Tag Archives: wisuda

Menunggu Lagi

Tertatih-tatih aku berjalan di atas tanah berkerikil
Namun, pelan tapi pasti aku semakin dekat dengan destinasiku
Tiba-tiba gumpalan awan gelap memenuhi langit
Gemuruh suara guntur terdengar riuh di telinga

Bumi mulai dibanjuri air hujan oleh sang awan gelap
Aku pun terpaksa mencari tempat berteduh
Menunggu rintik air hujan ini mereda
Berharap awan gelap segera pergi dari singgasananya

Sejumput kemudian wajah sang surya menyembul dari balik awan
Memancarkan seberkas cahaya dari senyumnya yang merona
Sang awan gelap pun berangsur-angsur menyingkir
Memberikan singgasananya pada sang surya

Aku mengumpulkan semangat tuk melangkah lagi
Mengejar kawan-kawan yang sudah menunggu di destinasi

Tapi kini jalan tak lagi bersahabat
Selain berkirikil, tanah juga berlumpur dan penuh duri semak belukar
Kontur yang mendaki membutuhkan usaha lebih tuk laluinya
Pelan tapi pasti aku bisa melewati rintangan itu bertahap

Destinasi sudah terlihat di depan
Aku pun semakin bersemangat

Ketika destinasi sudah dekat untuk dicapai, aku terpeleset
Jalan licin dan tak mawas diri membuatku terperosok jatuh ke bawah
Penuh luka kuderita di tubuh ini

Langit tiba-tiba menjadi gelap
Sang surya yang tadi menemaniku kini telah pulang
Awan gelap datang bersamaan dengan datangnya malam
Butiran air hujan kembali membanjuri bumi yang hanya bisa pasrah

Aku menangis terperi akan kemalangan ini
Destinasi yang tadinya sudah di depan mata tinggal menjadi harapan
Harapan yang sama untuk menunggu tampaknya wajah sang surya kembali

Arak-Arakan Wisuda IF Juli 2011

Dua hari setelah syukuran wisuda, yakni Sabtu 16 Juli 2011, tibalah saat yang ditunggu-tunggu oleh para calon wisudawan S1 di ITB. Yak, pada hari itu diadakan sidang terbuka terhadap mereka oleh rektor. Dengan demikian, resmilah status mereka menjadi sarjana pada hari itu. Sebagaimana tradisi mahasiswa ITB dari tahun ke tahun semenjak dahulu, setelah acara wisudaan, para wisudawan diarak beramai-ramai oleh massa himpunan jurusan masing-masing.

Tradisi itu berlanjut pada wisuda Juli 2011 ini. Jurusanku, Informatika, mendapatkan giliran pertama untuk melakukan arak-arakan (actually dapat giliran ketiga, tapi 2 fakultas sebelumnya, SBM & FSRD, tidak ikut arak-arakan atau melakukan arak-arakan di luar pakem yang sudah ditentukan, CMIIW). Mendapatkan urutan pertama ini ternyata memberikan berkah bagi kami. Arak-arakan berjalan lancar, tak banyak hambatan, tak perlu berhenti berkali-kali untuk menunggu arak-arakan himpunan di depan sebagaimana arak-arakan wisudaan sebelumnya.

Pemberangkatan arak-arakan dari Saraga

Pemberangkatan arak-arakan dari Saraga

Berkah itu ternyata bertambah lagi karena tepat begitu kami selesai melakukan “ritual” arak-arakan di Labtek V, hujan deras melanda kawasan ITB dan sekitarnya. Himpunan lain terpaksa arak-arakan sambil kehujanan. Sementara itu, kami sudah berfoto-foto ria di lingkungan gedung Labtek V, hehehe.

Arak-arakan kemarin dimulai sekitar jam 1 siang. Peserta arak-arakan HMIF kemarin sangat ramai. Massa himpunan memang banyak yang datang, mulai dari angkatan termuda, 2009, sampai angkatan 2005 juga ada. Selain itu, tentunya angkatan baru kita, yakni angkatan 2010 yang menjadi “pengarak” sesungguhnya pada arak-arakan ini. Mereka tampil penuh semangat dan percaya diri. Semuanya sudah dipersiapkan dengan baik. Baik itu kostum, lagu, ataupun atraksi yang disuguhkan.

