Jalan-Jalan di Padang & Bukittinggi (Bag. 4-Tamat): Danau Singkarak

Sesampainya di hotel kami langsung menikmati sarapan pagi yang disediakan oleh pihak hotel. Saya mengambil menu Nasi Goreng Padang. Rasanya cukup sedap. Inginnya sih nambah. Tapi tidak ingin kekenyangan juga karena harus memberikan ruang untuk menyantap kuliner berikutnya. Hehehe.

Namun, rupanya keputusan itu harus saya sesali karena setelah itu ternyata kami tak sempat singgah untuk kulineran sampai tiba di bandara. Hiks, hiks.

Yup, pagi itu setelah check-out sekitar pukul 9.30 kami langsung tancap gas menuju Bandara Internasional Minangkabau. Kami mengambil rute yang berbeda dengan keberangkatan. Kami memilih rute melalui Danau Singkarak.

Check-out dari Hotel Maison

Check-out dari Hotel Maison

Kurang lebih setelah menempuh perjalanan 1,25 jam dari Bukittinggi, kami tiba juga di kawasan Danau Singkarak. Masya Allah… Danau Singkarak ini sungguh begitu luasnya! Mobil kami berjalan terus menyusuri jalan di tepi Danau Singkarak ini.

Kami singgah sejenak di salah satu warung yang banyak berjejer di tepi Danau Singkarak untuk membeli oleh-oleh. Komoditas yang paling banyak dijajakan di warung-warung tersebut tentu saja ikan Bilih yang memang endemik Danau Singkarak.

Deretan warung di tepi Danau Singkarak

Deretan warung di tepi Danau Singkarak

Saya membeli satu bungkus ikan bilih dengan total berat 1/4 kg seharga Rp80.000. Rizky pun juga membeli yang sama. Selain itu, saya juga membeli ikan bilih yang sudah dijadikan semacam keripik berbentuk bundar-bundar begitu. Rasanya ternyata lebih gurih. Kebetulan saya memang mencobanya terlebih dahulu karena ibu penjual mempersilakan kami.

Aneka penganan yang dijajakan di tepi Danau Singkarak

Aneka penganan yang dijajakan di tepi Danau Singkarak

Usai membeli oleh-oleh, kami melanjutkan perjalanan kembali. Bang Untung menawarkan kami untuk mampir ke Bukit Chi Nang Kiek yang terletak tak jauh dari Danau Singkarak. Katanya itu tempat baru yang lagi happening di warga sekitar. Kami pun mengiyakan saja.

Dari atas Bukit Chi Nang Kiek ini rupanya kita bisa melihat panorama Danau Singkarak dengan persawahan dan pedesaan di bawah bukit. Sayangnya siang itu cuacanya sedang mendung. Danau Singkarak pun tertutup awan kabut yang cukup tebal sehingga pemandangannya pun tak terlihat cukup lega.

Pemandangan Danau Singkarak dari Bukit Chi Nang Kiek

Selain menawarkan tempat untuk melihat panorama Danau Singkarak, di Bukit Chi Nang Kiek ini juga menawarkan aktivitas outbond. Ada jembatan gantung, naik sepeda gantung, rumah pohon, dan sebagainya. Tapi bagi kami yang datang jauh-jauh ke Sumatera Barat ini, panorama Danau Singkarak yang lebih kami cari.

Jadi setelah melihat panorama Danau Singkarak itu pun kami langsung kembali meneruskan perjalanan. Kami bergerak menuju arah Solok.

Sekitar 1,5 jam kemudian sampailah kami di sebuah tempat bernama Sitinjau Lauik. Bang Untung mengajak kami untuk berhenti sejenak di sana. Dari tempat tersebut kita bisa memandang laut di sepanjang pantai barat Kota Padang.

Sitinjau Lauik

Sitinjau Lauik

Beliau juga menjelaskan, di titik tersebut terdapat tikungan yang cukup ganas, terutama bagi kendaraan-kendaraan besar. Maklum, beliau dahulu pernah jadi sopir truk juga katanya dan beberapa kali melewati jalur ini.

Jadi beliau tahu juga bagaimana rasanya. Untuk dapat berbelok di tikungan tersebut ketika menanjak, truk-truk besar harus mengandalkan “Pak Ogah” agar kendaraan-kendaraan lain dari arah berlawanan memberikan ruang bagi mereka untuk bermanuver.

Dari Sitinjau Lauik kami melanjutkan perjalanan lagi menuju Bandara Internasional Minangkabau. Tak jauh dari Sitinjau Lauik ini akhirnya kami masuk juga ke wilayah Kota Padang.

Kami singgah lagi untuk terakhir kalinya di Christine Hakim Idea Park untuk membeli oleh-oleh khas Minang. Ada dendeng balado kemasan, aneka keripik khas Minang, kopi, dan lain sebagainya.

Usai membeli oleh-oleh, kami pun meneruskan perjalanan ke bandara yang memang sudah dekat lokasinya dari Christine Hakim Idea Park ini. Dengan sampainya kami di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) ini maka berakhir sudah perjalanan saya menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di Ranah Minang ini. (Tamat)

————————————————————————————-

Indeks link seri artikel Jalan-Jalan di Padang & Bukittinggi:

Advertisement

2 thoughts on “Jalan-Jalan di Padang & Bukittinggi (Bag. 4-Tamat): Danau Singkarak

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s