Setelah seminggu sebelumnya ngaprak ngabring ke perbukitan di Bandung Utara atau di kawasan Dago, minggu kemarin (9/2) saya ngaprak ngabring lagi ke sisi lain kawasan Bandung. Tepatnya di Kebun Teh Sukawana, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Saya diajak oleh kang Ady, senior saya di Comlabs ITB dulu. Dia bersama beberapa temannya yang dikenalnya di komunitas photography Bandung yang menginisiasi acara ini. Saya jadi tamu di acara kali ini. Hehehe.
Indomaret seberang Terminal Ledeng menjadi titik kumpul kami pagi-pagi jam 6.15. Setelah semuanya lengkap, kami bersama-sama menuju ke Alfamart Kavkud Baru, Alfamart terdekat ke Villa Istana Bunga (VIB). Kami parkir sepeda motor di sana.
Setelah itu kami berjalan kaki menuju VIB. Di sana ada teman kang Ady yang sudah tiba duluan karena parkir mobil di sana.
Sebelum memulai ngaprak ngabring pagi itu, kami melakukan pemanasan dahulu. Selepas itu kami mulai jalan bareng-bareng. Saya dan kang Ady lari duluan. Sementara yang lain jalan kaki sembari sesekali berlari.

Ini kali pertama saya masuk ke area VIB sebetulnya. Enak juga suasananya di sana. Banyak pepohonan. Di dalam areanya juga terdapat beberapa ladang.
Di bagian belakang VIB ada jalan tembus menuju lapangan berkuda Denkavkud Parongpong dan kebun teh Sukawana. Jalan setapak ini hanya bisa dilalui sepeda motor saja.

Saya baru tahu kalau dari kawasan ini ternyata kita bisa melihat pemandangan Gunung Gede dan Pangrango di daerah Puncak sana. Masya Allah…

Jalan setapak itu akan berujung di pertigaan depan Villa Merah. Berbicara tentang Villa Merah, berarti mengingatkan saya pada ospek himpunan **beeep** tahun yang lalu. Di tempat inilah puncak ospek dilaksanakan dan juga setelahnya dilakukan pelantikan.

Di pertigaan itu kami belok ke kiri menuju kebun teh Sukawana. Btw, walaupun saya dan kang Ady berlari terlebih dahulu, setiap ada percabangan jalan, kami berhenti di sana dengan maksud agar teman-teman yang lain tidak salah belok.
Ada beberapa kali percabangan yang kami temui di kawasan kebun teh Sukawana ini. Tapi saya sih tinggal berlari mengikuti kang Ady saja karena dia sudah hafal jalan.

Setelah 5 km berlari (dan berjalan kaki), sampailah kami di sebuah area kebun teh yang sudah kering. Daun-daunnya sudah dipetiki semua. Di sana tertulis area tandes (Tanaman Desa).
Dari sana kemudian kami mengambil shortcut jalan lurus membelah kebun teh menuju ke bawah sampai akhirnya menemui jalan setapak lagi. Selanjutnya kami tinggal mengikuti jalan setapak itu ke bawah.

Jalan setapak tersebut mengantarkan kita pada sebuah percabangan menuju hutan lindung dan Curug Layung. Kawasan hutan lindung itu dilarang untuk dimasuki karena merupakan kawasan militer. Kami tentu saja berbelok menuju ke Curug Layung. Dari sana sudah dekat saja.
Untuk memasuki kawasan Curug Layung ini kami dimintai Rp10.000 oleh seorang bapak yang berjaga di depan tangga untuk turun ke Curug Layung. Padahal kata kang Ady, kalau lewat jalan ini dulunya tidak ada yang memungut biaya masuk.

Di Curug Layung ini ramai dengan anak-anak remaja pagi itu. Mereka bermain air di sungai. Banyak juga yang berfoto-foto.
Kami menyeberangi jembatan menuju area hutan pinus. Di sana sudah menunggu teman-teman kang Ady yang lain dari komunitas fotografinya. Mereka datang dari gerbang masuk utama tempat wisata Curug Layung.

Tak disangka ternyata mereka membawakan nasi liwet yang dimasak sendiri beserta lauk-pauknya. Kalau nggak salah, teh Lina namanya. Beliau datang bersama suami dan anaknya, serta seorang teman lagi.
Kami makan bersama di bawah pepohonan pinus beralaskan tikar dan flysheet. Alhamdulillah. Terima kasih teteh. Hehehe.

Usai makan dan ngobrol-ngobrol, kami bersiap-siap untuk kembali pulang. Kami kembali ke trekking menuju Curug Layung dan menyeberangi sungai.
Namun kali ini kami mengambil rute yang agak berbeda dengan keberangkatan. Maklum, perut sudah kenyang dan rasanya ingin cepat-cepat sampai saja. Hehehe.
Kami mengambil beberapa jalur shortcut. Tidak perlu melewati area tandes lagi. Jalur shortcut ini mengantarkan kami menembus kebun teh yang lebih dekat posisinya dengan pabrik pengolahan teh di Sukawana.

Dibandingkan dengan rute keberangkatan yang dapat 7 km, pada rute kepulangan ini kami cuma menempuh jarak 4,7 km hingga VIB. Itu sudah termasuk muter-muter untuk foto-foto juga sih. Hahaha.


Selepas dari VIB kami berjalan kaki ke Alfamart untuk mengambil sepeda motor masing-masing. Kami berpisah di sana.