Category Archives: Informatics

Menjalankan Apache pada XAMPP

Saat menggunakan XAMPP, sebagian dari kita akan menghadapi error “Apache is not able to start”. Berkali-kali kita mengklik “start” pada tombol di samping label “Apache”, tapi tetap saja Apache tidak mau jalan (Port 80 busy).

XAMPP Control Panel

XAMPP Control Panel

Penyebab yang sangat mungkin terjadi adalah karena telah ada service lain yang telah menempati port 80, misalkan ColdFusion Server, IIS Server, Skype, dll. Apache server sendiri secara default mensyaratkan untuk menempati port 80 agar dapat berjalan. Jika kita menemui hal seperti di atas di mana Apache server tidak mau berjalan, untuk memastikan bahwa port 80 memang digunakan oleh service lain di PC kita, kita bisa mengubah port untuk menjalankan Apache service tersebut. Caranya:

– ubah file “HTTPD.CONF” pada direktori (?:\xampp\apache\conf\)
– ubah “Listen 80” menjadi “Listen 85” (Port 80 diganti menjadi port 85)
– simpan file tersebut
– start kembali Apache Server

Jika Apache server dapat berjalan (running), berarti benar bahwa ada service lain yang sedang berjalan di port 80. Kasus yang sering ditemui adalah port 80 ternyata sudah ditempati oleh IIS Server karena memang service tersebut sudah menjadi bagian pada OS Windows. Oleh karena itu, jika kita ingin Apache server tetap berjalan pada port 80 maka kita harus mematikan IIS Server pada sistem kita.

http://localhost dengan IIS server

http://localhost (pada port 80) ditempati IIS server

Untuk mematikan IIS server tersebut dapat dilakukan melalui Start > Control Panel > Administrative Tools > Services (atau tekan Windows+R lalu ketikkan “services.msc”). Cari “World Wide Web Publishing Service”. Klik “Stop the service”. Ubah kembali “Listen 85” menjadi “Listen 80” pada file “HTTPD.CONF” tadi. Jalankan Apache server (pastikan Apache server telah berjalan / running). Masukkan URL http://localhost pada web browser. Sekarang XAMPP sudah dapat digunakan lagi sebagai local development server.

Disable World Wide Web Publishing Service

Disable World Wide Web Publishing Service

Kasus lain jika ada aplikasi Skype yang berjalan pada PC kita, bisa jadi service  aplikasi tersebut yang telah menempati port 80. Untuk mematikasnnya, buka aplikasi Skype lalu pilih menu Tools -> Advanced -> Connections. Lalu hilangkan tanda centang (uncheck) pilihan “Use Port 80 and 443″ dan tutup aplikasi Skype. Coba jalankan kembali Apache server.

Sebenarnya, ketika di awal tadi kita mencoba mengubah port ke 85, dengan cara itu pun kita sudah dapat menjalankan Apache server. Hanya saja saat memanggil Apache server dari web browser perlu ditambahkan angka port tersebut pada URL sehingga menjadi http://localhost:85.

Tugas Besar 1 Mata Kuliah Intelegensia Buatan

Akhirnya selesai juga tugas besar 1 mata kuliah Intelegensia Buatan ini. Dalam tugas besar kali ini aku sekelompok dengan teman-teman satu kontrakan minus Wafi (belum mengambil mata kuliah tersebut) plus Neo dan Aden. Topik Tugas Besar 1 ini  adalah mengenai problem solving dengan menggunakan teknik pencarian sederhana (path finding search dan constraint satisfaction problem (CSP)) untuk permainan turn-based strategy. Pembuatan modul utama dikerjakan bersama oleh perwakilan seluruh kelompok (Salutlah buat teman-teman yang sudah meluangkan diri untuk membuat modul utama ini. Keren…). Sedangkan setiap kelompok mendapatkan tugas untuk merancang sendiri-sendiri algoritma pencarian tersebut sesuai dengan strategi yang akan digunakan. Jadi untuk teknik pencarian yang sama, misal Algoritma A* (A-star), antara satu kelompok yang satu dengan kelompok yang lain akan berbeda tergantung kepada goal state yang ditentukannya. Tools yang digunakan dalam membuat permainan ini adalah Microsoft XNA 3.1 (Visual C# 2008).

Dalam permainan turn-based strategy tersebut ada dua tim yang terlibat di dalam pertandingan tersebut. Masing-masing tim dapat ditentukan komposisinya, yaitu terdiri atas 11 unit, di mana dalam tim tersebut setidaknya ada satu unit yang merupakan jenis Archer, Swordsman, Spearman, Rider, dan Medic. Selain komposisinya yang dibebaskan, algoritma yang akan digunakan dalam bertanding pun juga dapat dipilih sebelumnya. Algoritma yang harus dimiliki oleh setiap tim adalah algoritma Breadth First Search (BFS), Depth Fisrt Search (DFS), uniform cost search (UCS), Greedy, A*, dan Constraint Satisfaction Problem (CSP). Tapi saat bertanding algoritma yang digunakan hanya satu jenis saja. Aku sendiri dalam kelompokku kebagian jatah untuk merancang algoritma CSP.

Nah, setelah masing-masing kelompok telah mengumpulkan tugasnya masing-masing, menurut rencana, pekerjaan peserta kuliah Intelegensia Buatan ini akan didemokan di kelas saat kuliah tanggal 8 Maret 2010 nanti. Algoritma dan komposisi tim masing-masing kelompok akan diadu dalam sebuah turnamen round-robin di mana juaranya akan mendapatkan nilai plus-plus untuk tugas ini. Wah, menarik ditunggu nih.

