Category Archives: Kuliner

Kegiatan kuliner yang kulakukan, info kuliner

[Kuliner] Kopi Progo

Mendengar kata “Progo” pertama kali yang terbayang olehku adalah nama sebuah sungai yang cukup terkenal di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Entahlah apakah nama resto “Kopi Progo” yang kukunjungi malam minggu kemarin memiliki kaitan dengan nama sungai itu.

Jadi ceritanya pada malam minggu kemarin (08/06) aku dan 4 orang teman pergi kulineran ke resto Kopi Progo yang berada di Jalan Sumatera no. 20, Bandung. Pilihan Kopi Progo ini atas usulan salah seorang teman yang ingin menikmati kuliner sambil ditemani iringan musik live accoustic.

Sebenarnya ada alternatif lain. Namun, karena malamnya kami ingin menonton film di Bandung Indah Plaza (BIP), kami pilihlah Kopi Progo yang lokasinya hanya berjarak sekitar 1 km dengan BIP. Di Bandung selain di Jalan Sumatera, Kopi Progo juga memiliki cabang di Jalan Progo no. 22. Hmm… jangan-jangan nama Progo berasal dari nama jalan itu sebenarnya.

Malam itu aku memesan Beef Stroganoff dengan Butter Rice (35.5k), salah satu yang direkomendasikan oleh kakak waitress yang melayani kami. Sedangkan minumannya aku memesan Ice Kopi Progo (14k). Agak nggak umum sih minum kopi pakai es, hehe. Butter rice alias nasi bermentega yang disajikan bersama beef stroganoff ternyata cukup enak juga. Seandainya masih kurang, kita pun bisa memesan lagi nasi mentega itu saja.

Beef Stroganoff with Butter Rice

Beef Stroganoff with Butter Rice

Menu lainnya yang kami pesan adalah Pasta Carbonara. Aku sempat mencobanya sedikit. Menurutku, bumbu kejunya terasa kental sekali. Sebagai penggemar keju, rasa pasta tersebut cukup enak di lidahku. Untuk minumannya, teman-temanku memesan Ice Chocolate Progo dan Hot Chocolate Progo. Hot Chocolate Progo disajikan dengan cukup unik, yakni ada taburan cokelat granule yang membentuk pola hati.

Ice Kopi Progo

Ice Kopi Progo

Hot Chocolate Progo

Hot Chocolate Progo

 

Sementara itu, untuk camilan bersama kami memesan Cheese & Chili Fries (25k). Umm … kentang goreng ini memiliki rasa yang khas yang berbeda dengan rasa french fries pada umumnya. Saus kejunya menjadi teman makan yang melezatkan, nggak perlu pakai saus tomat. Selain itu, kentang ini juga ditaburi chili yang berupa serbuk gitu.

Cheese & Chili Fries

Cheese & Chili Fries

Berbicara mengenai desain interior resto Kopi Progo Jln. Sumatera ini, antara area makan dengan kitchen hanya dipisahkan oleh sebuah dinding kaca. Kebetulan posisi meja kami bersebelahan dengan kitchen itu. Jadi bisa melihat aktivitas para koki di dalam dapur :D.

Kitchen

Kitchen

Sedangkan posisi panggung berada di sudut kiri dalam dari pintu masuk. Jangan dibayangkan panggung ini ukurannya besar mirip di acara konser gitu :D. Mini stage mungkin term yang tepat untuk menyebutnya. Lokasinya bersebelahan persis dengan kitchen tadi. Teman-teman sepakat menilai bagus untuk performa band akustik yang tampil malam itu.

Kata teman sih band yang perform malam itu pernah dilihatnya perform juga di KFC Dago. Btw, pengunjung bisa juga lho kalau mau sumbang suara. Hanya saja kemarin nggak ada sih pengunjung yang maju, entah karena malu-malu atau pada fokus makan semua, haha.

