Tag Archives: siem reap

Pengunjung berbondong-bondong menuju Angkor Wat (photo by Ian)

Backpacking Indochina 9D8N (Bag. 7): Day 6 – Angkor Wat Tour

Kamis, 29 Mei 2014

Pukul 4 pagi aku sudah terbangun. Aku bersiap-siap untuk melaksanakan sholat Subuh saat itu yang waktunya masuk pukul 4.10. Agenda kami hari itu adalah mengikuti full day tour di kompleks Angkor Wat hingga sore hari. Setelah itu malamnya kami akan meninggalkan Siem Reap menuju ke Phnom Penh. Karena itulah kami harus check-out hari itu juga.

Sesuai dengan perjanjian dengan sopir tuk-tuk sehari sebelumnya, kami akan dijemput di hostel pukul 5 pagi. Karena kami akan berada di kompleks Angkor Wat sampai sore, sedangkan batas waktu check-out adalah pukul 12 siang, maka kami check-out saat subuh itu juga, sebelum berangkat tur. Namun, ada beberapa orang dari kami yang extend semalam supaya ada tempat untuk istirahat sebentar dan menaruh barang-barang sembari menunggu keberangkatan bus ke Phnom Penh.

Ba’da sholat aku langsung mengemasi barang-barangku. Setelah itu aku langsung datang ke resepsionis untuk menyerahkan kunci kamar dan loker. Tas carrier-ku kuletakkan di sudut ruang lobby hostel. Di sana banyak sekali tas-tas carrier besar yang dititpkan. Yup, walaupun kita sudah check-out dari hostel, kita boleh kok menitipkan tas kita di sana. Sampai malam pun boleh kata respsionisnya.

Berangkat ke kompleks Angkor Wat

Pukul 5 pagi teng kami sudah berkumpul di depan hostel. Lima tuk-tuk sudah menunggu kami di sana. Satu tuk-tuk lagi menjemput Abdan dkk. di Palm Garden Lodge.

Berangkat ke Angkor Wat (photo by Ian)

Berangkat ke Angkor Wat setelah subuh (photo by Ian)

Tuk-tuk langsung meluncur ke Angkor Wat. Kalau lihat di Google Maps sih, jarak dari hostel kami ke pintu gerbang kompleks Angkor Wat ini sekitar 5 km. Jalanan Siem Reap ba’da subuh itu masih cukup sepi.

Di perjalanan menuju kompleks Angkor Wat ini kami sempat beberapa kali melewati kelompok-kelompok kecil bersepeda. Umumnya bule-bule sih yang naik sepeda ke Angkor Wat ini. Suatu saat kalau ada kesempatan ke Siem Reap lagi, harus nyobain nih nggowes ke Angkor Wat juga.

Untuk dapat memasuki candi-candi di kompleks Angkor Wat ini kita harus memiliki tiket yang disebut dengan Angkor Pass. Admission fee-nya sebesar USD 20. Tiket itu berlaku untuk one day tour di sana.

Suasana loket tiket Angkor Wat (photo by Rizky)

Suasana loket tiket Angkor Wat (photo by Rizky)

Karena Angkor Wat ini merupakan sebuah kompleks candi-candi yang sangat luas yang hampir mustahil dijelajahi seluruhnya dalam sehari, pihak pengelola menyediakan opsi tiket terusan untuk 3 hari (tidak harus berturutan) dan 1 minggu. Admission fee untuk masing-masing opsi tersebut adalah USD 40 dan USD 60.

Di Angkor Pass yang kita dapatkan akan tertera foto kita. Foto diambil saat itu juga ketika kita membayar admission fee di loket. Di Angkor Pass tertera juga tanggal berlaku tiket. Angkor Pass ini wajib kita tunjukkan kepada petugas setiap kali hendak memasuki suatu candi. Mereka akan mencocokkan wajah kita dengan foto yang tertera di tiket. Yup, dengan begitu tiket ini sifatnya non-transferable.

