Category Archives: Events

Menggali Ilmu di Workshop J2ME Nokia.ICE

Pada tiga hari ini, tanggal 24-26 Mei 2011, Nokia Indonesia Community Enthusiast (Nokia.Ice) mengadakan workshop mengenai mobile programming J2ME (Java 2 Micro Edition) bertempat di ruang Multimedia Labtek V ITB. Acara workshop tersebut diinstrukturi oleh mas Alex Budiyanto, Nokia.Ice Academic Developer Evangelist. Jumlah peserta yang ikut kalau tidak salah ada sekitar 36 orang. Uniknya, tidak semuanya berasal dari jurusan Informatika, tapi ada juga yang berasal dari jurusan Elektro (2 orang) dan Mesin (1 orang). Perlu diketahui, workshop ini merupakan bagian dari rangkaian roadshow yang diadakan oleh Nokia.Ice untuk mengadakan workshop-workshop di berbagai perguruan tinggi. Di Bandung tidak hanya diadakan di ITB saja, tapi juga di beberapa perguruan tinggi lain seperti UPI, ITT Telkom, dan Polban. Kabarnya, roadshow berikutnya akan diadakan di Jogjakarta dan Malang.

Dalam tiga hari itu saya mendapatkan banyak hal baru yang dipelajari. Terus terang saya baru belajar J2ME pada workshop ini. Sebagian besar teman-teman yang mengikuti workshop ini pun setali tiga uang dengan saya. Secara umum, dari sisi pemrogramannya sebenarnya sama saja dengan pemrograman Java untuk desktop. Hanya saja pada J2ME ini library yang tersedia di Java tidak semuanya available di J2ME, begitu pula sebaliknya. Selain itu, dalam memrogram J2ME profil sebuah device menjadi perhatian juga karena bisa jadi aplikasi yang dibuat bisa jalan di device A, tapi belum tentu bisa jalan juga di device B.

Awalnya, materi yang dimiliki oleh Nokia.Ice direncanakan untuk diberikan dalam waktu 3 hari itu. Namun, materi tersebut akhirnya dipadatkan untuk diberikan dalam waktu 2 hari saja karena hari ketiganya akan digunakan untuk membuat lomba membuat aplikasi atau game dalam sehari.

Pada hari pertama, sebagaimana di perkuliahan pada umumnya, materi yang diberikan adalah perkenalan mengenai J2ME. Mungkin kalau di kuliah-kuliah materi sesi pertama itu bakal disebut dengan “Introduction to J2ME”. Pada sesi pertama di hari pertama itu kami menerima materi mengenai Java ME Architecture, focus device, dan membuat aplikasi sederhana menggunakan high level dan low level User Interface (UI).

Pada sesi kedua, masih di hari pertama, kami membuat aplikasi dengan mengikuti langkah-langkah yang tertulis di modul yang diberikan. Aplikasi yang kami buat saat itu adalah aplikasi sederhana yang mengenalkan penggunaan high-level UI, seperti List, TextBox, Menu, serta persistent storage.

Masih di hari pertama, pada sesi ketiga atau terakhir, kami langsung menuju ke penerapan low level UI pada pembuatan game sederhana. Game yang kami buat saat itu adalah game Pong. Dalam pembuatan game tersebut kami belajar mengenai Continue reading

Jalan-Jalan di Car Free Day

Pagi ini tadi saya jalan-jalan menikmati suasana pagi Kota Bandung di area Car Free Day (CFD) Dago. Akhirnya… 😀

Seriously, ini adalah pengalaman pertama saya jalan-jalan di CFD :P. Walaupun daerah kosan saya tidak berada jauh dari area CFD Dago, tapi entah kenapa saya kurang begitu berminat untuk main-main ke sana. Waktu hari Minggu pagi biasa saya habiskan untuk, kalau nggak main voli di kampus, lari pagi di SARAGA, atau nyuci-nyuci pakaian di kosan, hehehe.

Nah, pagi hari ini tadi rencana untuk main ke CFD akhirnya konkret juga. Bersama teman-teman sekontrakan seperti bung Adi, bung Kamal, dan bung Haris, serta bung Umar, kami berangkat bersama-sama ke kawasan CFD. Ternyata seperti ini toh suasana CFD itu. Banyak aktivitas yang dilakukan para warga Bandung di area ini. Ada yang olahraga senam, sepedaan, main sepatu roda, main egrang, dan main skateboard. Selain itu, ada juga perusahaan-perusahaan yang numpang ngiklan atau promosi produk di sana. Yang mahasiswa-mahasiswa juga nggak ketinggalan ada yang ngedanus atau promosi acara mereka. Terakhir, tentu saja banyak pedagang dadakan yang bertebaran di sepanjang area CFD.

