Monthly Archives: June 2021

Agar Kebiasaan Tak Terputus

Tak jarang ketika kita sedang mencoba untuk konsisten dalam menjalani sebuah kebiasaan (yang positif), akan ada saja hal-hal yang menginterupsi kita pada suatu saat tertentu sehingga menyebabkan kita melewatkan kebiasaan tersebut. Interupsi itu datangnya bisa dari faktor internal atau eksternal.

Faktor internal bisa disebabkan memang lagi sakit atau malas misalnya. Sedangkan faktor eksternal bisa terjadi karena tiba-tiba ada pekerjaan lain yang lebih penting untuk dilakukan atau kondisi di luar yang memang tidak memungkinkan, seperti cuaca buruk misalnya.

Dalam hal semangat, kerajinan, atau kegigihan, yang namanya manusia, pasti ada yang namanya naik turun. Siapapun bisa mengalami. Di dalam Islam bahkan ada istilahnya untuk menyebut fenomena ini, yakni futur. Futur, sebagaimana saya kutip dari sini, bermakna rasa malas dan lemah setelah sebelumnya ada masa rajin dan semangat.

Menurut James Clear dalam bukunya, Atomic Habit, ketika kebiasaan kita mendapatkan interupsi — sehingga kita melewatkannya — kita perlu menyikapinya dengan menerapkan prinsip sederhana: never miss twice. Jangan sampai kita melewatkan untuk yang kedua kalinya. Begitu terlewat lagi, besar kemungkinan kita berat untuk melanjutkan kebiasaan tersebut, hingga akhirnya lama-lama akan hilang.

Missing once is an accident. Missing twice is the start of a new habit.

~ James Clear (Atomic Habits)

Sekadar sharing contoh kasus saja. Salah satu hobi saya adalah lari. Dalam seminggu saya menjadwalkan untuk lari sebanyak 3x. Di antara jadwal lari itu biasanya saya selingi dengan 1-2 hari untuk beristirahat. Sekali lari biasanya saya mematok target lari dengan jarak tertentu.

Dalam seminggu saya memiliki target bisa berlari mencapai mileage minimal 20K. Sebagai contoh, jika 2 hari yang lalu saya berlari 5K, hari ini berlari 7K, berarti lusa saya harus berlari minimal 8K agar target pribadi tersebut tercapai.

Pada kenyataannya, untuk bisa konsisten berlari dengan mengejar mileage tersebut, tidaklah semudah membalik telapak tangan. Kadang kala ketika sudah tiba jadwalnya untuk lari, walaupun berlari sudah menjadi kebiasaan, perasaan malas itu selalu ada saja.

Semakin berat dengan ditambah justifikasi seperti cuaca yang sedang dingin-dinginnya (suhu pagi hari di Bandung dan Malang pada waktu-waktu tertentu bisa kurang dari 20°C), badan yang masih lelah karena aktivitas sehari sebelumnya, rasa kantuk yang masih menghinggapi, atau teringat hari itu ada deadline di kantor.

Pikiran-pikiran negatif yang muncul tersebut tentu saja membuat energi aktivasi yang saya perlukan untuk memulai berlari menjadi sangat besar. Apalagi membayangkan saya harus berlari jauh lebih dari 5 km dan bakal menghabiskan waktu lebih dari 30 menit ditambah dengan waktu untuk pemanasan dan pendinginan.

Sepertinya benar apa yang disampaikan oleh James Clear. Permasalahan itu seringkali ada dalam cara berpikir kita. Kita terlalu menuntut kesempurnaan sehingga malah membuat kita menunda-nunda atau bahkan tidak memulainya.

If you can’t do something perfectly, then you shouldn’t do it all. Pola pikir negatif seperti itulah yang kita sering kali terjebak di dalamnya.

Begitu saya skip lari di jadwal yang seharusnya, efeknya berlanjut ke hari setelahnya. Energi aktivasi yang diperlukan juga semakin besar. Belum lagi badan, terutama kaki, perlu adjustment lagi agar kuat berlari sejauh biasanya.

