Category Archives: Seputar ITB

Ikut Kajian #IndonesiaTanpaJIL di Kampus

Tadi sore, bertempat di Selasar CC Barat, Gamais ITB mengadakan sebuah kajian dengan topik yang lagi hot-hotnya belakangan ini, yaitu #IndonesiaTanpaJIL. Narasumbernya — bagi yang aktif mengikuti ‘kajian’ #IndonesiaTanpaJIL di dunia maya (Facebook & Twitter) tentu sudah tak asing lagi — yaitu kang Hafidz (@hafidz_ary).

Sayang euy, saya telat setengah jam, baru gabung sekitar 16.30. Padahal sejak pukul 16.00 sudah stand by di basement CC Barat. Maklum, sudah lama tak aktif di kampus, sudah nggak ingat kalau penyebutan selasar CC Barat itu yang dimaksud itu selasar depan yang menghadap ke CC Timur. Saya kira yang dimaksud itu selasar CC Barat di basement karena berasumsi pasti acaranya bakal diadakan di sana karena tempatnya kondusif.

Ketika saya datang, ternyata jumlah mahasiswa yang sudah datang lebih dulu sudah banyakan. CC Barat sekitar 3/4-nya sudah penuh. Terpaksa saya dapat tempat di pinggir belakang. Sayangnya, panitia sepertinya kurang siap mengantisipasi itu. Sound system berlum terpasang, sementara di dekat situ, tepatnya di lapangan CC sedang rame-ramenya orang-orang teriak-teriak mendukung tim basket yang tengah bertanding. Alhasil, suara yang terdengar kurang begitu jelas. Tapi Alhamdulillah, di tengah-tengah acara sound system sudah terpasang walaupun cukup sering putus-putus.

Pada kesempatan kajian ini, Kang Hafidz menjelaskan bahwasannya fenomena yang dialami umat muslim saat ini merupakan sejarah yang berulang yang juga sudah diceritakan di dalam Al-Qur’an.

Kang Hafidz mengutip beberapa buah ayat dari Al-Quran surat At-Taubah ayat 64-66 mengenai orang-orang munafik yang seuka berolok-olok mengenai Allah dan Rasul-Nya, ataupun ajaran Islam. Celakanya, tanpa kita sadari hal tersebut sering kita temui di kehidupan kita dan mungkin sebagian dari kita sudah terbiasa dengannya. Contohnya, seperti mengatakan “astrojim” dari seharusnya “astaghfirullah al-adhim”, mengatakan “alhamudulillah ya …” dengan nada becanda dsb.

Ketika orang-orang seperti itu diingatkan agar tidak melakukannya kembali, jawaban yang mereka lontarkan, “Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau dan bermain-main saja.” Persis sebagaimana yang diceritakan oleh QS. At-Taubah ayat 65. Kemudian mereka akan meminta maaf. Namun, pada ayat berikutnya, ayat 66, dijawab, “Tidak perlu kamu meminta maaf karena kamu telah kafir sebelum beriman.” Masya Allah … semoga kita dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang demikian.

Selain menjelaskan mengenai cerita Al-Qur’an mengenai orang munafik yang sering memperolok-olok Islam, Kang Hafidz juga mengungkapkan  Continue reading

Selamat Wisuda Kawan-Kawan Oktopus

Hari ini adalah hari yang bahagia bagi kawan-kawan Oktopus — sebutan yang biasa diberikan kawan-kawan untuk para wisudawan Oktober — karena pada hari ini kawan-kawan diwisuda dari ITB. Sebagaimana tradisi wisudaan di ITB yang sudah bertahan dari masa ke masa, setiap habis acara yudisium di Sabuga kawan-kawan langsung diarak dari Sabuga menuju jurusan masing-masing melalui sebuah prosesi yang sudah diorganisir oleh kabinet mahasiswa. Yang jelas, momen wisuda ini bakal menjadi momen tak terlupakan bagi mereka.

Sayang aku tak bisa datang, baik pada acara syukuran wisuda dua hari lalu maupun pada acara arak-arakan wisuda hari ini. Sebab, aku terpaksa harus pulang ke Malang untuk suatu urusan.