Dalam arak-arakan kali ini memang diadakan lomba “karnaval” arak-arakan antar himpunan. Masing-masing himpunan menyuguhkan performance-nya di jalanan Boulevard dan dinilai oleh panitia dari KM-ITB. Nah, dari kami sendiri, angkatan 2010 tepatnya, menyuguhkan penampilan dengan tema “D’Jadoel” masih sama dengan tema Syukwis. Penampilan itu berupa joget dangdut Rhoma Irama, hahaha. Para wisudawan/ti diajak berjoget bersama oleh anak-anak 2010 di arena performance.

Performance di boulevard

Performance HMIF di boulevard

Eitts, ada yang kelupaan. Sebelum performance tiap himpunan, ada pembacaan “ikrar wisudawan” yang dipimpin oleh seorang perwakilan wisudawan/ti. Bagian pembacaan “ikrar wisudawan” ini adalah hal Continue reading

Arak-Arakan Wisuda April 2011 ITB

Hari ini baru saja dilangsungkan prosesi wisuda di ITB. Seperti biasa, setiap sehabis acara wisuda, masing-masing himpunan di ITB memiliki ‘ritual’ yang sudah menjadi tradisi sejak lama, yaitu mengarak wisudawan-wisudawan ramai-ramai satu himpunan. Yang menarik, setiap melangsungkan arak-arakan, tiap himpunan biasanya mengambil tema tertentu dan perform di hadapan massa kampus maupun orang tua wisudawan. Tak jarang aku melihat beberapa bule bahkan sengaja hadir di kampus ITB untuk memotret fenomena ini (dengan tampilan ala turis).

Ini adalah kesekian kalinya aku mengikuti acara arak-arakan wisuda di kampus. Aku baru absen dua kali, yakni pada wisuda Oktober 2009 (saat itu hujan deras) dan Juli 2010. Sayangnya untuk arak-arakan wisuda kali ini ada dua himpunan, yakni HMS dan Terra, yang tidak dapat ikut berpartisipasi karena tengah menjalani sanksi dari rektorat karena kesalahan yang dilakukan pada arak-arakan wisuda sebelumnya.

Setiap mengarak wisudawan, aku selalu membayangkan bagaimana seandainya aku ada di posisi mereka. Berhasil menyelesaikan studi di ITB, mendapatkan gelar sarjana, dan senang bisa membahagiakan orang tua. Mudah-mudahan, wisuda berikutnya (Juli 2011) aku berperan sebagai yang diarak. Amin. 😀

Foto-foto arak-arakan wisuda April 2011 (dari kamera HP) :

Himpunan-himpunan bersiap di lapangan SARAGA

Himpunan-himpunan bersiap di lapangan SARAGA

Teman-teman HMIF

Teman-teman HMIF

Wisudawan-wisudawan IF

Wisudawan-wisudawan IF

Barisan arak-arakan HMIF

Barisan arak-arakan HMIF

Arak-arakan Wisuda April 2010

Setelah dua wisudaan sebelumnya ( Juli & Oktober 2009) kegiatan arak-arakan wisuda ditiadakan karena tidak mendapatkan izin rektorat, akhirnya kegiatan arak-arakan wisuda kali ini boleh diadakan kembali. Namun, ada yang berbeda pada arakan-arakan kali ini. Yak, masalah rute. Jika arak-arakan sebelum-sebelumnya rute yang dilalui adalah Sabuga-Jl.Tamansari-Jl.Ganeca-Boulevard dan lanjut ke gedung prodi masing-masing, kali ini rutenya diubah menjadi Sabuga-Saraga-Terowongan-SunkenCourt-SBM-Mesin-ParkirSipil-Jl.Ganeca-Boulevard dan lanjut ke gedung prodi masing-masing.

Sepertinya alasan kemacetan menjadi faktor utama diubahnya jalur arak-arakan tersebut. Ya, praktis setiap kali ada acara wisuda ITB di Sabuga, sepanjang jalan Tamansari dan Ganeca sudah pasti “dikuasai” oleh para mahasiswa ITB. Para pengendara yang melalui jalan itu harus bersabar menunggu arak-arakan wisudawan ITB lewat.