Karena itu James Clear menekankan bahwa penting sekali untuk sekadar show up. Dalam kasus saya, contoh bentuk show up itu mungkin hanya sekadar work out sederhana (biasanya latihan strength untuk memperkuat kaki dan core) atau jalan kaki.

It’s easy to train when you feel good, but it’s crucial to show up when you don’t feel like it — even if you do less than you hope.

~ James Clear (Atomic Habits)

Energi yang dikeluarkan untuk kedua contoh tadi tidaklah besar. Mudah untuk dilakukan dan tidak ada lari-larinya sama sekali. Tapi keduanya berkontribusi kepada kebiasaan lari saya tersebut.

Selain itu juga masih kongruen dengan identitas yang ingin saya bangun melalui kebiasaan lari tersebut. Yakni menjadi orang yang (berusaha) selalu tetap bugar. Dengan cara tersebut, ketika tiba jadwal berikutnya untuk lari lagi, saya bisa tetap nyetel.

Sebagaimana yang juga disampaikan James Clear dalam bukunya, Atomic Habits, identity adalah layer terpenting yang harus dimiliki seseorang untuk menjaga agar suatu kebiasaan tersebut dapat bertahan lama (bahkan sepanjang hidup), dibandingkan dengan kebiasaan yang sekadar berbasiskan outcome atau process. Karena itu, penting bagi kita untuk menetapkan identitas yang ingin kita bangun terlebih dahulu sebelum menerapkan sebuah kebiasaan.

Advertisement
Bakso Damas

Makan Bakso dengan Aneka Topping di Bakso Damas

Malang itu surganya bakso. Kalau ditanya bakso apa yang paling recommended, sebagai orang Malang saya suka susah jawabnya. Hahaha.

Saya yakin tiap orang punya bakso favoritnya masing-masing. Warung bakso-baksoan ini akan sangat mudah Anda temui di berbagai sudut Malang Raya.

Setiap warung bakso itu memiliki citra rasanya masing-masing. Tak sedikit mereka juga memiliki menu yang kreatif dan unik.

Insya Allah semuanya enak. Jangankan warung bakso yang besar, bakso keliling yang lewat depan rumah saja juga nggak kalah enaknya.

Tapi kalau ditanya warung bakso mana yang populer di kalangan pelancong, ini lebih mudah menjawabnya. Biasanya warung bakso ini bisa populer karena memang selain enak, tentunya juga didukung faktor lokasi dan memang sudah berdiri sejak lama. *Mudah-mudahan nggak capek ya*

Nah, sebagai warga yang tinggal di daerah jalan ikan-ikanan di Malang, warung bakso terdekat yang sering menjadi jujugan saya dan keluarga adalah Bakso Damas yang terletak di daerah Griya Shanta. Sudah lama kami menjadi pelanggan Bakso Damas ini.

Dulu Bakso Damas masih menempati warung kecil yang dindingnya masih terbuat dari triplek kayu. Lama-lama warung kecil tersebut sedikit diperluas. Sejak setahun (atau 2 tahun lalu) Bakso Damas sudah meninggalkan warung tersebut dan menempati rumah bertingkat yang terletak di sampingnya.

Aneka Gorengan Bakso Damas

Bakso Damas ini menjadi favorit saya karena gorengannya beraneka macam. Di antaranya ada goreng kembang, goreng panjang, dan goreng bulat. Di warung-warung bakso pada umumnya goreng tersebut memang biasanya selalu tersedia.

Tapi tunggu dulu. Daftar tersebut masih berlanjut lagi. Ada goreng usus lilit, goreng usus cincang, goreng ati, goreng udang mekar, goreng usus bulat, dan paru sapi. Selain aneka gorengan, siomaynya pun juga cukup bervariasi. Ada siomay udang kembang, siomay udang panjang, dan siomay daging.

