel Patra Jasa yang berada di seberang SPBU Petronas lama. Ini kali pertama aku melihat Patra Jasa ikut “berpartisipasi” di CFD. Sebelumnya belum pernah. Menunya cukup murah untuk ukuran hotel. Tapi, porsinya juga tahu sendirilah ya kalau dengan harga 12 ribu dapatnya seberapa, hehe. But like usual, mantra “sekali-sekali nggak apa-apa lah ya…” selalu ampuh untuk menghibur diri, hihi.

Sarapan di Patra Jasa

Menunggu pesanan di Patra Jasa #CFD

Sesudah makan, kami akhirnya berjumpa dengan 3 orang teman Elektro lainnya. Sejujurnya, karena aku berasal dari jurusan Informatika, aku tak banyak berinteraksi dengan mereka selama di perkuliahan dulu. Tapi kami saling mengenal karena di ITB, di tahun pertama masih belum ada penjurusan, sehingga semua yang berada di satu fakultas yang sama masih mengambil kuliah (dan sebagian juga berada di kelas) yang sama.

Kami mengobrol sepanjang jalan mengenai kesibukan masing-masing saat ini. Karena CFD akan segera berakhir (mendekati jam 10), kami beralih ke kampus ITB melalui gerbang parkir SR. Ketika masuk ke dalam kampus, topik pembicaraan berganti mengenai perkembangan kampus sekarang dan cerita-cerita nostalgia masa kuliah dulu.

Ketika mulai agak siangan, obrolan berlanjut pindah ke McD Simpang Dago. Di tengah jalan ke McD, bertemu seorang anak Elektro lainnya dan dia pun ikutan join. Jadilah kami mengobrol-ngobrol lagi mengenai bidang-bidang pekerjaan yang tengah kita geluti masing-masing di McD ini.

Tak terasa kami mengobrol hingga pukul 1 siang. Kami berpisah di sini. Pam langsung balik ke Cikarang tempatnya bekerja saat ini.

Oh man … time really flies so fast. Masa kuliah terasa baru beberapa ‘hari’ yang lalu. Tapi selalu menyenangkan bisa bertemu dan mendengarkan cerita dari kawan-kawan, terutama yang beda jurusan denganku, mengenai apa yang mereka lakukan di pekerjaan mereka. Ada yang berbisnis di bidang yang jauh dari kuliahnya, menjadi project engineer, merintis karir di perusahaan BUMN, menjalani start up IT, dsb.

Ikut Kajian #IndonesiaTanpaJIL di Kampus

Tadi sore, bertempat di Selasar CC Barat, Gamais ITB mengadakan sebuah kajian dengan topik yang lagi hot-hotnya belakangan ini, yaitu #IndonesiaTanpaJIL. Narasumbernya — bagi yang aktif mengikuti ‘kajian’ #IndonesiaTanpaJIL di dunia maya (Facebook & Twitter) tentu sudah tak asing lagi — yaitu kang Hafidz (@hafidz_ary).

Sayang euy, saya telat setengah jam, baru gabung sekitar 16.30. Padahal sejak pukul 16.00 sudah stand by di basement CC Barat. Maklum, sudah lama tak aktif di kampus, sudah nggak ingat kalau penyebutan selasar CC Barat itu yang dimaksud itu selasar depan yang menghadap ke CC Timur. Saya kira yang dimaksud itu selasar CC Barat di basement karena berasumsi pasti acaranya bakal diadakan di sana karena tempatnya kondusif.

Ketika saya datang, ternyata jumlah mahasiswa yang sudah datang lebih dulu sudah banyakan. CC Barat sekitar 3/4-nya sudah penuh. Terpaksa saya dapat tempat di pinggir belakang. Sayangnya, panitia sepertinya kurang siap mengantisipasi itu. Sound system berlum terpasang, sementara di dekat situ, tepatnya di lapangan CC sedang rame-ramenya orang-orang teriak-teriak mendukung tim basket yang tengah bertanding. Alhasil, suara yang terdengar kurang begitu jelas. Tapi Alhamdulillah, di tengah-tengah acara sound system sudah terpasang walaupun cukup sering putus-putus.

Pada kesempatan kajian ini, Kang Hafidz menjelaskan bahwasannya fenomena yang dialami umat muslim saat ini merupakan sejarah yang berulang yang juga sudah diceritakan di dalam Al-Qur’an.

Kang Hafidz mengutip beberapa buah ayat dari Al-Quran surat At-Taubah ayat 64-66 mengenai orang-orang munafik yang seuka berolok-olok mengenai Allah dan Rasul-Nya, ataupun ajaran Islam. Celakanya, tanpa kita sadari hal tersebut sering kita temui di kehidupan kita dan mungkin sebagian dari kita sudah terbiasa dengannya. Contohnya, seperti mengatakan “astrojim” dari seharusnya “astaghfirullah al-adhim”, mengatakan “alhamudulillah ya …” dengan nada becanda dsb.

