Menarik juga ketika beberapa hari yang lalu di pertemuan kuliah Filsafat Ilmu sempat dibahas mengenai posisi ilmu dalam era kontemporer seperti sekarang ini di mana ilmu tidak lagi sebagai sebuah sarana yang digunakan manusia untuk mencapai tujuan hidupnya. Namun, bahkan ilmu kini digunakan untuk mencapai tujuan hidup itu sendiri.
Ya, ilmu dan teknologi kini telah menjadi primadona yang menempati posisi atas dalam kehidupan manusia. Bahkan suatu negara dipandang sebagai negara maju ketika “peradaban”-nya mampu menghasilkan suatu produk teknologi yang “mutakhir”.
“Peradaban” Finlandia mampu membentuk perusahaan dan produk raksasa bernama Nokia, Perancis dengan Airbus, Amerika dengan Boeing, Apple, Microsoft, dan kini Facebook. Lalu Jepang dengan Toyota, Honda, dan Yamaha, dan Korea Selatan dengan Samsung dan Hyundai misalnya.
Tidak hanya perusahaan atau produk raksasa saja, beberapa negara itu juga memiliki tokoh-tokoh teknologi yang menjadi kebanggaan negeri itu dan memberikan inspirasi kepada banyak orang di negeri itu bahkan di belahan negara lain pula. Di antaranya adalah Steve Jobs dengan inovasi-inovasi IT-nya di Apple, Bill Gates yang seorang mahasiswa DO namun mampu menciptakan inovasi IT melalui Microsoft-nya, Linus Trovalds yang merintis Linux. Kalau di Asia ada Soichiro Honda yang merintis pabrikan otomotif Honda , dan lain-lain yang bisa kita cari infonya di internet.Hmm … lantas kalau di Indonesia? Hampir semuanya mungkin sepakat bahwa Pak Habibie-lah yang layak disebut bapak teknologi kita. Ketika zamanku masih SD, beberapa teman ketika ditanya ingin jadi seperti siapakah mereka kelak ketika besar, sebagian menjawab: “Aku ingin menjadi seperti Pak Habibie! Biar bisa nyiptain pesawat terbang sendiri.” Seriously, ada temanku yang menjawab seperti itu. Mungkin karena Habibie terkenal ahli di bidang pesawat terbang yang teknologinya dianggap teknologi tinggi.
Selain itu, mungkin juga karena bangsa kita sedang bangga-bangganya dengan produk pesawat buatan anak bangsa N250 yang peluncuran terbang perdananya dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1995. Tanggal tersebut kemudian diabadikan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional negara kita. Pesawat N250 bukanlah pesawat main-main dengan menjadi yang pertama (dan mungkin satu-satunya kah?) yang menggunakan teknologi ‘Fly by Wire’. Habibie sendiri sebelumnya juga pernah mengemukan sebuah teori yang dikenal dengan teori crack progression yang telah diakui dunia. Kalau soal itu mungkin anak jurusan teknik penerbangan atau aeronoutika lebih tahulah.
Nah, sekarang apakah generasi muda kita mengenali sosok Habibie ini? Masih adakah yang mengidolakan beliau, ingin mengikuti jejak beliau? Jangan-jangan adik-adik kita ternyata lebih mengenali dan mengidolai artis-artis boyband atau girlband Indonesia yang lagi booming?
Siapakah tokoh teknologi yang bakal menjadi penerus Habibie ini yang bisa dibanggakan oleh negara ini? Yang dapat menginspirasi generasi mudanya untuk membangun bangsa ini? Orang itu adalah Anda, Anda, dan Anda … yak benar, Anda. 😀