Selain gorengan dan siomay, masih ada topping yang lain seperti tahu putih, tahu isi bakso, sate telur puyuh, sate ati ampela, dan ceker ayam. Perlu tambahan karbo? Bisa tambah mie kuning, mie soun, atau lontong. 😬

Daging baksonya sendiri, atau pentol kalau orang Malang menyebutnya, juga ada beberapa varian. Ada bakso kasar, bakso halus, bakso jumbo urat pedas, bakso kotak pedas, dan bakso isi telur. Favorit saya adalah bakso kasar dan bakso jumbo urat pedasnya.

Baru-baru ini bahkan Bakso Damas mengeluarkan menu andalan baru, yakni bakso bakar. Sayang saya belum sempat mencobanya.

Saking banyaknya pilihan topping-nya saya sampai sering bingung untuk memilih yang mana. Ingin mencoba setiap macamnya. Saya sendiri biasanya dalam satu mangkuk bisa terdiri atas campuran 5 topping plus 2 bakso ukuran kecil. Dengan porsi segitu saja sudah terasa kenyang. Hahaha.

Daftar Menu Bakso Damas

Makan bakso tak lengkap tanpa adanya kuah. Bisa dibilang kuah bakso adalah kunci. Kuah itu juga yang memberikan aroma dan rasa pada hidangan bakso yang kita makan. Entah bagaimana menurut orang lain, namun menurut saya kuah Bakso Damas ini terasa cukup asin. Nah, untuk menetralkan rasa, biasanya saya tambah sambal dan sedikit kecap. Selain memang karena saya suka pedas juga sih.

Jika kita sudah mulai agak bosen makan bakso, bakso, dan bakso lagi, kita bisa mencoba menu non-bakso di Bakso Damas ini. Bakso Damas kini juga telah menghadirkan menu non-bakso seperti nasi rawon, nasi ayam geprek, dan nasi ceker.

Bagi Anda yang tertarik untuk mencoba makan Bakso Damas, bisa langsung datang saja ke restorannya di Jl. Soekarno Hatta No.70, Malang. Bukanya dari jam 10 pagi hingga jam 10 malam.

Oh ya belakangan ini saya baru tahu Bakso Damas ternyata juga menjual bakso frozen. Bahkan Bakso Damas juga memiliki lapak di Tokopedia (linknya di sini) untuk melayani pembelian bakso frozen tersebut. Tidak hanya bakso frozen, kita juga bisa membeli aneka gorengannya juga secara online.

Atap Stasiun Malang Kota Baru

Wajah Stasiun Malang Kota Baru yang Baru

Selasa kemarin (1/6) untuk pertama kalinya saya merasakan naik kereta api dari Stasiun Malang Kota Baru yang baru. Semoga nggak bingung ya sama kata-katanya hahaha. Kok sudah ada kata “baru” setelah kota terus pakai kata “baru” lagi setelahnya.

Buat yang belum tahu, di Malang ada 3 stasiun kereta api yang beroperasi, yakni Stasiun Belimbing, Stasiun Malang Kota Baru, dan Stasiun Malang Kota Lama. Jika Anda mendengar nama “Stasiun Malang” saja, tanpa embel-embel tambahan, berarti maksudnya adalah Stasiun Malang Kota Baru yang berada di pusat kota itu, dekat balai kota dan alun-alun tugu.

Pada bulan April tahun 2019 yang lalu PT KAI memulai pembangunan gedung stasiun yang baru di sisi timur menghadap ke Jl. Panglima Sudirman (beritanya di sini). Setelah 2 tahun berlalu, gedung baru tersebut akhirnya sudah jadi dan resmi dioperasikan untuk penumpang per tanggal 10 Mei 2021 kemarin (beritanya di sini).

Gedung Stasiun Malang yang baru ini tampak sangat modern. Mirip sekali dengan bandara. Desain atapnya sangat artistik. Bentuknya terinspirasi dari bentuk Gunung Putri Tidur yang tampak membentang di sisi barat Kota Malang.

Gunung Putri Tidur ini sendiri bukanlah nama gunung yang sebenarnya. Ia merupakan deretan gunung-gunung yang jika diamati dari Kota Malang tampak seperti seorang putri yang sedang tidur. Mengenai Gunung Putri Tidur ini, saya pernah menceritakannya di sini.

Continue reading