Namun, seandainya aku ada di Bandung pun, tak yakin juga apakah akan hadir ke kedua acara itu. Sebab, jujur, aku masih memendam kekecewaan dan penyesalan yang amat dalam karena gagal wisuda Oktober tahun ini dan baru bisa menyusul paling cepat Juli tahun depan. Ibarat main bola, semua usaha untuk mencetak gol sudah dikerahkan, tapi aku gagal mengkonversinya menjadi sebuah gol karena satu masalah yang seharusnya tak perlu terjadi.

Aku kecewa dan kesal pada diriku sendiri. Seharusnya aku bisa melihat senyum bahagia keluargaku, khususnya kedua orang tuaku di hari wisuda ini, tapi yang terjadi aku malah membuat orang tuaku menangis ketika mengabarkan aku tak jadi wisuda Oktober ini. Sakit rasanya tiap kali ketemu orang, teman, keluarga diselamatin, tapi kemudian aku menjelaskan kepada mereka bahwa aku tak jadi wisuda, lalu mereka tanya kenapa, dan aku harus menjelaskan sebabnya berkali-kali. 😦

Tapi Insya Allah seiring berjalannya waktu aku semakin berusaha untuk ikhlas. Mungkin mimpi buruk ini adalah bentuk peringatan atau cobaan Allah padaku. Ya dengan waktu ekstra yang setahun ini setidaknya aku bisa menjadi memiliki banyak waktu luang yang bisa kumanfaatkan untuk hal-hal positif  untuk pengembangan diri.

Oke, cukup curcolnya, hehehe :D. Yang jelas, kawan-kawan Octopus, di kesempatan ini aku cuma ingin berkata, selamat wisuda kawan-kawan. You are really deserving of this. Selemat menempuh hidup baru. Selamat berkarya untuk bangsa!

Arak-Arakan Wisuda IF Juli 2011

Dua hari setelah syukuran wisuda, yakni Sabtu 16 Juli 2011, tibalah saat yang ditunggu-tunggu oleh para calon wisudawan S1 di ITB. Yak, pada hari itu diadakan sidang terbuka terhadap mereka oleh rektor. Dengan demikian, resmilah status mereka menjadi sarjana pada hari itu. Sebagaimana tradisi mahasiswa ITB dari tahun ke tahun semenjak dahulu, setelah acara wisudaan, para wisudawan diarak beramai-ramai oleh massa himpunan jurusan masing-masing.

Tradisi itu berlanjut pada wisuda Juli 2011 ini. Jurusanku, Informatika, mendapatkan giliran pertama untuk melakukan arak-arakan (actually dapat giliran ketiga, tapi 2 fakultas sebelumnya, SBM & FSRD, tidak ikut arak-arakan atau melakukan arak-arakan di luar pakem yang sudah ditentukan, CMIIW). Mendapatkan urutan pertama ini ternyata memberikan berkah bagi kami. Arak-arakan berjalan lancar, tak banyak hambatan, tak perlu berhenti berkali-kali untuk menunggu arak-arakan himpunan di depan sebagaimana arak-arakan wisudaan sebelumnya.

Pemberangkatan arak-arakan dari Saraga

Pemberangkatan arak-arakan dari Saraga

Berkah itu ternyata bertambah lagi karena tepat begitu kami selesai melakukan “ritual” arak-arakan di Labtek V, hujan deras melanda kawasan ITB dan sekitarnya. Himpunan lain terpaksa arak-arakan sambil kehujanan. Sementara itu, kami sudah berfoto-foto ria di lingkungan gedung Labtek V, hehehe.

Arak-arakan kemarin dimulai sekitar jam 1 siang. Peserta arak-arakan HMIF kemarin sangat ramai. Massa himpunan memang banyak yang datang, mulai dari angkatan termuda, 2009, sampai angkatan 2005 juga ada. Selain itu, tentunya angkatan baru kita, yakni angkatan 2010 yang menjadi “pengarak” sesungguhnya pada arak-arakan ini. Mereka tampil penuh semangat dan percaya diri. Semuanya sudah dipersiapkan dengan baik. Baik itu kostum, lagu, ataupun atraksi yang disuguhkan.

Dalam arak-arakan kali ini memang diadakan lomba “karnaval” arak-arakan antar himpunan. Masing-masing himpunan menyuguhkan performance-nya di jalanan Boulevard dan dinilai oleh panitia dari KM-ITB. Nah, dari kami sendiri, angkatan 2010 tepatnya, menyuguhkan penampilan dengan tema “D’Jadoel” masih sama dengan tema Syukwis. Penampilan itu berupa joget dangdut Rhoma Irama, hahaha. Para wisudawan/ti diajak berjoget bersama oleh anak-anak 2010 di arena performance.

