Jalan-Jalan Ke Dusun Bambu

Pertengahan September yang lalu salah seorang teman saya main ke Bandung. Dia memang cukup sering main ke Bandung. Biasanya kami pergi nonton ke mall atau kulineran. Bosan ke mall lagi ke mall lagi tiap ke Bandung, secara impulsif kami tiba-tiba kepikiran ide main ke Dusun Bambu yang berlokasi di Lembang. Kebetulan kami berdua sama-sama belum pernah ke sana.

Dusun Bambu sendiri sebenarnya termasuk tempat wisata yang baru. Tahun ini usianya baru menginjak tahun ketiga. Namun tempat wisata ini sudah sangat populer di kalangan wisatawan.

Tak mengherankan sih. Dusun Bambu memang memiliki banyak landscape menarik di dalamnya. Istilah anak generasi Y landscape-nya instagrammable bangetlah

Perjalanan Menuju Dusun Bambu

Perjalanan menuju Dusun Bambu ini tidaklah sulit. Jika dilihat di Google Maps, dari daerah Dago jarak ke Dusun Bambu ini sekitar 17 km. Kami ke sana hari Sabtu siang jam 11-an. Jalanan alhamdulillah sangat lancar. Hanya macet di Jalan Cipaganti dan sekitaran Terminal Parongpong. Itu pun tidak panjang.

Kalau dihitung, perjalanan kami dengan mengendarai sepeda motor kurang lebih memakan waktu 40 menit. Itu pun dengan kecepatan santai. Tarif parkir sepeda motor di Dusun Bambu ini Rp10.000. Sedangkan mobil Rp15.000.

Untuk masuk ke kawasan wisata Dusun Bambu, per orang dikenakan tiket masuk Rp20.000. Itu sudah termasuk bonus air mineral 380 ml yang bisa diambil saat pulang. Oh ya, ada peraturan tertulis yang menyatakan bahwa pengunjung tidak diperkenankan untuk membawa makanan atau minuman dari luar.

Setelah membeli dan menunjukkan tiket kepada petugas, tibalah kami di antrian pengunjung yang menunggu mobil pick-up. Mobil pick-up ini disediakan pengelola secara gratis untuk antar-jemput pengunjung dari loket masuk menuju area utama wisata. Di area utama wisata, tepatnya di depan Burangrang cafe, terdapat semacam “halte” untuk menaik-turunkan penumpang.

dusun_bambu-mobil_pickup

Antri menaiki mobil pick-up

Lutung Kasarung

Tempat pertama yang kami datangi adalah Lutung Kasarung. Lutung Kasarung ini adalah sebuah area dengan jembatan yang sangat panjang, membentuk seperti angka 8, dan dibangun menembus sela-sela pepohonan. Di beberapa tempat di jembatan panjang itu terdapat kapsul-kapsul yang sebenarnya merupakan sebuah ruang makan. Berada di antara pepohonan, jika diperhatikan, kapsul-kapsul tersebut tampak sekali seperti sebuah sarang burung karena terbungkus oleh akar-akar pohon atau ranting.

lutung-kasarung

Lutung Kasarung

Tentu saja kapsul-kapsul tersebut disewakan. Ada 2 jenis kapsul menurut kapasitasnya. Kapsul besar dengan kapasitas 10 orang, harga sewanya 150.000/jam. Sementara kapsul kecil dengan kapasitas 5 orang, harga sewanya 125.000/jam. Harga tersebut belum termasuk makanan dan minuman.

Kalau Anda memesan ruangan tersebut, jangan khawatir kalau tiba-tiba kebelet atau mau cuci tangan :D. Di sepanjang jembatan tersebut juga terdapat beberapa kapsul yang berfungsi sebagai toilet. Selain itu di depan kapsul ruang makan itu juga terdapat wastafel untuk cuci tangan.

dusun_bambu-kapsul

Ruang makan di dalam kapsul

Bersebelahan dengan Lutung Kasarung, ada satu wahana lagi bernama Rabbit Playground. Sesuai namanya, di playground ini terdapat kelinci-kelinci yang bisa kita beri makan. Namun, playground ini sebenarnya lebih diperuntukkan untuk anak kecil, walaupun orang dewasa pun diperbolehkan untuk masuk. Saya dan teman saya tidak masuk ke playground tersebut. Soalnya untuk masuk ke sana dikenakan tarif Rp35.000. 😛

rabbit-playground

Rabbit Playground

Taman Bunga

Di Dusun Bambu ini juga terdapat satu taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga yang indah dan berwarna-warni. Banyak muda-mudi dan keluarga yang asyik berfoto selfie di taman bunga itu dengan gaya ala film-film India, yakni berfoto di tengah-tengah hamparan bunga. 😛