Live accoustic

Live accoustic

So, bagi Anda yang mencari tempat ngumpul-ngumpul sama teman sambil makan dan sambil menikmati live accoustic, Kopi Progo bisa menjadi pilihan. Atau mungkin sekedar ngopi-ngopi saja. Sayang euy kemarin nggak sempat mencoba pilihan kopi yang lain. Ada free wifi-nya juga kok di sana.

[Kuliner] Fussion Bistro

Malam Senin kemarin aku bersama 4 orang teman kulineran lagi di salah satu resto di kota Bandung. Namanya adalah Fussion Bistro. Lokasinya di Jalan Cemara no. 81, dekat persimpangan jalan Cemara – Sukajadi. Lebih tepatnya, bisa dicek di link foursquare berikut → https://foursquare.com/v/fussion-bistro/50fb9c0be4b0192efcebe1f6. Kami memilih Fussion Bistro setelah membaca-baca review salah satu artikel di Cerita Perut.

Fussion Bistro ini memiliki tempat yang sangat luas. Demikian pula area parkirnya. Gaya arsitektur dengan posisi langit-langitnya yang tinggi menambah kesan luas pada bangunan resto ini. Elemen interiornya didominasi oleh furnitur kayu. Mulai dari pagar serambi depan, meja, kursi, pagar di dalam ruangan, langit-langit, pintu kamar mandi, dsb. Warna putih begitu mendominasi arsitektur bangunan Fussion Bistro ini sehingga menimbulkan kesan clean dan simple. 

Mengenai fasilitas, di Fussion Bistro ini terdapat 1 meja biliar dan 1 dart board (papan anak panah). Pengunjung Fussion Bistro bisa memainkan fasilitas tersebut secara gratis. Sayang euy kami tidak sempat mencobanya. Anak-anak nih pada malu-malu mau unjuk gigi main biliar, haha.

Layar Tancap

Layar Tancap

Selain itu terdapat wifi juga di sana. Fasilitas lainnya yang tak kalah memanjakan pengunjung adalah adanya ‘layar tancap’ di sana. Ketika kami ke sana, kebetulan sedang tayang siaran MotoGP Andalusia. Setelah itu malah ada nonton bareng MU vs Chelsea. Suasana di dalam dari yang sebelumnya cukup sepi menjadi ramai dengan kehadiran fans-fans MU.

Nah, sekarang soal menunya. Boleh dibilang harga menu makanan dan minuman di Fussion Bistro ini termasuk relatif lebih murah dibandingkan dengan resto/cafe sejenis. Ini dia daftar menu di sana.

Menu

Main Menu

Menu

Menu Appetizer, Dessert, Beverage

Kami sendiri memesan beberapa menu di antaranya:

Pizza Tuna

Pizza Tuna

Chicken Wings

Chicken Wings

Banana Split

Banana Split

Chili Cheese Fries

Chili Cheese Fries

Lasagna mushroom

Lasagna mushroom

Setelah makan ‘main dishes’, kami mengobrol-ngobrol lama. Sambil ngobrol, kami memesan menu appetizer-nya untuk dimakan bareng-bareng. Kami memesan chicken wings dan chili cheese fries. Btw, aku suka sama rasa saus keju yang melumuri chili cheese fries ini. Enak banget, pas untuk dinikmati bersama kentangnya.

Yang jelas Fussion bistro ini memang harus dimasukin list-lah kalau mau buat nongkrong-nongkrong. Ngerjain tugas kuliah misalnya. Taste menunya juga cukup oke. Jangan khawatir baterai laptop atau HP habis karena di sana tersedia colokan juga di dekat meja makannya. Tidak semua meja memang, hanya sejumlah spot tertentu saja. Kami sendiri tanpa terasa bisa bertahan selama hampir 2 jam nongkrong di sana, hehe. 🙂

 

 

 

Kulineran di Malaysia: Nando’s & Burger Bakar Kaw Kaw

Masih ada beberapa sisa foto kulineran selama 4 hari di Malaysia kemarin. Semoga (masih) belum bosan. 😀

Foto yang ini adalah menu makan siang (23/4) di Nando’s, Mid Valley, Kuala Lumpur. Menu yang saya pesan ketika itu: 1/4 chicken dengan tambahan sweet potato & spinach. Tingkat kepedasannya saya memilih yang extra hot peri-peri. Walaupun tingkat kepedasan yang saya pilih itu adalah yang tertinggi yang ditawarkan, dibandingkan dengan masakan Padang, masih jauh lebih pedas bumbu masakan Padang, hehehe.

