Category Archives: Review

Jembatan Pohon Babakan Siliwangi

Ada yang baru — sudah agak lama sih sebenarnya, ada 2 mingguan yang lalu lah — di Babakan Siliwangi atau yang biasa dikenal dengan Baksil saja. Pertama, mungkin kita semua sudah tahu bahwa Baksil telah resmi menjadi salah satu hutan kota dunia dan merupakan yang pertama untuk Indonesia. Hal itu — peresmian Baksil sebagai hutan kota dunia — berbarengan dengan dibukanya TUNZA International Children and Youth Conference on the Environment 2011 pada tanggal 27 September yang lalu di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) yang lokasinya juga berada di Baksil. Bandung. Kedua, tentu saja beberapa pembenahan yang dilakukan oleh Pemkot Bandung terhadap Baksil.

Pembenahan mencolok yang dilakukan adalah adanya “jembatan hutan” dan parkir sepeda di sisi Baksil yang menghadap kafe Halaman, Tamansari. Memang sih, pembangunan itu mungkin terkesan pragmatis di tengah kontroversi isu pembangunan restoran atau mall di lahan Baksil yang kerap muncul dan tenggelam dari tahun ke tahun.

Tapi jujur, jembatan hutan di Baksil ini fasilitas umum yang unik menurutku. Mungkin baru Kota Bandung yang memiliki hutan kota dengan fasilitas yang memanjakan warganya untuk dapat menikmati hutan kota di sana.

Dengan jembatan hutan ini kita dapat menerobos di antar pepohonan hutan kota Baksil dan menikmati sejuknya udara di tengah-tengah pepohonan yang rindang itu. Tapi sayangnya jembatan ini tidak terlalu panjang. Hanya beberapa puluh meter saja aku pikir. Tapi pendeknya jembatan itu tak mengurangi kenikmatan untuk merasakan nuansa hutan di tengah kota.Ya, berada di jembatan tersebut suasana yang dirasakan laksana berada di tengah hutan “sungguhan”.

Di jembatan hutan itu juga dipasang beberapa papan info di beberapa sudut mengenai sejarah Babakan Siliwangi dari masa ke masa, fungsi Baksil, hingga komentar orang-orang terhadap keberadaan Baksil sebagai hutan kota. Jadi, bagi warga yang ingin pergi ke jembatan hutan Baksil ini, yang bisa dilakukan selain tentu saja menikmati hawa sejuk hutan, juga bisa sekedar berfoto-foto di sana mungkin dan juga menambah wawasan tentang Baksil itu sendiri.

Selamat menikmati hutan kota, teman!

Parkir Sepeda Depan Baksil

Parkir Sepeda Depan Baksil

Sejarah Baksil

Sejarah Baksil

Baksil itu ...

Baksil itu ...

 

 

 

 

 

 

 

 

Jembatan Pohon

Jembatan Pohon

Hutan Baksil

Hutan Baksil

 

Jembatan Hutan Baksil

Jembatan Hutan Baksil

Balsamiq: Recommended Mockups Application

Saat ini aku sedang ikut dalam sebuah pengerjaan proyek web bersama beberapa orang kawan. Dalam proyek ini aku berkenalan dengan aplikasi baru bernama “Balsamiq”. Pertama kali mendengar nama ini entah kenapa aku kok langsung teringat “balsem” — salep yang biasa dipakai untuk menghangatkan badan) — ya, hehehe :D.

Ya, Balsamiq bukanlah sebuah nama merek sebuah balsem, tapi ia adalah sebuah aplikasi komputer yang digunakan untuk merancang sebuah mockup dari web yang akan dikerjakan. Dalam pengerjaan sebuah web, adanya mockup akan sangat membantu. Sang programmer akan menjadi lebih fokus dalam proses coding karena desain sudah ada.

Selain itu, mockup juga dapat berperan sebagai media komunikasi yang baik antara klien dan perusahaan serta antara project manager (PM), desainer, dan programmer sebagaimana digambarkan dalam Balsamiq manifesto. Adanya mockup dapat membuat perusahaan, khususnya para developer, untuk memahami requirement yang diminta oleh klien.

mockupsInTheMiddle [balsamiq.com]

mockups in the middle (balsamiq.com)

Installer Balsamiq bisa diunduh di situs Balsamiq langsung. Aplikasi ini dapat berjalan di multiplatform, termasuk WIndows, Linux, dan Mac. Sayangnya aplikasi ini tidak gratis. Untuk dapat menggunakan seluruh fungsionalitasnya (full functionality) kita harus membelinya terlebih dahulu seharga $79 atau sekitar 700 ribu rupiah. Namun, kita bisa mengambil kesempatan untuk mencoba (trial) aplikasi itu secara full functionality selama 7 hari.