Yang jelas suasananya bener-bener ramai banget. Semua orang tumpah ruah di sana. Sepertinya, momen CFD memang banyak dimanfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-teman sejawat. Kalau ingin berolahraga kurang pas kalau di CFD, lebih enak di SARAGA, kecuali kalau mau bersepeda. 😀

Orang-orang bersepeda

Orang-orang bersepeda

Ibu-ibu senam

Ibu-ibu senam

Jalan-jalan

Jalan-jalan

DAGO

DAGO

Main ke Punclut (Lagi)

Malam sabtu ini tadi habis aku main ke Punclut lagi. Kali ini yang ikutan ada bung Rizky, bung Adi, bung Kamal, dan aku sendiri. Kali ini nggak salah pilih spot seperti jalan-jalan sebelumnya. Rumah makan yang kami pilih pilih pas banget buat melihat gemerlap lampu di kota Bandung nun jauh di sana.

Selain itu, menu di sana lebih variatif jadi kami bisa memilih menu lain tidak hanya ayam bakar saja. Di tempat ini juga akhirnya aku menemukan ada tempat makan di Bandung yang menyajikan menu belut goreng. Kangen banget aku dengan menu satu ini. Kalau di Malang, jangan ditanya, di setiap warung makan pecel/lalapan, hampir semuanya menyediakan belut goreng juga.

Pada jalan-jalan kali ini beruntung sekali kami karena bung Rizky ikut dan dia membawa kamera DSLR-nya. Pemandangan indah malam itu pun dapat terabadikan dengan cantik melalui bidikannya.

Bandung tampak dari Punclut

Bandung tampak dari Punclut

Makan

Makan

Nonton Maen Gedhe Loedroek ITB

Malam sabtu kemarin aku bersama beberapa teman Informatika nonton bareng maen gedhe Loedrok ITB di Aula Barat ITB. Seperti biasa, acara pagelaran Loedroek ITB ini selalu ditunggu-tunggu oleh banyak mahasiswa di kampus. Ragam penontonnya pun tidak hanya yang berasal dari suku Jawa saja, tapi juga teman-teman dari Minang, Sunda, Jakarta, dan lain-lain. Apalagi beberapa hari sebelum acara malam kemarin, sempat timbul kontroversi karena standing property acara Loedroek ITB yang ditaruh di sekitaran Boulevard memperoleh peringatan keras dari K3L ITB dan diperintah untuk dipindahkan. Gara-garanya pada standing party tersebut terdapat tulisan “Selamat Datang Putra-Putri Terbaikkaya Bangsa”. Kata-kata tersebut tentu saja menyindir kebijakan ITB yang baru saja menetapkan kebijakan uang masuk Rp55 juta untuk mahasiswa baru pada tahun ajaran 2011/2012 nanti. Tampaknya dengan adanya spoiler yang membuat kontroversi itu membuat acara maen gedhe kemarin menjadi lebih ditunggu.

Standing Property Loedroek ITB (http://twitpic.com/4rdvq3)

Standing Property Loedroek ITB (http://twitpic.com/4rdvq3)

Pada acara maen gedhe tersebut aku dan teman-teman beruntung (atau malah kurang beruntung?) mendapatkan posisi duduk di baris satu. Bagiku, jika di dalam kelas ada ‘pepatah’ bahwa posisi menentukan prestasi, maka dalam nonton acara hiburan seperti ini aku punya pepatah bahwa posisi menentukan tingkat ketertawaan, hehe. Makanya jauh sebelum acara dimulai aku dan teman-teman sudah berada di dalam antrian masuk. Dalam antrian itu aku bertemu dengan teman-teman KOKESMA secara kebetulan yang juga akan menonton maen gedhe dan akhirnya kami pun menonton bersama dari baris yang berdekatan.

Seperti biasanya, acara maen gedhe selalu diawali dengan tari Remo, tarian khas yang berasal dari Jawa Timur, lalu disambung dengan menyanyikan pantun khas Jawa yang disebut dengan kidungan. Acara kidungan selalu menarik karena selalu menyelipkan kritikan dan sindiran-sindiran teraktual terhadap mahasiswa, kampus, hingga pemerintah. Audiens pun tak jarang memberikan applaus karena keberanian mereka dalam mengangkat dan menyindir isu-isu kampus dan nasional itu.

