Pendakian Gunung Sumbing Via Kaliangkrik (Bag. 1): Menuju Basecamp

Minggu, 25 Desember 2016

Pada pukul 5 pagi KA Kutojaya Selatan yang saya tumpangi bersama kawan saya, Kuncoro, tiba di Stasiun Kutoarjo. Stasiun Kutoarjo ini merupakan stasiun pemberhentian terakhir kereta tersebut. Kemudian kami bergegas mencari mushola untuk mengerjakan sholat subuh.

Usai sholat subuh, kami berjumpa dengan Amy di mushola. Dengan Amy ini kami baru berkenalan pada pendakian ini. Amy adalah teman kantor Niam, teman kami yang berasal dari Magelang. Amy juga naik kereta api yang sama dengan kami, hanya beda gerbong.

Dari stasiun, kami bersama-sama berjalan kaki menuju jalan besar, tepatnya Jalan Nasional III yang juga merupakan jalan lintas selatan. Jaraknya tidak jauh, hanya 300 meter saja dari stasiun.

Di seberang jalan tampak Bus Sumber Alam tujuan Semarang tengah mengetem. Kami menyeberang jalan kemudian menaiki bus tersebut. Tujuan kami adalah pergi menghampiri rumah Niam di daerah Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Tarif bus dari Kutoarjo menuju Magelang adalah Rp15.000.

Setelah menunggu bus mengetem beberapa lama, bus akhirnya berangkat tepat pukul 6 pagi. Perjalanan menuju Mertoyudan ini menempuh waktu sekitar 1,5 jam.

Di rumah Niam, kami berkenalan dengan Ardhan, teman Niam yang juga ikut bergabung dalam pendakian ke Gunung Sumbing ini. Jadi total ada 5 orang dalam rombongan kami.

Pada pendakian Gunung Sumbing ini kami memilih untuk naik via Kaliangkrik, sebuah kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Magelang. Sebelum berangkat, kami semua sarapan terlebih dahulu. Sesudah itu kami mengecek kembali perlengkapan pendakian kami dan mendistribusikannya ke tas-tas carrier kami.

Kira-kira pukul 10-an kami semua sudah siap untuk berangkat menuju Kaliangkrik. Kami pergi ke sana dengan mengendarai sepeda motor berboncengan. Saya dibonceng Amy. Kuncoro dibonceng Niam. Dan Ardhan mengendarai sendirian.

motoran-ke-sumbing

Sepeda motoran menuju Basecamp Dusun Butuh, Kaliangkrik. Gunung Sumbing tampak di hadapan.

Perjalanan memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Kami sempat mampir untuk mengisi bensin dan membeli logistik di tengah perjalanan.

Beberapa kali kami juga berhenti untuk bertanya kepada penduduk sekitar mengenai jalan menuju basecamp pendakian Gunung Sumbing di Kaliangkrik ini. Basecamp yang dimaksud ternyata berada di Dusun Butuh, sebuah dusun yang terletak di kaki Gunung Sumbing. Dusun tersebut merupakan dusun terakhir sebelum pendakian via Kaliangkrik ini.

Kontur jalan menuju Dusun Butuh ini dipenuhi dengan tanjakan. Ya iyalah ya, namanya juga naik gunung, hahaha. Beberapa kali saya harus turun dari sepeda motor karena sepeda motor tidak kuat digunakan untuk menanjak secara berboncengan. Apalagi ditambah dengan 2 tas carrier yang besar-besar.

Beruntung sekali kami memilih untuk menaiki sepeda motor ke lokasi basecamp Dusun Butuh ini. Di Dusun Butuh, sepertinya mustahil kendaraan roda empat bisa masuk ke dalamnya. Jalanannya berupa jalan cor yang sempit dan didominasi tanjakan curam.

tanjakan-di-dusun-butuh

Tanjakan menuju basecamp Dusun Butuh

Waktu telah menunjukkan pukul 12 siang ketika kami tiba di basecamp. Puluhan sepeda motor para pendaki tampak berbaris rapi di depan basecamp. Ramai juga ternyata yang naik ke Sumbing saat itu. Maklum, ketika itu memang tengah dalam momen liburan Natal.

Rumah yang dijadikan basecamp ini ternyata adalah rumah Kepala Dusun. Pantes, waktu bertanya kepada orang mengenai jalan menuju basecamp Gunung Sumbing, jawabnya selalu disertai “Oh… rumahnya Pak Kades ya?”

Di basecamp kami melakukan registrasi pendakian. Biaya registrasi per orangnya adalah Rp10.000.

Di basecamp ini kita bisa memesan makan maupun melengkapi peralatan pendakian kita. Mereka menyediakan sejumlah kebutuhan pendakian seperti tabung gas portable, headlamp, sarung tangan, dsb yang bisa kita beli atau sewa, tergantung jenis barangnya.

basecamp-dusun-butuh

Basecamp Dusun Butuh

peta-sumbing

Peta pendakian Gunung Sumbing

Sebelum berangkat mendaki, kami makan siang terlebih dahulu dan bergantian sholat dhuhur. Di basecamp sudah disediakan tempat untuk melaksanakan sholat. Tepat pukul 2 siang kami berangkat memulai pendakian. (bersambung)

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s