Tapi dari beberapa komentar yang kubaca di beberapa forum terkait Balsamiq ini sih kata mereka walaupun harus membayar mahal untuk mendapatkan aplikasi ini, tapi aplikasi ini menurut mereka benar-benar worthy. Banyak ikon/simbol UI (user interface) yang bisa kita gunakan untuk desain mockup kita mulai dari textbox, textarea, image, radio button, checkbox, hingga map, webcam, dan simbol-simbol antah berantah lainnya. Semua ikon/simbol UI itu ditampilkan dalam bentuk gambar sketchy (seperti coret-coretan pensil), termasuk ketika kita memasukkan sebuah gambar atau foto, misal logo atau banner untuk dipasang di web kita. Kita bisa mengkonversinya ke bentuk sketchy juga. Jadi kelihatannya memang lebih artistik dan menunjukkan kalau itu memang mockup sih :).

Screenshoot Balsamiq

Screenshoot Balsamiq

Fitur lain yang juga cukup penting dan akan sangat useful adalah fitur full screen. Full screen ini akan membantu kita untuk mempresentasikan mockup yang sudah dibuat. Bagusnya, kursor yang ditampilkan saat kita dalam mode full screen bukan pointer kecil putih seperti biasanya, tapi pointer yang berwarna biru yang berukuran besar sehingga tampak lebih jelas.

Mode Full Screen Balsamiq

Mode Full Screen Balsamiq

Sebenarnya aplikasi mockup, khususnya untuk desain web, ada juga aplikasi lain selain Balsamiq ini. Salah satunya adalah Pencil. Aplikasi ini gratis, tapi sayangnya kumpulan simbol UI untuk desain webnya kurang kaya. Tapi sudah lumayanlah untuk kategori aplikasi gratisan :). Mungkin Anda punya rekomendasi aplikasi mockup yang lain?

Screenshoot Pencil

Screenshoot Pencil

[VIDEO] Foster The People – Pumped Up Kicks

Lagu ini sempat jadi hit di Prambors FM dan radio-radio mancanegara. Lagunya catchy banget. Ada sentuhan techno juga di musiknya. Di official video clip-nya yang diunggah di You Tube sudah sampai 14 jutaan viewer. Termasuk jumlah yang fenomenal sih. Jarang video di You Tube yang viewer-nya bisa sampai di atas 10 juta. Baru dengar sih nama bandnya.

Tapi sampai sekarang aku masih nggak paham maksud lirik lagu ini apa :D. Reff-nya:

All the other kids with pumped up kicks, you’d better run, better run, outrun my gun.

All the other kids with pumped up kicks, you’d better run, better run, faster than my bullet.

Ngomong-ngomong, saat nonton video clip-nya, terus lihat wajah salah satu personelnya (Cubbie Fink), wajahnya tampak nggak asing bagiku. Dlihat-lihat wajahnya itu mirip Francesc Fabregas (pemain sepak bola Spanyol). Iya nggak sih? Atau cuma perasaanku saja ya, hehehe. Kalau dari foto di bawah ini sih, yang beda model dan warna rambut sih. Tapi muka mirip kayaknya. 😛

Cubbie Fink & Francesc Fabregas

Cubbie Fink & Francesc Fabregas, mirip kan? 😛

[VIDEO] Maher Zain – Insha Allah

Sudah lama sebenarnya lagu ini muncul. Tetapi baru benar-benar akrab di telingaku pas Ramadhan ini. Hampir di setiap stasiun radio yang kudengar sering banget muterin lagu ini. Biasanya sesudah adzan maghrib atau subuh.

Lagu ini sangat enak dan easy listening menurutku. Liriknya juga sangat indah dan maknanya sangat dalam. Menyuratkan pesan bahwa Allah selalu ada di sisi kita untuk menunjukkan jalan yang terang bagi hamba-Nya yang yakin kepada-Nya.

Bagi penggemar lagu-lagu Maher Zain, ada kabar gembira karena ia akan melangsungkan konser di 3 kota di Indonesia dalam waktu dekat ini: Bandung (6 Oktober), Surabaya (8 Oktober), dan Jakarta (9 Oktober). Sayangnya, info yang kuperoleh dari situs ini katanya harga tiket terendahnya Rp300.000. Terus terang bagi mahasiswa sepertiku, harga segitu cukup mahal. Sepertinya memang bukan rezekiku buat menikmati langsung lagu-lagu Maher Zain di konser itu.

Aplikasi Android untuk Remote Slide Presentasi

Awalnya aku cuma tahu saja bahwa ada aplikasi Android yang bisa digunakan untuk me-remote aplikasi di komputer, entah itu aplikasi media player, slide presentasi, ataupun me-remote desktop langsung. Nah, tiba-tiba saja ketika aku sedang mempersiapkan diri untuk seminar Tugas Akhir II hari ini tadi aku teringat tentang aplikasi Android yang bisa digunakan untuk me-remote slide presentasi tadi. Aku pun mulai mencari-cari aplikasi apa yang user friendly, nggak ribet, dan (yang paling penting) gratis.