Di dekat taman bunga tersebut terdapat sebuah padang rumput yang cukup luas. Padang rumput tersebut berada persis di tepi sungai buatan yang berukuran kecil. Gemericik air sungai terdengar jelas. Beberapa keluarga terlihat menggelar tikar dan duduk-duduk di padang rumput itu. Sementara anak-anak kecil asyik bermain air di sungai.

sungai-buatan-dusun-bambu

Anak-anak kecil bermain di sungai buatan di Dusun Bambu

Sampan Sangkuriang

Dari taman bunga kami berjalan menuju ke tepi danau. Kami turun menuju “dermaga” danau. Di sana ada meja petugas tempat pendaftaran untuk sewa sampan atau perahu donat.

Saya dan teman saya menyewa sampan untuk mengitari danau. Waktu yang diberikan kurang lebih 10 menit. Tarifnya Rp10.000/orang. Kebetulan sekali kami tidak perlu mengantre untuk naik sampan ini ketika itu.

Seru juga naik sampan mengitari danau ini. Kami bisa melihat dari dekat Saung Purbasari yang berada di tepi danau. Saung Purbasari ini adalah restoran yang terdiri atas saung-saung di tepi danau sebagai tempat untuk bersantapnya.

danau-di-dusun-bambu-2

Saung Purbasari di tepi danau

Pasar Khatulistiwa

Dusun Bambu ini juga menyediakan satu tempat khusus bagi para wisatawan yang ingin mencari oleh-oleh baik berupa makanan maupun cinderamata pernak-pernik kerajinan khas Sunda. Namanya Pasar Khatulistiwa. Berbagai snack seperti mie lidi, dodol Garut, dan keripik-keripikan dari brand ternama juga tersedia di sana.

Selain itu di teras luar terdapat juga berbagai macam stand kuliner nusantara baik jajanan maupun makanan berat. Namun untuk bisa membeli makanan di stand-stand kuliner tersebut kita harus membeli voucher yang disiapkan oleh pihak pengelola Dusun Bambu terlebih dahulu.

Nah, untuk hal yang ini kami agak males sebenarnya jika harus membeli voucher dulu untuk bisa membeli makanan di sana. Kami pun terpaksa melewatkan kuliner yang ada di sana.

pasar-khatulistiwa

Oleh-oleh yang dijual di Pasar Khatulistiwa

Pulang

Setelah kami rasa cukup petualangan kami menjelajahi Dusun Bambu ini selama 2 jam, kami pun memutuskan pulang. Namun antrian pengunjung untuk naik mobil pick-up masih sangat panjang ketika itu.

Kami pun memutuskan untuk jalan kaki saja menuju gerbang keluar. Ternyata dekat sekali. Kami baru tahu ternyata  dari loket tempat kita masuk itu ada shortcut pematang sawah yang dilapisi jembatan bambu menuju jalan utama ke area utama wisata.

pematang-sawah

Berjalan menyusuri pematang sawah menuju loket masuk (dan keluar)

Jadi dari Pasar Khatulistiwa kami berjalan ke Lutung Kasarung, lalu kami berjalan kira-kira 100 meter. Kemudian sampailah kami di pematang sawah itu. Dari situ sudah kelihatan banget loket tempat kita masuk.

Overall, Dusun Bambu ini menurut saya sangat recommended lah. Cocok banget untuk jalan-jalan keluarga, termasuk dengan anak kecil. Family friendly lah.

Belakangan setelah pulang dari sana, saya sempatkan membaca artikel-artikel blog orang lain yang juga bercerita tentang pengalaman di Dusun Bambu itu. Kok sepertinya wahananya ada banyak ya. Ada yang cerita pengalaman mencoba panahan, becak-becakan, paint ball, dan aneka permainan lainnya. Tapi kok waktu itu kami nggak nemu ya. Hahaha.

Wah, sepertinya memang ada beberapa tempat yang kami lewatkan. Tapi kami sudah cukup puas sih saat itu. Hahaha. Menurut kami cukup worth lah dengan harga tiket segitu. Cukup membuat refreshing. Mungkin lain waktu ke sana lagi.

 

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s