Tag Archives: kereta api

Perubahan Jadwal Kereta Api Mulai 1 April 2013

Terhitung mulai tanggal 1 April 2013 kemarin, PT KAI telah menerapkan GAPEKA (Grafik Perjalanan Kereta Api) baru. Perubahan ini patut diperhatikan oleh para pelanggan layanan kereta api karena sebagian besar perjalanan mengalami perubahan jadwal yang selisih waktu keberangkatan dan kedatangan antara yang baru dengan yang lama bisa sangat drastis.

Contohnya KA Malabar yang kemarin saya tumpangi. Di GAPEKA lama kereta berangkat dari Malang pukul 15.45 dan tiba pukul 6.49 di stasiun Bandung. Nah, di GAPEKA baru kereta dijadwalkan berangkat dari Malang pukul 12.45 dan tiba pukul 04.10. Wew, selisihnya 3 jam lebih awal bukan?! Kalau sudah terbiasa dengan jadwal perjalanan yang lama dan tidak teliti dengan jadwal yang baru, bisa-bisa kita ketinggalan kereta atau datang terlalu dini di stasiun.

Untuk mengetahui GAPEKA yang baru — jadwal seluruh perjalanan kereta api jarak jauh di Sumatra dan Jawa, rekan-rekan bisa mengunduhnya di tautan berikut: http://www.kereta-api.co.id/ebook_infoka.html

GAPEKA 2013

GAPEKA 2013

Pergi Dadakan? Lupakan Kereta

Punya rencana bepergian — perjalanan jarak jauh dalam Pulau Jawa — secara mendadak? Bersiaplah untuk menanggalkan kereta api sebagai pilihan.

1. Alasan pertama, siap-siap kehabisan tiket mengingat sekarang pemesanan tiket kereta api dimulai sejak H-90 keberangkatan.

2. Alasan kedua, harga tiket sudah melonjak. Hmm … sebenarnya untuk alasan yang satu ini aku tidak bisa memastikan. Aku baru tahu demikian ketika pulang kampung pada momen Idul Adha kemarin.

Tiket yang aku pesan H-9 sebelum keberangkatan, harganya 190.000 (kelas ekonomi). Penumpang lain yang duduk di sebelahku, dia pesan H-14 dapat harga 135.000. Gila, gede banget selisihnya (55.000). Padahal cuma selisih 5 hari pembelian dan kami sama-sama membeli online di situs PT KAI. Yang kelas bisnis & eksekutif pun selisihnya juga sekitar itu.

Nah, untuk hal ini aku belum mendapatkan sosialisasinya baik di media massa online ataupun TV. Googling pun aku juga nggak nemu. Mungkin kata kuncinya yang kurang pas. Atau barangkali di stasiun sudah ada sosialisasinya? Entahlah.

Tampaknya aku harus mulai melirik moda transportasi lain untuk bepergian jauh. Pesawat adalah alternatif yang bersaing dengan kereta api sekarang. Kemarin saja, ada promo AirAsia Bandung-Surabaya 99.000. Tahu gitu aku pesan yang itu saja. Lebih cepat pula.

Tapi bagi railfan sepertiku ini susah memang untuk tidak bepergian jauh dengan kereta, haha. 😀

 

Pesan Tiket KA Online

Akhirnya aku kesampaian juga menjajal sistem pemesanan tiket kereta api melalui internet. Seminggu yang lalu aku memesan tiket untuk perjalanan balik ke Bandung dari Jogja. Sistemnya ternyata nggak jauh beda dengan sistem e-commerce pada umumnya. Hanya saja karena diriku tak punya kartu kredit, jadinya pembayaran kulakukan melalui ATM. Langkah-langkah pemesanan tiket KA ini kurang lebih sebagai berikut:

1. Buka situs http://kereta-api.co.id

2. Pada kolom “Info Jadwal & Reservasi” pilih stasiun asal, stasiun tujuan, tanggal keberangkatan, dan jumlah calon penumpang (maksimal untuk 4 orang).

