Monthly Archives: November 2012

Catatan Perjalanan ke Ranu Kumbolo & Bromo (Bagian 1): Persiapan

Pada long weekend kemarin aku bersama teman-teman kelompok backpacker semasa kuliah jalan-jalan ke Ranu Kumbolo (Gunung Semeru) dan kawasan Gunung Bromo. Sempat waswas juga sih ketika mendengar info bahwa pendakian di Semeru sempat ditutup karena ada event jambore “Avtech” yang kabarnya jumlah pesertanya hampir mencapai 2000 orang. Padahal tiket kereta sudah dibeli jauh-jauh hari dan mahal pula.

Namun sehari menjelang keberangkatan dapat kabar dari media sosial (akun @infogunung) bahwa pendakian telah dibuka kembali untuk umum. Fiuhh … senangnya hati ini. 😀

Ok, karena panjangnya cerita yang ingin kutulis, catatan perjalanan ini akan kubagi beberapa bagian (baca: artikel).

Hari 1: Kamis, 15 November 2012

Malam sebelumnya terpaksa menginap di kantor untuk menyelesaikan beberapa kodingan yang belum beres karena Senin-nya akan didemokan ke klien. Maklum saat jalan-jalan nanti sudah nggak mungkin bisa menyentuh laptop lagi.

Paginya dari kantor dalam perjalanan pulang ke kosan aku mampir terlebih dahulu di persewaan perlengkapan outdoor Almen di jalan burung puyuh. Di sana aku menyewa ransel 60L (Rp3.000/hari), matras (Rp2.500/hari), lampu badai (Rp2.500/hari), dan kompor gas portable (Rp10.000/hari), dan membeli tabung gas 230g (Rp11.000). Sayangnya, untuk ransel tidak tersedia rain coat di dalamnya. Padahal musim hujan begini. Tapi apa boleh buat karena aku punyanya cuma ransel 35L yang nggak mungkin cukup untuk barang-barang yang akan kubawa.

Selain menyewa peralatan di Almen, aku juga membeli beberapa kebutuhan di pasar simpang seperti trash bag (untuk tempat sampah dan sebagai cover untuk hujan) dan panci kecil, serta memberi beberapa perbekalan.

Ransel pun sudah siap

Ransel pun sudah siap

Karena keterbatasan ukuran tas (cuma 60L), sementara aku kebagian jatah untuk membawa kompor gas, lampu badai, dan panci yang cukup memakan tempat — belum barang-barang pribadi yang lain seperti sleeping bag, matras, pakaian ganti, ponco, dsb — akhirnya terpaksa harus ada yang dikorbankan (baca: ditinggal). Perlu pintar-pintar juga menata posisi barang di dalam ransel agar ruang yang ada bisa terpakai secara optimal.

Ba’da dhuhur akhirnya beres juga packing-nya. Setelah itu aku mandi, lalu berangkat menuju stasiun Bandung. Di stasiun Bandung ternyata ramai juga orang-orang ber-carrier. Kereta yang mereka tumpangi juga sama, yakni KA Malabar. Sepertinya tujuan mereka sama sepertiku, ke Malang.

Dalam perjalanan ke Malang ini seharusnya aku pergi bersama Kamal (teman kuliah dulu dan pernah satu kontrakan-red). Tapi seminggu sekitar seminggu sebelum hari H, ia tidak jadi ikut karena ada suatu urusan.

KA Malabar beranjak meninggalkan Bandung tepat pukul 15.30. And … the trip has begun! (bersambung)

Advertisement

10-11-12

Dua hari yang lalu bertepatan dengan tanggal ‘cantik’ 10-11-12 (10 November 2012). Sudah menjadi rahasia umum, banyak sekali pernikahan yang dilangsungkan pada hari itu. Termasuk dua saudara sepupuku. Yang satu (dari keluarga besar ibu) menikah di Pekanbaru, dan yang satu lagi (dari keluarga besar ayah) menikah di Purwokerto. Namun, sesuai pertimbangan keluarga, aku hanya hadir di pernikahan adik sepupuku yang di Purwokerto.

Out of topic sebentar, kemarin itu adalah kali pertama aku ke Purwokerto. Bingung mau naik apa ke sana. Kereta api nggak ada yang jalur Bandung-Purwokerto. Akhirnya naik bus malam dari Bandung. Kurang tahu sih, pilihan busnya apa saja. Tapi sewaktu datang ke terminal Cicaheum, oleh agen-agen bus di sana kompak disuruh naik bus Sinar Jaya jurusan Wonosobo.

Busnya kelas eksekutif. Ongkosnya Rp50.000 baik dari Bandung maupun sebaliknya. Di Banjar istirahat sebentar sekitar 30 menit di rumah makan yang dikelola oleh PO Sinar Jaya. Perjalanan Bandung-Purwokerto ini idealnya 6-7 jam, tapi kemarin fakta di lapangan menempuh waktu sampai 8 jam.

Ok, back to topic. Kembali ke tentang tanggal 10-11-12. Kira-kira berikutnya tanggal cantik apalagi ya yang bakal ramai banyak orang nikah *sekalian cari-cari tanggal* #eh *cari calon dulu* :P.

Yang paling dekat sih 12-12-12 (12 Desember 2012), 20-12-2012 (20 Desember 2012). Untuk tahun depan mungkin 3-1-13 (3 Maret 2013), 1-3-13 (1 Maret 2013),  dan 11-12-13 (11 Desember 2013). Ada lagikah? Tapi kalau bagiku sih, apalah arti tanggal, hehehe. Insya Allah, bila telah menemukan yang pas, lebih cepat lebih baik. #BukanEdisiGalau

Pergi Dadakan? Lupakan Kereta

Punya rencana bepergian — perjalanan jarak jauh dalam Pulau Jawa — secara mendadak? Bersiaplah untuk menanggalkan kereta api sebagai pilihan.

1. Alasan pertama, siap-siap kehabisan tiket mengingat sekarang pemesanan tiket kereta api dimulai sejak H-90 keberangkatan.

2. Alasan kedua, harga tiket sudah melonjak. Hmm … sebenarnya untuk alasan yang satu ini aku tidak bisa memastikan. Aku baru tahu demikian ketika pulang kampung pada momen Idul Adha kemarin.

Tiket yang aku pesan H-9 sebelum keberangkatan, harganya 190.000 (kelas ekonomi). Penumpang lain yang duduk di sebelahku, dia pesan H-14 dapat harga 135.000. Gila, gede banget selisihnya (55.000). Padahal cuma selisih 5 hari pembelian dan kami sama-sama membeli online di situs PT KAI. Yang kelas bisnis & eksekutif pun selisihnya juga sekitar itu.

Nah, untuk hal ini aku belum mendapatkan sosialisasinya baik di media massa online ataupun TV. Googling pun aku juga nggak nemu. Mungkin kata kuncinya yang kurang pas. Atau barangkali di stasiun sudah ada sosialisasinya? Entahlah.

Tampaknya aku harus mulai melirik moda transportasi lain untuk bepergian jauh. Pesawat adalah alternatif yang bersaing dengan kereta api sekarang. Kemarin saja, ada promo AirAsia Bandung-Surabaya 99.000. Tahu gitu aku pesan yang itu saja. Lebih cepat pula.

Tapi bagi railfan sepertiku ini susah memang untuk tidak bepergian jauh dengan kereta, haha. 😀