Hari Ibu

Di jejaring sosial, baik Facebook maupun Twitter, hampir semuanya aku lihat pada mengucapkan selamat Hari Ibu. Entah ada berapa persen dari mereka yang berkicau di jejaring sosial itu yang beneran mengucapkan langsung, walaupun hanya via telepon,  kepada Ibunda mereka. Atau jangan-jangan ibu mereka memang ikut Facebookan atau Twitteran, sehingga saling berbalas mention di sana. 😀

Ngomong-ngomong soal Hari Ibu, setelah membaca artikel di Republika ini, aku sedikit tercerahkan. Ternyata Hari Ibu yang dimaksud awal mulanya bukan ditujukan sebagai bentuk terima kasih kepada ibu yang telah melahirkan dan mengurus rumah tangga. Tetapi dalam rangka untuk mengenang semangat dan perjuangan perempuan dalam upaya kemerdekaan bangsa. Semangat itu tercermin dalam perjuangan Sofie Korneliq Pandean, satu-satunya perempuan yang ikut membacakan naskah Sumpah Pemuda. Tanggal 22 Desember sendiri merupakan tanggal diadakannya kongres perempuan  yang dihadiri 30 organisasi perempuan dari 12 kota dari Jawa dan Sumatera yang merupakan ajang untuk membuktikan bahwaperempuan juga memiliki cita-cita untuk kemerdekaan. Hmm … kalau begitu seharusnya namanya ‘Hari Perempuan’ ya? 😮

Ya, terlepas dari sejarah ‘Hari Ibu’ itu, memang seharusnya sikap memuliakan orang tua, ibu khususnya, bukan hanya terjadi karena ada event peringatan “Hari Ibu” saja. Seperti kata mas Bustomi di akun Twitternya, pemain timnas kita:

“Hari ini semua sibuk mengucapkan hari ibu kemana 364 hari kalian…!!!”

Di tengah-tengah ‘hiruk pikuk’ Hari Ibu ini, entah siapa yang mulai, tiba-tiba muncul joke terkait ‘Mama’ di jejaring sosial:

Hari ini semua orang masang status selamat hari ibu. Semua pada ngaku sayang Mama, tapi giliran Mama minta kirimin pulsa ngak ada yg ngasih. Padahal Mama lagi di kantor polisi.

Wkwkwkwk … ada-ada saja nih. Tentu saja quote ini cuma menyindir pelaku-pelaku penipuan yang meminta pulsa dengan mengaku sebagai mama. 😀

 

 

Leave a comment