Memilih stasiun asal, tujuan, tanggal, dan jumlah calon penumpang

Memilih stasiun asal, tujuan, tanggal, dan jumlah calon penumpang

3. Masukkan kode verifikasi sesuai gambar yang tertera dan klik tombol ‘Tampilkan’.

4. Lalu sistem akan menampilkan halaman daftar perjalanan dan tarif kereta api yang tersedia untuk rute dan tanggal tersebut.

Daftar perjalanan dan tarif kereta

Daftar perjalanan dan tarif kereta

Untuk mengetahui sisa tempat duduk yang tersedia untuk masing-masing kelas, kita bisa meng-hover tombol ‘Booking’. Di sana akan muncul tooltip bertuliskan angka yang menunjukkan sisa tempat duduk tersebut. 5. Klik tombol ‘Booking’ pada jadwal dan kelas kereta yang ingin kita pesan. 6. Sistem akan menampilkan halaman terms agreement. Beri tanda cek pada teks pernyataan dan klik tombol ‘Lanjutkan’.

7. Isi data calon penumpang sesuai dengan kartu identitas yang berlaku. Ingat, data (khususnya nama) yang nantinya akan tertera di tiket harus sesuai dengan data pada kartu identitas. Jangan lupa isikan alamat email yang valid dari pemesan. Pastikan alamat email tersebut valid. Sebab, email ini akan digunakan untuk pengiriman bukti pemesanan tiket. Klik ‘Selanjutnya’ untuk lanjut ke tahap berikutnya.

8. Pilih metode pembayaran. ATM atau kartu kredit. Klik ‘Selanjutnya’ untuk mengkonfirmasi.

9. Begitu proses reservasi selesai, kita akan mendapatkan kode pembayaran yang akan kita jadikan nomor referensi saat melakukan pembayaran baik via ATM maupun kartu kredit. Lembar reservasi ini selain dapat kita cetak langsung saat itu, juga dikirimkan ke email kita dalam format file PDF.

10. Melakukan proses pembayaran melalui alat yang sudah dipilih sebelumnya. Oh iya, perlu diingat, batas waktu pelunasan pembayaran adalah terhitung 3 jam sejak proses reservasi selesai dikonfirmasi. Apabila, pelunasan tidak segera dilakukan, reservasi yang telah dilakukan akan dianggap batal.

11. Untuk pengecekan status pembayaran dapat melalui halaman http://kereta-api.co.id/ibook.html?check=booking atau klik tombol “Check Kode Booking” pada halaman beranda. Masukkan kode pembayaran. Setelah itu, sistem akan menampilkan status pembayaran kita. Selain bisa mengecek melalui halaman tersebut, kita juga akan mendapatkan email konfirmasi status pembayaran yang telah diperbaharui beserta buktinya dalam format PDF. Lembar dalam file PDF inilah yang harus kita cetak untuk ditukarkan dengan tiket kereta yang valid.

Lembar tersebut hukumnya wajib kita bawa saat penukaran. Aku sempat mencoba untuk hanya menunjukkan email yang aku terima dengan HP. Namun, petugas tiket menolaknya. Padahal di beberapai maskapai penerbangan, hal seperti ini biasanya tidak dipermasalahkan.

Kelebihan dari reservasi tiket online ini tentu saja kita tidak perlu keluar rumah atau kantor untuk membeli tiket. Cukup dari komputer kita saja. Sedangkan kekurangannya mungkin ya selain kena charge, siap-siap saja antri lagi saat penukaran tiket di stasiun. Tapi biasanya nggak panjang juga kok antriannya.

Catatan Perjalanan Pulau Tidung [Hari 1] — Berangkat ke Jakarta

Kali ini aku ingin bercerita tentang jalan-jalan yang kulakukan bersama 8 orang teman ke Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, pada tanggal 7-9 Oktober kemarin ini. Sebelumnya aku sudah pernah bercerita tentang perjalanan tur ke Sukabumi dan Ciamis. Di tulisan tersebut aku menyebutkan bahwa ada 13 orang yang ikut tur itu. Kini dari 13 orang itu, ada 9 orang yang ikut jalan-jalan ke Pulau Tidung ini. Mereka adalah Kamal, Adi, Khairul, Rizky, Haryus, Jiwo, Neo, Luthfi, dan tentu saja aku.