Performance di boulevard

Performance HMIF di boulevard

Eitts, ada yang kelupaan. Sebelum performance tiap himpunan, ada pembacaan “ikrar wisudawan” yang dipimpin oleh seorang perwakilan wisudawan/ti. Bagian pembacaan “ikrar wisudawan” ini adalah hal Continue reading

Syukwis IF Juli 2011

Arghhh.. akhirnya kesampaian juga nulis tentang malam syukuran wisuda (syukwis)—biasa disebut dengan wis-nite juga—Informatika beberapa hari yang lalu (14 Juli 2011).  Maklum, akhir-akhir ini saya kurang mood menulis blog karena sedang “asyik” dengan TA saya. Nah, saya cuma mau berbagi sedikit report saja tentang acara tersebut.

Jadi ceritanya, saya bersama teman-teman sekontrakan saya, minus Adi—dia sakit—, bersama Maru—anak EL yang menyelinap—, RIzky, Arid, dan Haryus berangkat bersama-sama dari kontrakan kami menuju Aula Barat, ITB, tempat diselenggarakannya acara. Sepanjang saya kuliah di IF ITB ini, baru kali ini kami mengadakan acara syukuran wisuda di dalam kampus. Namun, “berkah” dengan diadakannya acara syukwis di dalam kampus adalah banyak dosen yang dapat menyempatkan hadir di acara syukwis ini. Rasanya baru kali ini ada lebih dari dua dosen yang datang pada acara syukwis IF.

Pelaksanaan syukwis kali ini memang terasa spesial karena merupakan momen angkatan kami (IF & STI 2007). Maklum saja, dari 64 orang yang diwisuda pada Juli ini, 57 di antaranya merupakan mahasiswa IF/STI 2007. Tema yang dipilih untuk wisuda Juli ini adalah “D’Jadoel” atau “Oldies”. Hmm … kalau tidak salah dulu juga pernah digunakan tema serupa sih.

Pada setiap pelaksanaan syukwis, seperti biasanya, masing-masing angkatan wajib menyuguhkan persembahan di atas panggung. Namun, sebelum itu, kami cukup dibuat surprised ketika beberapa ibu-ibu dosen tiba-tiba ikut tampil di atas panggung dan menyanyikan sebuah lagu yang berjudul “Kintamani”. Kami semua benar-benar salut dengan penampilan ibu-ibu dosen tersebut yang seakan memperlihatkan bahwa semangat mereka juga tidak kalah dengan yang muda-muda. 😀

Tibalah giliran persembahan pertama oleh angkatan termuda, yakni IF/STI 2010. Lima orang cowok angkatan 2010 tiba-tiba maju ke depan pentas dan menggebrak Aula Barat dengan iringan lagu “Mama Yukero” yang dipopulerkan oleh Warkop DKI. Mereka menari-nari sambil memeragakan mimik muka dan gerak-gerik bibir seolah-olah merekalah “penyanyi”-nya. Terang saja, penampilan mereka mengundang gelak tawa orang-orang, termasuk dosen-dosen, yang menyaksikan mereka. Habisnya, ekspreksi mereka benar-benar bikin nggak tahan … pas banget dengan lagunya yang memang dibawakan oleh Warkop DKI dengan sangat kocak. Apalagi ditunjang dengan pakaian jadul yang mereka berlima gunakan. Kami seolah dibawa ke masa jaya Warkop DKI dulu—lebay model ON—hehehe …. :mrgreen:

"Warkop DKI"

"Warkop DKI" (photo by Ian IF'07)

Selain menampilkan “Warkop DKI” tadi,, angkatan 2010 juga menyuguhkan drama yang mengadopsi acara TV reality show  “Akhirnya Datang Juga …”. Yang jadi aktor dadakan pada acara mereka adalah Abhe IF’07. Hahaha, kasihan si Abhe dikerjain sama anak-anak 2010. Btw, oke juga akting anak-anak 2010. Angkatan 2010 menutup penampilan mereka malam itu dengan mempersembahkan sebuah lagu (saya lupa judulnya) yang dinyanyikan oleh seorang cewek dan diiringi oleh teman-temannya.