Angkor Pass

Angkor Pass

Melihat sunrise di Angkor Wat

Jujugan candi pertama kami adalah Angkor Wat itu sendiri. Angkor Wat ini terkenal dengan view sunrise-nya yang sangat indah. Tak heran banyak orang yang sudah datang ke Angkor Wat ini pagi-pagi itu.

Pengunjung berbondong-bondong menuju Angkor Wat (photo by Ian)

Pengunjung berbondong-bondong menuju Angkor Wat (photo by Ian)

Kami memiliki waktu untuk menikmati Angkor Wat ini hingga pukul 8-an. Sebenarnya fleksibel sih waktunya. Tapi kami pikir 2,5 jam di dalam sudah cukup puaslah. Jadi sementara kami berkeliling di dalam Angkor Wat, sopir tuk-tuk akan stand by di depan.

Pagi itu penampakan sunrise yang kami lihat tidak seindah seperti yang aku lihat-lihat di wallpaper-wallpaper HD yang menampilkan sunrise Angkor Wat. Entah karena sedang tidak beruntung atau memang akhir Mei bukan waktu terbaik untuk melihat sunrise di Angkor Wat, atau spot yang kami pilih memang salah. Entahlah. Namun, orang-orang tampak bahagia menikmati pemandangan sunrise pagi itu. 😀

Siluet Angkor Wat

Siluet Angkor Wat

Tak ingin terlalu lama befoto-foto dengan background sunrise, kami beranjak masuk menjelajahi kompleks dalam Angkor Wat. Tampak banyak sekali restorasi di sana-sini di dalam kompleks. Jerman dan Perancis mendominasi proyek restorasi ini. Aku bisa tahu itu dari keterangan-keterangan pada peralatan-peralatan yang digunakan untuk restorasi ini.

Foto bersama (photo by Ian)

Foto bersama (photo by Ian)

Angkor Wat

Angkor Wat

Angkor Wat ini seolah menawarkan suasana yang mistikal di dalamnya. Mistik yang kumaksud bukan yang berhubungan dengan hal-hal ghaib tentunya. Di sana aku seolah-olah seperti kembali ke era kerajaan Khmer di masa kejayaan Raja Suryawarman II di abad 12. Lorong-lorong di dalam candi yang lembab dan gelap menambah suasana mistikal itu.

Oh ya, berhati-hatilah dengan warga lokal yang menawari dupa di lorong-lorong dalam Angkor Wat ini. Mereka baik-baikin pengunjung yang mereka temui dengan menawari dupa dan mengajak untuk bersembahyang. Jangan terima dupa tersebut. Itu scam! Tolak saja dengan halus. Ada teman yang terjebak, dan harus membayar 2 dollar.

Salah satu lorong di dalam Angkor Wat

Salah satu lorong di dalam Angkor Wat

Sarapan

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Jujur, waktu 2,5 jam itu ternyata cukup sebentar. Aku masih belum sempat menjelajahi halaman belakang Angkor Wat ini. Yah… memang sih kalau nggak banyak foto-foto, cukup sebenarnya waktu 2,5 jam itu menjelajahi Angkor Wat ini, haha. Karena kami sudah janjian dengan sopir tuk-tuk, tentu nggak enak juga kalau kami menambah durasi waktu kami sepihak di sana.

Dari Angkor Wat ini selanjutnya kami dibawa oleh sopir tuk-tuk ke warung makanan untuk sarapan. Jadi di kompleks Angkor Wat yang besar itu ada satu area di mana di sana terdapat banyak warung-warung makanan berjajar. Di sana ada toko-toko souvenir juga.

Di warung makan (photo by Abdan)

Di warung makan (photo by Abdan)

Harga menu di sana mahal-mahal sih. Kisaran USD 4-6 lah. Aku memesan menu salad buah. Cari yang aman saja. Soalnya agak ragu sama kehalalan menu-menu yang lainnya. Salad buah ini harganya USD 5. Mahal ya. But, the show must go on. Begitu pun perut harus tetap diisi.