Tari Remo

Tari Remo

Kidungan

Kidungan

Setelah acara kidungan, giliran Dharma Wanita (DW) Loedroek ITB yang unjuk gigi. Tampaknya sesi penampilan DW Loedroek ITB ini di setiap acara maen gedhe selalu mendapatkan sambutan meriah karena aksinya yang menggelitik dan membawakan lagu-lagu yang sedang ngetren dengan menggubah liriknya menjadi klop sama Continue reading

Datang ke Pernikahan Teman SMA di Kediri

Hari Ahad lalu (24 April 2011) seorang teman sekelasku semasa SMA melangsungkan pernikahan di Kediri. Wah, berarti sudah ada 4 temanku, entah itu teman SD, SMP, SMA, atau kuliah, yang telah menikah. Menariknya, keempat-empatnya adalah perempuan! Mantaplah. Dari keempat pernikahan itu, aku hanya datang ke pernikahan teman yang di Kediri itu. Maklum, 3 teman yang lain itu temanku sewaktu SD dan SMP, jadi aku nggak sampai diundang. Oiya, perkenalkan nama teamanku itu Masyita. Di SMA dulu biasa dipanggil dengan “Kak Syita” oleh teman-teman sekelas.

Sengaja aku datang dari Bandung ke Kediri untuk menghadiri acara pernikahan Kak Syita itu. Ada rasa kangen yang terselip di dalam hati ini untuk bertemu dengan teman-teman semasa SMA dulu. Mumpung ada acara pernikahan Kak Syita ini di mana teman-teman juga akan hadir ke sana, aku putuskan untuk datang ke acara itu walaupun harus jauh-jauh Bandung-Kediri PP dan hanya singgah sebentar saja di Kediri.

Dari Bandung aku menumpang KA Malabar yang berangkat pukul 15.30, pada hari Sabtu, 23 April 2011. Sampai di Kediri tepat saat waktu Subuh masih belum usai, sekitar pukul 5 kurang. Menurut rencana, dari stasiun Kediri aku akan disusul oleh teman-teman Telocor (code name kelasku saat SMA: Team Sewelas IA Limo Kocok Rame-Rame) yang berangkat dari Malang lalu bersama-sama datang ke tempat resepsi pernikahan Kak Syita.

Sambil menunggu teman-teman, aku mengisi waktu dengan menikmati hiruk-pikuk aktivitas orang-orang di stasiun. Tak lupa sebelumnya aku mandi pagi dulu di sana. Sengaja aku membawa bekal handuk, pakaian ganti, serta peralatan mandi untuk bersih-bersih diri di stasiun. Maklum, kalau sampai nggak mandi, tak terbayangkan betapa baunya tubuh ini bekas keringat yang menempel :D. Sehabis mandi, aku sarapan dulu di warung yang berada di depan stasiun. Menu sarapan saat itu adalah nasi pecel. Sudah lama aku tak makan menu tersebut sebab susah sekali mencari menu Jawa Timuran di Bandung ini yang benar-benar memiliki cita rasa masakan Jawa Timur.

Akhirnya yang ditunggu datang juga. Pukul 11 pagi lebih sedikit rombongan teman-teman dari Malang menjemputku di stasiun Kediri. Rombongan teman-teman Telocor terdiri atas 2 mobil, mobil yang satu dikendarai oleh Reza atau yang akrab dipanggil dengan Cimeng, ketua kelas kami saat kelas X, dan yang satunya lagi adalah mobil milik Atina, atau yang akrab dipanggil “bos” saat SMA dulu.

Setelah itu, kami melaju menuju tempat resepsi pernikahan Kak Syita di Desa Kalirong, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. Banyak sekali undangan yang hadir saat itu yang berasal dari berbagai kota. Sementara itu, di tempat pelaminan pernikahan pasangan mempelai sudah duduk manis menebarkan senyum ke para undangan :).

Aku dan anak-anak Telocor yang lain langsung mengambil tempat yang tersedia. Kebetulan sesaat setelah kami datang acara berikutnya adalah makan-makan :D! Tanpa banyak diminta, kami pun langsung beranjak dari tempat duduk untuk bergabung dengan tamu undangan yang lain untuk mengambil menu yang tersajikan. Alhamdulillah, perut saya siang itu kenyang, hehehe. Jarang-jarang anak kos mendapat kesempatan makan sebanyak ini ^_^.

