Sebulan yang lalu saya baru tahu ada aplikasi bernama Bookmate. Saya mengetahuinya setelah membaca review buku di blog ini. Padahal kalau menurut Wikipedia, Bookmate ini sudah malang melintang sejak tahun 2010. Sudah telat sekali ya saya tahunya. Hahaha.
Saya pun bergegas untuk mengunjungi situsnya dan mendaftarkan diri sebagai pengguna. Rupanya untuk anggota baru ada promo berlangganan Rp9.900 untuk 3 bulan. Jadi memang sistem di Bookmate ini kita bisa membaca berbagai macam buku sepuasnya dengan cara berlangganan.
Promo Bookmate untuk pengguna baru
Selain promo berlangganan premium 3 bulan seharga Rp9.900, mereka juga menawarkan free trial premium selama sebulan. Karena saya tidak yakin mampu menghabiskan buku dalam jangka waktu sebulan, saya pun memilih untuk mengambil promo yang 3 bulan itu. Hehehe.
Pilihan bukunya ternyata sangat bervariasi dan sangat banyak. Dari buku terbitan luar negeri sampai dalam negeri pun ada. Buku pertama yang saya baca adalah Sapiens, tulisan Yuval Noah Harari.
Etalase pilihan buku di Bookmate
Dengan biaya segitu (Rp9.900) bisa membaca berbagai buku tentu saja sangat menguntungkan bagi pengguna seperti saya. Bisa menghemat banyak dibandingkan harus membeli buku satu-satu. Tapi entah dari sisi penulis bagaimana. Apakah diuntungkan atau dirugikan dengan business model seperti ini.
Musafir Kehidupan 
9,900 kan pas lagi promo mas, kalau udah ngga promo balik lagi jadi 99.000 hehe. Kayaknya kalau harga 99.000 untuk masuk ke business model masih masuk akal
LikeLiked by 1 person
Iya sih :D. Penasaran aja bagaimana pembagian royaltinya untuk sistem yang seperti ini.
LikeLiked by 1 person
Waaah… Lagi promo ya. Seru banget ini. Free trial premium-ku sudah habis. Belum perpanjang karena sedang malas baca buku.
Btw, soal royalti kepikiran juga sih. Bookmate ini kan seperti perpustakaan berbayar ya. Kita nggak beli bukunya, cuma pinjam. Jadi kayak Spotify dan Joox begitu nggak sih?
LikeLiked by 1 person
Btw terkait promo, saya baru ngeh sepertinya promo ini hanya untuk member baru saja… 😅
Betul kak Kimi. Business modelnya mungkin seperti Spotify atau Joox itu. Tapi menurut saya untuk buku semestinya ada perbedaan perhitungan masalah royalti. Saya penasaran aja apakah kalo orang baru start baca 1-2 halaman, sudah dihitung ada royalti yang harus diberikan pada penulis (dan penerbit).
Kalau dengan sistem berlangganan ini kan memungkinkan dia berganti-ganti membaca buku, sebulan mungkin katakanlah bisa 20 buku dan masing-masing cuma dibaca beberapa halaman aja (masih exploring). Kalau setiap buku itu harus dibayar royaltinya secara penuh, bisa-bisa rugi juga.
Atau royaltinya per jumlah halaman ya? Haha. Saya cuma penasaran saja. 😂
Eh, tapi mungkin macam Netflix dkk juga sama juga sih. Per menit gitu kali ya. Haha.
LikeLiked by 1 person
Atau barangkali Bookmate membayar sejumlah uang untuk sejumlah buku kepada penerbit, yang kemudian oleh Bookmate disewakan lagi ke pelanggannya? Tiba-tiba kepikiran karena kalau tidak salah iJakarta juga seperti itu. Ya atau entah lah bagaimana kerjasama di antara mereka. Haha. Jadi penasaran begini.
Btw, iya, kan memang khusus member baru. Kalau untuk member lama kayak saya mana bisa. Kecuali bikin akun baru sih. 🙊
LikeLiked by 2 people
Iya kan kak, memang bikin penasaran, haha. Menarik sih untuk dipahami bagaimana business model sistem subscription begini dibandingkan model lama yang harus beli. Tapi IMHO, bagi para content creator semestinya lebih menguntungkan busines model dengan sistem subscription ini ya soalnya bisa menekan kerugian yang ditimbulkan dari pembajakan.
Haha, bisa juga bikin akun baru. Tapi niat banget kalo sampe bikin banyak email untuk bikin akun baru. 😂
LikeLiked by 2 people