Ketika orang-orang seperti itu diingatkan agar tidak melakukannya kembali, jawaban yang mereka lontarkan, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Persis sebagaimana yang diceritakan oleh QS. At-Taubah ayat 65. Kemudian mereka akan meminta maaf. Namun, pada ayat berikutnya, ayat 66, dijawab, “Tidak perlu kamu meminta maaf karena kamu telah kafir sebelum beriman.” Masya Allah … semoga kita dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang demikian.

Selain menjelaskan mengenai cerita Al-Qur’an mengenai orang munafik yang sering memperolok-olok Islam, Kang Hafidz juga mengungkapkan  Continue reading

Toko Apple di ITB Kebobolan

Aku terkejut pagi ini ketika membaca tweet dari Jiwo. Dia bilang, “Wah, toko Apple di perpustakaan pusat ITB kebobolan”. Aku sempat nggak percaya, tapi setelah itu dia ngasih aku foto TKP-nya.

Toko Apple bobol

Toko Apple bobol (http://yfrog.com/h31slilj, credits to Reza)

Sempat heran sih, kok bisa ya malingnya nggak kepergok. Kalau masuk lewat pintu depan mesti dia bakal kepergok satpam gerbang belakang ITB (seharusnya sih, walaupun jaraknya juga tidak begitu dekat antara kantor satpam-perpustakaan pusat). Lagi pula tidak ada tanda-tanda bekas pengrusakan pada pintu depan perpustakaan pusat. Kata Jiwo, ada kemungkinan malingnya masuk lewat jendela basement. Hmm.. tampaknya memang masih lebih aman lokasi toko Apple yang dulu, yaitu di CC. Selain banyak satpam di sana, tempatnya juga tembus pandang, jadi kalau terjadi apa-apa bisa ketahuan.

Perpustakaan Pusat Yang Terlupakan

Jangan salah mengartikan judul di atas. Dengar dulu penjelasan saya. Kata “terlupakan” di judul ini bukan berarti perpustakaan ini benar-benar dilupakan keberadaannya oleh mahasiswa ITB. Lebih tepatnya, sebenarnya judul itu saya tujukan untuk diri saya pribadi. kalau diingat-ingat sudah lama saya tidak mengunjungi perpustakaan pusat ITB ini. Terakhir kali kalau tidak salah saat aku semester 3. Waduhh… lama sekali itu. Kalau mengunjungi perpustakaan untuk sekedar menumpang sholat di musholla atau mampir ke toilet beda lagi ceritanya. Tentu saja itu sering saya lakukan, hehehe.

Yup, saya ingin bercerita menenai aktivitas saya seminggu terakhir ini di mana saya benar-benar intens mengunjungi perpustakaan pusat ITB ini. Untuk apa? Apalagi kalau bukan terkait urusan Tugas Akhir alias TA :D. Awalnya saya iseng mengunjungi perpustakaan ini untuk mencari buku-buku tentang Tata Bahasa Indonesia sebaga bahan TA saya. Eh, tak taunya ada. Tidak saya sangka memang, sebab notabene ITB adalah kampus sains dan teknik (plus seni). Tidak pernah terpikir oleh saya ada buku sastra di sana. Ternyata perpustakaan pusat ini memiliki koleksi yang lengkap. Bahkan, koleksi buku keinformatikaannya rasanya tidak kalah banyaknya dengan yang ada di perpustakaan prodi T. Informatika. Jadi, buat apa beberapa waktu yang lalu saya jauh-jauh ke perpustakaan Sastra Unpad (Universitas Padjadjaran). Memang sih, koleksi buku sastranya tidak selengkap yang ada di Unpad, tapi rasanya cukuplah buat jadi referensi TA saya. Tapi ada kekurangannya juga sih koleksi buku di perpustakaan pusat ini. Bukunya kebanyakan buku-buku jadul semua. Jarang sekali saya menemukan buku baru di sana, atau saya saja yang tidak tahu tempatnya, hihihi.

Namun, terus terang perpustakaan pusat ini benar-benar tempat yang nyaman buat belajar atau mengerjakan tugas. Jadi ingat saat masa saya tingkat 1 dulu. Perpustakaan pusat ini menjadi tempat favorit saya setiap akan ujian.

Perpustakaan pusat juga sudah banyak berbenah dibandingkan saat masa saya tingkat 1 dulu. Banyak fasilitas baru dan banyak acara juga di sana. Hmm, rasanya untuk mengerjakan tugas akhir ini, saya sudah memiliki tempat yang pas untuk menjadi tempat nongkrong saya, hehehe.