Selesai acara makan-makan, kami duduk-duduk dulu saling mengbrol satu sama lain sambil menunggu antrian untuk mengucapkan selamat kepada kedua mempelai dan foto bersama. Saat menunggu itu, tiba-tiba piala “Telocor Wedding Award” yang sudah kami persiapkan untuk Kak Syita terjatuh dan patah. Oh ya, sekedar pemberitahuan, piala ini sengaja kami buat bersama sebagai piala bergilir untuk diserahkan kepada warga telocor yang baru saja menikah dan diukir namanya di piala itu. Makanya, begitu piala itu patah, sempat terjadi kepanikan di antara kami. Akhirnya, diputuskan untuk menyambungnya dengan lem alteco yang dibeli di toko dekat tempat resepsi. Hahaha, untung saja.

piala Telocor Wedding Award

piala Telocor Wedding Award

Sampai akhirnya tibalah giliran kami untuk berfoto bersama. Aku diberikan kepercayaan oleh teman-teman sekelas yang lain untuk mewakili kelas dalam menyerahkan piala tersebut kepada pasangan mempelai.

Aku menyerahkan piala

Aku menyerahkan piala

foto bersama Telocor + mempelai

Foto bersama Telocor + mempelai

Selesai foto-foto, kami berpamitan kepada mempelai untuk meninggalkan tempat resepsi. Selanjutnya, kami melaksanakan sholat berjamaah di masjid Desa Kalirong itu kemudian melanjutkan perjalanan untuk kembali ke Malang. Sebelumnya tentu saja, aku diantar dulu ke stasiun Kediri. Aku berpisah dengan teman-teman Telocor di sana. Waktu yang hanya sebentar untuk kami bersama hari itu, tapi benar-benar 3 jam yang berkesan bagiku saat itu. Jauh-jauh dari Bandung ke Kediri bertemu dengan wajah-wajah yang akrab denganku saat SMA dulu, Setidaknya bisa menjadi penghibur bagi diriku yang tengah menjalani masa hectic mahasiswa tingkat akhir, hehehe.

So, who will be the next? 😀

Arak-Arakan Wisuda April 2011 ITB

Hari ini baru saja dilangsungkan prosesi wisuda di ITB. Seperti biasa, setiap sehabis acara wisuda, masing-masing himpunan di ITB memiliki ‘ritual’ yang sudah menjadi tradisi sejak lama, yaitu mengarak wisudawan-wisudawan ramai-ramai satu himpunan. Yang menarik, setiap melangsungkan arak-arakan, tiap himpunan biasanya mengambil tema tertentu dan perform di hadapan massa kampus maupun orang tua wisudawan. Tak jarang aku melihat beberapa bule bahkan sengaja hadir di kampus ITB untuk memotret fenomena ini (dengan tampilan ala turis).

Ini adalah kesekian kalinya aku mengikuti acara arak-arakan wisuda di kampus. Aku baru absen dua kali, yakni pada wisuda Oktober 2009 (saat itu hujan deras) dan Juli 2010. Sayangnya untuk arak-arakan wisuda kali ini ada dua himpunan, yakni HMS dan Terra, yang tidak dapat ikut berpartisipasi karena tengah menjalani sanksi dari rektorat karena kesalahan yang dilakukan pada arak-arakan wisuda sebelumnya.

Setiap mengarak wisudawan, aku selalu membayangkan bagaimana seandainya aku ada di posisi mereka. Berhasil menyelesaikan studi di ITB, mendapatkan gelar sarjana, dan senang bisa membahagiakan orang tua. Mudah-mudahan, wisuda berikutnya (Juli 2011) aku berperan sebagai yang diarak. Amin. 😀

Foto-foto arak-arakan wisuda April 2011 (dari kamera HP) :