Persembahan lagu angkatan 2010

Persembahan lagu angkatan 2010 (photo by Ian IF'07)

Beberapa saat kemudian, lagu “Lazy Song”-nya Bruno Mars tiba-tiba bergema di ruangan Aula Barat. Tidak hanya lagunya saja, tapi kera-kera yang ada di video klip lagu tersebut juga hadir! Lho, tapi kok penyanyinya mirip Ariel sih, hihihi. Tenang, itu adalah persembahan angkatan 2009 yang mencoba mereka ulang video klip lagu “Lazy Song” itu. Ternyata si Okky, yang juga adik kelas saya di SMA, yang berperan menjadi “Bruno Mars”. Akting mereka ternyata nggak kalah dengan yang ada di video klip aslinya.

"Lazy Song"

"Lazy Song" (photo by Ian IF'07)

Lagu “Lazy Song” itu sedikit dimodifikasi oleh mereka. Sepertinya memang disengaja agar penampilan mereka tidak monoton, karena mudah ditebak dengan membandingkan video klip aslinya. Di penghujung penampilan mereka, anak-anak 2009 yang lain ikut maju ke depan dan menari bersama-sama menyanyikan sisa lagu “Lazy Song”. Penampilan mereka ditutup dengan Continue reading

Syukuran Informatika 07 Bersama Dosen Wali

Siang ini tadi diadakan acara syukuran mahasiswa Teknik Informatika (IF) dan Sistem Teknologi Informasi (STI) ITB angkatan 2007 (IF’07 & STI’07) bersama para dosen wali dan ketua program studi (kaprodi) S1 Teknik Informatika dan Sistem Teknologi Informasi. Syukuran ini diadakan dalam rangka pelepasan mahasiswa IF dan STI angkatan 2007 yang sebagian besar akan diwisuda pada bulan Juli 2011 ini.

Bertempat di ruang 7602—ruang kuliah terluas di gedung Labtek V tempat program studi IF dan STI bernaung—acara syukuran ini dikemas secara sederhana. Namun, walaupun dikemas dengan sederhana, suasana guyub antara dosen dengan mahasiswa benar-benar terasa. Jauh sekali dari suasana serius sebagaimana yang biasa terjadi saat dosen mengajar mahasiswa di kuliah.

Acara dimulai sekitar pukul 12.30 oleh Ikrar STI’07 sebagai MC. Setelah itu, acara diisi dengan penyampaian kesan pesan oleh mahasiswa terhadap dosen wali. Dari pihak mahasiswa diwakili oleh Soen IF’07 dan Wina STI’07 untuk menyampaikan. Setelah itu, giliran dosen wali (Bu Harlili dan Bu Ayu), dilanjutkan oleh kaprodi (Bu Putri dan Pak Husni) untuk menyampaikan kesan pesan atau sepatah dua patah kata kepada para mahasiswa IF dan STI 2007.

Acara syukuran ini diakhiri dengan ramah tamah, dengan menyantap makan siang bersama-sama. Sebelum itu, ada pemberian kenang-kenangan yang diberikan kepada para dosen wali dan kaprodi dari mahasiswa.

Di sela-sela makan siang itu, satu per satu mahasiswa mendapatkan giliran untuk mengungkapkan kesan-kesannya selama berkuliah di IF/STI ITB ini. Secara umum, kesan yang diperoleh mahasiswa IF dan STI selama berkuliah di sini adalah tugas-tugas kuliah yang melimpah (kayak lagu mars IF aja, hehehe). Karena mengerjakan tugas-tugas itu, ada teman-teman yang terpaksa begadang (akhirnya terpaksa bolos kuliah), menginap di sekre himpunan, dsb. Sepertinya derita mahasiswa memang dapat menjadi kesan tersendiri yang tak terlupakan, hehehe.

Sebelum acara benar-benar diakhiri, kami semua berfoto bersama. Sayang sekali jumlah kami tidak komplet saat itu. Dari total 135 mahasiswa IF dan STI paling yang datang pada acara ini hanya sekitar 60-70an mahasiswa/i.

IF dan STI 2007 bersama dosen wali dan kaprodi

IF dan STI 2007 bersama dosen wali dan kaprodi (photo by Kevin T.)

Toko Apple di ITB Kebobolan

Aku terkejut pagi ini ketika membaca tweet dari Jiwo. Dia bilang, “Wah, toko Apple di perpustakaan pusat ITB kebobolan”. Aku sempat nggak percaya, tapi setelah itu dia ngasih aku foto TKP-nya.