Perpustakaan pusat tampak dari atas

Perpustakaan pusat tampak dari atas

Salah satu sudut perpustakaan

Salah satu sudut perpustakaan

 

Sekilas Tentang (Unit) Wing Chun ITB

(Unit) Wing Chun di ITB ini sebenarnya mulai dirintis pada bulan Desember 2010 lalu. Wing Chun di ITB ini berafiliasi dengan perguruan Kungfu Naga Putih milik master Suwardana yang berada di kawasan Jabodetabek (Info mengenai Kungfu Naga Putih: www.naga-putih.com). Boleh dibilang di ITB ini adalah salah satu cabangnya.

Kebetulan aku berperan sebagai salah seorang perintis untuk yang di ITB ini bersama seorang teman yang menjadi koordinator utama untuk wilayah Bandung. Aku terpilih untuk ikut membantu merintis Wing Chun di ITB ini karena salah satu tim pelatih di perguruannya Master Dana tadi merupakan kakak sepupuku. Dia yang langsung minta tolong kepadaku untuk terlibat.

Akhirnya, diputuskan untuk latihan rutin di ITB setiap hari Ahad pukul 10 pagi. Rencana ke depan, aku dan teman-teman berencana menjadikan “perkumpulan” kami ini sebagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) resmi di ITB. Beberapa waktu yang lalu aku sempat bertandang ke kantor LK ITB dengan didampingin Menteri Olahraga KM-ITB 2010-2011 untuk berkonsultasi dengan salah seorang petinggi LK mengenai kemungkinan untuk membentuk UKM baru di ITB. Ternyata tidak serumit yang dibayangkan dalam membentuk UKM baru di ITB ini. Syarat-syaratnya antara lain: (1) memiliki anggota minimal 50 orang yang berasal dari minimal 2 program studi, (2) memiliki pembina yang merupakan karyawan/dosen ITB, (3) memiliki AD/ART dan struktur kepengurusan, (4) tidak serupa dengan UKM yang sudah ada, dan (5) memiliki program kerja selama setahun ke depan. Sayangnya, kami baru bisa mengajukan pembentukan UKM baru itu saat akan memasuki tahun baru, atau dalam kasus kami artinya baru pada tahun 2012 kami bisa mendaftarkan UKM Wing Chun ini.

Tapi tidak masalah. Sambil menunggu tahun 2012, kami persiapkan dulu segala sesuatunya, terutama meningkatkan jumlah anggota. Jumlah anggota (unit) Wing Chun di ITB ini sementara baru sekitar 22 orang, tapi itupun rasanya ada sekitar 5 orang yang berasal bukan dari ITB (karena latihan ini memang terbuka untuk umum sebenarnya). Masih bisalah mengumpulkan orang dua kali lipat lagi sampai akhir tahun ini.

Ini dia beberapa foto latihan dan anggota kami:

Wing Chun Style

Wing Chun Style

Anggota (unit) Wing Chun ITB dan pelatih

Anggota (unit) Wing Chun ITB dan pelatih

Selamat Ulang Tahun ke-52 Kampus ITB-ku!

Hari ini tepat tanggal 2 Maret 2011 adalah hari ulang tahun ke-52 kampus ITB. Kalau kita kurangi tahun ini dengan angka 52, artinya ITB lahir atau berdiri pada tahun 1959. Akan tetapi, sebenarnya sebelum itu, kampus ITB ini sudah berdiri. Hanya saja namanya memang bukan Institu Teknologi Bandung seperti sekarang. Ketika itu, “ITB” dibangun oleh penguasa saat itu (Belanda) dalam rangka memenuhi tenaga teknik yang dibutuhkan mereka. Kampus itu diberi nama De Techniche Hoogeschool te Bandung yang didirikan tanggal 3 Juli 1920. Namun, pada tanggal 2 Maret 1959 dengan didorong oleh gagasan dan keyakinan yang dilandasi semangat perjuangan Proklamasi Kemerdekaan serta wawasan ke masa depan, Pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya Institut Teknologi Bandung (ITB). (Sumber: http://www.itb.ac.id/about-itb/)

Yak, di kesempatan ini mungkin aku cuma ingin mengucapkan saja “Selamat Ulang Tahun ITB”, semoga semakin jaya ke depannya dan terus bisa berkontribusi untuk perkembangan bangsa Indonesia ini. Syukur Alhamdulillah aku mendapatkan kesempatan untuk dapat berkuliah di kampus Gajah ini. Semoga aku pun juga dapat menjadi bagian dari kontribusi yang diberikan ITB untuk bangsa ini. Amin.

Depan Kampus ITB (Januari 2008)

Depan Kampus ITB (Januari 2008)