Tetapi sejatinya banyak juga masyarakat sekitar atau bahkan orang luar yang sengaja mengunjungi ITB atau rute yang dilalui ntuk melihat aksi dari mahasiswa-mahasiswa ITB yang mengarak para kakak-kakak wisudawan program studinya. Sebagian dari mereka sengaja membawa kamera sendiri untuk mengabadikan momen arak-arakan wisuda yang menjadi tradisi mahasiswa S1 ITB, yang setahu saya universitas lain belum ada yang melakukan kegiatan serupa.

Rute yang sekarang ini ternyata cukup jauh juga. makanya tidak heran sewaktu pulang habis mengarak, rasanya kakiku pegal-pegal mungkin karena kebanyakan berdiri. Rute yang sekarang juga tidak sampai membuat kemacetan parah di sekitar ITB. Rute yang sekarang juga mampu mengurangi, bahkan mungkin menghilangkan, potensi gesekan antar himpunan mahasiswa. Hal ini bisa jadi karena jarak rombongan arak-arakan himpunan antara yang satu dengan yang lainnya jaraknya cukup jauh. Di situ ada faktor panitia satgasnya juga sih yang cukup disiplin mengamankan. Kalau dulu, karena jarak antar rombongan arak-arakan himpunan berdempetan, yaitu persis di depan atau di belakangnya, potensi terjadinya gesekan itu sangat besar. Bahkan aksi perkelahian antar himpunan pasti ada saja.

Jauhnya rute arak-arakan kali ini tidak membuat kreativitas massa himpunan berkurang. Masing-masing himpunan tetap semangat menunjukkan kreativitas dan kekompakan masing-masing himpunan. Keluarga Mahasiswa Seni Rupa (KMSR) seperti biasa menyuguhkan “pasukan” arak-arakan yang unik dan berseni. Kali ini mereka layaknya seperti barisan mayoret drum band. Kostum yang mereka kenakan tampak sangat unik. Musik yang mereka mainkan mampu menghibur massa himpunan lain, keluarga wisudawan, dan masyarakat sekitar yang kebetulan menonton. Semuanya tampak berdecak kagum dan menikmati musik acapella yang mereka mainkan.Sementara itu, himpunan-himpunan yang lain juga tak mau kalah dengan menyanyikan yel-yel himpunannya dengan penuh semangat dan mengibarkan atribut-atribut himpunan dengan penuh kebanggaan.

Parade anak-anak KMSR

Parade anak-anak KMSR

Massa HMIF siap menyambut wisudawan di SARAGA

Massa HMIF siap menyambut wisudawan di SARAGA

Aksi Himpunan TERRA

Aksi Himpunan TERRA

Penyambutan wisudawan di Labtek V

Penyambutan wisudawan di Labtek V

Momen arak-arakan wisudaan seperti ini memang belum pernah kulewatkan. Sejak aku menjadi anggota HMIF, aku selalu mengikuti arak-arakan wisudaan himpunanku. Rasanya senang saja bisa melihat keceriaan wajah para wisudawan dan orang tuanya. Selalu saja ada gairah dan semangat yang meresap dalam diriku agar aku pun bisa seperti mereka, lulus dan membahagiakan orang tua.

Nah, dalam wisuda kali ini, Teknik Informatika sendiri melepas 33 orang putra-putri terbaiknya. Dalam suatu momen ketika arak-arakan berhenti di depan gerbang ITB, mas Catur, salah seorang wisudawan, berdiri di atas tugu tulisan ITB menyampaikan pesan “perpisahan” kepada teman-teman wisudawan yang lain. Dia berharap semoga para wisudawan ini kelak akan sukses dan dapat berkontribusi dalam pembangunan untuk memajukan bangsa ini. Dia juga menyampaikan bahwa hari itu dia benar-benar bersedih berpisah dengan teman-teman terbaiknya dan ia juga berterima kasih momen wisuda ini adalah kado terindah di hari ulang tahunnya. Oh.. ternyata… mas Catur ini kebetulan tepat berulang tahun saat wisuda 10 April kemarin…:D

Oke deh… Sukseslah buat kakak-kakak sekalian.

Informatika berjiwa satria, tidak pernah mengenal keluh kesah
tugas yang berlimpah, bukanlah rintangan
lautan ujian, sudahlah biasa

reff:
hidup.. hidup.. hidup informatika
itb almamater tercinta