Toko Apple bobol

Toko Apple bobol (http://yfrog.com/h31slilj, credits to Reza)

Sempat heran sih, kok bisa ya malingnya nggak kepergok. Kalau masuk lewat pintu depan mesti dia bakal kepergok satpam gerbang belakang ITB (seharusnya sih, walaupun jaraknya juga tidak begitu dekat antara kantor satpam-perpustakaan pusat). Lagi pula tidak ada tanda-tanda bekas pengrusakan pada pintu depan perpustakaan pusat. Kata Jiwo, ada kemungkinan malingnya masuk lewat jendela basement. Hmm.. tampaknya memang masih lebih aman lokasi toko Apple yang dulu, yaitu di CC. Selain banyak satpam di sana, tempatnya juga tembus pandang, jadi kalau terjadi apa-apa bisa ketahuan.

INTEGRITY: Kampanye UAS Bersih

Seperti semester-semester sebelumnya, setiap memasuki masa ujian, entah itu UTS atau UAS, Keluarga Mahasiswa (KM) ITB selalu membuat baliho atau poster yang isinya tentang kampanye UAS bersih. Kampanye tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mengkondisikan massa kampus ITB ini, khususnya para mahasiswa, agar mengerjakan UAS dengan sejujur-jujurnya tanpa mencontek. Baliho dan poster-poster tersebut hampir di seluruh area kampus sehingga mahasiswa dari jurusan manapun pasti melihatnya.

Program kampanye UTS/UAS bersih ini kalau tidak salah sebenarnya mulai dilakukan sejak zaman kabinet KM ITB dipimpin oleh kak Shana TI’04. Saat itu aku masih berada di tingkat II. Program itu ternyata berlanjut hingga kabinet presiden yang baru (belum ada satu bulan) terpilih, Tizar PL’07. Tapi yang membuat beda di kabinet yang baru ini adalah kreativitas mereka dalam membuat media kampanye, terutama dari sisi konten. Tagline kampanye UAS bersih yang diusung adalah “INTEGRITY: Doing what is right even when it is difficult”.

Dari sisi konten, media-media kampanye tersebut menampilkan gambar-gambar rambu-rambu lalu lintas, seperti dilarang parkir, jalan berkelok, dll dengan pesan di bawahnya. Lalu ada juga quotequote dari ‘tokoh-tokoh’ massa kampus dan juga film mengenai kejujuran, integritas, pentingnya pemuda-pemudi bangsa Indonesia yang mempunya integritas, dsb. Tapi ada satu konten yang menarik bagiku, yaitu perwakilan himpunan-himpunan mahasiswa di ITB yang masing-masing membawa sebuah kertas dengan suatu tulisan dan digabungkan ke dalam satu media sehingga menjadi sebuah pernyataan yang utuh:

Mozaik pernyataan HMJ

Mozaik pernyataan HMJ (img src: Facebook KM ITB)

Salah satu quote

Salah satu baliho berisi quote (img src: Facebook KM ITB)

Dengan adanya ‘pernyataan’ bersama yang dibuat oleh perwakilan HMJ-HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) di ITB setidaknya tergambar bahwasannya kampanye seperti ini memang didukung oleh para mahasiswa di kampus ganesha ini. Menurutku, kampanye seperti ini bagus, mengingatkan kita bahwa yang terpenting bukanlah sekedar mendapatkan nilai bagus, lulus mata kuliah, atau mendapatkan IP (indeks prestasi) tinggi, melainkan lulus dari ‘ujian’ sesungguhnya, yakni mampukah kita tetap berbuat jujur alias menjaga integritas kita walaupun sedang berada dalam kondisi sesulit apapun.

Kalau ingin nilai bagus, ya harus berusaha dari awal atau jauh-jauh hari, bukan berbuat curang saat ujian. Kampanye atau semangat seperti itu (ujian bersih) seharusnya juga diterapkan ke adik-adik di sekolah. Hal itulah yang harusnya ditekankan saat mereka akan UAN. Jangan hanya berbicara berapa persen yang lulus, tapi rasanya penting juga berbicara berapa persen yang jujur saat ujian. Karena bibit-bibit sikap korupsi itu bermula dari ketidakjujuran kita atau ketidakmampuan kita dalam menjaga integritas dari hal-hal kecil, seperti contohnya saat ujian itu. Begitulah kira-kira yang pernah disampaikan di kuliah Anti Korpusi, hehehe. 🙂