Antarmuka permainan Tubes IB

Antarmuka permainan Tubes IB

Software Absensi

Sekitar sebulan yang lalu aku diminta ketua divisi-ku di Tokema untuk membuat software absensi karyawan di Tokema. Kemudian aku coba googling-googling di internet. Tidak ada contoh yang kudapat dari internet. Kebanyakan malah berisi iklan menjual software absensi, baik dengan sistem sidik jari, kartu jeglekan, dsb. kalau di ITB aku tahu ada software absensi dengan menggunakan barcode scanner, seperti yang diterapkan pada praktikum Fisika Dasar.

Pinginnya sih mencari software yang gratisan yang simpel saja. Tapi ternyata tidak kutemukan. Akhirnya aku pun mencoba membuat sendiri dulu dengan berusaha memenuhi spesifikasi yang diminta oleh kadiv-ku. Yaitu antara lain bisa memilih shift kerja, mencatat jam datang dan jam pulang, mampu menghitung akumulasi keterlambatan dan ketepatan waktu kerja, dsb. Tapi belum menyentuh ke perhitungan insentif untuk masalah kehadiran tersebut. Aku pun mencoba membuat versi awalnya (dengan menggunakan Microsoft Visual C# 2008) dan sudah diterapkan selama beberapa hari. Nah, di situ aku baru menemukan ternyata masih ada bug-nya di fungsi rekapitulasinya. Akhirnya perlu di-debugging lagi dan kalau bisa dikembangkan lagi agar lebih tepat sasaran. Berikut ini salah screenshoot dari software absensi yang kubuat.

Kalau ada masukan, kasih komen ya… Terima kasih.

Mencoba Ubuntu 8.10

Beberapa hari yang lalu aku mencoba menginstalasi beberapa OS distro Linux, seperti OpenSUSE 11.0, PCLinuxOS Muslim Edition, Blankon 4.0, dan Ubuntu 8.10. Maklum saja aku sedang dirundung demam linux saat ini. Semua ini dimulai sejak aku mendaftarkan diri sebagai calon asisten Pusat Pendayagunaan Open Source Software (POSS) ITB sebulan yang lalu. Penyebab lainnya karena aku tertular oleh seorang teman yang juga sedang hobi-hobinya mengoprek Linux.

Alasanku memilih distro-distro di atas, mudah saja, karena aku hanya sempat mendownload CD Instalasi distro-distro tersebut dari ftp://kambing.ui.edu. Sebenarnya aku ingin mencoba semua OS Linux yang ada, termasuk Operating System Ganesha X (OSGX), distro linux anak-anak alumni IF ITB. Tapi nggak mungkin kan kalau aku mencoba semuanya. Berapa hari aku harus men-download dan mencoba semuanya itu?

Untuk menginstalasi OS baru aku pun harus mengorbankan beberapa ruang di harddisk-ku. Aku juga harus mempartisi beberapa kali untuk menyesuaikan dengan kebutuhan installasi tersebut. Khawatir juga kalo data-data di harddisk hilang gara-gara aku salah mempartisi sewaktu menginstall OS yang baru.

Ini penilaianku sebagai orang awam saja ya. Dimulai dari OpenSUSE 11.0, kesan pertamaku melihat OpenSUSE 11.0 memang bener-bener mengedepankan keindahan tampilan. Desainnya sangat fresh dengan warna hijaunya. Nggak bosen ngelihatnya. Tampilan boot loader-nya juga keren.

Trus, aku mencoba menginstallasi PCLinuxOS Muslim Edition. Tampilannya cukup keren dengan KDE-nya. Grafisnya bagus. Fitur-fitur Islamnya lumayan komplit. Tapi menurutku masih kalah lengkap dengan Muslim Edition-nya Ubuntu (UbuntuME). Di UbuntuME Mozilla Firefox-nya udah di-setting untuk mengeblok situs-situs yang berbau “xxx”, trus ada moslem prayer-nya juga. Sedangkan di PCLinuxOS ME belum tersedia. Memang UbuntuME kan udah bener-bener di-support terus pengembangannya. Dia release-nya ngikutin Ubuntu juga.

Sedangkan untuk Blankon 4.0, tampilannya cukup bagus. Meskipun Blankon 4.0 itu turunannya Ubuntu (keliatan banget khas Ubuntu-nya), ada beberapa program yang didesain Indonesia banget. Terminal-nya juga udah ada gcc. Jadi nggak perlu install lagi kalo mau compile source code C. Ditunggu nih versi Blankon selanjutnya.

Dari semua OS yang ku-install tadi, aku menjatuhkan pilihanku ke Ubuntu 8.10. Karena aku juga memiliki 6 repository-nya, maka aku bisa mencoba banyak aplikasi yang disediakan di Ubuntu 8.10 itu. Untuk memperindah tampilan desktop, kita bisa menginstalasi aplikasi Compiz, Screenlets, dan Avant Window Manager. Kita juga bisa menginstalasi themes tampilan GUI-nya sesuai dengan keinginan kita dengan mengunduhnya di gnome-look.org. Alhasil, tampilannya pun tidak terlihat membosankan.

Berikut ini adalah beberapa tampilan desktop-ku setelah menginstalasi aplikasi-aplikasi yang telah kusebutkan di atas.

tampilan dekstop cube

tampilan dekstop cube

tampilan 4 dekstop

tampilan 4 dekstop