1/4 chicken + spinach + sweet potato

1/4 chicken + spinach + sweet potato

Btw, Nando’s tidak hanya ada di Malaysia sih. Restoran aslinya berasal dari Afrika Selatan. Hanya saja saya tidak tahu apakah menu Nando’s di setiap negara sama. Untuk daftar menu Nando’s di Malaysia bisa dilihat di sini → http://www.nandos.com.my/fullmenu/menu.html#.

Foto yang ini adalah “jajanan” terakhir kami sebelum pulang dari Malaysia, Burger Bakar Kaw Kaw. Saya memesan menu Burger Bakar Double Beef Cheezynizer. Porsinya sangat besar dibandingkan dengan burger ukuran biasa. Rasanya enak, puas, dan tentu saja bikin kenyang!

Burger Bakar Double Beef Cheezynizer

Burger Bakar Double Beef Cheezynizer

Lokasi tempat Burger Bakar di mana kami makan ketika itu berada di Subang. Kalau tidak salah Burger Bakar Kaw Kaw ini juga mempunyai beberapa cabang di kota lain. Coba cek saja langsung lokasi dan menunya di website ini → http://burgerbakar.com.

Kulineran di Malaysia: Pastis & Nyonya Colors

Tiap berada di Kuala Lumpur ini selalu saja ada tempat kuliner baru yang dicoba. Alhamdulillah ditraktir juga. 😀

Kebetulan kantor tempat rekanan kami ada di kawasan Mid Valley. Jadi kalau lunch atau kongkow-kongkow sore ya di sekitar situ sih seringnya.

Menu makan siang di Pastis Mid Valley, Kuala Lumpur: Chicken Cordon Bleau.

Chicken Cordon Bleu

Chicken Cordon Bleu

Menu petang di Nyonya Colors, Mid Valley, Kuala Lumpur: Dry Curry Mee.

Dry Curry Mee

Dry Curry Mee

Mau? *meniru gaya Pak Budi di blognya, hehehe*

[Kuliner] My Little Kitchen

Sudah lama nggak posting tentang pengalaman kulineran, hehehe. Kali ini kebetulan saja sempat foto-foto makanannya jadi kepikiran untuk menulisnya di blog. Selain itu, ini juga kulineran pertamaku ke restoran My Little Kitchen di jalan Setiabudi, dekat pertigaan Geger Kalong Hilir.

Jadi ceritanya malam tadi setelah acara wisudaan di kampus aku dan beberapa teman lama ingin mencari tempat makan yang enak untuk ngobrol-ngobrol lama. Maklum, sudah lama kami tidak ngumpul-ngumpul bareng karena entah sibuk dengan pekerjaan masing-masing ataupun karena memang sudah berbeda kota domisili.

Atas ide seorang teman, akhirnya kami memilih My Little Kitchen (MYLK) sebagai tempat makan tujuan kami malam ini. Kebetulan juga ada seorang teman yang mempunyai kartu member di sana. Lumayan, bisa dapat diskon hingga 15% katanya.

Bersama Wafi di Sabuga

Bersama Wafi di Sabuga

Oh ya, sebelumnya aku mau mengucapkan selamat wisuda dululah buat teman 3 tahun sekontrakan dulu, bung Wafi. Agak OOT sebentar, pada wisuda kali ini (April 2013) jumlah anggota IF dan STI ’07 yang diwisuda cuma dua orang. Wafi salah satu di antaranya. Sayang euy, tadi dia nggak bisa ikut join kami makan-makan karena buru-buru pulang ke Jakarta. Kok yang diwisuda malah nggak ikut nih gimana, haha. Padahal ada yang mau traktiran. 😀

Ok, balik lagi. My Little Kitchen ini tempatnya menurutku sangat nyaman. Restoran ini memiliki dua lantai. Kami tadi memilih tempat di bagian balkon lantai dua. Agak dingin sih memang berada di luar. Apalagi tadi daerah Setiabudi tengah diguyur hujan gerimis. Tapi, entahlah, aku merasa fine saja, bahkan makan jadi nikmat karena suasananya cukup dingin-dingin segar di balkon tadi.