Nah, Aku mencoba berbagi pengalaman ini dengan menuliskannya dalam bentuk itinerary per hari.

Jumat, 7 Oktober 2011

18.45. Sesuai rencana awal, kami janjian untuk langsung bertemu saja di stasiun Hall Bandung pukul 19.00. Tiket KA Argo Parahyangan kelas bisnis sejumlah 9 buah sudah dibeli sehari sebelumnya.

Aku, Kamal, Khairul, Adi, dan Haryus telah bersiap-siap di kontrakan Padepokan Sandal 36B. Kami akan berangkat bersama menuju ke stasiun dengan menumpang angkot Cisitu-Tegal lega. Sementara yang lain telah bersiap-siap di tempat masing-masing.

19.25. Kami semua telah berkumpul di stasiun Hall Bandung. Menurut jadwal, kereta akan berangkat pada pukul 20.05. Sambil menunggu keberangkatan kami menunaikan sholat Isya’ dahulu di mushola depan stasiun. Sebagian ada juga yang makan malam.

19.55. Kami semua sudah berada di dalam kereta menunggu keberangkatan. Tiba-tiba terjadi kepanikan di antara kami karena 2 dari 9 tiket yang kami beli ternyata salah tanggal keberangkatan. Neo, Luthfi, dan Haryus pun turun dari kereta menuju kantor PPKA untuk meminta ganti tiket yang salah tanggal. Petugas KA sempat bergeming untuk tidak mau memberikan ganti tiket karena menganggap ini kesalahan kami yang tidak memeriksa lagi tanggal pada tiket yang tercetak.

Sementara itu, sambil menunggu masalah terselesaikan, petugas KA itu meminta perjalanan kereta untuk ditunda beberapa menit. Akhirnya, petugas KA itu pun mengalah dengan memberikan kami surat keterangan yang menyatakan bahwa tiket kami yang salah tanggal tadi tetap berlaku untuk perjalanan kereta hari itu. Mereka juga meminta maaf karena kesalahan pegawai mereka dalam mencetak tiket. “Maklum, pegawai kami itu masih baru,” kata petugas itu.

Masalah pun terselesaikan. Neo, Luthfi, dan Haryus pun kembali ke dalam kereta. Sejumut kemudian kereta diberangkatkan. Sepanjang perjalanan beberapa orang bermain kartu di dalam kereta. Sementara itu, aku memilih untuk tidur me-recharge energi saja. 😀

Main kartu di dalam kereta

Main kartu di dalam kereta

23.30.  Pukul 23.30 kami tiba di stasiun Gambir. Suasana stasiun Gambir malam itu sangat lengang. Maklum saja, kereta kami adalah kereta terakhir yang datang pada hari itu. Setelah kereta kami, tidak ada kereta lain yang berangkat atau tiba di stasiun Gambir lagi.

foto berlatar belakang tugu monas

foto berlatar belakang tugu monas

Menurut rencana, kami akan berangkat ke Pulau Tidung dengan menumpang kapal motor (KM) dari dermaga Muara Angke, Jakarta Utara, pada pagi harinya. Oleh karena itu, kami pun terpaksa menginap di stasiun untuk menunggu datangnya pagi.

Sambil mengisi waktu, anak-anak kembali bermain kartu lagi. Sebagian ada yang tidur-tiduran atau bahkan tidur benaran. Sebagian lagi ada yang jalan-jalan melihat-lihat stasiun Gambir. Kami juga menyempatkan untuk berfoto-foto di stasiun dengan mengambil latar belakang Tugu Monas di malam hari. Cantik sekali pemandangan malam itu.

 

Tugu Monas

Tugu Monas di foto dari stasiun Gambir

Menginap di stasiun Gambir

Menginap di stasiun Gambir

Beli Tiket Kereta Api Termepet

Mungkin ini adalah pengalamanku termepet membeli tiket kereta api. Bayangkan, aku membeli tiket kereta api Turangga pukul 18.59. Padahal kereta akan berangkat pukul 19.00. Jadi hampir tidak ada semenit jeda antara aku membeli tiket dan naik ke dalam kereta.