Himpunan-himpunan bersiap di lapangan SARAGA

Himpunan-himpunan bersiap di lapangan SARAGA

Teman-teman HMIF

Teman-teman HMIF

Wisudawan-wisudawan IF

Wisudawan-wisudawan IF

Barisan arak-arakan HMIF

Barisan arak-arakan HMIF

Android Bootcamp di ITB

Hari Jumat kemarin (4/3/2011) Indosat Mega Media (IM2) mengadakan sebuah kegiatan yang diberi tajuk “Android Bootcamp” bertempat di gedung Aula Barat ITB. Kegiatan “Android Bootcamp” ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian sosialisasi kompetisi Android Application Contest 2011 yang diadakan oleh IM2 yang secara resmi dibuka sejak tanggal 15 Desember 2010 yang lalu (wah, aku baru tahunya sekarang). Kompetisi itu akan dilangsungkan hingga penutupan pengumpulan aplikasi pada tanggal 15 Juni 2011 atau tepat 6 bulan sejak dibuka. Selain sosialisasi kompetisi Android Application Contest, pada kegiatan itu juga diberikan training membuat aplikasi Android oleh trainer Ruly Hasibuan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8.55 ketika aku masuk ke Aula Barat. Saat itu, para peserta training sedang diarahkan untuk memasang aplikasi IDE Eclipse dan Android SDK ke laptop masing-masing. Untung aku sudah pernah menginstal sebelumnya. Tapi akhirnya aku menginstal juga Android SDK yang diberikan panitia karena ternyata punya mereka lebih lengkap. Bayangkan, ukurannya saja sampai 2 GB lebih, sudah mencakup seluruh SDK mulai Android 1.1 sampai 3.0 (Honeycomb). Sementara di laptopku baru kupasang yang Android 2.2 saja.

Sekitar pukul 10 kurang, acara resmi dibuka oleh salah seorang perwakilan pejabat IM2. Kemudian acara langsung dilanjutkan dengan training Android untuk kelas beginner. Awal-awal dijelaskan langkah per langkah mulai dari cara membuat projek Android baru di IDE Eclipse, komponen-komponen apa saja yang terdapat di file projek itu, serta dituntun pula membuat aplikasi Android sederhana HelloWorld. Pada training pertama ini para peserta memang diasumsikan sebagai beginner. Karena itu, materinya pun masih sangat dasar. Training sesi pertama berakhir menjelang waktu sholat Jumat.

Setelah break sholat Jumat, peserta disuguhkan makan siang prasmanan (masih) di Aula Barat. Alhamdulillah… jarang-jarang aku bisa makan banyak (dan gratis lagi) ini selama jadi anak kosan :D. Pukul dua siang kurang acara dilanjutkan kembali.

Peserta Android Bootcamp

Peserta Android Bootcamp

Kali ini acara menginjak pada sesi “seminar”. Acara dibuka dengan sambutan Pak Suhono, Kepala Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB. Salah satu quote dari beliau yang aku catat adalah “Inovasi berbeda dengan kreativitas. Inovasi adalah kreativitas yang menghasilkan impact bagi lingkungan di sekitarnya”. Dengan kata lain, kreativitas yang tidak memiliki impact positif, tidak bisa disebut sebagai “inovasi”.

Berikutnya, Pak Rinaldi Munir juga tidak ketinggalan memberikan sambutannya dalam acara itu. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwasannya Bandung ini adalah pusat industri kreatif. Tidak hanya seni, tetapi perusahaan-perusahaan IT atau software house pun banyak terdapat di Bandung ini.

Pak Hermanudin, Business Planning Development General Manager IM2, yang mendapat giliran bicara setelah Pak Rinaldi, pada kesempatan itu mengajak peserta training untuk berbisnis di internet dengan aplikasi Android. Beliau menjelaskan mekanisme bagaimana seorang developer mendapatkan uang dari aplikasi yang dibuatnya. Kalau aplikasi berbayar, tentu kita sudah paham bahwa si developer akan mendapatkan uang dari user yang membeli aplikasinya. Nah, kalau aplikasi gratis? Ternyata si developer juga bisa tetap memperoleh pemasukan meskipun dia melepas aplikasinya secara gratis. Caranya? Pasang iklan. Salah satunya bisa dengan menggunakan Google AdMob. Lalu bagaimana dengan pemasarannya? Dalam kesempatan itu pula beliau sambil berpromosi menyebutkan bahwa IM2 memberikan peluang bagi para developer untuk memasarkan aplikasinya dengan mengunggahnya ke situs application market buatan IM2 yang diberi nama “I-Store” (mirip android market) secara gratis.

Selain menjelaskan peluang bisnis bagi para developer, beliau juga menyinggung mengenai Android Application Contest 2011 yang diadakan oleh IM2. Beliau menjelaskan dengan cukup detail mengenai pelaksanaan kompetisi itu, termasuk besarnya hadiah dan sistem penilaiannya.