Untuk minum, aku beli botol air mineral 1,5L seharga USD 1. Mahal ya. Di minimart samping hostel harganya USD 0,75. Jadi mending beli dekat hostel kalau nggak mau rugi. Haha, perhitungan banget memang.

Ke kompleks Angkor Thom

Peta kompleks Angkor

Peta kompleks Angkor

Jam telah menunjukkan pukul setengah 10 pagi ketika kami selesai sarapan. Angkor Thom menjadi destinasi kami berikutnya. Kami diantarkan ke sana oleh sopir tuk-tuk. Kami diberi waktu hingga pukul 12 siang untuk berkeliling menjelajahi candi-candi di Angkor Thom ini. Setelah mengantarkan kami, sopir tuk-tuk meninggalkan kami Continue reading

Advertisement
Kantor imigrasi Kamboja

Backpacking Indochina 9D8N (Bag. 6): Day 5 – Bangkok-Siem Reap

Rabu, 28 Mei 2014

Subuh itu kami semua sudah terbangun dari tidur. Seusai melaksanakan sholat Subuh, kami semua mulai melakukan packing barang masing-masing. Menurut rencana, kami akan meninggalkan Bangkok pagi ini menuju Siem Reap, Kamboja, pukul 9 dari Mo Chit Bus Station.

Berdasarkan pengalaman sehari sebelumnya, waktu yang dibutuhkan oleh bus kota dari Mo Chit menuju Khao San Road adalah sekitar 1 jam pada siang hari. Tentunya di pagi hari kondisi jalan bakal lebih macet karena bersamaan dengan orang-orang yang berangkat sekolah dan kerja. Karena itulah paling telat pukul 7 pagi kami menargetkan sudah cabut dari hostel.

Teman-teman yang menginap di Thrive The Hostel dan Suneta Hostel masing-masing berangkat sendiri. Sedangkan kami yang menginap di Hiig Hostel barengan dengan mereka yang menginap di Four Sons Village karena lokasinya yang memang bersebelahan. Pagi itu kami tak sempat sarapan. Paling cuma makan roti yang kami beli di 7Eleven dekat hostel.

Berangkat ke Mo Chit Bus Station

Dari hostel kami yang berada di Soi Rambuttri kami berjalan kaki melalui gang tembusan ke jalan Phra Athit. Rute bus no. 3 yang menuju ke Mo Chit berbeda dengan rute kebalikannya. Bus ini tidak melewati Khao San Road, tetapi jalan Phra Athit. Walaupun demikian lokasinya nggak terlalu jauh juga sih. Masih walkable lah.

Beruntung sekali kami pagi itu. Baru saja tiba di halte bus merah no. 3 sudah berhenti di depan kami. Kami semua pun buru-buru naik.

Ada yang agak aneh pagi itu. Continue reading

Rencana Backpacking Indochina 9D8N

Menurut Wikipedia, yang disebut Indochina itu adalah:

Indochina or Indo-China is a peninsula in Southeast Asia lying roughly southwest of China, and east of IndiaThe name has its origins in the French Indochine as a combination of the names of “India” and “China”, referring to the location of the territory between those two countries, though the majority of people in the region are neither Chinese nor Indian. It is also referred to as Mainland Southeast Asia

Jadi, kalau menurut pengertian sempit, yang disebut Indochina itu sebenarnya adalah wilayah jajahan Perancis di Asia Tenggara yang meliputi Vietnam, Kamboja, dan Laos, sehingga disebut French Indochina. Sedangkan dalam pengertian yang lebih luasnya turut meliputi Myanmar, Thailand, dan peninsula Malaysia (secara geografi wilayah Singapura juga termasuk). Dengan kata lain, Indochina itu wilayah mainland-nya Asia Tenggara.