Akhirnya, setelah googlinggoogling, dapat satu link menuju situs http://www.vrallev.net/do/apps/android/pptodp_remote/start. Nama aplikasinya adalah PowerPoint OpenOffice Remote atau disebut juga dengan Remote PPT ODP.

PowerPoint OpenOffice Remote is an app for Android OS to remote control PowerPoint and OpenOffice presentations.

Dari situs tersebut aku mendapatkan link menuju halaman review aplikasi itu di situs Android Market. Wow, lumayanlah, ratingnya 4,1 dari skala 5. Yang ngevote juga sudah 91 orang. Persebaran suaranya: 56 orang bintang 5, 13 orang bintang 4, 7 orang bintang 3, 5 orang bintang 2, dan 10 orang bintang 1. Komentar-komentar yang kubaca di halaman itu sebagian besar juga menunjukkan kepuasan. Akhirnya langsung kuputuskan saja mengunduhnya.

Untuk dapat menggunakan aplikasi remote ini, selain (tentu saja) memasang aplikasi tersebut di HP Android, kita juga perlu memasang aplikasi satunya lagi buat yang di desktop. Aplikasi desktop itulah yang akan digunakan untuk menjalin koneksi antara HP dengan PC. Koneksi yang dilakukan adalah via Wi-Fi. Jadi, HP Android itu sebelumnya perlu kita set agar menjadi portable Wi-Fi hotspot sehingga keberadaan HP tersebut terbaca oleh PC.

Aplikasi desktop untuk Remote PPT ODP

Aplikasi desktop untuk Remote PPT ODP

Lalu pada aplikasi desktop kita di-set IP address milik HP itu dan nomor port tempat aplikasi Remote PPT ODP berjalan. Apabila koneksi antar aplikasi sudah terjalin, program akan menjalankan proses screenshot halaman-halaman slide presentasi dan mengeloadnya ke dalam aplikasi pada HP. Setelah itu kita tinggal melakukan navigasi melalui HP (touchscreen) dengan mudah. Cukup touch sekali, slide sudah berganti (next, previous, jump). Bisa juga dengan cara sliding untuk berpindah antar slide (next maupun previous). Oh iya, waktu aku coba kemarin, aplikasi ini ternyata selain bisa digunakan untuk PPT dan ODP, juga bisa untuk PDF.

Dari yang aku googling-googling kemarin sih memang ada aplikasi-aplikasi sejenis lainnya. Tapi karena aplikasi pertama yang aku coba adalah aplikasi ini dan kebetulan pas begitu, akhirnya malas juga mencoba yang lain karena waktu yang terbatas (harus menyiapkan seminar TA II). Aplikasi ini punya dua versi: versi free dan versi berbayar. Yang versi berbayar, katanya ada beberapa fitur tambahan. Hanya saja, saya nggak begitu tahu apa sajakah fitur tambahan itu.

Namun, ada satu hal kekurangan dari aplikasi ini menurutku. Dari sisi waktu aplikasi ini memerlukan waktu untuk proses loading (screenshot + download screenshot) ke HP yang cukup lama, bergantung pada jumlah slide. Mungkin ada aplikasi sejenis yang tidak perlu proses tersebut? Simpel, tinggal klak klik next/previous/jump saja?

# Halaman download aplikasi : http://www.vrallev.net/do/apps/android/pptodp_remote/start

Mendeley: Asisten Virtual Akademisi

Mendeley adalah sebuah nama software. Saya pertama kali megetahui tentang software ini saat diperkenalkan oleh kakak asisten dosen kuliah Teknologi Basis Data semester lalu untuk pengerjaan tugas penyusunan makalah. Saya pun ketika itu langsung mengunduh Mendeley yang versi desktop untuk Windows. Oiya, satu hal, aplikasi ini gratis :mrgreen:.

So, software apakah Mendeley itu? Kenapa asisten dosen saya itu merekomendasikan software tersebut? Jadi, Mendeley merupakan sebuah aplikasi yang berguna untuk mengorganisasikan atau mengelola kumpulan paper-paper yang kita miliki. Kalau dengar kata ‘paper’, rasanya sudah tahulah, sangat erat kaitannya dengan kerjaan para akademisi. Yup, aplikasi ini memang rasanya lebih diperuntukkan dan sangat membantu bagi kalangan akademisi.

Dokumen-dokumen yang bisa dikenali oleh aplikasi Mendeley ini adalah file-file BIB, RIS, XML, ZOTERO.SQLITE dan PDF. Naumn, di antara tipe file tersebut barangkali yang familiar untuk tipe file paper cuma PDF saja.

