Monthly Archives: September 2016

Untung Ada Paspor Lama

Masih terkait dengan tulisan saya sebelumnya tentang perpanjangan paspor, beruntung sekali ketika itu saya meminta paspor lama saya kembali. Keberadaan paspor lama ini ternyata sangat menolong saya di perjalanan ke luar negeri saya yang pertama dengan paspor baru.

Jadi ceritanya bulan lalu saya hendak pergi ke Malaysia dengan paspor baru. Seperti biasa sebelum terbang, saya datang ke konter check-in. Petugas AirAsia mengecek paspor saya dan tujuan saya. Setelah itu dia terlihat ragu untuk meng-issue boarding pass saya.

Petugas AirAsia: “Berapa lama di Malaysia?”
Saya: “Seminggu mbak.”
Petugas AirAsia: “Ada tiket pulang nggak?”
Saya: “Wah, belum beli mbak.”
Petugas AirAsia: “Saya nggak bisa issue boarding pass kalau nggak ada tiket pulang.”
Saya: (Dalam hati saya bergumam biasanya tanpa nunjukkin tiket pulang juga nggak apa-apa. Kayaknya saya tahu nih penyebab keraguan mbaknya.)
Saya: “Ini bukan pertama kali saya ke luar negeri kok mbak. Ini paspor lama saya (sambil menunjukkan paspor lama saya).”
Petugas AirAsia: (Membuka-buka paspor lama saya, dan Continue reading

Advertisement

Keterbatasan Tidak Membatasi Diri

Mungkin tak banyak yang mengetahui sejak tanggal 7 September yang lalu — menyusul Olimpiade Rio 2016 — tengah diselenggarakan Paralimpiade Rio 2016. Paralimpiade seperti halnya Olimpiade adalah sebuah event olahraga musim panas 4 tahunan yang mempertandingkan berbagai cabang olahraga, namun diperuntukkan untuk atlet yang memiliki disabilitas. Event ini akan berlangsung hingga tanggal 18 September ini.

Sungguh menginspirasi melihat bagaimana atlet-atlet tersebut bertanding. Keterbatasan yang dimiliki ternyata tidak membatasi semangat juang maupun teknik bertanding mereka. Bahkan dengan keterbatasan itu ternyata membuat mereka bisa memiliki kemampuan yang orang biasa (umumnya) tidak punya.

Seperti yang dipertontonkan atlet tenis meja berkebangsaan Mesir di video di bawah ini. Beliau tidak seberuntung orang pada umumnya yang memiliki dua tangan. Hal tersebut memaksa beliau bermain tenis meja dengan menggenggam raket di mulutnya. Selain itu, beliau juga menggunakan kakinya untuk melempar bola servis. Luar biasa!

Bermain tenis meja dengan mulut, well in the beginning it may sound impossible. Saya yakin kemampuan tersebut tentunya setelah melalui latihan yang berkali-kali. Dan tentunya juga dengan tekad yang luar biasa.

Mengurus Perpanjangan Paspor (Walk-In)

Satu bulan yang lalu saya baru saja memperpanjang paspor. Saya mengurus perpanjangan paspor ini melalui jalur walk-in. Jalur walk-in ini saya pilih karena memang ketika itu kebutuhan akan paspor baru sudah sangat mendesak. Masa expired paspor kurang 3 bulan lagi, padahal minggu depannya saya harus pergi ke Kuala Lumpur untuk suatu urusan.

Dibandingkan jalur online yang harus registrasi dahulu, kemudian datang membayar ke bank, lalu menentukan tanggal kedatangan (untuk wawancara dsb), jalur walk-in bagi saya lebih praktis. Kita cukup datang langsung ke kantor imigrasi, lalu verifikasi administrasi, wawancara, pengambilan sidik jari dan foto.

Tapi ada satu hal yang saya khawatirkan, yakni antrian yang membeludak. Pengalaman pertama mengurus paspor seperti itu soalnya. Datang pagi-pagi tapi baru beres sekitar jam 2 siang.

baca juga: Akhirnya Punya Paspor Juga

Alhamdulillah kekhawatiran saya itu ternyata tidak terjadi. Pagi-pagi saya sudah datang ke Kantor Imigrasi Kelas 1 Bandung yang berlokasi di Jalan Surapati. Sebenarnya nggak pagi-pagi juga sih. Saya sampai di Kantor Imigrasi pukul 7.15. Sementara pelayanan dibuka pukul 7.30.

Ambil Nomor Antrian

Di teras depan Kantor Imigrasi ada dua bapak pegawai yang bertugas memberikan nomor antrian. Saya datang menghadap ke sana. Salah seorang meminta saya Continue reading

Putrajaya Sightseeing Tour

Di sela-sela kunjungan ke Malaysia minggu lalu, saya menyempatkan diri untuk jalan-jalan. Sebenarnya agak bingung juga menentukan tempat tujuan yang ingin dikunjungi kala itu.

Waktu dan kemudahan akses transportasi menjadi pertimbangan saya. Terkait waktu, saya inginnya pagi hari berangkat, terus bisa sampai kembali ke penginapan sekitar sore atau maghrib pada hari yang sama. Kebetulan saat itu saya menginap di daerah sekitar Sri Petaling, Kuala Lumpur, tepatnya di Orange Hotel.

Ada beberapa opsi yang saya pikirkan. Setelah melalui beberapa pertimbangan, pilihan akhirnya jatuh kepada Putrajaya. Sebenarnya 4 tahun yang lalu saya sudah pernah ke sana (ceritanya ada di sini). Tapi masih ada banyak tourist attraction yang terlewat.

baca juga: Keliling Putrajaya

Maklum, ketika itu saya tak memiliki waktu yang cukup untuk mengeksplorasi Putrajaya. Tambah lagi, waktu saya lumayan tersita oleh masalah transportasi kala itu. Pertama, karena lama mempelajari rute bus. Kemudian waktu cukup banyak juga dipakai untuk bertanya ke orang-orang terkait rute bus. Lalu waktu tersita lagi untuk menunggu kedatangan bus. Dan ketika sudah naik bus pun, makan banyak waktu lagi karena memang rute busnya yang muter-muter.

Nah, kapan itu — saya tak ingat kapan dan di mana — saya pernah membaca iklan bahwa ada wisata “Putrajaya Sightseeing Tour” yang memiliki jadwal tertentu. Ketika itu saya belum terlalu tertarik. Baru ketika datang lagi ke Malaysia kali ini saya teringat lagi dan akhirnya mencari info lebih detail terkait itu.

Googling, googling, googling, eh ternyata di website KLIA Ekspres ada informasinya. Ada 3 jadwal tur dalam sehari. Yakni, pukul 11.00, 15.00, dan 19.30. Namun kabarnya tur malam pukul 19.30 sudah ditiadakan.

Tiket bisa dibeli di konter-konter semua Stasiun KLIA Transit, kecuali  Stasiun Putrajaya & Cyberjaya. Harga yang dibayar sudah termasuk tiket KLIA Transit Putrajaya & Cyberjaya PP. Namun bisa juga Continue reading