Makanya, begitu aku membeli tiket kereta, langsung saja aku ambil langkah seribu menuju kereta. Benar saja, begitu aku lompat ke dalam kereta, secara perlahan kereta mulai berjalan. Nggak biasanya aku naik kereta semepet itu. Maklum saja, kepulangan malam hari itu memang benar-benar tidak aku rencanakan. Sorenya sehabis tanding voli membela HMIF di olimpiade di kampus, tiba-tiba langsung kepikiran pingin pulang ke Malang. Hihihi… Ada-ada saja.

Tiket KA bersejarah :)

Tiket KA bersejarah 🙂

Catatan Liburan Akhir Tahun 2010 (Day 2) : Seharian di Kereta

Sabtu, 25 Desember 2010. Sepanjang perjalanan dari Bandung  aku terus berdiri di tengah-tengah gerbong kereta di antara penumpang yang berdesak-desakan. Sesekali aku mencoba memejamkan mata walaupun dalam kondisi berdiri. Kalo nggak gitu bakalan bosan sekali menunggu perjalanan ini. Kala rasa capai berdiri melanda, aku coba paksakan duduk atau jongkok di atas lantai kereta sambil berharap orang-orang di sekitarku ini cepat turun, hehehe…:D.

Sampai di Lempuyangan

Perjalanan melelahkan itu ternyata berakhir juga. Pukul 7.00 kereta sampai di stasiun Lempuyangan, Jogjakarta. Lumayan telat sih, dari jadwal yang seharusnya. Untungnya masih bisa mengejar keberangkatan KA Sri Tanjung tujuan Banyuwangi pukul 7.30. Makanya, begitu sampai aku langsung segera beli tiket. Sudah lama aku nggak mampir stasiun Lempuyangan ini. Terakhir kali, waktu masih SD dulu. Jadinya, aku merasa pangling saat sampai di stasiun ini. Stasiun yang dulunya masih kecil dan agak lusuh, sekarang tampak bersih, modern, dan megah.

Aku sempat kebingungan mencari di mana loket penjualan karcis kereta api di sana. Tempat loket yang lama yang kuingat ternyata sudah nggak buka lagi. Untung ada mas-mas baik hati yang ngasih tahu tempat penjualan karcis di mana. Harga karcis KA Sri Tanjung jurusan Jogjakarta-Banyuwangi Rp35.000 sama seperti harga karcis KA Kahuripan Bandung-Kediri.

KA Sri Tanjung yang disiapkan di Stasiun Lempuyangan ini masih lengang. Padahal kereta akan berangkat 15 menit lagi. Kami pun bingung mau pilih kursi di mana, hehehe… :D. Sambil menunggu di kereta kami makan nasi gudeg bungkusan yang dibeli di stasiun.

Makan gudeg di Lempuyangan

Makan gudeg di Lempuyangan

Dalam gerbong yang kami tumpangi ternyata ada anak-anak ITB yang lain bersama kami. Dilihat dari jaket himpunannya mereka masing-masig adalah satu anak Mesin, satu anak Geodesi, dan satunya lagi anak Universitas Pasundan. Mereka berencana backpacking juga ke Lombok dan Bali.

Kereta Sri tanjung masih cukup lengang

Kereta Sri Tanjung masih cukup lengang

Oiya, ada cerita lucu saat perjalanan kereta di petak Klaten-Solo. Ada seorang waria lagi ngamen di samping kursi kami. Tiba-tiba dengan genitnya dia megang mulut Neo yang lagi tidur (mau ngelap ilernya kali ya.. hahaha..). Terus dia nyolek si Khairul juga. Setelah itu dia mau nyolek aku juga. Untungnya, dengan tangkisanku, Continue reading

Catatan Liburan Akhir Tahun 2010 (Day 1) : Awal Perjalanan

Perencanaan

Rencana liburan ini awalnya dicetuskan bareng-bareng oleh beberapa anak IF’07. Salah satunya aku dan seorang teman bernama Neo Enriko. Rencana awal ingin pergi ke pulau Karimunjawa. Tapi, kata seorang teman yang sudah  mencoba bertanya kepada salah satu agen wisata Karimunjawa melalui YM, katanya untuk bulan Desember-Januari ini kondisinya nggak begitu bagus. Akhirnya rencana ke pulau Karimunjawa kami coret.