Di dalam Mendeley ini kita bisa menambahkan dokumen-dokumen yang kita punya di komputer ke dalam koleksi kita ke dalam Mendeley dan mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori. Sesudah itu, aplikasi akan me-retrieve metadata yang terdapat pada dokumen, antara lain berupa nama author, title, year published, dan nama event paper tersebut dipublikasikan.

Dengan sekali klik pada salah satu item dokumen, selanjutnya aplikasi akan langsung membuka dokumen tersebut pada tab baru. Dalam mode view tersebut kita bisa me-review dokumen tersebut dan memberikan highlight kepada bagian yang kita anggap penting. Ya, mirip sebagaimana kalau kita me-review tulisan dalam bentuk hardcopy yang bisa kita tandai pakai stabilo.

Terakhir, ini barangkali fitur yang sangat membantu kita para akademisi, yakni automatic bibliography generator. Kita dapat mengekstraksi bibliografi dalam format mengikuti standar yang bisa kita pilih. Mau IEEE, modern language association, nature journal, ACM SIGCHI, dll. Jadi, kita tidak perlu lagi susah-susah mengetik bibiliografi secara manual, hehe.

Saya sendiri benar-benar merasa nyaman dengan aplikasi Mendeley ini. Benar-benar membantu saya ketika akan menyusun makalah maupun Tugas Akhir (TA). 🙂

Screenshoot Mendeley

Screenshoot Mendeley

Blaast

Mungkin sebagian sudah ada yang pernah mendengar tentang judul di atas. Blaast? Makanan apaan sih itu :D? Saya sendiri pertama kali mendengar tentang “Blaast” adalah sekitar bulan Maret lalu ketika ada teman yang memosting di milis jurusan bahwa ‘mereka’ akan datang ke ITB jauh-jauh dari Finlandia untuk mengadakan sosialisasi dan kerja sama dengan civitas ITB. Namun, saat itu saya sendiri belum begitu menaruh perhatian, hingga akhirnya kemarin ada kakak angkatan yang memosting kembali di milis dan memberikan sedikit informasi mengenai Blaast.

Buat yang ingin tahu Blaast itu apa, mengutip dari salah satu postingan di milis jurusan saya, Blaast itu adalah suatu mobile development platform yang berbasis cloud service. Kalau teman-teman buka situsnya, di sana jelas tertera tagline mereka: “forget hardware, your next phone is in the cloud”. Selain itu, dalam sedikit company profile sebagaimana yang tertera di situs ArcticStartup mereka (Blaast Ltd) menyatakan, “At Blaast, we believe that everything from your mobile apps to personal data, from email to settings, will be in the cloud. That’s why we’re building the world’s first cloud-based mobile platform.” Dari situ tampaknya sudah jelas bahwa aplikasi-aplikasi Blaast akan bersifat cloud-based alias semua aplikasi itu akan di-hosting di cloud (baca: internet).

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa aplikasi-aplikasi Blaast itu dicoding dengan menggunakan Javascript. Jenis-jenis mobile devices yang support J2ME otomatis akan support juga terhadap Blaast ini. Untuk platform Android, kabarnya saat ini mereka tengah mengusahakan untuk compatible juga di sana.

Rencana ke depannya mereka juga akan membuat market place sendiri (Blaast App Store), di mana semua aplikasi akan disimpan di cloud server mereka. Untuk mendorong pertumbuhan developer Blaast, mereka pun mengadakan kompetisi membuat aplikasi Blaast yang dimulai dari tanggal 14 Mei sampai 11 Juli 2011. Hadiah yang ditawarkan pun sangat menarik, di antaranya Macbook Pro, Trip to Europe, dan Smartphones. Kalau dilihat dari salah satu hadiahnya, yakni ‘Trip to Europe’, agaknya mereka memang mengincar developer-developer dari luar Eropa, khususnya Asia. Bahkan, kabarnya mereka akan melakukan launching secara resmi di Indonesia (simak video di bawah).

Wah, saya jadi tertarik untuk ngoprek nih. Mudah-mudahan di tengah kesibukan Tugas Akhir (TA) ini masih bisa menyisihkan waktu untuk ngoprek kakas yang satu ini. Buat teman-teman yang mungkin tertarik juga untuk ngoprek dan bahkan ikutan bikin aplikasi Blaast bisa download SDK-nya di sini. Kecil kok ukurannya, cuma 10 MB. Di salah satu menu di sana juga terdapat tutorial/guide serta referensi untuk bekerja dengan SDK tersebut. Tetapi untuk bisa mengunduh dan membaca guide dan referensi tersebut, kita harus sign up dulu ke situs developer.blaast.com. Dalam paket SDK itu juga terdapat beberapa contoh aplikasi yang dapat kita jalankan dan pelajari source code-nya. So, happy exploring! 😀

Screenshoot Blaast Rocket

Screenshoot Blaast Rocket developer tool