Soal harga, dibandingkan dengan restoran-restoran steak sejenis, harganya cukup reasonableRange-nya kalau tidak salah tadi aku lihat sekitar 20 ribu sampai 100-an ribu juga ada. Di daftar menunya diberikan penanda untuk menu-menu yang recommended. Aku pesan steak T-bone (42.500 IDR) tadi. Bukan termasuk menu yang direkomendasikan sih sebenarnya. Tapi, toh enak juga kok. Kita bisa milih sauce-nya mau yang pepper, mushroomatau barbeque. Kentangnya pun bisa milih yang mashed atau french fries.

T-bone

T-bone

IMG_20130406_200726

Nggak terasa tadi kami nongkrong di sana sampai 2 jam lebih. Kebetulan restorannya tadi juga lagi nggak begitu ramai sih. Padahal malam minggu. Oh ya, kalau mau tahu review-review yang lain tentang My Little Kitchen, bisa baca-baca di link ini dari TripAdvisor.

[Kuliner] Abuba Steak

Rib eye

Rib eye

Sudah lama nggak keluar kulineran bareng temen-temen kosan. Kali ini sasaran kami adalah Abuba Steak. Ini untuk pertama kalinya kami ke sana. Padahal lokasinya terbilang cukup dekat dengan kosan kami — masih sama-sama di daerah Dago — apalagi jauh lebih dekat dengan kampus kami.

Hmm … melihat daftar menunya — dan tentu juga harganya 🙂 — really killing me. Paling murahnya steak dengan daging sapi lokal itu sekitar 40 ribuan. Sedangkan yang daging impor dari USA dan New Zealand, harganya sekitar 50-100 ribuan, tergantung daging sapi bagian mana dan berapa bobotnya. Pantes saja semasa kuliah anak-anak lebih suka traktiran atau makan-makan di Warung Steak & Shake, Javan, ataupun D’Kos karena harganya relatif terjangkau untuk mahasiswa, selain tentu saja lokasinya juga tidak jauh dari kampus.

Aku sendiri mencoba menu “Rib Eye” daging sapi New Zealand seperti yang ada di foto di atas ini. Maaf, jepretannya jelek, hehehe. Oh ya, harganya Rp 65.000. Mahal bukan 🙂 ? Tapi dari segi rasa, menurutku cukup worth it lah. Sekali-sekali nggak apa-apalah ya. *siap-siap puasa 3 hari ke depan :P*

Kuliner Masakan India

Setiap sebulan sekali aku bersama anak-anak sekontrakan meluangkan waktu untuk kulineran di kota Bandung ini. Malam ini aku bersama dengan 3 orang teman sekontrakan kulineran nyobain salah satu restoran masakan India yang ada di Jalan Pasir Kaliki, Bandung. Adalah Khairul yang mengajak untuk ke kulineran di restoran itu. Tenang saja, restoran ini menyediakan jaminan halal 100%.

Beruntung kami ketika datang ditawarin untuk masuk di ruang VIP. Disebut ruang VIP karena di dalamnya ada AC dan satu TV LCD dan tempatnya pun benar-benar privasi. Di ruang ini mampu memuat sampai 8 orang normalnya. Kalau yang di tempat biasa, semeja cuma bertiga normalnya.

Aku memesan menu paket student beserta chocolate lassie (yoghurt cokelat). Kenyang bangetlah makan makanan paket yang satu ini. Mungkin karena ada “parata”, sejenis roti cane gitu. Lebih kenyang dari makan nasi rasanya. Sementara itu, yang lain memesan menu daging kambing yang nama menunya aku lupa, hahaha.

Memilih menu

Memilih menu

Daging kambing

Daging kambing

Paket student

Paket student