Jadi ceritanya aku dan teman-teman sedang excited banget karena 3 hari lagi Insya Allah kami akan memulai backpacking mengunjungi negara-negara di Indochina. Bisa dibilang ini adalah backpacking Indochina jilid 2 di kelompok kecil backpacking kami. Yang jilid 1 (baca ceritanya di sini), 2 tahun lalu, aku tidak jadi ikut karena tidak bisa meninggalkan projek yang sedang kukerjakan. Makanya begitu ada kesempatan libur 2 kali dalam seminggu, aku sekalian mengajukan cuti untuk 3 hari lainnya sehingga bisa backpacking secara full.

Backpacking yang jilid 1 dua tahun lalu itu hanya 3 orang yang jadi. Mereka backpacking selama 21 hari berkeliling ke negara Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, dan Malaysia. Mereka bisa backpacking selama itu karena memang sedang berada pada masa jeda menunggu wisuda setelah sidang S1.

Untuk backpacking kali ini, awalnya menurut rencana, peserta backpacking ini hanya kelompok kecil backpacking kami selama kami kuliah dulu saja, dan yang konfirm hanya sekitar 5 orang saja. Namun, dalam perkembangannya ternyata rencana kami menyebar ke teman-teman kantor masing-masing. Coba tebak sekarang yang ikut bergabung sudah ada berapa? 22 mamen!

Well, kami tidak bisa menghalangi orang untuk jalan-jalan tentunya. Ini bakal jadi sesuatu yang menarik sekaligus tantangan tersendiri. Yang jelas nggak mungkinlah kalau ke mana-mana kami selalu jalan kompakan 22 orang. Sudah kayak study tour saja jadinya, hehe.

Akhirnya dibentuklah forum untuk mewadahi semua orang ini. Di situ kami membagi itinerary yang sudah kami rancang untuk diikuti yang lain. Di situ juga kami berbagi informasi tiket pesawat/kereta/bus dan penginapan yang hendak kami pesan. Sejauh ini sih koordinasi berjalan lancar. Intinya sih, itinerary kami kurang lebih sama, tapi jalan tetap masing-masing.

Jumlah hari yang akan kami spend untuk backpacking kali ini hanya 9 hari 8 malam (9D8N) saja. Tidak semua negara di Indochina tentunya yang akan kami kunjungi. Hanya beberapa negara saja. Ini dia rute yang akan kami lakukan.

Rute backpacking Indochina 9D8N

Rute backpacking Indochina 9D8N

Well, I do know that this sounds really ambitious. Beberapa teman mengatakan lebih baik fokus ke salah dua saja kalau cuma 9 hari mah. Thailand-Kamboja saja misalnya. Plan yang kami susun ini cenderung bakal lebih banyak habis di jalan dan sangat melelahkan.

Namun, aku pribadi sejak awal sih iyes. Nggak tahu kalau mas-mas yang lain. Memang yang kucari salah satunya adalah sensasi perjalanan antar negaranya, lintas perbatasan via darat, bukan hanya plesirnya saja. Semoga saja kami kuat menjalaninya, haha.

So, beberapa kota yang akan kami kunjungi adalah sebagai berikut:

1. Kuala Lumpur, Malaysia

Sudah 6 kali kalau tidak salah aku berkunjung ke kota ini. Sebenarnya aku ingin membuang kota ini dari itinerary. Tapi aku penasaran naik sleeper train melintasi perbatasan Malaysia-Thailand dari Kuala Lumpur ke Hat Yai.

Namun, aku tetap bakal mencoba menikmati jalan-jalan di KL ini karena kali ini aku bepergian ke sana ramaian. Tentu sensasinya bakal beda. Dan kali ini aku akan pergi ke KL sebagai seorang turis, bukan sebagai seorang yang memanfaatkan waktu luangnya saat bepergian dalam rangka urusan pekerjaan, haha.

Oh ya thanks to bung Rizky yang sudah membuat list objek yang akan dikunjungi di KL ini di blognya. Baru sadar ternyata masih ada cukup banyak tourist attraction yang belum kukunjungi di KL ini.

Sleeper Train Malaysia

Sleeper Train Malaysia (photo embedded from http://www.escapetraveler.com/)

Continue reading