Menyambung isi seminar yang disampaikan Pak Hermanudin mengenai Google AdMob, berbicara juga pada kesempatan itu, perwakilan dari Google AdMob, Leonard Agustinus, yang menyampaikan lebih detail mengenai Google AdMob itu. Intinya sih, kalau kita ingin memasang iklan di aplikasi Android kita, kita tinggal unduh saja Google AdMob SDK lalu mengintegrasikan code iklannya ke aplikasi kita. Uang yang kita peroleh sebanding dengan banyaknya user yang mengklik iklan tersebut dari aplikasi kita. Di samping menjelaskan mengenai Google AdMob, Leonard juga memberikan tips untuk meningkatkan daya jual aplikasi kita. Caranya antara lain pasang iklan mengenai aplikasi kita atau membuat situs khusus untuk aplikasi kita (official site). Cara itu setidaknya dapat membuat aplikasi kita get discovered, yaitu orang lain tahu mengenai aplikasi kita.

Berikutnya giliran Arif Burhan, mewakili Forum Android Indonesia, berbicara mengenai Forum Android Indonesia dan mengajak peserta Android Bootcamp yang hadir pada saat itu untuk bergabung ke dalam forum yang beralamat di http://www.android-indonesia.com itu. Pada kesempatan itu, Arif juga menyampaikan mengenai perkembangan Android beserta pertumbuhan penjualan handsethandset yang mengusung OS Android dibandingkan handset lain.

Terakhir, Ibnu Sina, owner dari GITS Indonesia yang juga alumni IF ITB angkatan 2005 itu, menyampaikan testimonialnya mengenai pengalaman selama menjadi developer Android, khususnya dari segi bisnis. Dalam kesempatan itu mas Ibnu membagi tips-tips membuat aplikasi yang banyak diminati dan cara-cara mendapatkan pemasukan dari aplikasi yang dibuat itu. Aplikasi yang laris itu adalah aplikasi yang secara tepat dalam memenuhi kebutuhan user dan memiliki desain user interface yang menarik. Sementara itu, mengenai tips mendapatkan pemasukan dari aplikasi yang kita buat, selain Google AdMob, bisa dilakukan juga dengan cara bekerja sama dengan perusahaan yang memang membutuhkan aplikasi. Maksudnya, kita bisa membuatkan suatu aplikasi sesuai permintaan suatu perusahaan dan aplikasi itu kemudian dibeli oleh perusahaan tersebut. Namun, bisa juga kita membuat suatu aplikasi yang akan dilempar ke market, tetapi kita juga menawarkan kepada perusahaan untuk mencantumkan perusahaan tersebut di aplikasi kita (sebagai sarana promosi perusahaan tersebut). Sebagai contoh, aplikasi Toresto yang dibuat oleh GITS, yaitu sebuah aplikasi yang menyajikan tempat-tempat kuliner di Kota Bandung. Restoran atau tempat makan yang ingin ditampilkan dalam aplikasi itu tentunya akan membayar GITS karena membantu mereka dalam hal promosi/iklan.

Sesi seminar Android Bootcamp

Sesi seminar Android Bootcamp

Sesi seminar atau talk show itu kira-kira berlangsung hingga dua jam. Sesi training kedua yang seharusnya dijadwalkan pada pukul 15.00 pun akhirnya molor hingga pukul 4 sore lebih. Terpaksa training sesi II yang diperuntukkan untuk tingkat intermediate itu pun terpotong waktunya. Tidak banyak yang bisa disampaikan oleh Ruly dalam waktu sesingkat itu. Akhirnya, pukul 17.15 tepat sesi training Android dalam kegiatan ini berakhir.

Kemudian acara dilanjutkan dengan pembagian door prize untuk para peserta. Acara pembagian door prize ini menandai berakhirnya kegiatan Android Bootcamp pada hari itu.

Dengan adanya acara ini aku sendiri terus terang banyak mendapatkan wawasan baru. Yang jadi poin utamaku dari acara ini adalah sekarang aku jadi paham mengenai aktivitas bisnis aplikasi mobile seperti aplikasi Android itu. Khususnya, mengenai bagaimana seorang developer mendapatkan pemasukan dari aplikasi yang dibuatnya. Setelah mengikuti acara ini, tampaknya aku jadi tertarik juga untuk berkecimpung di dunia aplikasi mobile, khususnya aplikasi Android, hehehe. Handset (Alhamdulillah) sudah punya. Sekarang saatnya tidak cuma menjadi pengguna aplikasi Android, tetapi juga menjadi pembuatnya. 😀

Kompetisi Android Application Contest 2010