Selanjutnya, ganti jadi rencana backpacking ke pulau Bali dan beberapa kota di Jawa. Disusunlah rencana itu bareng-bareng. Kali ini ikut nimbrung juga anak IF’07 yang lain, yaitu Khairul Fahmi dan Kamal Mahmudi. Diputuskan tempat yang dikunjungi hanya Bali, Bromo, Malang, dan Jogja saja. Perkiraan pengeluaran untuk transport pun sudah dituliskan. Jadi, setiap orang yang kami ajak, sudah kami berikan gambaran tempat-tempat yang akan dikunjungi dan biaya yang akan dihabiskan, Kami akan lebih banyak menggunakan jasa kereta ekonomi sepanjang perjalanan.

Konkret juga

Kebiasaan di antara kami itu, sudah buat perencanaan panjang-panjang, tapi ujung-ujungnya sering nggak konkret :D. Tanggal 24 Desember 2010 yang sudah ditentukan tidak bisa diundur lagi. Beberapa teman yang sempat diajak ada yang membatalkan diri karena adanya suatu urusan. Akhirnya fix cuma berempat saja peserta jalan-jalan yang jadi berangkat ini, yaitu aku, Neo, Khairul dan Kamal.

Pukul 15.00 tepat kami berangkat dari kontrakan bareng-bareng ke Stasiun Hall Bandung dengan menaiki angkot Cisitu-Tegal lega. Sesampainya di stasiun, kami segera membeli tiket KRD Ekonomi tujuan Padalarang yang harga untuk per orangnya Rp1.000 saja. Kami berencana naik KA Kahuripan dari stasiun pemberangkatan di Padalarang karena kalau naik dari Kiara Condong, kemungkinan besar tidak akan bisa naik karena malam itu adalah malam liburan.

Sial bagi kami,KRD Ekonomi tujuan Padalarang yang harusnya jadwalnya pukul 16.08 berangkat dari Stasiun Hall Bandung, nyatanya baru datang sekitar pukul 18.00. Itupun kereta sudah dalam keadaan super penuh sesak. Belum lagi penumpang yang menumpuk di Stasiun Hall Bandung. Kami pun memutuskan untuk naik pemberangkatan berikutnya saja yang kata petugasnya akan datang pukul 18.30.

Menunggu kereta di Stasiun Hall Bandung

Menunggu kereta di Stasiun Hall Bandung

Lagi-lagi, kereta berikutnya ikutan telat juga nyatanya. Kereta baru datang pukul 19.15. Karena takut tidak dapat mengejar keberangkatan KA Kahuripan di Stasiun Padalarang, kami sepakat memutuskan untuk naik KRD Ekonomi sampai stasiun Cimahi saja.

Di Stasiun Cimahi waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 19.35. Kami pun masih sempat membeli tiket KA Kahuripan jurusan Jogjakarta dan melaksanakan sholat Isya di stasiun. Tiket KA Kahuripan ke Jogjakarta ini sangat murah dibandingkan transportasi yang lain lho. Cukup Rp24.000 saja. Selesai sholat, sekitar 10 menit kemudian, kira-kira pukul 20.08, datanglah KA Kahuripan di Stasiun Cimahi. Kondisi kereta sudah sangat penuh. Kami tidak kebagian tempat duduk, padahal Stasiun Cimahi adalah stasiun nomor 2 yang dilalui KA Kahuripan. Benar saja, saat berhenti di Stasiun Kiara Condong, cukup banyak penumpang yang nggak terangkut saking penuh sesaknya.

Praktis, sepanjang perjalanan terpaksa kami berdiri  berdesak-desakan di tengah kerumunan penumpang dan sekali-sekali kalau beruntung, dapat tempat agak longgar sedikit langsung ndelosor di lantai kereta. Mau murah, memang ada konsekuensinya. Harus mau sengsara juga :D.