Entah kenapa tiba-tiba saya ingin menulis tentang hal ini. Mungkin karena saya baru saja dan sedang menghadapi beberapa deadline tugas kuliah.
Saya sungguh penasaran kenapa setiap kali mengerjakan suatu tugas dan dekat dengan deadline, tiba-tiba ada semacam kekuatan pada diri ini. Kekuatan yang membuat saya melakukan pekerjaan dengan lebih cepat. Akan tetapi, di balik kekuatan itu ada pressure tinggi yang dirasakan, membuat diri ini tak ingin melakukan hal lain selain terus mengerjakan, dan terus mengerjakan. Bahkan, makan pun mungkin bisa dilupakan untuk sementara. Saya pun penasaran dibuatnya.
Saya pun mencoba mengetikkan kata kunci judul di atas di mesin mbah Google untuk mencari tahu tentang bagaimana sih sesungguhnya tinjauan mengenai pengaruh deadline tersebut terhadap kita. Ternyata ada banyak sekali jawaban yang diberikan oleh si mbah.
Dari segi bahasa kata deadline memiliki arti: a time by which something must be done; originally meaning “a line that does not move” and “a line around a military prison beyond which an escaping prisoner could be shot” [1]. Kalau boleh diartikan bebas, intinya adalah garis di mana bila kita melewatinya, maka kita atau projek kita akan MATI! Oleh karena itu, orang sering bilang, apabila kita ingin seseorang atau diri kita sendiri segera melakukan suatu pekerjaan/aksi, maka beri dia deadline. Deadline tersebutlah yang akan membuat orang termotivasi dalam melakukan suatu pekerjaan.
“Deadline Pressure: Use it to Your Advantage”, itu adalah judul sebuah buku yang ditulis oleh Don A. Moore (profesor, Carnegie Mellon University) [2]. Saya belum membaca buku tersebut. Tapi saya setuju dengan judulnya. Yap, kata deadline memang identik dengan pressure. Pressure tersebut semakin mendekati deadline, akan semakin meninggi. Tentunya bekerja di bawah pressure tinggi membuat kita tidak nyaman dalam melakukan suatu pekerjaan. Akan tetapi, tanpa adanya pressure, hal tersebut akan menjadi masalah tersendiri. Seseorang menjadi tidak termotivasi atau tidak mendayagunakan secara maksimal kemampuan yang dimilikinya dalam melakukan suatu pekerjaan. Itu yang biasanya sering dialami seseorang ketika ia memiliki waktu yang sangat banyak dalam mengerjakan suatu tugas. Orang akan cenderung menunda-nunda pekerjaan karena tidak ada pressure di dalam dirinya mengingat deadline yang masih jauh.
Ada salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menyiasati permasalahan tersebut, yakni dengan membuat deadline-deadline kecil sebelum deadline sesungguhnya [3]. Kalau dalam masalah proyek, kita mengenal istilah milestone. Tentukan waktu-waktu deadline kecil tersebut dan tetapkan apa yang menjadi goal dari setiap deadline tersebut. Dengan menetapkan deadline-deadline kecil tersebut harapannya ada pressure — walaupun sedikit — pada diri kita yang akan membuat kita melakukan pekerjaan. Tentu saja kita harus tetap tanamkan pada diri kita bahwa deadline kecil buatan kita itu bersifat non-negotiable [4]. Akan lebih baik jika kita juga membuat sendiri sistem punishment untuk diri kita sendiri apabila kita melebihi deadline yang kita buat itu.
Dengan adanya pressure memang akan membuat seseorang menjadi lebih terpacu dalam melakukan suatu pekerjaan. Namun, hal terpenting yang harus dimiliki seseorang itu adalah mengetahui apa yang harus dikerjakan dan apa yang ia butuhkan untuk mengerjakannya agar tercapai goal yang sudah ditetapkan [3]. Seseorang yang telah memiliki dua hal tersebut akan mampu fokus terhadap apa yang memang harus dikerjakannya sehingga pekerjaan dapat terselesaikan lebih cepat.
Terakhir, ada pengertian lain yang diberikan untuk menjelaskan apa deadline itu, yakni: a time commitment by which your tasks and goals must be achieved [4]. Dari pengertian tersebut setidaknya ada tiga kunci dalam memaknai deadline, yakni waktu, tugas, dan tujuan.
Begitu pula dalam perjalanan hidup ini pun ada deadline-nya. Hanya saja, yang membedakan antara deadline tugas hidup dengan deadline tugas kita di kuliah, organisasi, atau pekerjaan adalah tidak ada yang tahu kapan deadline itu ditetapkan. Kalau boleh saya sebut, itulah super deadline sesungguhnya. Allah telah menciptakan manusia dan menjelaskan “tugas-tugas” yang harus dilakukan mereka selama di dunia.melalui wahyu-Nya. Manusia tidak tahu kapan deadline itu akan tiba. Yang harus manusia lakukan adalah bagaimana ia tetap fokus melaksanakan ‘tugas’ sesungguhnya di tengah kesibukan urusan dunia yang lain.
Referensi:
[1] http://motivating-people.blogspot.com/9999/12/use-power-of-deadlines.html
[2] http://www.pon.harvard.edu/daily/crisis-negotiations/the-power-of-deadlines/
[3] http://briankim.net/blog/2007/10/the-power-of-setting-deadlines/
[4] http://motivationalcartoons.co.uk/100-day-challenge/the-power-of-deadlines
Ngeri tulisannya. Penasaran juga sama the power of deadline. Boleh aja disiasati seperti itu — dengan memberi deadline-deadline kecil. Tapi ada siasat lain yang mungkin bisa dicoba :Saling mengingatkan antar temen. Apalagi kalau tinggal bareng temen-temen satu jurusan, harusnya bisa dimanfaatkan buat saling mengingatkan dan memotivasi satu sama lain. Berubah memang harus dari diri sendiri, tapi kadang-kadang manusia butuh motivasi dari orang di sekitarnya
LikeLike
Ngeri kk komennya. Idealnya kalo tinggal bareng teman sejurusan emang gitu, bisa saling memotivasi dan belajar bareng. Tapi susahnya, ketika sama-sama lagi males, bisa terpengaruh juga yg lain. 😀
LikeLike
Cukup bagus tulisan ini. Ketika terjun dalam pekerjaan, tentu akan sering ditemukan hal-hal yang berkaitan dengan deadline. Misalnya, deadline pengiriman laporan, menyiapkan bahan rapat atau presentasi untuk pimpinan dan sebagainya. Lebih-lebih bila suatu kegiatan yang bersifat mendadak dan harus disiapkan dalam waktu kurang dari 24 jam misalnya. Kita terkadang bekerja sampai larut malam.. …bahkan tidak tidur. Itulah deadline. Benar pula deadline merupakan suatu pressure yang mau tidak mau, suka tidak suka tetapi akan memotivasi kita. Banyak perusahaan yang menuntut kualifikasi tambahan saat merekrut karyawan, salah satunya adalah : ” mampu bekerja dalam tekanan”
LikeLike